Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chandri Bunga Wijayanti
Abstrak :
Hipertermia merupakan peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan mekanisme alami tubuh untuk menurunkan produksi panas. Hipertermia dapat diatasi secara farmakologis maupun non farmakologis. Tepid water sponge sebagai salah satu terapi non farmakologis sering direkomendasikan untuk menurunkan suhu tubuh secara terkontrol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan orangtua terhadap tepid water sponge sebagai salah satu cara menurunkan suhu tubuh anak hipertermia di Kelurahan Bojong Kulur, Bogor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel sebanyak 102 ibu yang memiliki anak balita dan dipilih secara cluster sampling. Hasil menunjukkan bahwa 55,9% ibu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tepid water sponge, sedangkan 39,2% lainnya memiliki pengetahuan yang kurang dan hanya 4,9% ibu yang memiliki pengetahuan baik. Penelitian ini menyarankan diadakannya penyuluhan tentang tepid water sponge sebagai pendidikan kesehatan terkait penatalaksanaan anak hipertermia bagi ibu yang memiliki anak balita. ......Hyperthermia is a condition when the body temperature increased with respect to the inability of the body's natural mechanism to reduce heat production. Hyperthermia can be overcome by pharmacological and non-pharmacological. Tepid water sponge as a non-pharmacological therapy is often recommended to lower the body temperature in a controlled manner. This research was conducted to know the description of parental knowledge of the tepid water sponge as a way to reduce the child's temperature hyperthermia in Bojong Kulur village, Bogor. A descriptive survey was used and 102 mothers who have children between the ages of one to five years old were selected as respondents by cluster sampling technique. The results showed that 55.9% of respondents had a considerable knowledge of tepid water sponge, whereas 39.2% had less knowledge and only 4.9% of women who had a good knowledge. This study suggests the holding extension of tepid water sponge as health education related to child hyperthermia treatment for mothers with children between the ages of one to five years old
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Panggabean, Nova Romaida
Abstrak :
ABSTRAK
Sampai saat ini penyakit pneumonia masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko seperti status gizi, status imunisasi, pemberian asi, dan juga faktor lingkungan. Tanda dan gejala dari pneumonia salah satunya adalah hipertermi. Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran proses asuhan keperawatan bayi dengan pneumonia yang mengalami hipertemi atau mengalami peningkatan suhu. Peningkatan suhu tubuh dapat mengakibatkan tubuh mengalami peningkatan metabolism dan apabila tidak ditangani dapat menyebabkan anak dehidrasi. Salah satu intervensi keperawatan yang dilakukan pada klien adalah tepid water sponge. Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh dan juga memberikan rasa nyaman kepada klien pasca pemberian tindakan tepid water sponge
ABSTRACT
Pneumonia remains a major cause of infant mortality in Indonesia. It is influenced by a number of risk factors such as nutritional status, immunization status, breast-feeding, as well as environmental factors. Signs and symptoms of pneumonia, one of which is hyperthermia. The purpose of this paper is to illustrate the process of nursing care of infant with pneumonia with suffered hyperthermia or increased body terperature. Increased body temperature can cause the body to increase metabolism and if left untreated can lead to dehydration child. One of the nursing interventions performed on the client is tepid water sponge. The results of the intervention showed a decrease in body temperature and also gives a sense of comfort to the client pascathrough nursing interventions tepid water sponge
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cok Ratih Kusumawardhani
Abstrak :
Limfoma Maligna adalah penyakit kanker atau keganasan yang berasal dari sistem
limfatik dan imunitas tubuh. Kanker ini bersifat heterogenitas yang menyebabkan
kelainan umum berupa pembesaran kelenjar limfe, spelnomegali, hepatomegali dan
kelainan sum-sum tulang. Manifestasi klinis dari penyakit ini salah satunya yaitu
menimbulkan gejala sistemik berupa hipertermia intermitten atau demam yang
berkepanjangan. hipertermia pada Limfoma Maligna disebabkan oleh pelepasan sitokin,
faktor interleukin-2, dan interleukin-6, atau zat kimia yang di picu dari sel kanker, sel
mononuclear yang menginfiltrasi di sekitarnya, atau dari peradangan sekunder akibat
reaksi nekrosis sel kanker. Kondisi ini dapat menyebabkan pasien mengalami dehidrasi
karena kehilangan cairan tubuh. Perawat sebagai tenaga medis profesional memiliki
peran penting dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien, salah satunya adalah memenuhi
kebutuhan dasar terkait cairan. Manajemen cairan pada pasien Limfoma maligna
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan, mencegah atau mengurangi dehidrasi, dan
menyeimbangkan suhu tubuh. Intervensi yang dilakukan perawat yaitu monitoring
status hidrasi, mengatur intake cairan oral klien, mengukur balance cairan, dan
memantau nilai elektrolit, dan hematokrit. Sedangkan intervensi kolaboratif yaitu
dengan terapi cairan yang mengandung koloid dan kristaloid, dan penggunaan obat
antipiretik yang diresepkan. Manajemen cairan yang baik dan optimal diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan cairan pasien limfoma maligna dengan hipertermia.
Malignant lymphoma is a cancer or malignancy from the lymphatic system and body
immunity. This cancer is heterogeneous which causes general abnormalities form the
node of lymph, splenomegaly, hepatomegaly and bone marrow abnormalities. One of
the clinical manifestations is systemic symptoms such as intermittent hyperthermia or
prolonged fever. Hyperthermia in Malignant Lymphoma is caused by the release of
cytokines, interleukin-2, and interleukin-6, or triggered chemicals from cancer cells,
mononuclear cells that infiltrate around it, or from secondary inflammation due to
reaction of cancer cell necrosis. This condition can make a patients to become
dehydrated due to loss of body fluids. Nurses as medical professionals have an
important role in meeting the basic needs of patients. Fluid management in patients
Malignant lymphoma aims to meet fluid needs, prevent or reduce dehydration, and
balance body temperature. Interventions conducted by nurses are monitoring status
hydration, regulating the client's oral fluid intake, measuring fluid balance, and
monitoring electrolyte and hematocrit values. While collaborative intervention is by
treating fluid containing colloids and crystalloids, and using prescribed antipyretic
drugs. Optimal fluid management is expected to Sufficient the fluid of malignant
lymphoma patients with hyperthermia

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library