Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irawadi Prihaswan
Abstrak :
Manajemen suatu perusahaan memiliki peran utama dalam mewujudkan kecelakaan kerja nihil (zero accidengi di tempat kerja. Upaya tersebut harus dilaksanakan melalui sebuah kesisteman yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Selain komitmen manajemen, untuk mencapai tujuan secara optimal daiam pelaksanaan SMK3 juga diperiukan dukungan karyawan, diantaranya dengan selalu berupaya untuk berperilaku selamat dan mencegah adanya perilaku tidak selamat. Perilaku tidak selamat diyakini merupakan faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Untuk itu, penting dilakukan kajian atau studi tentang perilaku tidak selamat sehingga dapat dilakukan intervensi program Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penelitian tesis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tidak selamat karyawan bagian produksi dan pemeliharaan Iapangan panas bumi Gunung Salak tahun 2007. Desain peneiitian ini adalah dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel dalam peneiitian ini adalah sebanyak 75 responden. Dari hasil peneiitian didapatkan kesimpulan bahwa perilaku tidak selamat karyawan bagian Produksi dan Pemeliharaan Iapangan panas bumi Gunung Salak masih perlu dikurangi dan dicegah secara terus-menerus. Faktor internal yang berhubungan dengan perilaku tidak Selamat adalah persepsi terhadap risiko kerja, motivasi berperilaku tidak Selamat, dan kepatuhan terhadap peraturan; sedangkan pengetahuan tentang bahaya di tempat kerja dan faktor eksternal (meliputi pelatihan K3, komunikasi tentang bahaya dan pengawasan dari supervisor) tidak terbukti memiliki hubungan bermakna_ dengan perilaku tidak Selamat di tempat kerja. Disarankan perlu adanya upaya yang berkelanjutan untuk mencegah munculnya perilaku tidak Selamat dengan lebih memperhatikan aspek motivasi, persepsi, dan kepatuhan terhadap peraturan, sebagai contoh melalui program rewards dan punishment, pelatiahn dan sosialisasi peraturan, dan program pengembangan Budaya K3 di tempat kerja secara terus menerus. Selain itu, diharapkan bahwa penerapan program behavior-based safety dapat meningkatkan motivasi, persepsi, dan kepatuhan karyawan untuk berperilaku Selamat. ......A company management has a main role to achieve a zero incident in the workplace. The efforts shall be done through implementation of an Occupational Health and Safety Management System (OHS-MS). Beside management commitment, to achieve a successful implementation of an OHMS. workers' support will always be critical, such as with always enforcing safe behavior and preventing unsafe behavior. Unsafe behavior is the main factor causing workplace incident. Therefore, a study or research on unsafe behavior is critical, so that intervention program, may then be needed. The objectives of this study is to explore factors relates to unsafe behavior of employees of Production and Maintenance departments of the Gunung Salak geothennal field in 2007. This study design is an analytical survey with a cross- sectional method. The number of sample is 75 respondents. The study results that unsafe behavior exists in the Production and Maintenance department of Gunung Salak geothennal Held, and needs to be eliminated and or prevented. lntemal factors that contribute to the unsafe behavior are perception of job-risk, motivation for working unsafe, and compliance to policy and procedure; whereas, the knowledge of hazard/risk, as well as extemal factors (i.e. safety training, hazard/risk communication, and supervision) are proved not to have signihcant contribution or relation, to the unsafe behavior. lt would then be recommended to develop a program on preventing unsafe behavior that emphasizes on motivation, perception, and compliance assurance aspects; such as rewards and punishment, training and socialization of policies and procedures, as well as building a HES culture continuously and sustainably. It is also believed that the implementation of Behavior-based Safety program would help improve the motivation, perception, and compliance ofthe employees to work safely.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Ekin Hagana Imanuel
Abstrak :
Penelitian cross sectional ini dilakukan terhadap kepemimpinan keselamatan, penilaian keselamatan iklim dan perilaku keselamatan yang diadakan di PT.X 2016. Deskripsi variabel ini diperlukan sebagai pengambilan keputusan dasar untuk mengembangkan implementasi kesehatan dan keselamatan kerja yang sangat baik di perusahaan ini. Ada 813 item dalam kuesioner yang telah diisi oleh 87 responden yang mengisi posisi pelaksana dengan durasi kerja minimal 6 bulan. Data yang diperoleh diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata kepemimpinan keselamatan, keselamatan iklim dan perilaku keselamatan berdasarkan persepsi responden. Berdasarkan penilaian kepemimpinan keselamatan pada persepsi responden terhadap kegiatan sehari-hari pemimpin mereka yang terdiri dari keselamatan peduli, pembinaan keselamatan, pengendalian keamanan , memimpin dengan contoh dan pembuatan keputusan partisipatif, variabel ini cocok untuk kategori baik dengan rata-rata 76,34. Iklim keselamatan yang terdiri dari prioritas keselamatan manajemen, komitmen dan kompetensi, komunikasi keselamatan, pembelajaran dan kepercayaan dalam kompetensi keselamatan pekerja, komitmen keselamatan pekerja, prioritas keselamatan pekerja dan risiko tidak diterima, lingkungan organisasi dan tekanan kerja sesuai kategori baik dengan 76,34 . Selain itu, perilaku keselamatan juga dikategorikan sebagai baik dengan 75,62 yang terdiri dari 2 indikator kepatuhan keselamatan dan partisipasi keselamatan.
This cross sectional research conduct of safety leadership, safety climate and safety behavior assessment which held in PT.X 2016. Description of these variable are needed as decision making elementary to develop excellentoccupational health and safety implementation in this company. There are 813 item in the questionnaire which has been filled by 87 respondent that fill pelaksana position with 6 months minimum of work duration. Obtained datas were processesed to get mean value of safety leadership, safety climate and safety behavior based on respondent perception.Based on the assessment of safety leadership on respondent's perception to their leader daily activities which consist of safety caring, safety coaching, safety controlling, leading by example and participative decicion making, this variable suit to good category with mean 76,34. Safety climate which consist of management safety priority, commitment and competence, safety communication, learning and trust in co worker safety competence, workers safety commitment, workers safety priority and risk non acceptance, organizational environment and work pressure suit to good category with 76,34 . In addition, safety behavior is also categorized as good with 75,62 which consist of 2 indicators safety compliance and safety participation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Human behavior in hazardous situations introduces a new generation within safety management, fully developed with neuropsychological insights, developed in collaboration with, and put to test by, the chemical and process industries. Until now, there has been little theoretical framework on how, and especially why, people behave the way they do in hazardous situations. Human behavior in hazardous situations presents new theories, based on a human behavioral approach, to offer a fresh perspective on safety management. By way of case studies, practical tips and exercises, Dr Jan Daalmans demonstrates how this neuropsychological approach can be applied for those safety managers working in the Chemical, Process and Pharmaceutical industries.
Oxford, UK: Butterworth-Heinemann, 2013
e20427033
eBooks  Universitas Indonesia Library