Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kumaat, Theophany Deasinatalia
Abstrak :
Perkembangan kognitif pada anak dimulai dengan meniru perilaku orang tua. Perilaku meniru menjadi salah satu cara manusia untuk dapat bertahan hidup. Tesis ini membahas bentuk baru perilaku meniru yaitu over imitation. Penelitian eksperimental dilakukan pada 250 orang anak usia 7 dan 8 tahun untuk mengetahui pengaruh usia model terhadap perilaku over imitation. Perilaku over imitation diamati setelah anak menonton video animasi mengenai mainan dengan usia model yang divariasikan menjadi anak-anak dan dewasa. Meskipun hasil perhitungan statistik tidak menunjukan perbedaan mean yang signifikan namun hasil dari penelitian ini dapat memberikan model yang lebih ditiru anak adalah model anak-anak. Hasil penelitian ini menyarankan penggunaan video animasi sebagai media belajar bagi anak usia 7 dan 8 tahun.
Children cognitive development started by watching what their parents do. Imitaion is one important thing for human to survive. This thesis is about one new form of imitation called over imitation. Experimental research was done to 250 children ages 7 and 8 to know how the age of model in animation video can influence over imitation. Over imitation was observed after the participant watched a video about toy and the model age was varied to child and adult. Altough the statistical calculation did not showing any significant result but at least this research give us a view that chlidrend tend to follow other children as a model than adult model. This research also suggest to use animation video as one media for teaching childeren age 7 and 8.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
From antiquity to the present, the theory and practice of imitation have been central to the construction of art. Yet despite a growing body of recent work, imitation is still commonly confused with the practice of copying. This misunderstanding is detrimental to the many kinds of replication that are negatively compared with notions of originality and authenticity, such as appropriation, quotation, reproduction, citation and reference. Nevertheless it is the act of repetition that confers the quality of originality and authenticity on the model in the first place --- a paradoxical gesture of demarcation that serves to establish a representational hierarchy between imitation and model. This reinforces the perception that all forms of imitation necessarily run counter to the idea of innovation or emulation. This collection of essays challenges these prejudices by bringing to bear a perspective that reveals the ubiquity of the practice of imitation across cultures while underlining the homology of theories of imitation from within the various historical and geographical positions that are investigated. Leading scholars bring light to a broad range of areas, some of which have been little researched in the past, providing an invaluable text for undergraduates and scholars of art history, visual studies, and aesthetics, and museum professionals.
Chichester: Wiley-Blackwell, 2015
700.1 THE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2002
156.3 IMI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Petra Maharani Pramudya
Abstrak :
Permintaan produk Oreo meningkat setelah iklan televisi produk tersebut menampilkan ritual mengonsumsi 'diputer, dijilat, dicelupin'. Penulis membuat penelitian untuk melihat pengaruh usia observer dan interaksinya dengan penggunaan panggilan kinship terhadap perilaku over-imitation pada anak berusia enam tahun (N = 100). Ritual mengonsumsi dan over-imitation merupakan dua hal yang berbeda, namun memiliki kesamaan, yakni keduanya terdiri dari beberapa sequence. Di dalam penelitian ini, ritual mengonsumsi ditampilkan dalam bentuk video animasi yang memvariasikan usia observer dan penggunaan panggilan kinship. Perilaku over-imitation yang diukur pada penelitian ini divariasikan menjadi dua, yaitu meniru gerakan dan verbal atau meniru gerakan saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa usia observer tidak mempengaruhi perilaku over- imitation secara signifikan. Akan tetapi, interaksi usia observer dewasa yang menggunakan panggilan kinship rupanya tidak berbeda secara signifikan dengan demonstrasi langsung dalam mempengaruhi perilaku over-imitation, khususnya gerakan tanpa verbal. Penggunaan ritual mengonsumsi dalam bentuk video animasi tetap dapat digunakan untuk memasarkan produk baru kepada konsumen.
here has been an increased demand for Oreo after they launch the advertisement that shows ritual consumption on how to eat an Oreo biscuit: 'Twist, lick, dunk'. The purpose of this research was to see the influence of observer’s age and the influence of interaction between observer’s age and kinship names on over- imitation behavior in children aged six years (N = 100). Ritual consumption and over-imitation are two different things, but they consist of several sequences. In this study, the ritual consumption shown in an animation video that use of varying observer’s age and kinship names. The over-imitation which measured in this study varied into two; imitate movements and verbal or imitate movements without verbal. The results showed that observer’s age on the video animation did not significantly influence the emergence of over-imitation behavior. Moreover, the scores in the control group who received live demonstration and the experimental group with father as an observer did not differ significantly. However, it is still recommended to use ritual consumption in an animation video to promote a new product to the consumer.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Shehab
Abstrak :
ABSTRAK
Luxury goods di Indonesia semakin dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat dari nilai pasar luxury goods yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun seiring meningkatnya produk luxury fashion yang masuk ke Indonesia, penjualan produk tiruan pun ikut meningkat. Penelitian ini melihat bagiamana pandangan negatif terhadap barang tiruan mampu mempengaruhi intensi konsumen untuk membeli luxury fashion product yang orisinil. Dengan melibatkan variabel-variabel lain yaitu, Public Self-Consciousness, Self-Esteem, Brand Consciousness dan Ethical Idealism. Sampel penelitian ini adalah Generasi Y dengan rentang umur 18 ndash; 35 yang berdomisili di daerah Jabodetabek dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia, yang memiliki luxury fashion products. Peneliti menggunakan analisis Structural Equation Modelling SEM . Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Generasi Y memiliki pandangan negative terhadap barang tiruan yang tinggi namun belum tentu memiliki keingin untuk membeli luxury product yang orisinil, perkiraan peneliti hal ini disebabkan karena pendapatan yang belum cukup.Luxury goods di Indonesia semakin dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat dari nilai pasar luxury goods yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun seiring meningkatnya produk luxury fashion yang masuk ke Indonesia, penjualan produk tiruan pun ikut meningkat. Penelitian ini melihat bagiamana pandangan negatif terhadap barang tiruan mampu mempengaruhi intensi konsumen untuk membeli luxury fashion product yang orisinil. Dengan melibatkan variabel-variabel lain yaitu, Public Self-Consciousness, Self-Esteem, Brand Consciousness dan Ethical Idealism. Sampel penelitian ini adalah Generasi Y dengan rentang umur 18 ndash; 35 yang berdomisili di daerah Jabodetabek dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia, yang memiliki luxury fashion products. Peneliti menggunakan analisis Structural Equation Modelling SEM . Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Generasi Y memiliki pandangan negative terhadap barang tiruan yang tinggi namun belum tentu memiliki keingin untuk membeli luxury product yang orisinil, perkiraan peneliti hal ini disebabkan karena pendapatan yang belum cukup.
ABSTRACT
Luxury goods in Indonesia are increasingly easily in the public, this can be seen from the luxury goods market value continues to increase from year to year. But along with the increasing fashion luxury products in Indonesia, sales of counterfeits products also increased. This study sees how the negative feel towards counterfeit luxury goods can affect the intention of consumers to buy an original fashion luxury product. By involving other variables which are, Public Self Consciousness, Self Esteem, Brand Consciousness and Ethical Idealism. The sample of this research is Generation Y with age range 18 35 domiciled in Jabodetabek area and several other big cities in Indonesia, which have fashion fashion products. Researchers used Structural Equation Modeling SEM analysis. The results shows that Generation Y has high negative view of counterfeit luxury goods but does not necessarily have an intention to buy the original luxury product, the researchers estimate this is due to insufficient income.
2017
S67422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Dinda Sani
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai pengalaman hidup lelaki gay dalam konteks Indonesia dalam membangun narasi resistensi dan kontestasi identitas demi melawan budaya kelompok dominan. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma kritis serta desain fenomenologi, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan lima lelaki gay yang tinggal di berbagai kota di Indonesia. Melalui Teori Ruang Ketiga yang dicetuskan Homi K. Bhabha, peneliti mampu mengeksplorasi bagaimana individu membangun narasi resistensi berbentuk mimikri untuk mengganggu relasi kuasa budaya dominan. Ada empat narasi resistensi yang dibangun melalui praktik komunikasi dalam ruang publik, yakni: edukasi, aktivisme, keterbukaan identitas seksual, serta keterlibatan dalam hubungan sesama jenis. Selain itu, peneliti juga mengeksplorasi bagaimana individu dapat menciptakan ruang ketiga dan hibriditas untuk mendestabilisasi identitasnya sebagai "gay" atau "warga Indonesia", dan justru menggabungkan keduanya dalam ruang intrapersonal. Identitas hibrid tersebut diciptakan melalui kontestasi hegemoni heteronormatif, norma agama, dan nasionalitas. Pada akhirnya, individu dapat merekonstruksi dan meredefinisi identitasnya melalui narasi resistensi terhadap budaya dominan, dimana mereka dapat menciptakan kekuasaannya sendiri di dalam ruang ketiga.
This research discusses the lived-experiences of Indonesian gay men and how they created resistance narratives and contested identities to counter the dominant group culture. Using a qualitative approach with a critical paradigm and phenomenology design, researcher conducted in-depth interviews with five gay men who live in various cities in Indonesia. Through employing Third Space Theory by Homi K. Bhabha, researcher manages to explore how individuals built the resistance narratives in the form of mimicry to disrupt the power dynamics of the dominant culture. There are four resistance narratives created through communication practices in the public space, which are: education, activism, openness about sexual orientation, and engagement in same-sex relationships. Aside from that, researcher also explores how Indonesian gay men can construct the third space and hybridity to destabilize their fixed identity as a "gay" or "Indonesian", and mix it instead in the intrapersonal space. Hybrid identity is constructed through the contestation of hegemonic heteronormativity, religious norms, and nationality. In the end, Indonesian gay men are able to reconstruct and redefine their identities through the resistance narratives against the dominant culture, where they can build their own power in the third space.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library