Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sartika Djamaluddin
Abstrak :
Sektor produksi dan rumahtangga adalah dua entitas ekonomi yang saling berhubungan. Sektor produksi memegang peranan penting dalam melakukan proses produksi dan menghasilkan barang dan jasa. Adapun rumahtangga berperan penting sebagai penyedia faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah atau kewirausahaan. Dalam hat ini maka kedua unit ekonomi tersebut berinteraksi. Hubungan ini tergambar pula dalam perekonomian Jakarta. Metodologi sekaligus basis data yang digunakan dalam studi ini adalah SNSI DKI Jakarta 2000. Analisis pengganda neraca yang diperoleh dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa jika dikembangkan maka seluruh- sektor produksi akan memberikan kenaikan pendapatan terhadap seluruh golongan rumahtangga. Kenaikan pendapatan tertinggi akan dinikmati oleh rumahtangga golongan 10 (kaya), disusul oleh rumahtangga golongan 9 dan seterusnya hingga rumahtangga golongan 1 (miskin) memperoleh kenaikan pendapatan terkecil. Pengaruh terbesar yang diterima oleh rumahtangga miskin (Gol.1) berasal dari sektor angkutan jalan raya (no.39) dengan pengganda neraca sebesar 0,0134.5. Artinya jika terjadi kenaikan pennintaan akhir (omset penjualan) sebesar Rp 100.000 disetiap sektor produksi maka sektor yang memberikan kenaikan pendapatan tertinggi terhadap rumahtangga miskin adalah sektor angku tan jalan raya (no. 39) yaitu sebesar Rp 1.345, disusul kemudian oleh sektor perdagangan besar dan eceran (no. 36), sektor Industri bahan bakar, minyak dan gas (no.31) dan sektor pertanian (no. 22, 23, 24, 25). Adapun sektor produksi yang memberikan kenaikan pendapatan terbesar kepada rumahtangga kaya adalah sektor jasa yang meliputi jasa pemerintahan umum (no. 45) yang memberikan kenaikan sebesar Rp 38.217, jasa sosial kernasyarakatan dan hiburan (no. 46) sebesar Rp 37.014, disusul kemudian oleh jasa bank dan lembaga keuangan non bank (no. 43) sebesar Rp 35.526, sektor perdagangan besar dan eceran (no.36) sebesar Rp 33.278, sektor hotel (no.37) sebesar Rp 32.640 dan sektor industri bahan bakar, minyak dan gas (no. 31) sebesar Rp 32.449. Hal lain yang juga ditemukan dalam studi ini adalah adanya kontribusi scktor produksi di bcrbagai lapangan usaha lcrhadap ketinipangan distrihusi pendapatan rumahtangga di Jakarta. Dengan membandingkan pendapatan disposabe] per rumahtangga antara rumahtangga miskin dan kaya (rasio ketimpangan kayamiskin) maka ketimpangan pendapatan di DKI Jakarta pada tahun 2000 adalah 1 29,38. Berdasarkan fakta ketimpangan tersebut, penulis mengidentifikasi terdapat 16 sektor produksi, dart 26 sektor produksi, yang menghasilkan rasio ketimpangan kaya-miskin kurang dari 29,38. Dengan kata lain ada 16 sektor, yang jika dikembangkan, memberikan pengaruh kecil terhadap ketimpangan distribusi pendapatan. Sektor-sektor ini bergerak dalam aktivitas pertanian, industri, perdagangan, restoran, angkutan dan bangunan. Sektor produksi yang dianggap paling kecil pengaruhnya terhadap distribusi pendapatan atau yang dianggap paling mampu mengurangi ketimpangan pendapatan rumahtangga di Jakarta adalah sektor angkutan jalan raya. Sektor ini ternyata menghasilkan rasio ketimpangan kaya-miskin scbesar 18,73. Melalui pengamatan jalur strukturalnya, sektor angku tan jalan raya ternyata banyak mcnyerap tenaga kerja dan rumahtangga golongan bawah yang bekerja sebagai tenaga kerja produksi, operator alat angkutan, manual (buruh kasar) baik penerima upah dna gaji maupun bukan penerima upah dan gaji. Sementara itu sektor yang dianggap paling besar kontribusinya terhadap ketimpangan distribusi pendapatan adaolah sektor jasa sosial kemasyarakatan dan hiburan. Hasil temuan ini memberikan informasi yang sangat panting kepada pemerintah daerah Jakarta agar berhati-hati dalam menerapkan kebijakan ekonomi di sektor produksi mengingat setiap sektor produksi memiliki kontribusi terhadap ketimpangan distribusi pendapatan rumahtangga. Oleh karena itu guna mengurangi ketimpangan pendapatan di Jakarta maka disarankan pcngcmbangan sektor angkutan jalan raya mendapat prioritas utama, selain sektor-sektor produksi lainnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang W. H. Sadarusalam
Abstrak :
RINGKASAN EKSEKUTIF


Pertumbuhan ekonomi yang mantab dalam Pelita IV dan Rencana Pelita V, memberikan peluang kepada dunia usaha untuk mengembangkan din. Industni semen yang sangat penting dalam era pembangunan negeri mi melihat peluang peluang tadi dan berusaha memanfaatkannya.

PTSC sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan semen sejak tahun 1975, menjawab dengan merencanakan perluasan kapasitas produksi sebesar 1,5 juta ton per tahun sehingga pada tahun 1993 akan mempunyai kapasitas terpasang sebesar 3,0 juta ton per tahun. Dan perhitungan NPV, IRR dan Payback dengan asumsi pertumbuhan ekonomi seperti yang diperkirakan dalam Pelita IV dan persaingan dalam industri, tenlihat bahwa proyek ini layak untuk dilaksanakan. Profitability Index nya diperkirakan antara, 1,2 sampai 1,3 x dengan memakai "discount factor" = 20 %, sedangkan IRR nya did apatkan = 26,5 % dengan Payback period antara 6,5 sampai 7,5 tahun.

Sebagai perusahaan yang sudah "go public" sejak dibukanya Bursa Efek Jakarta tahun 1977, PTSC mempunyai keunggulan dalam memperoleh berbagai sumber dana yang tersedia baik dari Pasar Modal maupun dari pinjaman komersiil. Untuk membiayai proyek perluasan kapasitas produksi PTSC akan dan telah berhasil menghimpun dana yang terdiri dari Obligasi sebesar Rp. 30.- milyar, Penjualan emisi ke tiga sebesar Rp.140.- milyar dan sedang merundingkan pinjaman komersiil sebesar kurang lebih Rp. 193.-milyar.

Dalam upayanya ineningkatkan "value of the firm", PTSC telah mengikuti pola "leverage" yang cukup konservatif sehingga resiko ekonomi dan resiko usaha yang harus ditanggung' dapat diatasi dengan lebih mantab. "Capital Structure" nya dipertahankan pada tingkat tertentu yang dianggap optimal untuk menjamin agar kewajiban kewajiban kepada para "stake holders" seperti pelanggan, pemasok, Pemerintah, karyawan dan pemilik modal dapat selalu dipenuhi.

Dálam kondisi pasar modal saat mi, apabila dilihat dari sudut pandang pengusaha, "cost of equity" yang dihitung dari formula pertumbuhan dividen dan "cost of debt" yang dihitung setelah keringanan pajak, mempunyai nilai yang hampir sama. Namun apabila dilihat dari sudut investor, maka sebenarnya laba bersih per saham yang dihasilkan sangatlah tidak memadai sehingga kecenderungannya harga saham di pasar modal menurun.

Meskipun harga saham PTSC di BEJ terus inenurun, prospek perolehan dimasa mendatang dengan adanya perluasan terlihat cukup baik terutama karenâ kinerja masa lalu yang telah terbukti memberi keuntungan yang wajar dan perencanaan niasa depan yang cukup hati hati berdasarkan asumsi asumsi yang bisa diterima.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraha Natasaputra
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh antara lingkungan bisnis dinamis, tipe strategi bisnis perusahaan, external labor flexibility, dan internal labor flexibility terhadap kinerja perusahaan. Unit analisis adalah perusahaan, yaitu perusahaan pada sektor telekomunikasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data primer, melalui pembagian kuesioner, teknik statistik yang digunakan adalah SEM dengan metode PLS. Temuan penelitian menyarankan bahwa implementasi labor flexibility penting bagi perusahaan untuk berkompetisi secara lebih efisien di pasar, namun penerapan fleksibilitas ini harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan, dan untuk kinerja yang terbaik, perusahaan dapat menerapkan kedua tipe labor flexibility dengan tetap memperioritaskan penerapan internal labor flexibility.
The purpose of this study was to analyze the influence of the dynamic business environment, the type of the company's business strategy, external labor flexibility, and internal labor flexibility on firm performance. Unit of analysis is the company, ie the company in the telecommunications sector in Indonesia. This study use primary data, through the distribution of questionnaires. Statistikal techniques used are SEM with PLS method. The study's findings suggest that the implementation of labor flexibility is important for the company to compete more efficiently in the market, but the implementation should be fit with company's goal. Moreover, for the best firm performance, the company can implement both types of labor flexibility, however the implementation of internal labor flexibility should be prioritized.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Aditya Herbanu
Abstrak :
ABSTRAK
Pelaksanaan strategi keberlanjutan perusahaan terus tumbuh mantap dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terutama berlaku untuk produsen otomotif. Industri otomotif menarik untuk dikaji di negara - negara berkembang dikarenakan dapat meningkatkan pendapatan negara, mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri pendukungnya, serta dapat menyerap tenaga kerja dan modal yang besar dan merata. Penelitian ini membahas hubungan antara variabel - variabel yang berpengaruh dengan performa di produsen otomotif Indonesia dengan kapabilitas manufaktur dan strategi keberlanjutan. Data yang dikumpulkan dari produsen otomotif di sekitar area Jakarta, Bekasi Karawang. Data diproses menggunakan Structural Equation Modelling SEM . Analisis dari perusahaan - perusahaan yang dipilih disediakan dengan tujuan untuk membantu memahami bagaimana produsen otomotif mengetahui efek dari strategi keberlanjutan dalam performa perusahaan berdasarkan kapabilitas manufaktur yang dimiliki. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa kapabilitas manufaktur mempunyai pengaruh positif terhadap strategi keberlanjutan. Dan strategi keberlanjutan juga mempunyai pengaruh positif terhadap performa manufaktur. Hasil ini penelitian ini dapat berimplikasi secara teoritik maupun secara praktik kepada dunia manufaktur.Kata kunci: strategi keberlanjutan, performa manufaktur, dan kapabilitas manufaktur.
ABSTRACT
The implementation of sustainability strategy in corporate has continued to grow steadily in recent years. This is particularly true for automotive manufacturer. This research discusses the correlations between influential variables with performance in Indonesia automotive manufacturer by manufacturing capability and sustainability strategy. Data was collected from automotive manufacturers around Jakarta, Bekasi Karawang area. Data was processed using Structural Equation Modeling SEM . The analysis of this paper in the selected companies is provided with the purpose to help understand how automotive manufacturers know the effect of sustainability strategy in manufacturing performance based on their manufacturing capability. The result of the research is manufacturing capability have positive influence towards sustainability strategy. Sustainability strategy also have positive influence against the performance of manufacturing. The research of result may have implications for in theoritic as well as in practice to the manufacturing.Keywords sustainability strategy, manufacturing performance, and manufacturing capability.
2018
T50028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Puspita
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh merek kota city branding ldquo;Jogja Istimewa rdquo; terhadap minat berkunjung kembali revisit intention wisatawan mancanegara padaYogyakarta. Penelitian ini menggunakan mixed method. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 wisatawan mancanegara yang berusia 18 tahun keatas, yang pernah mengunjungi Jogja minimal satu kali kunjungan. Metode penelitian penerikan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling, dengan teknik purposive. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner dan juga wawancara dengan stakeholder pariwisata untuk mendapatkan perspektif lain. Data dianalisis menggunakan regresi linear. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa city branding memiliki pengaruh terhadap revisit intention sebesar 88,1 dan sisanya sebesar11,9 dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kepuasan saat berlibur dan ingin mengenang kenangan saat berlibur, hasil wawancara menunjukkan bahwa merek kota ldquo;Jogja Istimewa rdquo; dipilih karena sesuai dengan visi misi Yogyakarta dan menggambarkan keaadan kota yang sebenarnya.
ABSTRAK
This research aims to analyze the relationship between city branding factors to tourists revisit intention to visit Jogja, with city branding as the independent variable, and revisit intention as the dependent variable. The sample in this study were 100 foreign tourists aged 18 and over, who have visited Yogyakarta minimum once. The method used is non probability sampling, and purposive sampling techniques. The relationship between variables was using path analysis and SPSS software. The author developed a questionnaire to get the primary data and also conducted interview with the tourism stakeholders to get the different perspective.The results of this study indicate that city branding has an influence on revisit intention amounted to 88.1 and the remaining 11.9 is influenced by other factors, such as satisfaction while on vacation and to remembering the memories.
2017
S67061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library