Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional , 2003
291.21 BUD
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susanto
Yogyakarta: Kanisius, 1993
320.9 BUD p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Rustam Hidayah
"Unsur-unsur intrinsik film memiliki pengaruh terhadap pariwisata di suatu wilayah yang menjadi latar belakang dalam film tersebut. Hal ini yang kemudian disebut sebagai film-induced tourism. Bentuk wisata yang terjadi dapat bermacam-macam, termasuk wisata kuliner. Film Ada Apa Dengan Cinta 2 yang sebagian besar ceritanya mengambil latar belakang tempat di Yogyakarta-pun menarik para wisatawan untuk mengunjungi tempat-tempat yang tergambar dalam film tersebut. Terdapat tiga tempat di Yogyakarta dalam film yang berkaitan dengan wisata kuliner, yaitu; Klinik Kopi, Sellie Coffee dan Sate Klathak Pak Bari. Terjadi peningkatan tingkat kunjungan dan volume penjualan pada lokasi wisata kuliner. Kunjungan wisatawan menyebabkan pengaruh terhadap pola ruang pada loakasi wisata. Dari kunjungan wisatawan menghasilkan pola pemilihan tempat duduk. Volume penjualan dapat meningkatkan harga penjualan pada suatu produk yang disajikan dalam penggalan film Ada Apa Dengan Cinta 2. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk melihat keterkaitan unsur intrinsik terhadap perubahan tingkat kunjungan, pola ruang wisatawan, volume penjualan dan harga penjualan.

The intrinsic elements of the film have an impact on tourism in a region that became the background in the film. This would later be called as film induced tourism. The forms of tourism that occur can be varied, including culinary tourism. Ada Apa Dengan Cinta 2 movie that mostly takes place in Yogyakarta attracts tourists to visit places that are shown in the film. There are three places in Yogyakarta that were shown on the film that are related to culinary tourism, namely Klinik Kopi, Sellie Coffee and Sate Klathak Pak Bari. An increase in visitors and the volume of sales is shown on these sites of culinary tourism. Tourists visits give impacts on the spatial pattern at tourist sites. The visits create a pattern in choosing seats. The volume of sales may increase the price of products that were presented in Ada Apa Dengan Cinta 2 movie. Thus, this research is conducted to look at the interconnectedness of the intrinsic elements to changes in number of visitors, spatial patterns of the visitors, volume of sales, and sales prices.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
959.82 SEJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
959.827 SEJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
P.J. Suwarno
Yogyakarta: Kanisius, 1994
959.827 SUW h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, 1929-1999
Jakarta: Kompas, 2003
370.959 8 YUS i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2003
321.809 73 DEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara, 1992
R 915.982 PRO
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Mukian Mulyadi
"Hakekatnya pola penggunaan tanah merupakan gambaran di atas ruang daiipada gabungan basil jenis usaha manusia, tingkat teknologi dan jwnlahnya. Adanya penyebaran jumlah penduduk yang tidak merata dan seimbang akan mengakibatkan perbedaan perkembangan penggunaan tanah yang ada. Perkembangan penggunaan tanah yang dijumpai di setiap wilayah akan mencapai suatu tahapan perkembangan tertentu, sebagaimana yang dikemukakan Prof. I Made Sandy dan skema A sampai dengan skema I.
Kabupaten Sleman path tahun 1994 terdiri dan 17 kecamatan dengan luas 57.482 ha dan berpenduduk 788.340jiwa. Dan Kabupaten Kulonprogo path tahun 1994 terdiri dan 12 kecamatan dengan luas 58.628 ha dan berpenduduk 424.75 1 jiwa. Kabupaten Sleman memiliki wilayah dataran rendah sampai wilayah pegunungan dan diantara wilayah tersebut terdapat lereng 0% sampai lereng lebih dan 40%. Kabupaten Kulonprogo memiliki juga wilayah dataran rendah sampai wilayah dataran tinggi, namun dibandingkan dengan Kabupaten Sleman, lereng di Kabupaten Kulonprogo relatiflebih terjal.
Masalah: 1. Perkembangan penggunaan tanah path tahun 1994 di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo sudah mencapai tahap apa berdasarkan skema yang dikemukakan oleh Prof I Made Sandy? 2. Dimanakah letak perbedaan penggunaan tanah path Wilayah Tanah Usaha tertentu di kedua kabupaten tersebut ? 3. Bagaimanakah kaitannya dengan faktor yang mempengaruhi penggunaan tanah?
Kesimpulan:
1. Pola penggunaan tanah di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo berbeda, yakni setelah perkainpungan, terdapat sawah, kebun campuran, tegalan dan terakhir hutan. Perbedaannya path Kabupaten Kulonprogo setelah perkampungan terdapat sawah, kebun campuran, lalu perkebunan, tegalan dan terakhir hutan.
2. Path Kabupaten Sleman keathan pemanfaatan untuk lahan persawahan sudah berkembang ke arah pegunungan, akan tetapi luas persawahan yang dibuat ke arah pegunungan relatif kedil luasnya, sehingga tahapan penggunaan tanah di kabupaten mi telah berada path skema G. Pada Kabupaten Kulonprogo wilayah yang lebih tinggi terdapat kebun campuran dan tegalan sedangkan pemanfäatan tanah untuk lahan persawahan dan perkampungan sudah terthpat path wilayah sekitar pantai, sehingga tahapan penggunaan tanah di kabupaten mi telah berada path skema H.
3. Pengusahaan tanah di Kabupaten Sleman didominasi oleh pengusahaan tanah intensif yang berupa lahan persawahan, sedangkan pengusahaan tanah di Kabupaten Kulonprogo didominasi oleh pengusahaan tanah kurang intensif yang berupa kehun campuran.
4. Penggunaan tanah di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo tahun 1994 sudah tidak sesuai lagi dengan konsepsi Wilayah Tanah Usaha.
5. Perbedaan penggunaan tanah di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo 'dipengaruhi oleh faktor ketinggian, lereng dan kepathtan penduduk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>