Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Tjandra
Abstrak :
Latar Belakang: Hiperglikemia akut maupun kronis dapat menyebabkanperubahan patalogis pada lapisan serabut saraf retina RNFL . Pada tahap dinilapisan sel ganglion GCs mengalami apoptosis, yang diregulasi oleh proteinBrn3b. Proses ini diketahui terjadi lebih awal sebelum perubahan histopatologispada RNFL terjadi pada diabetes. Proses apoptosis ditandai dengan, peningkatanstres oksidatif, peningkatan NO, NF-??, TNF-?, dan Caspase 3 pada patogenesisglaukoma primer sudut terbuka GPSTa . Asumsi klinis saat ini bahwa penderitadiabetes melitus dalam jangka waktu lama lebih dari 5 tahun kemungkinan besarberisiko terjadinya glaukoma. Namun kenyataannya dalam pengalaman klinistidak semua pasien diabetes melitus dapat terjadi GPSTa. Berdasarkan temuanklinis tersebut diduga ada peran faktor genetik yang mendasari etiologi dariGPSTa pada pasien diabetes melitus. Tujuan: Mengetahui peran gen Brn3b pada apoptosis di RGCs dan kaitannyadengan perubahan kuantitas NO, Caspase 3, NF-?B, dan TNF-? sebagai prediksiglaukoma dini pada tikus diabetes. Metode: Penelitian ekperimental in vivo menggunakan tikus jantan SpraqueDawleyusia ge; 2 bulan dengan berat 150-200 gram diambil secara random sejakNopember 2015 hingga Juli 2016. Hewan coba dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: kelompok perlakuan diinjeksi intraperitoneal STZ 50 mg/kg dalam 0.01M buffersitrat dalam ph 4.5 dan kelompok kontrol tidak ada perlakuan. Glukosa darahpuasa diperiksa 3 hari setelah injeksi STZ, dan dikonfirmasi ge; 250 mg/dL.Jaringan retina dibagi menjadi dua bagian pada kelompok perlakuan maupunkontrol yakni retina kanan untuk IHK Caspase 3 dan TNF-? dan retina kiridibagi dua bagian yaitu untuk pemeriksaan quantitative Real-time PCR RNAdiekstraksi untuk analisis ekspresi gen Brn3b dan pemeriksaan ELISA NO danNF-?B. Hasil: Terjadi penurunan ekpresi gen Brn3b pada tikus perlakuandibandingkan ekspresi gen Brn3b kontrol sebesar 1.2677 kali bulan kedua, 1.1348kali bulan keempat, dan 2.4600 kali bulan keenam. Disisi lain terjadi penurunankuantitas NO dan peningkatan kuantitas Caspase 3, NF-?B, dan TNF-?. Kesimpulan: Ekspresi mRNA Brn3b berbanding terbalik dengan apoptosis padaRGCs. Kuantitas NO, Caspase 3, NF-?B, dan TNF-? dipengaruhi oleh ekspresiBrn3b pada RGCs akibat hiperglikemia pada tikus diabetes.
Background: Acute and chronic hyperglycemia may pathologically changeretinal nerve fiber layer RNFL . At early stage, ganglion cells GCs undergoapoptosis, which is regulated by a Brn3b protein. This change is known to occurat earlier time before retinal histological changes can be detected in diabeticpatients. The apoptosis process is marked by an increase in oxidative stress, a risein NO, NF-??, caspase 3, and TNF-? levels in pathogenesis of primary open angleglaucoma POAG . Current clinical assumption proposes that individualssuffering from diabetes mellitus for more than 5 years have greater risk ofglaucoma. Nonetheless, clinical experience shows that not all diabetic patientsdevelop POAG. Based on clinical examinations it is suspected that there is agenetic factor that caused the etiology of POAG in diabetes mellitus patients. Purpose: To learn the role of Brn3b gene in apoptosis of RGCs and its effect onthe changing of quantity of NO, Caspase 3, NF-?B, and TNF-? as early predictorof glaucoma in diabetic rats. Methods: Experimental in-vivo study was carried out using male SpraqueDawleyrats with age ge; 2 months, weighing 150-200 grams. The rats wererandomly selected from November 2015 to July 2016. The animals were dividedinto two groups. Group receiving intraperitoneal injection of STZ 50 mg/kg in0.01M citric buffer and pH 4,5; 2 and control group with no treatment. Fastingblood glucose was checked 3 days after injection of STZ and hyperglycemia wasdetermined as fasting blood glucose ge; 250 mg/dL. Retinal tissue was divided intotwo parts both experimental and control groups respectively : a right retina forIHC Caspase 3 and TNF-? ; b left retina was divided into two parts for thepurpose of quantitative Real-Time PCR test RNA extraction for Brn3b geneexpression analysis and ELISA test NO and NF-?B. Results: Experimental group showed a decrease in Brn3b expression compared tocontrol group 1.2677-fold lower on 2nd month; 1.1348-fold lower on 4th monthand 2.4600-fold lower on 6th month . On the other hand, there was a decrease ofNO and there was increased of Caspase 3, NF-?B and TNF-? quantity. Conclusion: The expression of mRNA Brn3b is inversely proportional toapoptosis in RGCs. The quantity of NO, Caspase 3, NF-?B and TNF-? isinfluenced by expression of Brn3b in RGCs caused by hyperglycemia in diabeticrats.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Marselina
Abstrak :
Pembedahan dapat memicu respons stres metabolik yang dapat menimbulkan hiperglikemia. Mekanisme hiperglikemia pascaoperasi dihubungkan dengan resistensi insulin, peningkatan glukoneogenesis, dan glikogenolisis, serta penurunan glucose transporter-4. Hiperglikemia diduga sebagai respons adaptasi fisiologis “fight or flight” tetapi juga dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas pascaoperasi. Risiko hiperglikemia pascaoperasi dan potensi bahaya yang ditimbulkan belum banyak disadari oleh para dokter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien pascaoperasi di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, insidens hiperglikemia pada anak pascaoperasi, dan faktor-faktor yang memengaruhi hiperglikemia pascaoperasi. Penelitian ini merupakan suatu studi potong lintang terhadap 199 pasien di RSCM yang dirawat di ruang PICU pascaoperasi sepanjang Januari – Desember 2020. Data demografi serta gula darah pascaoperasi diambil dari rekam medis. Kejadian hiperglikemia pascaoperasi dalam 24 jam pertama adalah 42%. Faktor-faktor yang memengaruhi hiperglikemia pascaoperasi pada penelitian ini adalah usia > 60 bulan (rasio odds 1,92 (95% IK 1,08-3,41) p=0,025) dan median durasi operasi>5 jam (p=0,001) ......Surgery can trigger metabolic stress response that can lead to hyperglycemia. Mechanism of postoperative hyperglycemia is associated with insulin resistance, increased gluconeogenesis, and glycogenolysis, and decreased glucose transporters-4. Hyperglycemia is thought to be a physiological “fight or flight” adaptive response but also associated with increased postoperative morbidity and mortality. The risk of postoperative hyperglycemia and the potential dangers that it causes have not been widely realized by doctors. This study aims to determine the characteristics of postoperative patients at the Pediatric Intensive Care Unit (PICU) at Ciptomangunkusumo Hospital (RSCM), incidence of hyperglycemia in postoperative children, related factors of postoperative hyperglycemia. This study is a cross-sectional study of 199 patients at RSCM who admitted in PICU postoperative during January – December 2020. Demographic data and postoperative blood sugar were taken from medical records. The incidence of postoperative hyperglycemia in the first 24 hours was 42%. Related factors of postoperative hyperglycemia in this study were age > 60 months (Odds ratio 1,92 (95% CI 1,08-3,41); p=0,025 and median operative duration > 5 hours (p=0,001).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edwina Priliantika Yuliadi
Abstrak :
Latar Belakang: Batu ginjal merupakan salah satu bentuk dari batu saluran kemih, yang merupakan masalah yang cukup besar dan bisa menyebabkan morbiditas yang bermakna.Batu ginjal dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan dapat berujung pada gagal ginjal, bahkan kematian.Hiperglikemia merupakan salah satu faktor resiko terjadinya batu ginjal. Tujuan: Mengetahui hubungan antara hiperglikemia dengan penurunan fungsi ginjal pada pasien batu ginjal. Metode: Studi potong lintang yang melibatkan 5464 pasien batu ginjal yang berobat di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo pada tahun 2000-2013. Analisis data dilakukan pada 877 orang pasien yang memiliki data gula darah sewaktu dan kreatinin serum, dengan cara mempelajari rekam medis pasien. Sampel penelitian didapatkandengan metodetotal population sampling. Hasil: Rasio subjek laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Prevalensi hiperglikemia sebesar 4.79% dan prevalensi fungsi ginjal buruk sebesar 32.39%. Pada uji analisis hubungan hiperglikemia dengan fungsi ginjal didapatkan nilai p = 0.013. Kesimpulan: Hiperglikemia memiliki hubungan yang bermakna dengan fungsi ginjal. Diperlukan tatalaksana serta pencegahan hiperglikemia untuk mencegah perburukan fungsi ginjal pada pasien dengan batu ginjal.
Background: Kidney stones are one of the forms of urinary tract stones, which is a pretty big problem and can cause significant morbidity. Kidney stones can cause renal dysfunction and can lead to kidney failure, and even mortality. Hyperglycemia can affect the risk of developing kidney stones. Aim: Knowing the relationship between hyperglycemia and renal function in patients with kidney stones. Methods: A cross-sectional study involving 5464 patients undergoing treatment for calculous disease at the General National Center Cipto Mangunkusumo Hospital between 2000 and 2013. Analysis was done to 877 patients whoseblood glucose and serum creatinine data were recorded, from patient’s medical record. Samples were obtained by using total population samplingmethod. Results: Male to female subjects ratio were 2:1. Subjects with hyperglycemia was 4.79%, and there were 32.39% subjects havepoor kidney function.In the analysis of the association between hyperglycemia and kidney function, it is shown that the significance value of p = 0.013. Conclusion: Hyperglycemia has a significant association with kidney function.Preventions and management of hyperglycemia are necessary to prevent deterioration of kidney function in kidney stone patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Nathaniel
Abstrak :
Prediabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang diatas batas normal tetapi belum mencapai kriteria diagnosis diabetes melitus. Hiperglikemia pada penderita prediabetes dapat meningkatkan penanda inflamasi kronik dan pembentukan spesies oksigen reaktif, yang akan meningkatkan stres oksidatif. Kadar GSH (glutation tereduksi), GSSG (glutation teroksidasi), dan rasio GSH/GSSG dapat diukur untuk melihat tingkat stres oksidatif. Dilakukan pengukuran GSH dan GSSG pada ginjal tikus Wistar dengan metode kolorimetri. Tikus dibedakan menjadi tikus sehat sebagai kontrol negatif dan prediabetes. Induksi prediabetes dilakukan dengan diet tinggi lemak dan glukosa ditambah injeksi streptozotocin. Tikus prediabetes terbagi menjadi tiga kelompok intervensi, yaitu tanpa suplementasi vitamin D3 dan suplementasi vitamin D3 dengan dosis 100 dan 1000 IU/kgBB/hari. Pemberian vitamin D3 pada tikus model prediabetes tidak memberikan efek yang signifikan secara statistik pada kadar GSH (p=0,077) dan GSSG (p=0,509) ginjal tikus. Pemberian vitamin D3 dosis rendah (100 IU/kgBB/hari) meningkatkan rasio GSH/GSSG ginjal tikus model prediabetes (2,59 ± 0,32) dibandingkan dengan ginjal tikus model prediabetes tanpa pemberian vitamin D3 (1,68 ± 0,80) dan signifikan secara statistik (p = 0,026). Suplementasi vitamin D 100 IU/kgBB/hari pada ginjal tikus prediabetes dapat meningkatkan rasio GSH/GSSG secara signifikan. ......Hyperglycemia in prediabetic patients can increase the formation of reactive oxygen species, which will increase oxidative stress. GSH (reduced glutathione), GSSG (oxidized glutathione), and the GSH/GSSG ratio can be measured to see the level of oxidative stress. GSH and GSSG were measured in the kidneys of Wistar rats using the colorimetric method. Mice were differentiated into healthy mice as negative controls and prediabetes. Prediabetes was induced with a diet high in fat and glucose plus injection of streptozotocin. Prediabetic rats were divided into three intervention groups, namely without vitamin D3 supplementation and vitamin D3 supplementation at doses of 100 and 1000 IU/kgBW/day. Administration of vitamin D3 to prediabetic rats did not have a statistically significant effect on rat kidney GSH (p=0.077) and GSSG (p=0.509) levels. Administration of low-dose vitamin D3 (100 IU/kgBW/day) increased the ratio of GSH/GSSG in the kidneys of prediabetic rat models (2.59 ± 0.32) compared to the kidneys of prediabetic rats without administration of vitamin D3 (1.68 ± 0.80) and statistically significant (p = 0.026). Supplementation of vitamin D 100 IU/kgBB/day in the kidneys of prediabetic rats can significantly increase the ratio of GSH/GSSG.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library