Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggi Kartikawati
"Penelitian ini dilakukan karena belum diketahuinya prevalensi hipertensi berdasarkan pasien di Puskesmas. Penelitian ini menggunakan data sekunder skrining kardiovaskular di 6 Puskesmas Kecamatan Jakarta Utara tahun 2007. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prevalensi dan determinan hipertensi pada pasien umur 25-64 tahun di tempat tersebut. Desain penelitian adalah cross sectional.
Sampel adalah populasi studi yaitu seluruh pasien yang diskrining. Variabel penelitian menggunakan metode skoring kardiovaskular Jakarta (tempat, umur, jenis kelamin, diabetes melitus, obesitas, merokok, dan aktivitas fisik) dan pengembangan variabel baru (daerah pantai dan poli kunjungan yang diperoleh dengan mengobservasi peta Jakarta dan keterangan pasien). Variabel dependen adalah hipertensi. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji
chi square.
Hasil penelitian yang didapat adalah prevalensi hipertensi di Jakarta Utara sebesar 11,9 % yaitu Koja sebesar 22 %, Penjaringan sebesar 2 %, Pademangan sebesar 17,3 %, Cilincing sebesar 13,2 %, Kelapa Gading sebesar 11 %, dan Tanjung Priok sebesar 6,5 % serta di pedalaman sebesar 17,6 % dan di pesisir pantai sebesar 10 %. Poli kunjungan BP Lansia sebesar 39,4 %, BP Asuransi sebesar 7.2 %, dan BP Umum sebesar 7.4 %. Jenis kelamin laki-laki sebesar 12% dan perempuan sebesar 11,8 %. Pada kelompok umur 25-39 tahun sebesar 1,4 %, umur 40-44 tahun sebesar 9 %, umur 45-49 tahun sebesar 7,3 %, umur 50-54 tahun sebesar 14,7 %, umur 55-59 tahun sebesar 26,6 %, dan umur 60-64 tahun sebesar 38,9 %. Diabetes melitus sebesar 24,8 %, obesitas sebesar 12,1 %, perilaku merokok sebesar 8,3 %, dan tidak
melakukan aktifitas fisik sebesar 20,8 %. Faktor-faktor yang berhubungan (p < 0,05) yaitu meliputi umur pada semua kelompok umur (25-64 tahun), tempat (kecuali Tanjung Priok), poli kunjungan kecuali BP Umum, daerah pantai., riwayat diabetes melitus, merokok, dan aktivitas fisik."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Guruh Aryo Cahyo
"Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit tidak menular yang disebabkan oleh adanya gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah dan disertai gangguian kandungan karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat kurang berfungsinya insulin. Perencanaan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular khususnya diabetes mellitus sangat diperlukan. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan pemantauan pada Kota Depok secara menyeluruh maka dapat dilakukan pengecekan kesehatan dan deteksi dini oleh petugas kesehatan, agar penyebaran penyakit tidak menular tidak bertambah pesat setiap saatnya. Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes mellitus secara etiologis terbagi menjadi kedalam empat tipe, diantaranya adalah DM Tipe 1, DM Tipe 2, DM Tipe Gestasional, dan DM Tipe Lainnya. Namun IDF pada tahun 2011 hanya mengklasifikasikannya kedalam 3 tipe utama, yaitu DM Tipe 1, DM Tipe2, dan DM Tipe Gestasional. Faktor risiko pada Diabetes mellitus, dibagi menjadi faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi berat badan, pola hidup, dan status kesehatan. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan riwayat keluarga. Diharapkan faktor risiko dan deteksi dini dapat memudahkan petugas dalam menganalisis persebaran penyakit Diabetes Mellitus dan memantau perkembangannya, menjadikan sarana untuk merekam dan menyimpan informasi mengenai demografi, populasi, dan tren perilaku, mengidentifikasi dan menyelidiki hubungan dan komplikasi antar penyakit tidak menular, seerta sebagai bahan perencanaan untuk mengetahui hubungan Hipertensi dengan kejadian Diabetes Mellitus dan menangani masalah kesehatan di masyarakat.

Diabetes Mellitus is a non-communicable disease caused by a chronic metabolic disorder with multiple etiologies characterized by high blood sugar levels and is accompanied by disturbances in carbohydrate, lipid, and protein content as a result of the lack of functioning of insulin. Planning in the prevention and control of non-communicable diseases, especially diabetes mellitus, is needed. Therefore, to be able to carry out monitoring in Depok City as a whole, health checks and early detection can be carried out by health workers, so that the spread of non-communicable diseases does not increase rapidly every time. According to the American Diabetes Association (ADA), diabetes mellitus is etiologically divided into four types, including type 1 diabetes, type 2 diabetes, gestational type diabetes, and other types of diabetes. However, in 2011 IDF only classified it into 3 main types, namely DM Type 1, DM Type 2, and DM Type Gestational. Risk factors for Diabetes mellitus, are divided into risk factors that can be changed and risk factors that cannot be changed. Modifiable risk factors include body weight, lifestyle, and health status. While risk factors that cannot be changed include age, gender, height, and family history. It is hoped that risk factors and early detection can facilitate officers in analyzing the spread of Diabetes Mellitus and monitoring its progress, making it a means to record and store information on demographics, population and behavior trends, identify and investigate relationships and complications between non-communicable diseases, as well as planning materials. to determine the relationship of hypertension with the incidence of Diabetes Mellitus and to handle health problems in the community.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yann Penduff
"ABSTRACT
Hypertension has been shown to be a risk factor for cerebral structural changes, but there is currently no evidence that hypertension control prevents their occurrence. We aimed to demonstrate whether controlling hypertension delays the occurrence of cerebral structural changes. We performed a cross sectional study comparing controlled and uncontrolled hypertensive patients to investigate whether structural changes occurred more in uncontrolled hypertensive patients, compared to controlled hypertensive patients. Data from 57 patients at RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo was collected between March and April 2017, in which we compared the occurrence of cerebral structural changes between the controlled and uncontrolled groups. Cerebral atrophy.

ABSTRACT
Hipertensi diketahui dapat mengakibatkan perubahan struktur di otak, namun sampai saat ini tidak ada bukti jelas bahwa hipertensi yang terkontrol dapat mencegah terjadinya perubahan struktural pada otak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keuntungan pengendalian tekanan darah dalam mencegah perubahan struktural otak pada pasien hipertensi. Penelitian ini dilakukan dengan metode potong lintang, dengan membandingkan perubahan struktural otak pada pasien hipertensi terkontrol dan pasien hipertensi tidak terkontrol dan menilai apakah perubahan structural akan terjadi lebih banyak pada pasien tidak terkontrol dibandingkan dengan pasien terkontrol, Data pada penelitian diambil dari 57 pasien di RSUPN dr. Ciptomangunkusumo yang dikumpulkan pada periode Maret sampai April 2017. Pada grup pasien hipertensi tidak terkontrol, atropi otak."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Indra Sihar M.
"Hipertrofi ventrikel kiri atau Left ventricle hypertrophy (LVH) adalah faktor risiko independen terjadinya gagal jantung pada pasien hipertensi. Diagnosis dini LVH diperlukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada otot jantung. Cardiotropin-1 (CT-1) diproduksi oleh kardiomiosit dan fibroblas, yang kadarnya dilaporkan meningkat pada pasien hipertensi primer.
Tujuan : Membuktikan manfaat CT-1 serum untuk mendeteksi LVH pada pasien hipertensi primer.
Metode : Penelitian uji diagnostik dilaksanakan di RSCM Jakarta periode Februari s/d Maret 2013. Subyek penelitian adalah 75 pasien hipertensi primer dengan atau tanpa LVH. Diagnosis LVH dilakukan dengan ekokardiografi sebagai baku emas dan elektrokardiografi/EKG (kriteria Sokolow Lyon voltage, Cornell voltage dan Cornell product). Kadar CT-1 serum diperiksa dari sampel darah vena dengan metode ELISA.
Hasil : Berdasarkan ekokardiografi 46 orang (61,3%) LVH dan 29 orang (38,7%) tidak LVH. Kadar CT-1 subyek LVH adalah 82,96 ± 351,843 pg/mL dan subyek tanpa LVH 4,55 ± 1,281 pg/mL (p=0,01). Korelasi CT-1 dengan LVMI adalah tidak bermakna (p=0,1). Luas area dibawah kurva ROC CT-1 untuk diagnosis LVH adalah 0,67 (p=0,01). Nilai cut-off CT-1 adalah 4,45 pg/mL. Uji diagnostik CT-1: Sensitifitas 54,4%, spesifisitas 75,9, NDP 78,1%, NDN 51,2 dan akurasi 61,3%. Uji diagnostik kombinasi CT-1 dan EKG (salah satu kriteria positif LVH): sensitifitas 67,4%, spesifisitas 72,4% , NDP 79,5%, NDN 58,3% dan akurasi 69,3%.
Simpulan. CT-1 kurang sensitif namun cukup spesifik untuk diagnosis hipertrofi ventrikel kiri (LVH). Kombinasi CT-1 dengan EKG meningkatkan nilai diagnostik pemeriksaan untuk deteksi LVH pada pasien hipertensi primer.

Left ventricle hypertrophy (LVH) is independent risk factor of heart failure on hypertension patients. Early detection of LVH is necessary to prevent extensive damage of heart muscle. Cardiotropin-1 (CT-1) is produce by cardiomyosite and fibroblast, that the level of CT-1 has been reported increase on primary hypertension patients.
Aim : To prove the benefit of CT-1 serum to detect LVH on primary hypertension patients.
Methods : A diagnostic study has been conducted on RSCM Jakarta on the periode of February to March 2013. Research subjects were 75 primary hypertension patients with and without LVH. LVH diagnosis was performed by echocardiography examination as gold standard and electrocardiography/ECG (Sokolow Lyon voltage, Cornell Voltage and Cornell product criterias). CT-1 level was measured by ELISA method from vein blood sample.
Results : Based on echocardiography examination 46 patients (61.3%) were diagnosed as LVH and 29 patients (38.7%) without LVH. The level of CT-1 of patients with LVH was 82.96 ± 351.843 pg/mL and 4.55 ± 1.,281 pg/mL on patients without LVH (p=0.01). Correlation between CT-1 and Left Ventricular Mass Index was not significant (p=0.1). Area under the ROC curve was 0.67 (p=0.01). The cut-off of CT-1 level for diagnosis of LVH was 4.45 pg/mL. Diagnostic test yield the sensitivity of CT-1 for diagnosis of LVH was 54.4%, specificity 75.9%, PPV 78.1%, NPV 51.2% and accuracy was 61.3%. Diagnostic test of combination CT-1 and ECG (positive LVH by one or more ECG’s criteria) yield sensitivity 67.4%, specificity 72.4% , PPV 79,5%, NPV 58.3% and accuracy 69.3%.
Conclusion. CT-1 examination was not sensitive but specific for LVH diagnosis. Combination of CT-1 and ECG examination was improve diagnostic value of CT-1 for detection of LVH on primary hypertension patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In this book, a panel of renowned experts address a range of critical topics -- from basic concepts in evaluation and management of diabetes and hypertension, such as dietary interventions, to evaluation and management of secondary hypertension in clinical practice. Other chapters focus on high cardiovascular risk populations such as those with coronary heart disease, chronic kidney disease and minority patients. In addition, evolving concepts and new developments in the field are presented in other chapters, such as prevention of type 2 diabetes and the epidemic of sleep apnea and its implication for diabetes and hypertension evaluation and management. An important title covering two of the most troubling disorders of our time, Diabetes and hypertension : evaluation and management will provide the busy practitioner with cutting edge knowledge in the field as well as practical information that can translate into better care provided to the high-risk population of diabetics and hypertensive patients.
"
New York: Springer Science , 2012
e20420850
eBooks  Universitas Indonesia Library