Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dian Lestari
Abstrak :
Minat yang rendah untuk melakukan kegiatan usaha pada industri pemurnian dan pengilangan minyak bumi serta terus meningkatnya kebutuhan akan BBM dan non-BBM di dalam negeri, membuat pemerintah merestrukturisasi sektor migas di Indonesia. UU No.22/2001 dimaksudkan untuk meliberalisasi sektor migas nasional, terutama pada industri pemurnian dan pengilangan minyak bumi yang merupakan salah satu dari sektor hilir perminyakan di Indonesia, dengan membuka izin usaha bagi para pelaku usaha baru.
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat tingkat keefektifan dari liberasasi migas terhadap kinerja industri pemurnian dan pengilangan minyak bumi, dimana efisiensi produksi digunakan sebagai proksi untuk mengukur kinerja industri tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, dibangun model OLS (Ordinary Least Square) dengan memakai data ISIC 35310 tahun 1995 hingga 2005. Deregulasi yang berusaha menciptakan pasar yang lebih kompetitif ini seharusnya dapat meningkatkan kinerja industri pemurnian dan pengilangan minyak bumi di Indonesia, meskipun pada kenyataannya deregulasi tersebut belum efektif meningkatkan ketertarikan para pelaku usaha baru untuk masuk ke sektor ini yang kemudian merealisasikan proyeknya. Kompetisi yang semakin tinggi akan mengakibatkan suatu industri untuk semakin efisien dalam proses produksinya, oleh karena itu diperlukan adanya insentif untuk mengurangi barriers to entry bagi para pelaku usaha baru.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Indah Iramadhini
Abstrak :
Penelitian memiliki tujuan untuk rnenganalisa peranan benchmarking untuk mencapai perbaikan yang berkesinambungan dengan mengambil studi kasus penerapan benchmarking pada sistem supply chain management di perusahaan. Penelitian meliputi penelitian lapangan dan telaah kepustakaan yang mendukung penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan benchmarking merupakan suatu alat manajerial yang melibatkan berbagai tingkatan management dalam pelaksanaannya. Selain itu benchmarking membantu perusahaan dalam melakukan perbaikan-perbaikan pada bidang yang menjadi kelemahannya serta meningkatkan posisinya secara relatif di dalam pasar dalam jangka waktu yang relatif cepat. Hal tersebut disebab benchmarking mengarah pada learning process yaitu dengan cara mengadaptasi dari pihak lain. Pihak lain ini dapat berasal dari dalam dan luar perusahaan dan dengan perusahaan dalam industri sejenis maupun bukan. Perusahaan seringkali menghadapi ketidakterkaitan dengan supplier dan customernya sehingga kurang memenuhi permintaan konsumen dan perusahaan harus menanggung tingginya biaya produksi. Oleh karena adanya kelemahan tersebut perusahaan harus melakukan tindakan perbaikan dalam sistem supply chain management (SCM). SCM ini merupakan serangkaian aktivitas yang saling berhubungan pada jalur supply barang dan pemasok, ketika memasuki proses produksi dan sampai ketangan konsumen. Untuk itu perbaikan pada sistem tersebut harus dilaksanakan dengan cepat mengingat sudah semakin ketatnya persaingan dewasa ini. Cara yang tepat dan dapat dilakukan adalah melalui benchmarking. Penulis sangat mendukung pelaksanaan benchmarking ini disetiap perusahaan hanya Baja benchmarking tersebut harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan bukan sebagai one-time event saja.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19128
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library