Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Naufal Nur
"Perburuan harimau sumatra masih marak terjadi dan mengancam keberadaan subspesies harimau terakhir yang tersisa di Indonesia. Tingginya permintaan bagian tubuh harimau hasil perburuan mendorong praktik pemalsuan yang berpotensi mempersulit identifikasi secara morfologis sebagai langkah awal penegakan hukum. Identifikasi secara akurat juga merupakan hal penting, mengingat hukum nasional hanya melindungi spesies asli Indonesia. Identifikasi berbasis DNA dapat menjadi alternatif untuk mengatasi kesulitan tersebut. Namun, ukuran sampel forensik yang tersedia, serta waktu dan cara penyimpanannya dapat menyulitkan proses ekstraksi DNA dan berpotensi membatasi aplikasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode yang cepat dan efektif untuk mengekstrak DNA dari sampel forensik terpreservasi. Sampel yang digunakan terdiri dari rambut harimau yang diawetkan dengan arsen dan potongan kulit yang diperoleh dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, rambut harimau yang diperoleh dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BSKDA) Bengkulu, serta potongan kulit harimau hasil sitaan BKSDA Aceh. Tiga metode ekstraksi DNA, metode ion exchange, salting out, dan metode berbasis protease dikaji dalam penelitian ini. Hasil yang diperoleh menunjukkan ekstraksi berbasis protease memiliki keunggulan dalam menghasilkan DNA yang berdaya guna dalam proses identifikasi spesies dari sampel terpreservasi. Studi lebih lanjut masih diperlukan agar dapat memulihkan DNA yang cukup digunakan dalam proses identifikasi seks.
Poaching and illegal wildlife trade present serious threats to the Sumatran tiger, the only remaining tiger subspecies in Indonesia. High demand for tiger body parts leads to many imitation merchandises sold in the markets, and this might complicate morphological identification of any confiscation cases. Accurate identification is also important in a legal due process, given the national protection law only regulates Indonesia’s native species. Identification using molecular approaches may overcome the problem. However, most illegally traded tiger body parts have been preserved for a long time, reducing the quantity and quality of DNA that could be recovered. This study aims to develop a fast and effective method to extract DNA from preserved forensic samples. We used museum samples of arsenic-treated hairs and a tiger skin piece obtained from the Indonesian Institute of Sciences, tiger hairs obtained from Conservation of Natural Resources Office (BKSDA) Bengkulu, and a confiscated tiger skin sample from BKSDA Aceh. DNA was extracted using ion exchange, salting out, and protease-based methods. The results showed that the protease-based extraction outperformed the rest of the methods to yield applicable DNA isolates for species identification from preserved samples. Further works still needed to recover enough DNA yields for sex identification."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Hamdy Yusuf
"Negara Indonesia dikenal sebagai negara dengan sumber daya alam yang berlimpah, salah satu contoh sumber daya alam yang dimiliki adalah beragamnya jenis satwa khas Indonesia seperti gajah sumatera, namun saat ini gajah sumatera termasuk kedalam kategori critically endangered karena diburu untuk diambil gadingnya yang diolah menjadi berbagai komoditas, seperti pipa gading gajah. Perdagangan pipa gading gajah merupakan bisnis yang menguntungkan bagi para pelaku kejahatan karena masih adanya celah dalam upaya penegakan hukum di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat perdagangan pipa gading gajah sebagai bentuk illegal wildlife trade dan menganalisis upaya penegakan hukum dalam kerangka conservation criminology. Penelitian ini menggunakan metode analisis studi literatur dan sumber data utama melalui data sekunder. Penelitian ini menghasilkan temuan berupa saran kebijakan yang didasari konsep conservation criminology sebagai kerangka kerja utama. Kebijakan yang disarankan adalah adanya kebijakan yang menyeluruh dari setiap tahapan, kebijakan yang berfokus pada penurunan demands, kebijakan yang berfokus pada upaya perlindungan satwa, kebijakan yang berfokus pada pengurangan potensi negara Indonesia terhadap ancaman perdagangan satwa liar, dan penguatan aspek penegakan hukum serta pemberantasan pelaku kejahatan terorganisir kejahatan satwa liar.
Indonesia is known as a country with abundant natural resources, one example of the natural resources it has is the various types of typical Indonesian animals such as the Sumatran elephant, but currently Sumatran elephants are included in the critical category because they are hunted for their ivory which is processed into various commodities. , like an elephant ivory pipe. The trade in elephant ivory pipes is a profitable business for criminals because there are still gaps in law enforcement efforts in Indonesia. Therefore, this research aims to look at the trade in elephant ivory pipes as a form of illegal wildlife trade and analyze law enforcement efforts within the framework of conservation criminology. This research uses a literature study analysis method and primary data sources through secondary data. This research produces findings in the form of policy suggestions based on the concept of conservation criminology as the main framework. The recommended policy is a comprehensive policy from every stage, a policy that focuses on reducing demands, a policy that focuses on efforts to protect animals, a policy that focuses on reducing the potential of the Indonesian state for the threat of illegal animal trafficking, and strengthening aspects of law enforcement and eradicating criminals."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library