Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dance Dita Pranajaya
Abstrak :
Perkembangan dunia bisnis saat ini diwarnai dengan persaingan yang luar biasa ketat, dan adanya berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis, baik di dalam dan di luar negeri, yang diantaranya disebabkan oleh; makin meningkatnya tuntutan terhadap pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), ketatnya peraturan dan perundang-undangan mengenai K3 dan kesadaran karyawan atas hak-hak peke a. berusaha menciptakan sebuah budaya keselamatan pada lingkungan organisasinya yang bertujuan untuk mengurangi risiko dan angka kecelakaan kea Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, menggambarkan budaya keselamatan ke a yang ada pada suatu klinik emergensi dilihat dari faktor individu, perilaku dan organisasi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dari hasil wawancara mendalam dan observasi, serta data sekunder yang diperoleh dari "L" Emergency Clinic, Muara Enim, Palembang. Sebagai informan penelitian ini adalah empat orang karyawan klinik tersebut. Dari data primer hasil wawancara dan observasi dibuat matriks hasil wawancara dan observasi dan juga dari data sekunder yang kemudian dianalisis. Hasil analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut; pada faktor individu didapatkan bahwa pengetahuan, persepsi dan sikap karyawan terhadap K3, cenderung bervariasi. Tenaga paramedis memiliki pengetahuan yang cukup baik, tetapi non paramedis masih terbatas. Sedangkan pada faktor perilaku, masih terdapat ketidakkonsistenan dalam penerapan prosedur operasi. Pada faktor organisasi, komitmen perusahaan hanya terlihat pada level pimpinan, karena program sosialisasi tidak menyentuh level pelaksana. Organisasi juga tidak mendesain stuktur organisasi yang mengakomodir kegiatan K3 serta tidak adanya kebijakan yang mendukung peningkatkan pengetahuan peka K3. Organisasi tidak memfasilitasi karyawan dengan prosedur operasi pada tiap level peke aan dan SOP yang adapun terbatas hanya pada pelayanan kesehatan. Saran dan rekomendasi dari hasil penelitian adalah sebagai berikut; organisasi perlu meningkatkan kualitas pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja melalui pelatihan-pelatihan. Organisasi juga perlu membuat analisis risiko kesehatan atau analisa keselamatan kerja. Membuat struktur organisasi K3 1 . sampai level terbawah dengan pembagian pekerjaan yang jelas serta meningkatkan peran perwakilan manajemen yang ditempatkan sebagai pengawas pelaksanaan program K3. Selain itu perlu diupayakan agar seluruh karyawan dapat terlibat secara aktif dengan memberikan karyawan tanggung jawab lebih terhadap masalah-masalah K3
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T11514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Budiarto
Abstrak :
PT PERTAMINA EP juga telah mengembangkan Sistem Manajemen K3 yang terintegrasi dalam Pendirian Sistem Manajemen Health, Safety dan Environment (SMHSE) yang terdiri dari l3 (tiga belas) elemen. Salah Satu Area Operasi PT PERTAMINA EP Region Sumatera adalah Area Pendopo yang melaksanakan kegiatan eksplorasi dan produksi serta transmisi sumber daya migas. Kegiatan tersebut disadari memiliki potensi menimbulkan dampak terhadap aspek Kesehatan dan Keselamatan Kelja (K3). Salah satu dampak terhadap aspek K3 yang merugikan yang terjadi Area adalah teljadinya kebakaran/ledakan, kecelakaan, kerja. Dari beberapa kejadian kecelakaan kerja, kebakaran/ledakan yang teljadi di Area Pendopo, jika dilihat dari konsep Kesehatan dan Keselamatan Kelja (K3) pada era modem yang dikemukakan oleh Frank Bird (1967) dan Loftus (1970), Dan Petersen bahwa kejadian yang terjadi 1ebih disebahkan oleh ketimpangan manajemen (lack of management control). Oleh karena itu pedu dilakukan evaluasi penerapan Sistem Manajemen HSE PT PERTAMINA EP Region Sumatera Area Pendopo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Data kualitatif Elemen Sistem Manajemen HSE yang telah dikembangkan oleh PT PERTAMINA EP dalam bentuk tabel dan narasi dianalisis dengan membandingkan dengan Sistem Manajemen K3 yang telah dikembangkan oleh BP M!GAS yang mengaeu pada persyaratan OHSAS 18001 : 1999, OHSMS Australian/New Zealand Standard 4801 : 2001 dan OHSMS ILO : 2001. Data kualitatif kondisi eksisting penerapan Sistem Manajemen HSE diperoleh dari basil wawancara, observasi dokumen dan tinjauan. Kesimpulan dari penelitian mengenai perbarulingan Sistem Manajemen HSE yang dikembangkan oleh PT PERTAMINA EP dengan Sistem Manajemen K3 BP MIGAS secara substansi sarna. Untuk evaluasi penerapan Sistem Manajemen HSE PT PERTAMINA EP Area Pendopo diketahui bahwa tingkat pencapaian penerapannya adalah 59,98%. Saran dari peoelitian mengenai perbandingan Sistem Manajemen HSE yang dikembangkan oleh PT PERTAMINA EP dengan Sistem Manajemen K3 BP MIGAS adalah PT PERTAMINA EP perlu mengembangkan 2 (dua) elemen dalam Sistem Manajemen HSE yaitu ; elemen Manajemen Risiko dan Tinjauan Ulang Manajemen. Untuk Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen HSE PT PERTAMINA EP Area Pendopo adalah Kebijakan HSE perlu dijabarkan lebih spesifik sesuai deogan kondisi setempat, sebaikaya program HSE tersusun lengkap dengan jangka waktu, pencapaian sasaran dan tujuan bidang HSE dan dirumuskan dalam bentuk sasaran pokok dan target-target kuantitatif, perlu dilakukan pelatiben aspek HSE bagi pekelja yang pekeljasnnya berisiko bahaya tinggi, dilakukan identiflkasi behaya pada tahap disain konseptuadibuat dan dikembangkan prosedur keselamatan kelja operasi, inspeksi peralatan agar dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, dalarn setiap kemasan bahan dan produk perlu dilengkapi lembar data keselarnatan bahan, perlu ditinjau dan dianalisis aspek HSE terhadap setiap perubehan, dibuat dan dikembangkan prosedur komunikasi internal dan ekstemal, dibuat dan dikembangkan prosedur penanggulangan keadaan darurat, dilakukan panyelidikan setiap kejadian near miss, dokumen parlu dikelompokkan sesuai. ......In the globalization era Indonesia is in its reforming phase anticipating the free trade in 2020 along with all consequences to our Jives. To strengthen our competitiveness in the globalization era, preferred standardization is required; qua1ity management, environmental management and occupational safety and health management. PT PERTAMINA EP has also developed its HSE Management System integrated with Health, Safety and Environment Management System Guideline (SMHSE) comprising 13 (thirteen) elements. One of the operating areas ofPT PERTAMINA EP, Sumatera Region is Pendopo Area engaged in explorations and productions as well as oil and gas transmission. It is known that these operations would bear potential impacts on Occupational Health and Safety. Some of the adverse impacts on HSE in this area include fire/explosion and occupational accident. By occupational accidents and fire/explosion occurred in Pendopo Area, in the context of Occupational Health and Safety in modem area stated by Frank Bird (1967) and Loftus (1970) and Peterseen, such events are mostly attributable to Lack of Management Control. For that reason, evaluation on HSE Management of PT PERTAMINA EP Sumatera Region, Pendopo Area must be performed. The method applied in the research is descriptive analytical. Qualitative data of HSE Management System developed by PT PERTAMINA EP in tables and narrations are analyzed by comparing the internal HSE system ofBP M!GAS by OHSAS 18001: 1999, OHSMS, Australian/New Zealand Standard 4801; 2001 and OHSMS ILO: 2001. Qualitative data of the existing condition of HSE Management System is generated through interview, observation and site review, later analyzed by comparing HSE Management System ofPT PERTAMINA EP. substantially equal. Based on evaluation on HSE Management System of PT PERTAMINA EP, Pendopo Area, the achievement level is 59,98%. Recommendations generated from the research on comparative analysis on HSE Management System developed by PT PERTAMINA EP and BP Migas; PE PERTAMINA EP needs to develop 2 (two) elements in its internal HSE Management System; Risk Management and Management Review. Based on evaluation on HSE Management System ofPT PERTAMINA EP, Pendopo Area, HSE specific policy must be established and fu!ly elaborated by looking at local conditions, HSE PROGRAM shall be fully organized with specific perind, quantitative target achievement, specific HSE training must be delivered for workers highly exposed to occupatioual risk, hazard identification during conceptual design phase, occupational safety procedures shall be organized fur equipment operating and inspection as per fixed schedule, in each package of materials and products, material safety data sheet must be attached, review and analysis on HSE aspect on changes, internal and external communication procedures must be set up and developed, emergency response. near miss investigation, documents shall be grouped as per classification level.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T21055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogo Suntoro Murti
Abstrak :
Perusahaan obat P.T. XX membuat sediaan padat berupa sediaan tablet dan kapsul. Tahapan proses produksi meliputi penimbangan, pengayakan, pencampuran granulasi, pencetakan, pelapisan, pengisian kapsul, dan pengemasan. P.T. XX belum pernah menggunakan metoda risk assessment untuk menilai bahaya yang ada di perusahaan. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko, serta memberikan peringkat dari bahaya yang teridentifkehilangan pendengaran dan program perlindungan terhadap paparan bahan kimia.ikasi dengan maksud untuk menganalisa risiko agar didapatkan skala prioritas Serta altematif pengendaliannya. Analisa risiko menggunakan metoda semikuantitatif. Data dikumpulkan dengan cara observasi lapangan, pengukuran kondisi lingkungan kerja, wawancara dengan karyawan, serta menganalisa data milik perusahaan. Setelah ditentukan prioritas risiko, ditunjukkan ada lima sumber bahaya utama yang meiiputi kebisingan, manual handling, debu, bahan kimia dan mekanik dengan 26 risiko spesifik yang direkomendasikan untuk dilakukan langkah pencegahan dan koreksi. Dari peringkat bahaya dan tingkat risiko yang ditemukan diharapkan perusahaan dapat meningkatkan pengendaiian dan monitoring bahaya, serta melaksanakan program-program kesehatan dan keselamatan kerja khususnya dalam program pencegahan cidera punggung, program penoegahan kehilangan pendengaran dan program perlindungan terhadap paparan bahan kimia. ......Pharmaceutical company P.T. XX produce solid product as tablet and capsule. Production process stages consist of weighing, sieving, mixing, granulation, tableting, coating, capsule filling, and packing. P.T. XX has never used a risk assessment method to assess hazard in their company. The research aims were to identify hazards and risk, also to give a rank of these hazards identified in order to analysis risk to find priority level and control alternative. Semi quantitative method was used to conduct risk analysis. Data were collected by field observation, interview to employee, measurement of environment condition, and analysis data own by the company. After priority of risk was revealed, recommendation of preventive and corrective action was showed that 5 major hazards sources consisting of noise, manual handling, dust, chemical material and mechanic with 26 specific risks. From the hazard ranked by level of risk which are found, it's hoped that the company could increase hazard controlling and monitoring, and conduct safety and health programs. specially in back injury prevention, hearing loss prevention and chemical exposure protection.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triyatmoko
Abstrak :
Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah merupakan cara dalam mengelola resiko di tempat kerja yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman, selamat dan nyaman. Sejak tahun 1996 penerapan SMK3 menjadi ketentuan wajib bagi perusahaan berdasarkan Permenaker No. PER. 05/MEN/1996 tentang SMK3, namun jumlah perusahaan yang menerapkannya masih belum sebanding dengan jumlah perusahaan yang ada di Indonesia. Tesis ini meneliti dan menganalisa tingkat pemenuhan penerapan SMK3 berdasarkan laporan audit eksternal badan audit tahun 2010 sampai dengan 2012. Penelitian ini merupakan study evaluatif terhadap data skunder sebanyak 793 perusahaan yang telah mendapatkan sertifikasi SMK3 dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Dari hasil penelitian terlihat bahwa perusahaan pada sektor industri pengolahan mempunyai tingkat kepatuhan terhadap peraturan yang lebih tinggi di banding sektor lain. Sedangkan perusahaan di sektor konstruksi tingkat penerapan K3 nya lebih rendah dibanding sektor yang lain. Faktor yang menjadi kendala dalam pemenuhan penerapan Sistem Manajemen K3 adalah permasalahan yang berkaitan dengan pembuktian kompetensi personil khususnya di bidang manajemen resiko. ......Implementation of occupational safety and health management systems (SMK3) is a way of managing risks in the workplace that aims to create a safe working environment, safety and comfortable. Since 1996 the implementation of the provisions SMK3 become mandatory for companies based decree of the Minister of Manpower No. PER. 05/MEN/1996 about SMK3, but the number of companies that implement it are still not comparable to the total number of companies in Indonesia. This thesis examines and analyzes the application of SMK3 level of compliance by the external audit agency audit report in 2010 until 2012. This study is an evaluative study on secondary data as much as 793 companies that have been certified SMK3 of the Ministry of Manpower and Transmigration. From the research shows that companies in the manufacturing sector have a level of regulatory compliance is higher than other sectors. While companies in the construction sector level of OSH implementation is lower than the other sectors. Factors which become obstacles in the fulfillment of the occupational safety and health management systems implementation is the problems related to proving the competence of personnel especially in the area of risk management.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T34933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Setyowati
Abstrak :
ABSTRAK PT NPP adalah salah satu anak perusahaan jasa kontraktor pertambangan PT WSA Tbk (Group WSA). Dalam pengelolaan LK3 PT WSA Tbk menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMLK3) yang dikembangkan dari standar Nasional maupun Internasional (SMK3, OHSAS 18001, ISO 14001 dan ISO 9001). Di PT NPP walaupun mengalami penurunan kecelakaan, namun masih ada kecelakaan berat bahkan fatal sehingga perlu dikaji kembali proses penerapan SMLK3. Metode penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik, asesmen dilakukan dengan wawancara, verifikasi dokumen dan tinjauan lapangan kemudian dianalisis untuk mendapatkan rekomendasi dari ketidak sesuaian penerapannya. Hasil penelitian menunjukkan 5 Site mendapatkan kategori Emas dan 4 Site kategori Hijau. Tingkat pemenuhan elemen SMLK3 tahun 2012 <60% ada 10 elemen, ada 7 elemen yang mengalami penurunan tahun 2012 dibandingkan tahun 2009. Kelemahan ditemukan pada 1). Strategi manajemen, disarankan program LK3 merupakan tanggung jawab semua fungsi dalam perusahaan; sosialisasi & internalisasi kebijakan LK3 seluruh karyawan; tinjauan manajemen mencakup juga review kebijakan LK3, program cleaner production dan perkembangan peraturan perundangan; memperbaharui dan mengendalikan dokumen eksternal; sistem komunikasi yang efektif; Hazard identification faktor fisik pada area kerja; 2). Sosialisasi dan awareness, seyogyanya meningkatkan sosialisasi dan pengawasan seluruh subkontraktor; 3). Teknis Operasional, sebaiknya melengkapi alat keselamatan & alat pelindung; meningkatkan tingkat keberhasilan re-vegetasi sesuai Rencana Tahunan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan, melakukan preventive maintenance; melengkapi standar pewarnaan, rambu, simbol dan demarkasi; pengecekan sarana dan prasarana alat kesiap-siagaan tanggap darurat; inspeksi dan perawatan instalasi listrik; 4). Pengelolaan limbah B3 seharusnya meningkatkan pengelolaan & pemantauan limbah B3.
ABSTRACT PT NPP is one of the mining contractor subsidiary of PT WSA Tbk (WSA Group). In Managing of Environment, Health and Safety aspects, PT WSA Tbk implements Environment, Health and Safety Management System which adopted and modified from the national and international standards (SMK3, OHSAS 18001, ISO 14001 and ISO 9001). Although the overall number of accidents has declined, there were severe accidents and fatality. Therefore, it was needed to be analysed the implementation of EHS in PT NPP. The method of the study was qualitative, using analitical descriptive approach through interview, document verifications, and field inspection. Then the data were being analysed to get recommendation from the nonconformity. The Result showed 5 sites in Gold Category and 4 sites in Green Category. There were 10 SMLK3 elements which the level of compliance was less than 60% in 2012 and 7 elements were decreased in comparison to 2009. The study found the weaknesses were 1). Management Strategy, EHS Programs should be the responsibility of all level in the company; communication and internalitation EHS policy to all employees; management review should cover review of EHS policy, cleaner production program, and development of regulation; updating and controlling external documents; effective communication system; identifying physical hazard in workplace; 2). Socialization and awareness, should be improved socialization and monitoring to all subcontractors; 3). Technical Operations, providing tools and protective safety equipments completely; improving revegetation success rate based on environment monitoring and management annual plan, implementing preventive maintenance; implementing coloring standard, sign, symbol and demarcation; inspection of facillities and emergency preparedness tools; inspection and coloring electrical instalations; 4). Hazardous waste management, it should be improve monitoring and management hazardous waste.
2013
T39298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambun, Madschen Sia Mei Ol Siska Selvija
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko ergonomi pekerjaan tenun ulos yang dilakukan dan hubungannya dengan keluhan MSDs pada pekerjaan tenun ulos di Kelurahan Martimbang dan Kelurahan Kebun Sayur Kota Pematang Siantar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Penelitian ini dilakukan pada 42 orang pekerja tenun ulos. Tingkat risiko ergonomi per bagian tubuh terkait postur, beban, durasi dan frekuensi menggunakan REBA serta tingkat keluhan MSDs per bagian tubuh yang dirasakan oleh pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map. Hasil analisis risiko ergonomi dengan metode REBA terhadap tahapan pekerjaan tenun ulos memiliki tingkat risiko ergonomi paling tinggi pada tahap menarik kayu. Hasil kuesioner Nordic Body Map, paling banyak merasakan keluhan MSDs pada pinggang belakang (79%), bahu kanan (71%), bahu kiri (62%), pantat (62%), lengan atas kanan (50%) dan betis kanan (50%). Distribusi keluhan MSDs berdasarkan umur paling banyak pada pekerja umur 30 s/d 45 tahun, berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada perempuan, berdasarkan masa kerja paling banyak pada pekerja dengan masa kerja lebih dari 10 tahun dan berdasarkan kebiasaan olah raga paling banyak pada pekerja yang tidak terbiasa berolah raga. ......The pupose of this study was to determine the risk of weaver ulos who carried out the work ergonomics and its relationship with symptons of MSDs in Martimbang and Kebusn Sayur Village Pematang Siantar City. This was an observational study. The population amounting to 42 people. The level of ergonomics risk related to the body posture, weight, duration and frequency using REBA tool, and the level of MSDs complaints that is felt by workers per part of the body using Nordic Body Map questionnaire. Ergonomics risk analysis results using the method of REBA according to the stages of weaving ulos that pull timber is the highest one. Nordic Body Map Questionnaire results about MSDs complaints were many who complained on the waist (79%), right shoulder (71%), left shoulder (62%), bottom (62%), right upper arm (50%) and right calf (50%). Distribution of MSDs based on age mostly occur on workers aged 30 until 45 years, based on sex mostly occur on female workers, based on working experience mostly occur on workers which has been worked for more than 10 years and based on sport habit mostly occur on workers whish have no habit of working out sports.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31762
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Ikhsan Derana
Abstrak :
Tesis ini menganalisa Akar penyebab utama kecelakaan kerja "Kurangnya Pengetahuan tentang Manajemen Resiko pada Pekerjaan dan Evaluasi" di PT "X" tahun 2005 2008, menggunakan data dari laporan keceiakan dan laporan investigasi kecelakaan kerja yang diakses dl Departemen HSE PT "X" pada bulan Maret - Mei 2010. Penelitian ini adalah merupakan studi kuaiitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Penyebab Dasar (Faktor manusia dan Faktor pekerjaan), Penyabab Langsung (Tindakan tidak standar dan Kondisi tidak standar), Tidak dilakukannya tahapan-tahapan 'Manajemen risiko' secara benar, Kurangnya pengawasan, dan Faktor peketja tidak tetap (Kontrak:tor) baik secara individu maupun bersama-sama berkon1ribusi sebagai Ak.ar penyebab teJjadinya kecelakaan-kecelakaan ini. Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada PT "X" untuk melak.ukan Pelatihan yang komprehensif untuk Penyebab Dasar dan Penyebab Langsung, sedangkan untuk Manajemen risiko disamping pelatihan, juga komitmen, pengawasan, sosialisasi komunikasi, penerapa.n reward dan punishment.
This Thesis analyzed of the Main Root Cause on Occupational Incidence "Poor on Job Risk Management and Evaluation" at PT "X" year 2005 - 2008, by using the incidence and incidence investigation reports accessed at PT "X" HSE Department in arch. The summaries of the research are that the Contributory causes (Personal and Job factors), Immediate causes (Unsafe actions and un.safe condition), Improperly in risk management processes, Poor on monitoring, and Contractors? workers factor as individually and/or their togetherness contributed as root cause of these incidences. This research recommended to PT "X" as well to conduct a comprehensive trainings for the Contributory and Immediate causes, while for the risk management not only to conduct the training, but also to increase the commitment, monitoring, socialization and communication. and the implementation on reward and punishment.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T32384
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sialagan, Togar Robin
Abstrak :
Banyak perusahaan berupaya menampilkan kinerja Keselamatan dan Keschatan Kerja dan Lindung Lingkungan {K3LL) sebaik mungkin. Selain untuk meningkatkan produktivitas, peningkatan kinerja K3LL juga merupakan implementasi tanggung jawab perusahaan untuk memberikan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan pekerjanya seperti yang telah diamanatkan dalam UU Rl no.1 tahun 1970. Dari berbagai studi kecelakaan ditemukan bahwa perilaku manusia memegang peranan penting pada terjadinya suatu kecelakaan (Heinrich ct. aL, 1980; Bird dan Germain, 1990; Wiegmann dan Shappell, 1977; Reason dan Maddox,1999). Adapun desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional dari 3l respondcn pekerja di PTEGS dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis statistik univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi bermakna antara faktor pengetahuan, faktor motivasi, faktor persepsi, faktor peran rekan kerja, faktor peran penyelia pada perilaku aman di PTEGS tahun 2008 dan juga dikctahui 94% responden termasuk kategori baik dan 6% responden termasuk kategori kurang baik. Semua faktor yang diteliti berkategori baik sangat dominan (antara 87% 90%). hasil uji chi-square diketahui bahwa seluruh responden yang berkategori baik atas pengetahuan, motivasi, persepsi, peran rekan kerja dan peran penyelia juga berperilaku aman baik.
Many companies do many ways to enhance their Health, Environment (HSE) performances. TI1ese are also to show their commitments to provide the safety protection of their workers and to show their compliances with the act no.l year 1970 of Republic of Indonesia. Based on several accidents' studies found that human behavior. take the important role in the accident occurrences (Heinrich et. L, 1990; Wicgmnun and Shappdl, 1977; Rcnson and Maddox, 1999). Based on above findings and the company commitment maintain the high HSE performance, the writer do analyzing the contributing factors to safety behavior. For this purpose , the writer used descriptive analytic with cross sectional approach. The Writer collected the data from 31 respondent of PT EGS workers by structured questionaires. The data analysed use unvariate analysis and bivariate analysis. The result showed that all contributing factors (knowledge, motivation, perception, role of coworkers, and role of supervisors) had significant correlation with safety behavior at PT. EGS Indonesia in the year of 2008. Besides that it's known that 94% respondents categorized as good and 6% respondent categorized as poor good. The percentages of respondents categorized as good were very dominant (between 87% 90%). By using the chi-square tcest known that all respondents who have good category in the contributing factors also do safety behavior. Hopefully the results of this research could be contributed to the enhancement of the safety behavior and HSE performances at PT EGS.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T32021
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Fitri Handayani
Abstrak :
Setiap tahun, perusahaan penyedia jasa transportasi bahan berbahaya (B3) meningkat. Selain aspek lingkungan dan ekonomis, aspek keselamatan kerja juga merupakan faktor yang penting dalam pemilihan perusahaan jasa transportasi B3. Kerugian yang mungkin timbul karena kecelakaan transportasi B3, yakni nyawa (fatalitas), cedera, pencemaran lingkungan, masalah komersial hingga masalah hukum. PT X, perusahaan multinasional bidang specialty dumical, menggunakan rekanan perusahaan jasa pengangkutan dalam pengiriman produk ke pelanggan. Beberapa specialty chemical yang diproduksi PT X digolongkan sebagai bahan berbahaya (B3). Salah salu kecelakaan transportasi B3 terjadi pada bulan September 2008 di daerah Beli1as, Riau. Tujuan penelitian yakni mengidentifikasi penyebab langsung dan penyebab dasar terjadinya kecelakaan dengan rnetode Fault Tree Analysis (FTA) yang dikombinasikan dengan Loss Causation Model sehingga didapatkan gambaran system evaluasi rekanan kerja di bidang jasa pengangkutan B3. Bagan FTA disusun berdasarkan diskusi, data-data dan dokumentasi lainnya serta wawancara dengan perwakilan PT X dan rekanan kerjanya di bidang transportasi B3. Hasilnya yakni penyebab langsung kecelakaan adalah tindakan tidak selamat pengemudi (berupa pengereman mendadak dan membanting setir ke kiri) yang disebabkan kondisi tidak selamat (berupa keadaan jalan yang berlubang. Adanya kendaraan yang memotong dari kanan dan jarak dengan kendaraan di depan yang terialu dekat), Penyebab dasar kecelakaan tersebut yakni ierjadinya blind spot dan pengemudi tidak mengetahui jarak iring yang aman. Hal ini disebabkan (sub penyebab dasar) oleh tidak adanya pelatihan mengemudi defensif oleh rekanan kerja PT X, kurangnya kontrol manajemen rekanan kerja PT X. Sistem evaluasi rekanan kerja jasa pengangkutan B3 oleh PT X sabaiknya mencakup penilaian tersedianya perlengkapan darurat untuk transportasi B3 sesuai Surat Keputusan Direkorat Jenderal Perhubungan Darat No. 725/2004, kondisi kendaraan, kebugaran pengemudi, data kerusakan/kecelakaan. ......There is tremendous growth of hazardous substances transporter company for the last 4 years, Beside economical value and environmental risk consideration. safety matter must be included as important parameter in the selection process of hazardous substances transporter partner. The potential losses that may occur because of the hazardous transportation accident are death (fatality), injury, environment contamination or damaged commercial issues and even law issues. PT X, a multinational company in specialty chemiool.is using transporter service in delivering their products to the costumers. Some of the specialty chemicals are considered as hazardous substances. One of the transportation driver?s right side and the distance to the next vehicle is too close). Furthermore, the root causes are driver's blind spot and the understanding of safe following distances. This is caused by sub root causes such as inadequate defensive driving training and Jack of management control done by the transportation provider company, The evaluation and assessment system of hazardous substances transportation provide must include the assessment to the adequate emergency tools for hazardous transportation as Ministry of Transportation regulation (Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat No. 725/2004), the vehicles liability, the driver condition and recorded previous accidents.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20910
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Soffiudin
Abstrak :
Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) di seluruh dunia dari tahun ke tahun terus meningkat. PJK telah menjadi penyebab kematian di beberapa negara di dunia dan diprediksi akan menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Di kalangan Kontraktor Production Sharing (KPS) penyebab kematian diantara para pekerja KPS adalah penyakit kardiovaskuler. Tujuan penelitian ini adatah untuk mengetahui faktor risiko PJK yang kemudian dihubungkan dengan program Promosi Kesehatan Pekerja di PT X dari tahun 2005 - 2007, Penelitian ini menggunakan subjek pekerja pada PT X. Penelitian ini dilakukan di Pulau Kalimantan pada bulan Oktober 2008. Desain penelitian yang dilakukan adalah cross sectional dengan pendekatan secara kuantitatif dan kualitatif Tehnik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Medical Department PT X bertanggung jawab untuk masalah kesehatan karyawan secara komprehensif meliputi pelayanan yang bersifat promotive, preventive, curative dan rehabilitative. Budget perusahaan terbesar diberikan ke Medical Department untuk pelayanan yang bersifat curative dan rehabilitative. Prevalensi hipertensi pada tahun 2005 diketahui 11,4%, tahun 2006 meningkat menjadi 16,5% dan tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 17,36%. Prevalensi DM pada tahun 2005 diketahui 8,97%, tahun 2006 meningkat menjadi 9,72% dan tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 12,13%. Prevalensi dislipidemia pada tahun 2005 diketahui 5,34%, tahun 2006 meningkat menjadi 6,67% dan tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 8,09%. Prevalensi hipertensi dari tahun 2005-2007 terus mengalami peningkatan, prevalensi diabetes melitus dari tahun 2005-2007 terus mengalami peningkatan, prevalensi dislipidemia dari tahun 2005-2007 terus mengalami peningkatan. Promosi Kesehatan Pekerja yang dikembangkan PT X dikembangkan berdasarkan model dari Ottawa Charter 1986. Kebijakan perusahaan berkaitan dengan masalah kesehatan karyawan sudah ada walaupun dalam pelaksanaannya masih kurang baik. Budget terbesar perusahaan saat ini adalah untuk penanganan kasus-kasus yang bersifat curative dan rehabilitative untuk para karyawan dan keluarganya (dependent). Promotion & prevention harus menjadi prioritas utama seperti; Kebijakan hari Rabu sebagai hari olahraga hams dilaksanakan sehingga tidak boleh ada kegiatan lain setelah pulcuI 16.00 selain kegiatan olahraga dengan melakukan sosialisasi ulang, prornosi kesehatan rneIalui media intranet (health desk) hams lebih disosialisasikan, perlu adanya seorang murisionist di camp service sehingga kadar gizi para karyawan dapat terkontrol, dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan promosi kesehatan harus melibatkan seluruh karyawan sehingga program-rogram yang dilaksanakan dapat lebih efektif dan efisien......Hearth Disease (CHD) in the world from year to year has been increased. CHD has been dead caused at several countries in the world and get predicted will be the first dead caused in the world. At Kontraktor Production Sharing (KPS) dock dead caused among KPS worker is cardiovascular diasease. Research was performed to find risk factor arD and then related with Work Health Promotion program at PT X year 2005 - 2007. The research subject was worker at PT X. The research was held on October 2008 at Kalimantan island. the research design of this study is cross sectional with kuantitative and kualitative approach. Sampling technique that used was purposive sampling. Medical Department get responsible for employees health problem in komprehensif including promotive, preventive, curative and rehabilitative services. The biggest budget only for curative and rehabilitative. The study defined that the prevalence of hypertension year 2005 is 11,4%, year 2006 increase to 16,5% and year 2007 increase to 17,36%. Prevalence of Diabetes Mellitus (DM) year 2005 is 8,97%, year 2006 increase to 9,72% and year 2007 increase to 12,13%. Prevalence of dislipidemia year 2005 is 5,34%, year 2006 increase to 6,67% and year 2007 increase to 8,09%. Prevalence of hypertension year 2005 -2007 has been increased, prevalence of DM year 2005 - 2007 has been increased, prevalence of dislipidemia year 2005 - 2007 has been increased. Work Health Promotion at PT X was developed based on Ottawa Charter 1986. The company policies about work health is good enough although shortage in implementation. The biggest budget only for curative and rehabilitative for employees and their dependents. Promotion and prevention have to become a priority such as; the policy that decided Wednesday as a sport day must be realized so no more activity after 4 pm except sport. Health promotion by intranet media has to socialized. There's need a nutisionist at camp service to control worker nutrition status. In ascertain policy be related with health promotion must involved worker so the policy can be more effective.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>