Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Sari Boenarco
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini mengangkat permasalahan yang bermula dari kisruh impor garam pada tahun 2011 lalu. Hal ini mengundang persepsi bahwa Indonesia belum mampu mengelola potensi kelautannya yang besar karena harus bergantung pada garam impor. Untuk itu, perlu digali mengenai faktor-faktor yang dapat menjelaskan penyebab ketidakmampuan tersebut. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis, analisa terhadap data yang dikumpulkan dari berbagai sumber mengantarkan kepada hasil bahwa pengembangan sektor pergaraman nasional terkendala oleh faktor-faktor internal seperti akses teknologi yang kurang dan proteksi pemerintah yang minim. Lebih dari itu, juga didasari kepada faktor liberalisasi perdagangan. Perdagangan bebas memungkinkan Indonesia untuk mengimpor dengan lebih mudah dan murah demi memenuhi kebutuhan garamnya. Lebih lagi, di tengah-tengah kampanye internasional untuk menggunakan garam beriodium yang masih sulit diproduksi di dalam negeri. Ini menjadi celah keuntungan bagi negara pengekspor garam seperti Australia dan para importir garam di dalam negeri. Pencarian kepentingan juga dilakukan oleh agensi transnasional yang diwakili oleh NGO dan pihak industri garam berskala besar terkait dengan kampanye tersebut. Namun ketika pamor garam berkurang karena terbukti memiliki efek samping bagi kesehatan, negara produsen garam tetap tak mau kehilangan pasarnya. Bagi Australia, Indonesia akan dipertahankan sebagai salah satu pasar garam yang potensial. Pertama, karena Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan garam sendiri. Kedua, karena tren gaya hidup sehat belumlah disadari penuh di Indonesia. Yang artinya, kebutuhan akan garam tidak akan berkurang. Untuk mengatasi segala kendala di sektor pergaraman, yang paling utama adalah perlunya keberpihakan pemerintah kepada ekonomi rakyat dengan proteksi dalam negeri melalui kebijakan yang tepat dan tegas. Inilah yang mengantarkan Indonesia pada keberhasilan program swasembada garam nasional.
Abstract
Pro and Contra on Indonesian imported salt on 2011 is background of this thesis. Salt import issue rise a perception that Indonesia disabled to develop its abundant marine potential resources. So that, it is an urgent needs to study factors that make it disabled. Qualitative approach using descriptive analysis methode showing that disability in developing national salt sector caused by internal factors such as less of protection and technology. Furthermore, disability is also caused by trading liberalization. Free trade make it easier and cheaper to importing salt to meet national salt demand. Furthermore, international campaign regarding important need to consume iodized salt that only produced in very limited amout in Indonesia make importing salt an instant way to be done. Importer agents, Non-governmental organization (NGO), Salt industrial companies and Salt exporters country such as Australia take this fortune opportunity to make a big profit income. In contrary when salt demand decrease because of health issue that give bad influence to human health, this particular opportunist parties does not want to loose their market. Facing this fact, Australian exporters still can maintain its market in Indonesia because lack of healthy awareness and lifestyle of its people. This means Indonesian salt demand is not decreasing. In years of 2004 Indonesian government rise imported salt policies, and instantly start salt sector liberalitation and meet its peak poin also in this year. In addition to minimum protection to national salt sector, this policies legalize imported salt and be a catalyst to emergence of importers in nation. In condition of high influence from global liberalization, there is no other solution to imported salt issue, that Indonesian government must put their concern to take side with people centered economic by protect nation salt production with precise and unequivocal policies. In the future, this policies can bring success in nation salt self-supporting program to meet national salt demand. .
2012
T30500
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nakib Rabbani
Abstrak :
Salah satu kemajuan teknologi pada saat ini adalah terdapat pada bidang komunikasi yang ditandai dengan adanya berbagai macam alat komunikasi yang diciptakan untuk memudahkan sistem komunikasi bagi masyarakat dan salah satunya adalah Smartphone. Maka untuk memenuhi kebutuhan penduduk, kita harus mengimpor barang dari luar negeri sebab sebagian besar industri dalam negeri tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tesis ini membahas tentang hubungan antara PDB perkapita, IHK, Penjualan dalam negeri, Produksi dalam negeri dan Kurs terhadap Volume impor smartphone Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data kuartalan dari tahun 2007-2015, menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Rekomendasi dari penelitian adalah mendorong pemerintah untuk setidaknya memiliki satu industri komponen untuk Smartphonoe dalam negeri. Industri yang berbasis output oriented. Dimana hal ini tidak hanya untuk menjalankan aturan mengenai TKDN, tapi juga dapat menjadi input faktor produksi bagi industry Smartphone dalam negeri.
One of the advances in technology there are now in the field of communication characterized by the wide variety of communication tools created to facilitate communication systems for the public and one of them is a Smartphone. So to meet the needs of the population, we have to import goods from abroad because the majority of the domestic industry is unable to meet domestic demand. This thesis discusses the relationship between per capita GDP, CPI, domestic sales, domestic production and the exchange rate of the volume of imports of smartphones in Indonesia. This study uses a quantitative approach using quarterly data from the years 2007-2015, using ordinary least squares (OLS). Recommendations of the study is to encourage the government to at least one component for the Smartphone industry in the country. Based industry output oriented. Where it is not just to run the rule regarding the DCL (Domestic Content Legislation), but also can be input factors of production for the domestic Smartphone industry.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Dneuilly
Abstrak :
Perdagangan internasional, atau pertukaran barang dan jasa antarnegara, dipercaya dapat memberikan keuntungan bagi negara, termasuk negara berkembang. Oleh karenanya, tujuan dari studi ini adalah untuk meneliti perkembangan dan faktor-faktor yang menentukan bilateral ekspor dan impor Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang. Studi ini menggunakan kumpulan data tahun 2000-2016 yang mencakup 23 negara partner dagang Indonesia. Untuk meneliti faktor penentu tersebut, digunakan analisis panel data pada model gravitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kurun waktu penelitian, ekspor Indonesia amat bergantung pada komoditas hasil bumi, sedangkan impornya terkonsentrasi pada barang industri. Selain itu, performa bilateral ekspor dan impor Indonesia ditentukan oleh ukuran perekonomian Indonesia, ukuran perekonomian negara partner dagang, jarak antara Indonesia dan negara partner dagangn, kualitas institusi negara partner dagang, dan keberadaan perjanjian perdagangan bebas di antara keduanya. Berdasarkan hasil studi, Indonesia perlu memperkuat sektor manufakturnya untuk menghindari tekanan harga pada komoditas hasil bumi yang diekspornya, dan juga untuk mengurangi ketergantungan akan impor barang industri, terutama produk komponen. Selain itu, Indonesia dapat terlibat dalam perjanjian perdagangan karena ini dapat memengaruhi ekspor dan impornya secara positif. Akan tetapi, karena perjanjian perdagangan lebih berdampak di sisi impor, Indonesia harus meningkatkan daya saing, terutama pada sektor industri, sehingga perjanjian tersebut dapat lebih menguntungkan sebab dapat meningkatkan nilai ekspor dan pada akhirnya meningkatkan surplus perdagangan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Ramawijaya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Prima Raka
Abstrak :
The role of intermediate imports is becoming increasingly important in the increase Indonesia's manufacturing export performance. Using Two-Stage Least Square strategy utilizing company-level data from Indonesian Industry Statistics from 2011 to 2014, it was found that companies that expand their intermediate imports can thrive their export value and volume. This effect affects companies in both GPNs and the Non-NPG industry. Furthermore, this study found different price behavior between the NPG industry and the Non-NPG industry in international trade. this observed that firms in the NPG industry face price stickiness during export and import involves intra-network transactions, while the Non-GPN industry faces more prices fluctuate. Finally, this study found that imports between This elastic dependence on import tariffs reveals new facts for Indonesia efforts to increase protection against imported intermediate products may be a trigger double cost of protectionism. ......Peran impor intermediate menjadi semakin penting dalam meningkatkan kinerja ekspor manufaktur Indonesia. Dengan menggunakan strategi Two-Stage Least Square yang memanfaatkan data tingkat perusahaan dari Statistik Industri Indonesia dari tahun 2011 hingga 2014, ditemukan bahwa perusahaan yang memperluas impor antara dapat meningkatkan nilai dan volume ekspornya. Efek ini memengaruhi perusahaan di industri GPN dan Non-NPG. Lebih lanjut, penelitian ini menemukan perilaku harga yang berbeda antara industri NPG dan industri Non-NPG dalam perdagangan internasional. Hal ini mengamati bahwa perusahaan di industri NPG menghadapi kekakuan harga selama ekspor dan impor yang melibatkan transaksi intra-jaringan, sedangkan industri Non-GPN lebih banyak menghadapi fluktuasi harga. Terakhir, studi ini menemukan bahwa impor antara ketergantungan elastis pada tarif impor ini mengungkapkan fakta baru bagi upaya Indonesia untuk meningkatkan perlindungan terhadap produk antara yang diimpor dapat menjadi pemicu biaya ganda proteksionisme.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winnetou Bhadrikarafsya Ranadireksa
Abstrak :
Manufactured transportation related products play a crucial role in country's export. The low level of production capacities on some transportation manufacturing products opened up possibilities for Indonesia to do an import in order to fulfill production process. However, trade policy in the form of Technical Barriers To Trade (TBT) might potentially restrict imports as it is the most imposed chapter of Non-Tariff Measures (NTM) on the transportation manufacturing products. As TBT is a grouping of several variations of technical measures, referred to as subgroups, those subgroups might have different effects on imports of the transportation manufacturing products. Moreover, the difference between production capacities of groups of the transportation manufacturing products could also have different effects related to subgroups of TBT. Our study intends to study the effects of subgroups on the transportation manufacturing products on aggregated and disaggregated levels by groups. Using the estimation method of Poisson Pseudo-Maximum Likelihood (PPML) and the data of HS 6-digits level based on 10 countries from the year of 2014 - 2021, this study found that subgroups of TBT having different effects on the import value of the transportation manufacturing products. Moreover, different subgroups also lead to different effects on disaggregated transportation manufacturing products. ......Produk manufaktur yang berhubungan dengan transportasi memainkan peran penting dalam ekspor Indonesia. Rendahnya kapasitas produksi pada beberapa produk manufaktur transportasi membuka peluang bagi Indonesia untuk melakukan impor dalam rangka memenuhi proses produksi. Namun, kebijakan perdagangan dalam bentuk Hambatan Teknis Perdagangan (Technical Barriers To Trade/TBT) berpotensi membatasi impor karena merupakan bagian yang paling banyak dikenakan dalam Non-Tariff Measures (NTM) pada produk manufaktur transportasi. Karena TBT merupakan pengelompokan dari beberapa variasi tindakan teknis, yang disebut sebagai subkelompok, subkelompok tersebut dapat memiliki efek yang berbeda pada impor produk manufaktur transportasi. Selain itu, perbedaan antara kapasitas produksi kelompok-kelompok produk manufaktur transportasi juga dapat memiliki dampak yang berbeda terkait dengan subkelompok TBT. Studi kami bermaksud untuk mempelajari dampak subkelompok pada produk manufaktur transportasi pada tingkat agregat dan disagregasi berdasarkan kelompok. Dengan menggunakan metode estimasi Poisson Pseudo-Maximum Likelihood (PPML) dan data tingkat HS 6-digit berdasarkan 10 negara dari tahun 2014 - 2021, studi ini menemukan bahwa subkelompok TBT memiliki dampak yang berbeda terhadap nilai impor produk manufaktur transportasi. Selain itu, subkelompok yang berbeda juga menyebabkan efek yang berbeda pada produk manufaktur transportasi terdisagregasi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Rakha Musyaffa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai kebijakan penurunan batas pembebasan bea masuk atas impor barang kiriman. Penelitian ini berfokus pada dasar pertimbangan penurunan batas pembebasan bea masuk atas impor barang kiriman dan upaya pencegahan terhadap bentuk-bentuk penghindaran pajak setelah dikeluarkannya kebijakan ini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dasar pertimbangan kebijakan tersebut adalah untuk pengendalian impor dan menciptakan kesetaraan sekaligus menjaga daya saing antara produk lokal dengan produk impor. Selain itu dari berbagai upaya pencegahan penghindaran pajak yang dilakukan, didapatkan bahwa masih terdapat bentuk-bentuk penghindaran pajak yang terus dicoba untuk dilakukan dalam kegiatan impor barang kiriman. Dimana bentuk-bentuk penghindaran pajak tersebut berupa splitting dan underinvoicing. ......This study aims to discuss the policy of reducing the exemption from import duty on imported goods. This research focuses on the consideration of reducing the exemption from import duty on imported shipments and effort to prevent the tax avoidance after the issuance of this policy. This research is qualitative research with descriptive research type. The study finds that the basis for consideration of these policies is to control imports and create equality while maintaining competitiveness between local products and imported products. In addition, from various efforts to prevent the tax avoidance, it also finds that the forms of tax avoidance carried on are existing in the activities of importing shipments. Where the forms of tax avoidance found are within the form of splitting and underinvoicing.
Depok: Fakultas Ilmu Adminstrasi Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Rofiq
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekspor, impor, dan foreign direct investment (FDI) terhadap inovasi perusahaan manufaktur baik secara langsung maupun tidak langsung. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdapat di Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008-2015 serta data tambahan dari World Bank Enterprise Survey (WBES) tahun 2015. Menggunakan model Two-Stage Least Square (2SLS) dengan metode estimasi fixed effect, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspor dan FDI memiliki pengaruh positif secara langsung terhadap inovasi perusahaan. Berbeda dengan ekspor dan FDI, impor memiliki pengaruh tidak langsung melalui channel konsentrasi pasar. Pada stage pertama, impor signifikan berpengaruh positif terhadap konsentrasi pasar. Kemudian pada stage kedua, konsentrasi pasar terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap inovasi perusahaan manufaktur.  ......This study aims to determine the impact of exports, imports, and foreign direct investment (FDI) on the innovation of manufacturing companies, either directly or indirectly. The sample used is manufacturing companies listed in the Statistics of Large and Medium Industries (IBS) of the Central Bureau of Statistics in 2008-2015, as well as additional data from the World Bank Enterprise Survey (WBES) in 2015. Using the Two-Stage Least Square (2SLS) model with the fixed effect estimation method, the results of this study indicate that exports and FDI have a direct positive impact on company innovation. In contrast, imports have an indirect effect through market concentration channels. In the first stage, imports have a significant positive impact on market concentration. Then in the second stage, market concentration is proven to impact manufacturing companies' innovation negatively.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2000
R 315.98 BUL
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library