Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Close, Guy C.
New York: John Wiley & Sons, 1960
658.515 CLO w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lehrer, Robert N.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1959
658.01 LEH w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Surjandari Prajitno
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam kegiatan manufaktur, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah efisiensi kerja dari sumber daya manusia yang ada, khususnya tenaga kerja langsung yang memegang peranan penting dalam proses produksi yang ada. Tidak optimalnya pembebanan kerja dari masing-masing tenaga kerja yang ada akan menyebabkan besarnya waktu tunda (delay time), yang sebenarnya dapat dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan pada seksi atau bagian yang lain. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka perlu dilakukan penyeimbangan beban kerja; yaitu dengan metoda line balancing.

Sesuai dengan permasalaha tersebut diatas, maka dalam hal ini dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk menyeimbangkan lintas produksi pada PT. Torisima Guna Indonesia (TGI), yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan pompa. Dimana pihak TGI berusaha memperkecil biaya produksinya dengan cara mengefisiensikan kerja dari seluruh karyawannya termasuk mengoptimalisasikan jumlah tenaga kerja langsung(operator) dibagian produksi dengan menggunakan line balancing berdasarkan metoda heuristik; yaitu dengan metoda region (region approach). Pemilihan metoda heuristik ini didasarkan pada pemikiran bahwa masalah keseimbangan lintas produksi mempunyai kaitan dengan berbagai hal yang bersifat penalaran, sehingga tidak dapat diselesaikan hanya dengan teknik matematis.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Purwanto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat efisiensi relatif dari 31 Unit Pelaksana Teknis Badan Pengawas Obat dan Makanan (UPT BPOM) tahun 2013 dan 2014 dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Pemilihan metode DEA dikarenakan kelebihannya mengolah lebih dari satu input dan output. Input terdiri dari 3 variabel, yaitu jumlah pegawai, jumlah peralatan laboratorium, dan jumlah anggaran. Output terdiri dari 8 variabel, yaitu jumlah sarana produksi dan distribusi obat dan makanan yang diperiksa, jumlah sampel produk obat dan makanan yang diuji, jumlah iklan yang diawasi, jumlah kasus, jumlah pengaduan, jumlah sertifikasi, jumlah Sekolah Dasar yang diintervensi, jumlah komunikasi, edukasi dan informasi. Hasil perhitungan dengan pendekatan output menunjukkan pada tahun 2013 secara teknis terdapat 24 efisien dan 7 UPT BPOM tidak efisien. Sedangkan tahun 2014, secara teknis terdapat 23 yang efisien dan 8 UPT BPOM yang tidak efisien. Bagi UPT BPOM yang belum efisien secara teknis dapat diperbaiki nilai efisiensinya dengan meningkatkan output berdasarkan hasil perhitungan DEA.
ABSTRACT
This research is to analyze the relative efficiency level of 31 Technical Operational Unit The Nasional Agency of Drug and Food Control (UPT BPOM) in 2013 and 2014 using Data Envelopment Analysis (DEA). DEA chosen is because is abble to handle more input and output. Inputs use 3 variable are numbers of employees, numbers of laboratory equipment, and budget. Outputs use 8 variable is numbers of site production and distribution drug and food, numbers of sample product drug dan food tested, numbers of advertisement supervised, , numbers of case, numbers of complaint and quetions, numbers of sertification, numbers of primary school intervention and nuber of communication, education and information. The results using output oriented showed in 2013, 24 classified as technically efficient and 7 classified as technically inefficient. In 2014, 23 classified as technically efficient and 8 classified as technically inefficient. For UPT BPOM which are tehcnically inefficient, is necessary to repair the efficiency with improve output variabel based on DEA.
2016
T46053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almas Pradana
Abstrak :
Pada era digital sekarang, pengguna telepon selular dan internet meningkat akan tetapi profitabilitas dan return on asset perusahaan telekomunikasi cenderung menurun. Return on asset ROA memiliki kekurangan hanya menggunakan satu pembilang dan satu penyebut sehingga tidak dapat menganalisis bagian mana yang dapat ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan membandingkan efisiensi industri telekomunikasi di Indonesia dengan tepat dan menentukan faktor apa saja yang paling berpengaruh terhadap nilai efisiensi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Envelopment Analysis dan Tobit Regression. Data yang digunakan adalah data primer, data didapatkan dari laporan keuangan Telkomsel, Indosat, XL, dan Smartfren. Faktor input yang digunakan untuk menghitung efisiensi adalah aset, liabilitas, dan beban. Sedangkan untuk faktor output yang dihitung adalah pendapatan data, pendapatan SMS dan telepon, pendapatan interkoneksi dan pendapatan. Sedangkan faktor operasional yang diukur antara lain biaya karyawan, biaya penjualan, biaya administrasi, biaya operasional, biaya investasi, pendapatan SMS dan telepon, serta pendapatan data. Hasil dari penelitian ini adalah Telkomsel memiliki efisiensi tertinggi selama 10 tahun dan akan dianalisis faktor apa yang paling berpengaruh. ......In the digital era, mobile phone and internet users are increasing, but profitability and return on assets of telecommunications companies tend to decrease. Return on asset ROA has the disadvantage of only using one numerator and one denominator so that it cannot analyze which parts can be improved. This study aims to measure and compare the efficiency of the telecommunications industry in Indonesia appropriately and determine what factors most influence the value of that efficiency. The method used in this research is Data Envelopment Analysis and Tobit Regression. The data used are primary data, data obtained from the annual reports of Telkomsel, Indosat, XL and Smartfren. Input factors used to calculate efficiency are assets, liabilities, and expenses. Whereas the output factors calculated are data income, SMS and voice revenue, interconnection revenue and others revenue. While operational factors measured include employee costs, sales costs, administrative costs, operational costs, investment costs, SMS and voice revenue, and data revenue. The results of this study are Telkomsel has the highest efficiency for 10 years and will be analyzed what factors are most influential.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T55101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Alpraeska
Abstrak :
Transformasi digital dan perkembangan teknologi yang terjadi pada semua sektor industri telah mendorong perusahaan yang bergerak di bidang TIK untuk terus mengembangkan strategi dan inovasi dalam persaingan bisnis. Pengelolaan budaya inovasi dalam perkembangan layanan bisnis yang didasarkan pada pengetahuan intensif dalam beberapa dekade terakhir dapat diartikan sebagai salah satu indikator transformasi ekonomi industri menjadi ekonomi yang berbasis pengetahuan. Penciptaan inovasi yang besar diyakini dapat dilakukan melalui salah satu sumber eksternal yaitu pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh innovation culture dan customer co- creation terhadap market performance pada perusahaan teknologi informasi dan komunikasi dengan knowledge-intensive business services (KIBS) yang dapat mendukung usaha dalam meraih performansi perusahaan yang tinggi terhadap pasar dengan memanfaatkan faktor inovasi pemasaran dan inovasi produk. Dalam memproses data dilakukan survei terhadap 235 responden yang dilakukan dan diuji dengan metode Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dan Multi-Group Analisys (MGA). Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa pada perusahaan KIBS dan non-KIBS, variabel innovation culture dan customer co-creation dapat mempengaruhi secara positif terhadap marketing innovation, product innovation dan market performance. Selain itu, pada perusahaan non-KIBS, variabel marketing innovation tidak memberikan pengaruh signifikan pada market performance seperti pada perusahaan KIBS. Hal ini menjadi poin penting yang perlu diperhatikan oleh pemimpin perusahaan bahwa selain mengupayakan terciptanya innovation culture dan customer co-creation pada perusahaan, konsep KIBS dapat diadaptasi sebagai salah satu strategi perusahaan dalam meraih market performance. ......Digital transformation and technological developments in all industrial sectors have encouraged companies engaged in ICT to continue developing strategies and innovations in business competition. In recent decades, innovation culture and knowledge-based business development can be interpreted as an indicator of the transformation of the industrial economy into a knowledge- based economy. Customers are thought to be the source of remarkable innovation. This research examines the effect of an innovation culture and customer co-creation on market performance in information and communication technology companies. Specifically, it focuses on Knowledge- Intensive Business Services (KIBS) that can support businesses in achieving high firm performance in the market by utilizing marketing innovation and product innovation factors. A survey of 235 respondents was conducted and tested using the Partial Least Squares (PLS-SEM) method. The results of this study indicate that in KIBS and non-KIBS firms, the variables of innovation culture and customer co-creation can positively influence marketing innovation, product innovation and market performance. In addition, in non-KIBS firms, the marketing innovation variable does not have a significant effect on market performance as in KIBS firms. This is an important point that needs to be considered by firm leaders that in addition to trying to create an innovation culture and customer co-creation in the firm, also the KIBS concept can be adapted as one of the firm's strategies in achieving market performance.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olga Oktiviani Prasaktio
Abstrak :
Mixue merupakan perusahaan franchise yang menjual es krim dan minuman teh yang berasal dari Zhengzhou, Henan, Tiongkok dan didirikan pada tahun 1997. Di Indonesia sendiri gerai mixue mulai hadir sejak tahun 2020 dengan gerai pertamanya yang berlokasi di Cihampelas Walk, Kota Bandung dan saat ini mulai berkembang. Pada tahun 2020 gerai mixue di Kota Bandung hanya berjumlah 4 gerai yang kemudian berkembang secara pesat pada tahun 2021-2022 sehingga pada saat ini berjumlah 70 gerai yang tersebar di seluruh Kota Bandung. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui karakteristik  lokasi dan menganalisis proses difusi gerai mixue di Kota Bandung yang dilihat berdasarkan gelombang, arah, jarak. dan tipe. Metode yang digunakan yaitu wawancara dengan beberapa responden terkait gerai mixue yang nantinya hasil yang didapat kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan gelombang difusi gerai mixue memiliki persebaran yang lambat akan tetapi mengalami kenaikan yang tinggi pada periode t1 dan menurut pada periode t2 hingga t3. Menurut arah difusinya, gerai mixue cenderung mengarah ke wilayah Kota Bandung bagian Barat dan Selatan yang dibuktikan dengan jumlah gerai mixue yang meningkat pada wilayah tersebut dan memiliki tipe difusi yaitu gabungan antara difusi ekspansi dan relokasi dengan karakteristik lokasi mayoritas pada difusi gerai mixue yaitu karakteristik lokasi tipe C. ......Mixue is a franchise company that sells ice cream and tea drinks originating from Zhengzhou, Henan, China and was founded in 1997. In Indonesia, Mixue outlets started to appear in 2020 with the first outlet located at Cihampelas Walk, Bandung City and is currently starting develop. Expanding In 2020, there were only 4 mixue outlets in Bandung City, which then grew rapidly in 2021-2022 so that currently there are 70 outlets spread throughout Bandung City. This research aims to determine location characteristics and analyze the diffusion process of mixue outlets in Bandung City based on waves, direction, distance and type. The method used was interviews with several respondents related to mixue outlets. The results obtained were then analyzed using descriptive and spatial analysis. The results of the research show that based on the diffusion wave, mixue outlets have a slow spread but experience a high increase in the t1 period and was decreased in the t2 to t3 period. According to the direction of diffusion, mixue outlets tend to be directed towards the western and southern areas of Bandung City as evidenced by the increasing number of mixue outlets in these areas and have a diffusion type, with type C location characteristics as the majority.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Husadani
Abstrak :
Pada perusahaan industri kemasan dengan sistem job-order sepeni PT. Z, kesesuaian antara estimasi harga pcnjualan dengan biaya aktual dari produksi suatu order diperlulcan agar dapat mencapai target laba. .Iika estimasi harga penjualan tidak sesuai dengan biaya aktualnya, maka margin yang diperoleh akan dapal lebih besar atau lebih kecil dari standar yang ditetapkan perusahaan. Setelah dilakukan analisis, diketahui bahwa margin yang diperoleh sebagian besr melebihi standamya. Hal ini akan menyebabkan harga menjadi jauh lebih tinggi daripada biaya aktualnya. Penyebabnya adalah: 1. tingginya perscntase harga pokok produksi bahan aktual karena wasre produksi aktual yang melebihi standar waste, kcnaikan kurs dollar terhadap rupiah, dan kenailcan harga bahan baku di pasaran internasional, 2. perbedaan struktur biaya antara estimasi harga penjualan dan biaya aktualnya, 3. perbedaan basis biaya overhead antara estimasi harga dengan biaya aktual. Oleh karena harga pokok produksi yang tinggi di atas di sebabkan oleh faktor-faktor makro dan probabilislik, maka solusi perbaikannya difokuskan kepada perancangan ulang rnetode perhitungan estimasi harga untuk menyesuaikan struktur biaya dan basis biaya overhead dengan biaya aktual. I-lasilnya, karena lebih sesuai dengan biaya aklual, metode ini dapat menurunkan margin yang lebih tinggi dari standar marginnya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Sarmawadi
Abstrak :
Perhitungan dan analisis biaya kualitas merupakan tahapan awal dalam manajemen kualitas. Biaya kualitas mencakup seluruh biaya yang berkenaan dengan kegiatan pengendalian kualitas, perencanaan sistem kualitas, pencegahan, dan perbaikan ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi dan karakteristik kualitas yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan biaya kualitas dapat digunakan sebagai informasi awal untuk mengidentifikasi peluang peningkatan kualitas produk dan proses. Melalui perhitungan biaya kualitas tersebut, perusahaan juga diharapkan dapat mengetahui biaya potensial yang dapat diselamatkan, yang pada akhimya nanti dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan marjin keuntungan perusahaan. Perhitungan biaya kualitas pada fine trimning final assy project Pick-Up PT X diawali dengan mengidentifikasi aktivitas produksi dan pendukung produksi fine trimning yang tergolong ke dalam elemen biaya kualitas. Biaya kualitas untuk periode tertentu merupakan akumulasi dari biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan fine trimning yang terjadi pada periode tersebut. Hasil perhitungan untuk periode januari-April 2005 menunjukkan proporsi terbesar biaya kualitas pada fine rrinmring PT X berada dalam bentuk biaya pencegahan yaitu sebesar 76%, diikuti biaya penilaian sebesar 21%, sedangkan kategori biaya kegagalan memiliki persentase terkecil, yaitu sebesar 3% dari total biaya kualitas. Potensi penurunan biaya kualitas terdapat pada kategori biaya kegagalan. Suatu usulan teknis dikemukakan untuk menurunkan angka biaya kegagalan tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Hanief Zenith Abdullah
Abstrak :
Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan bukti empiris atas pengaruh kinerja Dewan Komisaris (BOC) dan Komite Audit (AC) pada nilai perusahaan. Selain itu, penelitian ini berupaya untuk memberikan bukti empiris atas peranan bank yang diukur berdasarkam besaran hutang bank perusahaan dalam memperkuat pengaruh efektivitas kinerja BOC dan AC terhadap nilai perusahaan. Pengujian dilakukan dengan metode regresi linier berganda pada 333 perusahaan yang terdaftar dalam Indonesia Stock Exchange pada tahun 2018. Efektivitas kinerja Dewan Komisaris dan Komite Audit yang diukur menggunakan metode skoring dari penelitian Hermawan (2011). Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa kinerja Dewan Komisaris yang efektif memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Peranan struktur pendukung yaitu Komite Audit memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, selain itu bank sebagai pihak yang dapat mendukung fungsi pengawasan dapat memperkuat hubungan antara kinerja Komite Audit terhadap nilai perusahaan. Bukti yang diungkapkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa peran pihak pendukung seperti bank dapat memperkuat proses pengawasan dan pengendalian yang dilakukan Komite Audit. ......This study aims to provide empirical evidence on the effectiveness of the board of commissioners (BOC) and the audit committee (AC) to the company value measured by PBV. In addition, this study seeks to provide empirical evidence on the role of banks as measured by the magnitude of loans in strengthening the influence of BOC and AC effectiveness on company value. The research hypotheses were tested using multiple regression model with a sample of 333 companies listed in Indonesia's Stock Exchange during 2018. The effectiveness of BOC and AC was measured by scoring method based on Hermawan (2011) study. This study provides empirical evidence that the effectiveness of the Board of Commissioners have a positive influence on firm value. The role of the supporting structure, namely the Audit Committee has positive influence on the company value. Moreover, the bank as a party that can support the supervisory function strengthen the influence of the effectiveness of Audit Committee on company value. The evidence provided by this study show that bank as a supporting party can strengthen the monitoring and controlling function of Audit Committee.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>