Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedy Swistida
"Terutama dalam hal pengindraan terhadap suatu objek yang tak terjangkau letaknya. Selain itu, tingkat keakurasian yang tinggi dari suatu device elektronika sangat dibutuhkan. Pada penelitian ini akan dirancang sebuah sensor dari rangkaian elektronik yang dinamakan osilator. Rangkaian osilator adalah suatu rangkaian elektronik yang dapat menghasilkan osilasi tanpa diberikan sinyal secara eksternal. Sinyal tersebut timbul karena adanya noise pada setiap komponen yang digunakan. Osilasi tersebut timbul juga karena adanya rangkaian resonator yang menyebabkan sinyal tersebut beresonansi dan amplifier yang menguatkan sinyal tersebut sehingga tidak teredam. Osilator yang digunakan adalah jenis LC dimana rangkaian penyusun resonatornya yaitu induktor dan kapasitor. Dengan mengubah nilai induktansi dan kapasitansi pada resonatornya, maka frekuensi osilasinya akan berubah. Perubahan frekuensi terhadap perubahan nilai komponen induktor dan kapasitor tersebut akan dijadikan sebagai karakteristik sensor induktif dan kapasitif dalam hal sensitivitas. Selain itu juga akan didapatkan karakteristik yang lain yaitu range dan linieritas dari perubahan tersebut. Osilator yang akan digunakan yaitu tipe Colpitts, Pierce, dan Clapp dimana setiap tipe memiliki konfigurasi amplifier dan resonator yang berbeda. Karakteristik dari setiap tipe osilator akan dibandingkan sehingga akan didapat karakteristik sensor yang baik dalam penggunaannya. Dari hasil penelitian, didapat karakteristik sensor induktif yang baik pada tipe Colpitts dengan nilai sensitivitas yaitu -0.0306 MHz/μH pada range perubahan induktansi (12 - 28.6) μH dan perubahan frekuensi sekitar (1.612 - 1.101) MHz. Untuk sensor kapasitif memiliki karakteristik yang baik pada tipe Clapp dengan sensitivitas yaitu -0.12 MHz/nF pada range perubahan kapasitansi (0.7 - 2) nF dan perubahan frekuensi (1.275 - 1.111) MHz.

By calculating center of mass Development of electronic technology is modern
recently. Especially, in object sensing which is far for us. And else, high
accuration is very important for it. In this research, writer will design an
electronic sensor is called oscillator. Oscillator circuit is an electronic circuit
produce oscillation without signal from external. Signal exist in this circuit
because the noise signal from the components of the circuit. Signal will resonance
because the resonator and will amplify by the amplifier. Writer will use kind of
LC oscillator. When the inductive and capacitive components are changed,
oscillation frequency will change. Change of frequency and component value will
be taken for sensor characteristic. Type of oscillators will be used are Colpitts,
Pierce, and Clapp. Each of type is different in amplifier and resonator
configuration. Each of characteristic is compared which is one better. Colpitts has
a nice characteristic in inductive sensor with sensitivity value is -0.0306 MHz/μH
at inductive range (12 - 28.6) μH and frequency range is (1.612 - 1.101) MHz. for
capacitive sensor, Clapp has the one with sensitivity value is -0.12 MHz/nF at
capacitive range is (0.7 - 2) nF and frequency range is (1.275 - 1.111) MHz.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29453
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikri
"Cyclodekstrin glucanotranferase (CGTase) merupakan enzim yang mengkatalis produksi cyclodekstrin (CD). Penelitian ini menggunakan satu enzim CGTase komersial (Toruzyme M) yang dihasilkan secara rekayasa genetika menggunakan bakteri Bacillus yang telah disisipkan gen GTase dari bakteri termofilik Thermoanaerobbacter. Walaupun enzim in dapat menghasilkan alpa, beta, dan gamma siklodekstrin (a-CD, 0-CD, ^-CD), namun beta siklodekstrin merupakan produk terbesar. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa reaksin enzim CGTase ini dengan pati sagu mentah sangat berbeda jika menggunakan pati sagu tergelatinkan. Temperatur anneling dan temperatur reaksi enzimatik dhetepkan pada 65°C. Kondisi optimum diperoleh pada pH 9 (bufer glisin-NaOH 0.05M), 15% (b/v) pati sagu dan 0.5% konsentrasi enzim. Total siklodekstrin maksimum (13.17 g/L) diperoleh selama 4 jam pada kelajuan agitasi 200 rpm.dengan perbandingan produk adalah 28%: 64%: 8% masing-masing untuk or-CD: /?-CD: y-CD. Adanya CuSO4, FeSO4 and Co(N03)2 didalam substrat mampu menghambat aktivitas enzim secara keseluruhan sedangan pemberian n-pentene dan etanol akan menghasilkan a-CD sebagai produk utama. Nilai Kmax dan Km CGTase Toruzyme?adalah 0.09 s /?-CD/min and 16.695 %(w/v), secara berurutan.

Cyclodextrin glucanotransferase (CGTase) is (he enzyme catalyzing the production of cyclodextrin (CD). This study was conducted using a commercial CGTase enzyme (ToruzymeT ) produced from genetically modified strain of Bacillus carrying the CGTase gene of Thermoanaerobbacter. Although this enzyme catalyses the formation of alpha, beta and gamma cyclodextrin from starch but beta-cyclodextrin is the major product. The result showed that the reaction behavior of the enzyme on ungelatinized sago starch was markedly different when compared with its reaction to gelatinized starch. Ungelatinised sago starch was annealed and reacted at 6S°C. The optimum condition for the reaction occurred at pH 9 (0.05M Glycine-NaOH buffer) with concentration enzyme and sago starch was 0.5%(v/v)and 15 %(w/v), respectively. The highest amount of total cyclodextrin (13.17 g/L) was produced when the reaction mixture was agitated at 200 rpm for 4 hours consisting of a-CD: /J-CD: y-CD at ratios of 28: 64: 8. The CGTase lost almost all its dextrinizing activity in the presence CuSO4, FeSO4 and Co(NO3)2 in substrate. Addition of n-pentane and ethanol to the reaction mixture, shifted the reaction toward an increased of yield of a-cyclodextrin and eventually becoming the main product of the reaction. The Kmax and Km value of CGTase Toruzyme? were 0.09 g /?-CD/min and 16.695 %(w/v), respectively."
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2006
SAIN-11-1-2006-14
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Gunawan
"Observer yang digunakan untuk estimasi kecepatan umumnya berada pada sumbu α-β, sehingga menyulitkan bila akan dilakukan kompensasi karena bagian pengendali, dekopling dan fluks model berada pada sumbu direct-quadrature dq. Setiap penggunaan transformasi memungkinkan timbulnya kesalahan. Oleh karena itu pada simulasi ini digunakan metoda estimasi kecepatan motor induksi dengan meletakkan observer pada sumbu dq. Model motor aktual yang digunakan tetap berada dalam sumbu alfa-beta, sedangkan observer menggunakan persamaan model motor dalam rotor fluks oriented control (RFOC) . Hal ini juga membuktikan bahwa penggunaan model motor yang berbeda antara aktual dan estimasi dapat dilakukan.Hasil simulasi dengan C-MEX S-function Matlab/Simulink 6.5 menunjukkan bahwa penggunaan full order observer pada sumbu dq memberikan hasil yang cukup baik.

Design of Induction Motor Drive Without Velocity Sensor Using Current Vector Controller with Full and Reduced Observer Moving to DQ Axis. The observer is used in estimation velocity sensor usually in α-β axis, therefore this situation will need an extra transformation when we want to add compensator because the flux model is in direct and quadrature-axis dq. Every used the transformation to make possible emerge an error. So in this simulation is used a method to estimate the velocity of induction motor drive with observer that is moved to dq-axis. The model of actual motor used is in alfa-beta axis, but the observer use the motor models in rotor flux oriented control (RFOC).This matter, also to prove that the different models of motor drives can be used between the actual and estimated one. The simulation results with C-MEX S-function Matlab/Simulink 6.5 to show that the full order observer in dq axis gives better performance than the reduced order observer."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zinn, S.
Ohio: ASM International, 1988
671 ZIN e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1999
S28499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwohadi Handoyo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas campuran LHRH, anti dopamin, aromatase inhibitor, dan oxytocin sebagai alternatif pengganti ovaprim terhadap pemijahan dan ovulasi pada ikan Patin Siam (Pangasianodon hypopthalmus). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap, dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Kelima perlakuan tersebut adalah: kontrol positif (ovaprim), kontrol negatif (larutan fisiologis (0,90 % NaCl)), Spawnprime 1 (LHRHA+AI), Spawnprime 2 (AD+AI), dan Spawnprime 3 (AI+oksitosin). Ovulasi telah diamati pemijahan secara artifisial dengan cara distripping dan alami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan disuntik dengan spawnprime mampu ovulasi dengan kualitas telur yang baik setelah induksi. Pada perlakuan spawnprime 3 dapat memijah secara alami. menghasilkan rata-rata waktu laten 8 jam 19 menit, derajat pembuahan sebesar 92,97 % ± 1,12; derajat penetasan sebesar 86,29 % ± 2,95; dan kelangsungan hidup larva ikan patin selama 4 hari yaitu 84,75 % ± 0,58. Pada perlakuan ovarprim, spawnprime 1 dan spawnprime 2 dapat memijah secara stripping."
OLDI 40:3 (2014) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan naturalis melalui media foto jurnalistik dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa SMAN 1 Garut. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi terhadap siswa kelas XII SMAN 1 Garut. Data penelitian ini dikumpulkan melalui tes tertulis membuat puisi, lembar observasi dan skala sikap. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpukan bahwa (1) model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan naturalis melalui media foto jurnalistik efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa SMAN 1 Garut; (2) model pembelajaran mempermudah siswa menemukan dan mengembangkan ide dalam membuat puisi.
"
JURPEND 14:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Mulia Angara
"Motor induksi banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Hal ini sangat berguna tidak hanya untuk rumah tangga tetapi juga untuk kawasan industri. Oleh karena itu, efisiensi motor induksi sangat penting untuk dianalisis agar dapat mengoptimalisasi kinerjanya. Beban dan suhu adalah dua dari banyak faktor yang mempengaruhi efisiensi motor induksi. Variasi beban di motor induksi akan menghasilkan berbagai tingkat efisiensi yang dianggap sebagai karakteristik beban. Setiap daerah di dunia ini memiliki tingkat suhu yang berbeda-beda sehingga menghasilkan karakteristik efisiensi yang berbeda pula, dan Indonesia sebagai negara tropis memiliki tingkat suhunya sendiri. Dengan mendapatkan karakteristik beban pada berbagai tingkat suhu di daerah tropis, kita akan dapat melihat pengaruh beban dan suhu terhadap efisiensi motor induksi tiga fasa dan mengetahui tingkat beban dan suhu yang sesuai untuk menjalankan motor induksi secara efisien.
Persamaan polinomial suhu terhadap efisiensi adalah:
- y = 0.001x2 - 0.166x + 27.61 (R² = 0.990) pada beban = 1 Nm (16.67%)
- y = 0.000x2 - 0.030x + 55.47 (R² = 0.989) pada beban = 3 Nm (50%)
- y = -0.000x2 - 0.044x + 68.89 (R² = 0.984) pada beban = 5 Nm (83.33%)
Persamaan polinomial beban terhadap efisiensi adalah:
- y = -2.031x2 + 22.96x + 3.531 (R² = 1) pada suhu ambient = 25°C
- y = -2.018x2 - 22.97x + 3.048 (R² = 1) pada suhu ambient = 30°C
- y = -1.921x2 - 22.33x + 3.051 (R² = 1) pada suhu ambient = 40°C

Induction motor is widely used in human life. It is very useful not only for households but also for industrial areas. Therefore, efficiency of the induction motor is very important to be analyzed in order to optimize its performance. Load and temperature are two of many factors which are influencing the efficiency of the induction motor. Load variation in the induction motor will yield various levels of efficiency which is considered as load characteristic. Every area in this world has different levels of temperature one another which yield different efficiency characteristics, and Indonesia as a tropical country has its typical range of temperature. By obtaining that load characteristic at different levels of temperature in tropical areas, we can truly see the influence of load and temperature to the efficiency of three phase induction motor and know the appropriate level of load and temperature to run the induction motor efficiently.
The polynomial equations of ambient temperature versus efficiency are:
- y = 0.001x2 - 0.166x + 27.61 (R² = 0.990) at load = 1 Nm (16.67%)
- y = 0.000x2 - 0.030x + 55.47 (R² = 0.989) at load = 3 Nm (50%)
- y = -0.000x2 - 0.044x + 68.89 (R² = 0.984) at load = 5 Nm (83.33%)
The polynomial equations of load versus efficiency are:
- y = -2.031x2 + 22.96x + 3.531 (R² = 1) at ambient temperature = 25°C
- y = -2.018x2 - 22.97x + 3.048 (R² = 1) at ambient temperature = 30°C
- y = -1.921x2 - 22.33x + 3.051 (R² = 1) at ambient temperature = 40°C
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veinardi Madjid
"Latar Belakang: Penggunaan klomifen sitrat sebagai obat induksi kehamilan masih memiliki angka keberhasilan kehamilan yang rendah. Letrozol merupakan agen penghambat aromatase yang dianggap memiliki efektivitas lebih baik dibanding klomifen sitrat, namun efektivitasnya masih dilaporkan bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemberian klomifen sitrat dan letrozol terhadap ketebalan endometrium, morfologi endometrium dan jumlah folikel dominan pada perempuan yang dilakukan induksi ovulasi atau stimulasi ovarium.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan medis pasien yang dilakukan induksi ovulasi atau stimulasi ovarium pada Januari 2011 - Mei 2015. Didapatkan 143 wanita siklus anovulasi yang terbagi dalam empat kelompok: klomifen sitrat 50 mg, klomifen sitrat 100 mg, letrozol 2,5 mg dan letrozol 5 mg. Agen pemicu ovulasi pada subjek dimulai pada hari ke-2 selama berlangsung selama lima hari. Data ketebalan endometrium, morfologi endometrium dan jumlah folikel dominan didapat pada status dari data pemeriksaan ultrosonografi transvaginal di hari ke-12 siklus haid.
Hasil: Dari semua subjek, didapatkan 45 subjek (31,5%) mendapat klomifen sitrat 50 mg, 29 subjek (20,3%) dengan klomifen sitrat 100 mg, 23 subjek (16,1%) dengan letrozol 2,5 mg, dan 46 subjek (32,2%) dengan letrozol 5 mg. Subjek dengan letrozol memiliki endometrium yang lebih tebal dibandingkan dengan klomifen sitrat (p<0,05). Didapatkan pulan subjek dengan letrozol memiliki lebih banyak proporsi subjek dengan morfologi endometrium trilaminer. Tidak dijumpai perbedaan ketebalan endometrium pada subjek dengan perbedaan dosis pada masing-masing obat. Selain itu, tidak ditemukan perbedaan jumlah folikel dominan pada keempat kelompok.
Kesimpulan: Penggunaan letrozol menghasilkan endometrium yang lebih tebal dan endometrium trilaminer dibandingkan klomifen sitrat. Tidak dijumpai perbedaan jumlah folikel dominan pada kedua kelompok.

Background: The use of clomiphene citrate as an induction agent still has dissappointing results regarding its pregnancy rate. Letrozole is an aromatase inhibitor that is perceived to has better efficacy compared to clomiphene citrate, however, the reporting results were still varied. This study aimed to know the efficacy of clomiphene citrate and letrozol for ovulation induction in anovulation women.
Method: This was a retrospective study using medical recors of women undergone ovulation induction from January 2011-May 2015. A number of 143 anovulation women were divided into clomiphene citrate 50 mg, clomiphene citrate 100 mg, letrozol 2,5 mg and letrozol 5mg. Every group of ovulation induction agent recieved the agent daily on 3rd until 7th day menstrual cycle. On 12th menstrual cycle the transvaginal ultrasound was performed to measure endometrial thickness and dominant follicle number.
Results: From all subjects, 45 subjects (31,5%) were in 50 mg clomiphene citrate groups, 29 subjects (20,3%) in 100 mg clomiphene citrate group, 23 subjects (16,1%) in 2,5 mg letrozole group, and 46 subjects (32,2%) in 5 mg letrozole group. Subjects receiving letrozol had thicker endometrium compared to clomiphene citrate (p<0,05). Different doses did not associated with different endometrial thickness between subjects receiving either letrozole or clomiphene citrate. In addition, subjects receiving letrozole had higher proportion of having trilaminar endometrium morphology. We did not observe a difference in total number of dominant follicle between groups.
Conclusion: The usage of letrozol resulted in thicker endometrium and proportion of subjects with trilaminar endometrium. Yet, there is no difference in number of dominant follicle between groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>