Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andhika Pratama
Abstrak :
Setiap bahasa, dalam perkembangannya, pasti akan memunculkan variasi bahasanya dalam setiap penggunaannya, termasuk juga Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Warna merupakan salah satu konsep abstrak dan mendasar yang selalu kita temukan dalam kehidupan keseharian kita, temasuk juga dalam Masyarakat Tuli. Akan tetapi, kurangya penelitian lanjutan mengenai proses produksi isyarat yang merepresentasikan istilah warna dasar menjadi salah satu permasalahan yang ditemukan peneliti. Dalam penelitian ini, kami akan fokus untuk meihat kemunculan variasi bahasa isyarat yang digunakan dalam 5 wilayah di Yogyakarta. Variabel dan Subjek penelitian ini adalah isyarat dari kata warna hitam, putih, merah, hijau, biru, dan kuning dari individu Tuli dalam rentang umur dari 19—48 tahun. Variabel-variabel tersebut akan didokumentasikan melalui penelitian lapangan dan dikonversikan ke dalam korpus data dan akan dianalisis kemunculan varian dan aspek-aspek yang membedakan satu varian dengan yang lainnya menggunakan metode kualitatif. Temuan kami membuktikan bahwa dalam 5 wilayah Yogyakarta, ada beberapa varian isyarat yang muncul dalam satu konsep warna dasar. Aspek yang membedakan satu varian dengan lainnya terletak di seluruh aspek fonologi bahasa isyarat seperti bentuk tangan, orientasi, lokasi, dan gerakan isyarat. ......Every language, in its development, will certainly appear its language variation in its usage, including the Indonesian Sign Language (BISINDO). Colors are one of the ab-stract and fundamental concepts that we found in our daily lives, including the Deaf Society. But, the lack of further research about the process of sign production that rep-resents the basic color terms is one of the few problems that I found. In this research, we will focus on looking for the appearances of sign language variations that are used in 5 regional areas of Yogyakarta. the variables and subjects of this research are signs from the word colors black, white, red, green, blue, and yellow from Deaf people rang-ing from 19--48 years old. The variables will be documented through field research and converted into corpus data and will be analyzed for the variation that appears and the aspects that differ one variation from another using the qualitative method. Our (author and corresponding author) findings prove that in the 5 regional areas of Yogyakarta, there are several variations in sign language in one concept of the basic colors. The aspects that differ one sign from another are in all aspects of sign language phonology such as handshapes, locations, orientations, and movement of the sign.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994
R 419 IND k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Azizah
Abstrak :
Penelitian yang mengkaji pertanyaan kutub dalam bahasa isyarat belum dilakukan secara mendalam. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penanda nonmanual dan manual, serta pola urutan kata dalam kalimat pertanyaan kutub pada bahasa isyarat Indonesia (Bisindo) yang berpedoman pada teori Sandler dan Lillo-Martin (2006). Dalam bahasa lisan, pertanyaan kutub dikenal dengan pertanyaan ya/tidak. Data penelitian ini adalah 60 kalimat pertanyaan kutub yang dihasilkan oleh penutur jati Bisindo. Data yang telah dihasilkan melalui rekaman video kemudian ditranskripsikan secara manual dan diberikan kode cakupan penyebaran penanda nonmanual dan manualnya. Setelah itu, peneliti menganalisis cakupan penyebaran penanda nonmanual dan manual yang digunakan, serta mendeskripsikan pola urutan kata yang terbentuk dalam pertanyaan kutub berdasarkan jenis predikatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penanda nonmanual yang signifikan dalam pertanyaan kutub adalah gerakan alis dan kepala ke depan dengan cakupan penyebarannya meliputi kata, sebagian kalimat, bahkan keseluruhan kalimat; (2) bentuk penanda manual yang digunakan dalam pertanyaan kutub adalah ya/tidak, betul/salah, pernah/tidak, mau/tidak, dan belum/sudah yang muncul di akhir kalimat; dan (3) berdasarkan jenis predikat yang digunakan, pola urutan kata dalam kalimat pertanyaan kutub menghasilkan sembilan variasi, yaitu SOP, OSP, OPS, SPO, POS, SOPS, SPOS, SP, dan PS. ......Research examining polar questions in sign languages ​​has not been conducted in depth. Therefore, this research aims to describe the non-manual and manual markers, as well as word order patterns in polar question sentences in Indonesian Sign Language (Bisindo) which are guided by the theory of Sandler and Lillo-Martin (2006). In spoken language, polar questions are known as yes/no questions. The data for this research are 60 polar question sentences produced by Bisindo native speakers. The data that has been generated through video recordings is then transcribed manually and coded for the scope of occurrence of non-manual and manual markers. After that, the researcher analyzed the scope of distribution of non-manual and manual markers used, and described the word order patterns formed in polar questions based on the type of predicate. The results of the research show that (1) significant non-manual markers in polar questions are forward movements of the eyebrows and head with a scope of distribution including words, parts of sentences, even the whole sentences; (2) the manual markers used in polar questions are yes/no, true/false, ever/don't never, want to/don't want, and haven't/already which appear at the end of the sentence; and (3) based on the type of predicate used, the word order pattern in the polar question sentence produces nine variations, namely as follows SOP, OSP, OPS, SPO, POS, SOPS, SPOS, SP, and PS.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library