Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muh. Abdul Khak
Abstrak :
ABSTRACT When we compare two or more objects with respect to their certain properties, it is usually appropriate to enquire whether they have this properties to the same degree or not. In this case, we use comparative constructions to express it. If two clauses is compared, both of them must have different elements, at least one difference. A comparative construction can involve a number of parameters, the two most important being the number of entities compared and the number of qualities or properties used. A comparative construction can uses: implicitly, explicitly, and semi explicitly patterns. Some comparative constructions use gradable adjectives as predicate. In spite of that, the other constructions use nouns or verbs as predicate. Comparative constructions in Bahasa Indonesia there are three patterns: (a) comparison of differences wick use (lebih)...daripada, dari, ketimbang, makin ...makin etc. as their comparative-markers, (b) comparison of equalities (similarities) wich use sama, seperti, bagaikan, etc., (c) comparison of superlatives wich use paling and ter- + adjective. For example of three patterns mentioned above, respectively, is (a) Ali lebih tinggi daripada Toni, (b) Ani cantik seperti ibunya, and (c) Mujahidin merupakan bagian terbesar dari aliansi oposisi tersebut. Comparative and superlative construction usually have five of elements: (i) item of comparison, (ii) degree-marker, (iii) gradable adjective, (iv) standard-marker, and (v) standard of comparison. Comparison of equality usually has four elements, that are (i) item of comparison, (ii) gradable adjective, (iii) standard-marker, and (iv) standard of comparison. If we analyze construction of comparation in bahasa Indonesia from their element, we find two primary and one secondary construction. The primary constructions are: (i) Construction 1 is construction with order of elements: item of comparison, degree-marker, gradable adjective, standard-marker, and standard of comparison and (ii) Construction 2 is construction with elements order: item of comparison, gradable adjective, degree-marker, standard-marker, and standard of comparison. The secondary construction is construction that vi not include in the primary construction. In the comparison of equalities of bahasa Indonesia there are much standard-markers that are divided in two poles of meaning: the one means 'same' (namely: sama, identik, se- + adjective, persis, seperti) and the other means 'like' (that is, mirip, bak, bagai, bagaikan, laksana, seakan-akan, seolah, semacam, seperti, identik, sebagaimana, persis, se- + adjektiva, se- + nomina). Actually, the most differet of two poles is sama and mirip. Between of both there is meaning nuance. According to me, it appereances confusing to decide wich standar-marker as prototype within comparison of equalities. Finally, by statistical hypothesis, introspective judgment, and testing to native speakers, I decided that seperti is prototype of standard-marker of comparison of equalities.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daddy Rohanady
Abstrak :
Skripsi ini merupakan penelitian atas Bahasa Indonesia secara deskriptif dengan sumber data lisan dan tulisan. Penelitian ini bertujuan melihat (1) hubungan antarverba. di dalam predikat berverba ganda, dan (2) hubungan antara predikat berverba ganda dengan argumen. Hal ini dilakukan karena penulis melihat banyak pemakai bahasa Indonesia yang menggunakan predikat berverba ganda, sedangkan hal itu kurang mendapat perhatian para ahli tata bahasa. Penulis berharap penelitian ini dapat memberi gambaran tentang bentuk-bentuk predikat berverba ganda dalam bahasa Indonesia secara menyeluruh. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menemukan adanya predikat yang terdiri dari dua verba, tiga verba, dan empat verba. Setiap jenis predikat tersebut memiliki sejumlah kemungkinan variasi gabungan verba yang menyatakan makna sendiri-sendiri. Predikat yang terdiri dari 2 verba hanya memiliki 1 hubungan makna, predikat yang terdiri dari 3 verba memiliki (maksimal) 3 hubungan makna, sedangkan predikat yang terdiri dari 4 verba memiliki (maksimal) 11 hubungan makna. Hubungan makna yang dinyatakan oleh variasi gabungan verba itu sendiri hanya terdiri dari 4 jenis, yakni hubungan yang menyatakan (1) tujuan atau maksud, (2) sebab-akibat atau akibat-sebab, (3) persamaan waktu atau keserempakan, dan (4) pemerian. Hubungan antara predikat berverba ganda dengan argumen di tentukan oleh ketransitifan verba terakhirnya. Jika verba terakhirnya intransitif, predikat itu minimal ber_hubungan dengan 1 argument. Jika verba terakhirnya monotransitif, minimal predikat itu berhubungan dengan 2 argumen. Jika verba terakhir bitransitif, minimal predikat itu berhubungan dengan 3 argumen. Dan Jika verba terakhirnya ditransitif , predikat itu berhubungan dengan 1 atau 2 argumen, Keempat jenis hubungan itu dapat digambarkan sebagai berikut 1). a ? P = V1 Vintr; (2) a ? P = V1 - Vmonotr - b; (3) a - P = V1 - Vbitr - b dan c ; (4) a - P = V1 - Vditr - b
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Wiria
Abstrak :
Tujuan utama dari penelitian ini untuk mengetahui pola-pola kalimat yang dibuat oleh murid kelas VI SD di DKI Jakarta. Pola-pola kalimat tersebut dideskripsikan berdasarkan fungsi kalimat. Dari deskripsi tersebut, pola-pola kalimat diklasifikasikan berdasarkan jumlah klausa di dalamnya dan struktur klausanya. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan utama bahwa pola kalimat yang dibuat oleh murid kelas VI SD di lima SD di DKI Jakarta sangatlah beragam. Berdasarkan hasil kuesioner, para murid menyatakan bahwa mereka kurang menyukai pelajaran mengarang dalam bahasa Indonesia. Namun demikian, kemampuan mereka dalam menghasilkan karangan cukup tinggi. Kenyataan ini dapat dijadikan motivasi bagi para guru bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar untuk semakin memotivasi kcmampuan muridnya dalam hal penuangan ide secara tulisan
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S10830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983
499.221 5 PED
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Balai Pustaka, 2000
499.221 TAT (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Badudu, Jusuf Syarif
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1996
499.221 JUS i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwijatmoko, B.B.
Yogyakarta : Fakultas Sasatra Universitas Sanata Dharma, 2001
499.221 DWI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarumpaet, J.P. (Jan Pieter)
Melbourne: Sahata, 1977
499.215 SAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ramlan
Yogyakarta: Andi, 1993
499.221 RAM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adjat Sakri
Bandung: ITB Press, 1994
499.221 ADJ e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>