Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panggabean, Budina J.
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah Idiom bukanlah masalah yang baru bagi perkembangan Linguistik dunia pada umumnya. Sudah banyak ahli linguistik dunia barat yang menyinggung Idiom dan perma_salahannya. Tidak demikian halnya dengan Idiom Indonesia . Kelihatannya, berdasarkan penelitian kepustakaan, masalah idiom Indonesia belumlah disinggung banyak oleh pakar linguistik Indonesia.

Pembahasan skripsi ini bertujuan untuk mencari dan menentukan definisi idiom bahasa Indonesia yang akurat, disertai pengujian, agar diperoleh definisi idiom yang sesuai dengan kasus bahasa Indonesia; bentuk-bentuk apa saja yang dapat kita golongkan sebagai idiom bahasa In_donesia. Ternyata, seperti halnya Idiom-idiom bahasa lain, masalah-masalah utama idiom dalam bahasa Indonesia pun berkaitan dengan semantik dan sintaksis. Dari hasil analisis, diharapkan pemakai bahasa Indonesia dapat menge_tahui bentuk-bentuk ungkapan kompleks apa saja yang dapat dimasukkan dalam keanggotaan idiom.

Berdasarkan analisis masalah semantik dan sintaktis, berdasarkan data yang dipergunakan, dapat diambil satu definisi idiom yang akurat, yang menyebutkan Idiom sebagai ungkapan kompleks yang benar-benar non-komposisi dalam makna, dan benar-benar non-produktif dalam bentuk. Dengan memakai landasan teori dari Mary McGee Wood, yang telah diujikan dan dibuktikannya, penulis menguji data-data dari Kamus Idiom (Abdul Chaer). Tiga alat pengujian yang penulis pakai untuk meneliti bentuk-bentuk ungkapan kompleks dalam bahasa Indonesia adalah kontinuum, komposi_sionalitas, dan produktivitas.

Di akhir penulisan, sebagai kesimpulan, penulis men_catat kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh. Kesimpulan yang penulis peroleh adalah bahwa Idiom harus benar-benar non-komposisional atau bersifat legap dalam makna; ambi_guitas adalah sifat umum (tidak mutlak) dari keidioman; makna idiom tidak dapat dibagi-bagi atas konstituen pembentuknya; idiom dapat bersifat legap dalarn struktur dan juga non-produktif dalam bentuk; tataran gramatikal idiom adalah kata sampai kalimat, kata majemuk merupakan idiom; serta harus dibedakan konsep kata majemuk sebagai konsep gramatikal dengan konsep idiom sebagai konsep semantis atau pragmatik; hubungan konstituen-konstituen konstruksi idiom dengan hubungan di luar konstruksi ter-sebut ada yang bersifat mandiri/tidak tergantung dengan yang di luar konstruksi tersebut, dan ada yang teri-kat/tergantung dengan yang di luar konstruksi tersebut.
1990
S11152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Santi
Abstrak :
Skripsi ini merupakan hasil studi semantik mengenai ungkapan-ungkapan bahasa Indonesia berbentuk frase yang menggunakan nama-nama organ tubuh. Penelitian yang dilakukan berupa studi kepustakaan dengan populasi ungkapan-ungkapan yang memakai nama-nama organ tubuh yang terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia. Untuk membatasi permasalahan dipilih empat macam organ tubuh sebagai sampel, yaitu mata, mulut, tangan, dan kaki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana ungkapan-ungkapan tersebut terbentuk, bagaimana proses perubahan maknanya, dan apa peran organ-organ tubuh tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ungkapan-ungkapan dapat terbentuk karena organ-organ tubuh yang membentuknya dianggap memiliki suatu kesamaan dengan hal-hal yang dimaksud oleh ungkapan itu. Perubahan makna terjadi karena kata-kata itu bergabung dengan kata lain, sehingga organ-organ tubuh tersebut memiliki sejumlah peran baru, di antaranya peran sebagai penunjuk suatu keadaan, sifat, dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa organ-organ tubuh sangat potensial dalam membentuk ungkapan-ungkapan, baik yang bersifat metaforis maupun idiomatis.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utari Sudewo
Abstrak :
ABSTRAK
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyara_kat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap ma_nusia. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari eks_presi diri. Komunikasi tidak lagi sempurna bila ekspresi di_ri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi kita-dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan.kita ketahui kepada orang lain (Keraf, 1580: 1--Lf). Komunikasi dalam hal ini dilaksanakan dengan mempergunakan bahasa, yang merupakan alat yang sangat vital bagi ma_syarakat manusia. Mereka yang merasa terlibat dalam jaringan komunikasi masyarakat ini memerlukan persyaratan-persya,atan tertentu. Persyaratan-persyaratan itu sebagai berikut: Pertama, kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan, dan ke_mampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar, kedua penggunaan pilihan kata yang tepat dan sesuai yang hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata.
1986
S11283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Budiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji penggunaan istilah di bidang sepak bola yang digunakan oleh komentator olahraga dalam program televisi siaran langsung, serta bentuk-bentuk istilah sepak bola berupa idiom. Analisis ini dilakukan untuk melihat pola penggunaan istilah sepak bola dan menjelaskan tipe-tipe idiom dalam istilah sepak bola yang memunculkan makna baru dan memperkaya peristilahan bahasa Indonesia. Kerangka analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah silabel yang dikemukakan oleh Chaer 1994 dan register yang dikemukakan oleh Wilkins 1990, serta kerangka analisis mengenai idiom yang dikemukakan oleh Kridalaksana 2007. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data berupa tuturan komentator olahraga dalam program televisi siaran langsung, yaitu GoJek Traveloka Liga 1 yang disiarkan oleh TVONE. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua pola penggunaan istilah di bidang sepak bola, serta terdapat idiom yang digunakan oleh komentator olahraga dalam program televisi siaran langsung untuk menggambarkan sebuah konsep yang baru dan menarik.
ABSTRACT
This thesis reviews the use of football terms and football idioms expressed by sports commentators on live television programs. The analysis is done to identify the usage pattern of football terms and to explain the types of idioms in football terms that create new meaning and enrich the terminology of Indonesian language. The analytical framework used in this study is the syllable structure proposed by Chaer 1994 and the definition of registers by Wilkins 1990 , as well as the analytical framework of idiom proposed by Kridalaksana 2007. This study uses descriptive qualitative research method with the commentary of sports commentators on the live television program, GoJek Traveloka Liga 1 which is broadcasted by TVONE, as the primary data source. The result of this study indicates that there are two usage patterns of the terms in football, and there are two types of idioms expressed by sports commentators to describe a new and interesting concept.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Chaer, 1942-
Flores: Nusa Indah, 1993
R 499.221 ABD k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Dwi Rahmi
Abstrak :
Suatu kata atau kalimat dikatakan ambigu apabila kata atau kalimat itu memiliki lebih dari satu makna. Sebuah kalimat menjadi tidak jelas dan dapat dimultitafsirkan jika terdapat banyak gagasan yang ingin disampaikan dalam kalimat tersebut. Kalimat yang jelas dan monosemantik memiliki bentuk yang mencerminkan ketelitian penalaran (ilmiah) yang objektif sehingga suku-suku kalimatnya mirip dengan proposisi logika. Relasi-relasi dalam kalimat tersebut terungkap dengan adanya kesinambungan pikiran yang bersusun-susun. Relasi-relasi dalam sebuah kalimat dapat diteliti dengan melihat penggunaan kombinasi predikasi. Kombinasi predikasi adalah hasil akhir dari proses menghubung-hubungkan predikasi. Kombinasi predikasi dapat digunakan untuk membangun subsistem gramatika dan melihat keutuhan klausa, kalimat, ataupun wacana. Penggabungan jenis penggandengan ditandai dengan kemunculan kata dan dan serta. Penggabungan jenis kontras ditandai dengan kemunculan kecuali dikecualikan, tetapi, namun demikian, dan meskipun demikian. Sedangkan untuk penggabungan jenis perbandingan ditandai dengan kemunculan daripada. Kombinasi predikasi jenis alternasi, subjenis alternasi dengan dua pilihan, ditandai kemuneulannya dengan konjungsi atau dan pemakaian antonim. Selain penanda atau, alternasi dengan dua pilihan ditandai dengan kemunculan konjungsi maupun. Konjungsi atau juga menandai kemunculan altemasi dengan lebih dari dua pilihan. Temporalitas yang muncul dalam data adalah keberuntunan temporalitas. Pemakaian konjungsi dan menandakan adanya keberuntunan temporalitas. Implikasi jenis kondisionalitas murni ditandai kemunculannya dengan jika X, Y; X maka Y, jika X maka Y, apabila X, apabila X maka Y, dan X apabila Y. Implikasi jenis penyebaban efisien ditandai dengan penggunaan karena, diakibatkan oleh, akibat, akibat dari, dan tidak diberi penggunaan apa pun. Penyebaban final ditandai dengan pemakaian konjungsi untuk dan dalam upaya. Sedangkan penyebaban keadaan ditandai kemunculannya dengan penggunaan keadaan, sejak, dan dalam hal. Janis implikasi lain yang muncul adalah peringatan. Implikasi jenis peringatan ditandai dengan penggunaan kata wajib dan harus. Kombinasi predikasi jenis para frase subjenis parafrase ekuivalen ditandai dengan kemunculan konjungsi atau yang disertai dengan penggunaan sinonim. Parafrase generik-spesifik ditandai dengan kemunculan kata termasuk dan adanya tambahan informasi di dalam wacana tersebut. Kombinasi predikasi rujuk balik ditandai dengan kemunculan tersebut, di atas, hal tersebut, dimaksud di atas, sebagaimana dimaksud, dan yang disebut terakhir. Selain jenis-jenis kombinasi predikasi tersebut, ditemukan juga kombinasi predikasi berupa perujukan pada hal yang disebutkan sesudahnya dan penggabungan pemakaian penanda penggandengan dan penanda alternasi. Kombinasi predikasi yang paling sering muncul adalah implikasi jenis penyebaban. Implikasi jenis penyebaban menjadi kombinasi predikasi yang paling sering muncul karena polis asuransi tersebut berisikan tiga hal, yakni hak-kewajiban penanggung dan tertanggung sebab dan akibat kebakaran yang dijamin; sebab dan akibat kebakaran yang tidak dijamin. Jadi, keambiguan yang terdapat dalam fragmen-fragmen yang dikemukakan di atas dapat digolongkan pada jenis keambiguan gramatikal dalam tataran sintaksis dan keambiguan leksikal (penggunaan -nya). Keambiguan tersebut muncul karena adanya dua rujukan atau lebih, dua lesapan atau lebih, atau frase yang mirip
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S10803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjio, Tjie Sek
Abstrak :
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab XV pasal 36 mengatakan Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. Suatu usaha untuk menaf'sirkan pengertian bahasa Indonesia telah dilakukan oleh Kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan. Sebelum mentjapai suatu rumusan apa jang dimaksud dengan bahasa Indonesia telah ramai diperbintjangkan minderheids nota antara lain berbunji: ... hingga segala jang bertentangan dari tatabahasa Melaju,harus dianggap sebagai bahasa jang tidak baik. (Djawatan Kebudajaan Kem. P.P.KI. , 1955:139) Setelah diadakan permusjawarahan Seksi A Tatabahasa Indo_nesia dan Edjaan Bahasa Indonesia dengan huruf Latin dalam putusan nomor 8 mengatakan: Bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah Bahasa Melaju jang di sesuaikan dengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia sekarang. (Op cit.:175) Pada tanggal 16 Mei 1956 Slametmuljana ketika pidato pe_nerimaan djabatan Guru Besar Universitas Indonesia mengatakan: ... bahwa bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melaju, tetani perkembangan selandjutnja sudah sedemikian djauhnja akibat a_similasinja dengan pelbagai bahasa daerah dan bahasa asing , hingga boleh dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa-baru. (Slametmuljana,1956 : 34). Pengertian bahasa Indonesia jang diperkembangkan dari saran-saran diatas dan berdasarkan pendekatan linguistik baru kemudian dilakukan oleh T.W. Kamil dan A.M. Moeliono (1961a : 11) : Bahasa Indonesia setjara strukturil dan dalam perbenda_haraan-kata dasarnja beralaskan Bahasa Melaju. Dalam perkembangannja bahasa Indonesia mengalami kontak dengan beberapa bahasa daerah dan bahasa asing, terutama dalam perbendaharaan kata bukan-dasar. Sebagai akibat dari kontak dengan bahasa daerah, kita mengenal dialek2 bahasa Indonesia. Misalnja, dialek_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S11081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Dara Pratiwi
Abstrak :
Penelitian tentang perbandingan idiom dari dua bahasa yang tidak satu rumpun masih sedikit dilakukan. Idiom-idiom yang berasal dari ranah hewan memberikan kekhasan tersendiri karena dapat mengumpamakan sifat manusia dengan hewan. Idiom-idiom tersebut diteliti ke dalam tiga jenis perbandingan berdasarkan teori Robert Lado (1957). Tujuan dari penelitian adalah untuk menunjukkan persamaan-_persamaan dan perbedaan-perbedaan serta kekhasan idiom bahasa Jerman dan Indonesia yang berasal dari ranah hewan. Sumber data bahasa Jerman yang saya pergunakan adalah DUDEN (2002) dan sumber data bahasa Indonesia adalah Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia dari tiga penulis, yakni Abdul Chaer, J. S. Badudu, dan Maman S. Mahayana, dkk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 21 idiom yang dapat diperbandingkan ke dalam tiga jenis perbandingan, terdapat dua idiom bahasa Jerman dan bahasa Indonesia yang berasal dari ranah hewan yang memiliki struktur ungkapan dan makna yang mirip. Kemudian, dua idiom bahasa Jerman dan bahasa Indonesia yang berasal dari ranah hewan memiliki struktur ungkapan mirip, tetapi maknanya berbeda. Tujuh belas idiom bahasa Jerman dan bahasa Indonesia yang berasal dari ranah hewan memiliki struktur ungkapan berbeda, tetapi maknanya sama. Dari 21 idiom yang diperbandingkan ini, nama hewan yang paling banyak digunakan adalah kucing. Hal ini disebabkan oleh kemiripan interpretasi orang Jerman dan Indonesia terhadap sifat hewan kucing.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S14736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Sulistyani
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai analisis penerjemahan idiom bahasa Indonesia dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ke bahasa Jerman dalam novel Die Regenbogentruppe. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Rumusan permasalahan dalam penelitan ini adalah kesepadanan makna terjemahan idiom bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman serta teknik penerjemahan yang digunakan untuk memeroleh hasil terjemahan yang sepadan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan terjemahan idiom bahasa indonesia kategori nonanggota tubuh yang frekuensi kemunculannya lebih dari satu kali. Hasil dari penelitian ini adalah dari 20 hasil terjemahan, sebelas terjemahan mengandung kesepadanan makna, dua terjemahan tidak sepadan dan tujuh idiom tidak diterjemahkan.
ABSTRACT
The focus of this research is analysis of Indonesian languages idiom translation within Laskar Pelangi by Andrea Hirata into German within Die Regenbogentruppe. This research is qualitative descriptive. The problem of this research are meaning equivalence of Indonesian languages idiom translation into German and translation technique which used to attain equivalent translation. The purpose of this research is to compare Indonesian languages idiom translation non body parts category which appear more than one time. The result of this research are from 20 translations, 11 contain meaning equivalent, two are inequivalence and seven idioms are not translated.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional, 2003
499.221 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>