Revolusi industri memiliki dampak yang luar biasa terhadap ekonomi global dan berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali sektor industri asuransi. Munculnya disrupsi teknologi dan era digital berdampak pula pada terjadinya substitusi tenaga kerja, terutama pada bidang pekerjaan yang melibatkan tenaga manual dan dikerjakan secara repetitif, yang mana dalam hal ini adalah profesi underwriter asuransi yang menjadi terotomatisasi. Di samping asuransi digital yang tengah tumbuh dan menjamur dengan pesat, saat ini telah berkembang pula sistem underwriting otomatis di Indonesia. Automated Underwriting System merupakan proses underwriting yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk membantu proses pengkajian risiko dengan mengandalkan penggunaan sistem analisis komputer dan pemrosesan oleh teknologi yang diharapkan dapat menjadi lebih akurat, efisien dan mempersingkat waktu. Melalui metode yuridis-normatif, skripsi ini bertujuan untuk menganalisis aspek hukum dan pengaturan terkait automated underwriting system ditinjau dari hukum perasuransian di Indonesia, sekaligus mengetahui kesesuaian implementasi automated underwriting system terhadap pemenuhan aspek kehati-hatian dalam proses seleksi risiko dan praktik perasuransian yang berlaku umum di Indonesia, serta mengetahui bagaimana peran atau tindakan yang dapat dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan terhadap Perusahaan Asuransi penyelenggara automated underwriting system di Indonesia.
The industrial revolution has a tremendous impact on the global economy and affects various aspects of life, including the insurance industry sector. The emergence of technological disruption and the digital era also has an impact on labor substitution, especially in areas of work involving manual labor and repetitive work, which in this case is the insurance underwriter profession that becomes automated. In addition to digital insurance that is growing and develop rapidly, an automatic underwriting system has also developed in Indonesia. Automated Underwriting System is an underwriting process that is integrated with artificial intelligence to help the risk assessment process by relying on the use of computer analysis systems and processing by technology which is expected to be more accurate, efficient and shorten time. Through the juridical-normative method, this thesis aims to analyze the legal and regulatory aspects related to automated underwriting system in terms of insurance laws in Indonesia, as well as to determine the suitability of the implementation of an automated underwriting system to fulfill the prudential aspects in the process of risk selection and insurance practices that are generally applicable in Indonesia. Indonesia, as well as knowing how the roles or actions that can be carried out by the Financial Services Authority (OJK) against Insurance Companies organizing automated underwriting system in Indonesia.
Kita sekarang berada di permulaan Revolusi Industri ke-4, yang dimana revolusi ini berkembang secara eksponensial semenjak revolusi industri ke-1. Revolusi industri ke-4 merupakan penggabungan dunia fisik dengan digital seperti Internet of Things (IoT), Big Data dan Artificial Intelligence. Internet of Things (IoT). Penerapan teknologi digital pada industri konstruksi diperlukan untuk meningkatkan kinerja proyek. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi peningkatan kinerja waktu dalam penggunaan platform IoT dan menawarkan model platform baru Chief-Screen 1.0. Penelitian ini menggunakan metode Value Engineering dengan analisa kualitatif menggunakan software NVivo 12. Hasil evaluasi yang didapat dari platform IoT yaitu kinerja waktu meningkat sebesar 29.5% dengan membantu pengguna dalam pengumpulan data dan pertukaran informasi dengan proses yang lebih optimal, efisien dan meningkatkan validitas informasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa platform IoT dapat mengurangi pengerjaan ulang, meningkatkan produktivitas, mempersingkat proses organisasi proyek, meningkatkan kolaborasi stakeholders, dan menggunakan dokumen & informasi proyek yang valid dari studi kasus proyek. Chief-Screen 1.0 adalah suatu platform yang menghilangkan disrupsi revolusi industry ke-4 dalam industry konstruksi.
We are now at the beginning of the 4th Industrial Revolution, which has evolved exponentially since the 1st industrial revolution. The 4th industrial revolution is a combination of cyber-physical systems, such as the Internet of Things (IoT), Big Data and Artificial Intelligence. The adoption of digital technology in the construction industry is required to improve project performance. The aim of this research is to evaluate the schedule performance improvement using IoT platform and to propose a new model of Chief-Screen 1.0 platform. The Value Engineering method with qualitative analysis using Nvivo 12 software is used. As a result, the IoT platform evaluation is improving 29.5% of schedule performance by help user to collect data and information exchange with the optimal process, efficient and improve its validity. Findings of the study show that the IoT platform can reduce rework, increased productivity, shorten project organization process, improve stakeholder collaboration, and use valid project document & information of the project case study. Chief-screen 1.0 is a platform to omit 4th industrial revolution disruption in the construction industry.