Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salam Fadillah Alzah
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis corporate governance yang diukur dengan jumlah dewan komisaris, presentase komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan institusional, dengan variabel kontrol ukuran perusahaan dan leverage, dan pengaruhnya terhadap industri asuransi di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2008-2016. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan 8 sampel perusahaan asuransi yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Metode yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa corporate governance belum memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan asuransi di Indonesia. Hasil regresi pada ROA, jumlah dewan komisaris dan leverage berpengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan presentase komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan tidak memberi pengaruh. Regresi pada Tobin'sQ, komite audit dan ukuran perusahaan yang berpengaruh negatif, sedangkan jumlah dewan komisaris, presentase komisaris independen, kepemilikan institusional, dan leverage tidak memberikan pengaruh.
This study analyzes the effect of corporate governance as measured by the number of boards of commissioners, the percentage of independent commissioners, audit committees, and institutional ownership, with firm size and leverage as control variables, on the performance of the insurance industry in Indonesia listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008 2016. This research is quantitative research with 8 sample of the insurance company which determined by purposive sampling method. The method used is multiple linear regression. The results of this study indicate that corporate governance has not affected the performance of insurance companies in Indonesia. Regression results on ROA, the number of boards of commissioners and leverage have a negative effect on ROA, while the percentage of independent commissioners, audit committee, institutional ownership, and firm size have no effect. Regressions on Tobin 39 sQ, audit committees, and firm size are negatively affected, while the number of boards of commissioners, the percentage of independent commissioners, institutional ownership, and leverage have no effect.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pupung Sapariah
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Octaviany
Abstrak :
Setelah berlakunya Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan asuransi hanya dapat diajukan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Berdasarkan hal tersebut, penulis mengajukan pokok permasalahan yaitu: 1. Apa dasar pertimbangan hukum Otoritas Jasa Keuangan dalam mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan asuransi secara umum dan dalam mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya? 2. Bagaimana prosedur pengajuan permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan asuransi oleh Otoritas Jasa Keuangan? 3. Apa upaya hukum terhadap ditolaknya permohonan kreditor kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan asuransi? Bentuk penelitian ini bersifat yuridis normatif dengan tipologi penelitian deskriptif. Pada akhirnya, penulis memperoleh kesimpulan bahwa dasar pertimbangan hukum Otoritas Jasa Keuangan dalam mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan asuransi secara umum salah satunya adalah pengenaan sanksi administratif terhadap perusahaan asuransi. Sedangkan dasar pertimbangan hukum Otoritas Jasa Keuangan dalam mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya salah satunya adalah kemampuan keuangan PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya untuk membayar utang atau kewajiban. Penulis menyarankan agar upaya hukum terhadap ditolaknya permohonan kreditor kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan asuransi diatur secara jelas dalam peraturan perundang-undangan di bidang perasuransian. ......After the enactment of Act No. 40 of 2014 concerning Insurance, the request for bankruptcy statement against insurance company may only be filed by the Financial Services Authority. Based on this, the author propose the main issues as 1. What is the basis of legal considerations of the Financial Services Authority in applying for bankruptcy statements against insurance companies in general and in applying for bankruptcy statement against PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya 2. What is the procedure for filing a bankruptcy statement against the insurance company by the Financial Services Authority 3. What are the legal stances against the rejection of a creditor 39 s application to the Financial Services Authority to apply for a bankruptcy statement against the insurance company This research uses the normative juridical approach with a descriptive typology. In the end, the author conclude that the basic legal considerations of the Financial Services Authority in applying for bankruptcy statements against insurance companies in general one of them is the imposition of administrative sanctions against insurance companies. While the basis of legal considerations of the Financial Services Authority in applying for bankruptcy statement against PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya is one of them is the financial ability of PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya to pay debts or obligations. The author suggests that the legal action against the rejection of the creditor rsquo s application to the Final Services Authority to apply for a bankcruptcy statement against the insurance company is clearly stipulated in the laws and regulation in the field of insurance.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Fariz Darmawan
Abstrak :
Insurance Technology atau InsurTech adalah perusahaan asuransi, perantara, atau perusahaan berbasis teknologi yang memasuki sektor asuransi, yang memanfaatkan teknologi baru untuk memberikan nilai tambah baru bagi industri serta memberikan cakupan ke basis pelanggan yang lebih cerdas secara digital. Namun, Indonesia saat ini belum memiliki pengaturan yang komprehensif mengenai penyelenggaraan InsurTech dan tanpa adanya regulasi yang menyeluruh akan berpotensi memunculkan sejumlah risiko. Dengan demikian, penulis merasa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pokok permasalahan mengenai bagaimana eksistensi InsurTech ditinjau dari peraturan perundang-undangan di Indonesia dan bagaimana perbandingan pengaturan dan pelaksanaan InsurTech di Indonesia dan Singapura. Metode penelitian yang digunakan ialah metode yuridis-normatif dengan pendekatan komparatif. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengaturan InsurTech di Indonesia saat ini masih diatur secara parsial dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai asuransi, transaksi elektronik, maupun perlindungan konsumen. Terlebih, saat ini InsurTech di Indonesia masih didominasi oleh produk micro-insurance yang dipasarkan oleh InsurTech berbentuk aggregator maupun intermediaries. Jika dibandingkan dengan Singapura, kini InsurTech di Singapura telah berfokus pada penyempurnaan layanan dari produk yang telah ada dengan pengaturan yang telah mampu mengatasi persoalan risiko dan tantangan dari InsurTech yaitu dengan adanya peraturan khusus yang mengatur mengenai perlindungan data pribadi dan perlindungan konsumen bagi penyelenggara InsurTech. Oleh karena itu, OJK sebagai regulator memiliki urgensi untuk menerbitkan produk hukum yang spesifik dan komprehensif untuk mengatur detail penyelenggaran InsurTech di Indonesia dengan mempelajari pengaturan serta implementasi dari Singapura. ......Insurance Technology, also known as InsurTech, is a new insurance company, intermediary, or technology-based company that enters the insurance sector and uses new technologies to provide new added value to the industry as well as coverage to a digitally smarter customer base. However, Indonesia appears to lack comprehensive arrangements for the implementation of InsurTech, which could pose a number of risks in the absence of comprehensive regulation. As a result, the author believes there is a need for additional research on how the existence of InsurTech is reviewed from the laws and regulations in Indonesia, as well as how to compare the regulation and implementation of InsurTech in Indonesia and Singapore. A juridical-normative method with a comparative approach was used for the research. According to the findings of this research, InsurTech regulations in Indonesia are currently only partially regulated by laws and regulations governing insurance, electronic transactions, and consumer protection. Furthermore, micro-insurance products marketed by InsurTech in the form of aggregators and intermediaries continue to dominate InsurTech in Indonesia. InsurTech in Singapore has now focused on improving the services of existing products with arrangements that have been able to overcome the risks and challenges of InsurTech, namely the existence of special regulations governing the protection of personal data and consumer protection for InsurTech operators. As a result, OJK, as a regulator, is under pressure to issue specific and comprehensive legal products to govern the details of InsurTech implementation in Indonesia by studying the arrangements and implementation in Singapore.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Radiks
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1995
368.959 8 RAD m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Radiks
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1992
368.959 8 PUR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Fentysari
Abstrak :
Asuransi dalam terminologi hukum merupakan suatu perjanjian. Perjanjian asuransi atau pertanggungan dibuat dalam bentuk perjanjian baku, dimana para calon tertanggung hanya memiliki pilihan menerima atau menolaknya atau dapat dikatakan bahwa dalam perjanjian tersebut kedudukan para pihaknya tidak seimbang. Dalam perjanjian yang dibakukan tersebut seringkali terdapat klausula-klausula yang tidak dimengerti oleh orang awam, yang pada dasarnya dibuat untuk kepentingan si perusahaan asuransi. Hal-hal mengenai bagaimana hubungan hukum para pihak yang terikat dengan perjanjian, tanggung jawabnya hingga keabsahan penggunaan kuasa mutlak seringkali diabaikan oleh calon tertanggung asuransi karena kurangnya pengetahuan akan masalah-masalah tersebut. Penelitian yang membahas permasalahan hukum yang terdapat pada klausula baku dalam formulir permohonan asuransi dilakukan dengan metode normatif. Sehingga pada akhirnya dapat diperoleh gambaran bahwa hubungan hukum para pihak yang terkait dalam asuransi selalu didasarkan pada perjanjian yang dibuat antara para pihaknya sesuai dengan asas kepribadian dan kebebasan berkontrak sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang dan itikad baik. Selain itu mengenai tanggung jawab salah satu pihak dalam perjanjian, dapat saja diperjanjikan dalam bentuk terbatas atau hilang sama sekali (klausul eksonerasi) sepanjang disepakati oleh para pihaknya dan tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang. Begitu pula dengan keberadaan lembaga kuasa mutlak yang mengeliminir ketentuan tentang berakhirnya pemberian kuasa tidaklah bertentangan dengan hukum perdata yang sifatnya mengatur dan sejalan dengan asas kebebasan berkontrak.
Depok: [Fakultas Hukum Universitas Indonesia, ], 2008
S21413
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Mario Arif Budiman
Abstrak :
Persaingan yang semakin ketat dalam menjalankan kegiatan usaha, membuat timbulnya kecenderungan bagi pelaku usaha untuk melakukan tindakan apapun agar dapat memenangkan pasar. Tindakan-tindakan tersebut bahkan dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak lain, khususnya pelaku usaha yang lain dan konsumen pengguna barang dan jasa. Salah satu tindakan yang dilakukan tersebut adalah tindakan monopoli, yaitu tindakan penguasaan produksi dan pemasaran barang dan jasa. Undang-Undang No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat tidak serta merta melarang tindakan monopoli, karena tindakan monopoli yang dilarang adalah tindakan monopoli yang memenuhi indikasi dan kriteria sebagai tindakan monopoli yang dilarang dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1999. Indikasi adanya tindakan monopoli itu tertuang dalam pasal 17 ayat (2) Undang-Undang No. 5 tahun 1999. Sedangkan kriteria yang harus dipenuhi tersebut adalah tindakan yang menghilangkan persaingan dan mengakibatkan kerugian bagi kepentingan umum. Indikasi dan kriteria dari tindakan monopoli sebagai kegiatan yang dilarang dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1999 harus dipenuhi dalam penunjukkan Konsorsium Asuransi TKI bernama ?Proteksi TKI? yang diketuai PT Asuransi Central Asia Raya oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, untuk mengetahui apakah dalam penunjukkan tersebut telah terjadi tindakan monopoli yang dilarang atau tidak.
The increase of competition in conducting business activities raises the tendency for businessmen to perform any kind of action in order to win the market. Those actions may be detrimental to other parties, especially other businessmen and consumers. One of the actions as such is monopoly whereas the businessmen gain control over the production and marketing of goods and services. Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat does not conclusively prohibit the act of monopoly provided that it does not meet the indications and criterias of the prohibited act of monopolistic practice as stated in Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Such indications of monopolistic practice are stipulated in article 17 paragraph (2) of Undang-Undang No. 5 Tahun 1999. Furthermore, the criteria that must be met is that such action results in the elimination of competition and causes major losses for the public interest. For the purpose of determining whether there is an occurence of monopolistic practice on the appointment of the Indonesian Labors Insurance Consortium ?Proteksi TKI? headed by PT Asuransi Central Asia Raya by the Ministry of Manpower and Transmigration of the Republic of Indonesia, the indications and criterias as expressed in Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 must be met.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S1292
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4   >>