Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tanti Maryana Fenida
Abstrak :
Sumber daya alam banyak sekali digunakan dalam sintesis senyawa organik. Keterbatasan sumber daya alam yang tersedia menyebabkan pemakaian sumber daya alam beralih ke sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Biomassa adalah sumber daya terbaharui yang dapat dihidrolisis untuk menghasilkan senyawa organik bernilai tinggi seperti asam levulinat. Hidrolisis biomassa pertama-tama akan menghasilkan antara lain glukosa yang selanjutnya terhidrolisis menghasilkan senyawa asam levulinat dan asam format. Pada penelitian ini dilakukan hidrolisis glukosa dengan katalis homogen (H2SO4), katalis heterogen (γ-Al2O3/SO4 2-), dan tanpa katalis sebagai pembanding. Katalis heterogen yang digunakan disintesis dari scrap aluminium kemudian dikarakterisasi dengan XRD, XRF, BET, dan FT-IR. Reaksi hidrolisis dilakukan pada suhu 140 ºC dengan variasi waktu yaitu 2 jam, 4 jam, dan 6 jam untuk reaksi dengan katalis homogen; 4 jam, 6 jam, dan 8 jam untuk reaksi dengan katalis heterogen dan reaksi tanpa katalis. Hasil hidrolisis dianalisis dengan HPLC. Dari hasil penelitian ini didapatkan asam levulinat pada reaksi hidrolisis 6 jam dengan katalis homogen sebanyak 2,93% . Untuk produk reaksi katalisis dengan γ-Al2O3/SO4 2- hanya dapat ditentukan banyaknya asam format yang terbentuk, sedangkan asam levulinat tidak terdeteksi karena teradsorpsi pada padatan katalis. ......A lot of natural resources are used in the synthesis of organic compounds. Since the availabilities of some natural resources are limited, they are now replaced by the renewable resources. Renewable natural resources such as biomass can be hydrolyzed to produce high added-value organic compounds. At first, biomass is hydrolyzed to produce glucose and then is further hydrolyzed to produce levulinic acid and formic acid. In this research, the hydrolysis of glucose was conducted using sulfuric acid as homogeneous catalyst and γ-Al2O3/SO4 2- as heterogeneous catalyst. As a comparison, the hydrolysis reaction was also conducted without catalyst. The γ-Al2O3/SO4 2- catalyst was first synthesized from aluminium scraps and was characterized by XRD, XRF, BET, and FT-IR. The hydrolysis reactions were carried out at a temperature of 140 ºC and the reaction periods were varied 2 hours, 4 hours, and 6 hours for the homogeneous catalytic; 4 hours, 6 hours, and 8 hours for the heterogeneous catalytic reaction and the reaction without catalyst. The hydrolysis products were analyzed by HPLC. From the result of this study, 2,93% levulinic acid was produced after 6 hours in the hydrolysis reaction with sulfuric acid. By using heterogeneous catalyst only formic acid can be detected because of adsorption levulinic acid on the catalyst.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30690
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Hermawan
Abstrak :
Hasil samping industri kelapa sawit yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKKS) mempunyai kandungan selulosa yang cukup tinggi. Selulosa dalam TKKS dapat dimanfaatkan untuk membuat etanol dengan menggunakan enzim selulase dan ragi Saccharomyces cereviseae melalui proses sakarifikasi dan fermentasi secara serentak (SSF). Proses SSF dilakukan pada temperatur 37ºC, tekanan atmosfer, dan pH 5. Variasi proses yang dilakukan adalah konsentrasi enzim 20 FPU dan 40 FPU, penambahan glukosa awal 2% dan 4%. Sebelum proses SSF dilakukan perlakuan awal pada substrat TKKS untuk menyisihkan kandungan lignin agar menghasilkan konsentrasi gula pereduksi yang tinggi. Dalam penelitian ini konsentrasi etanol yang tertinggi yaitu 1,67 % dari 4 % (b/v) substrat TKKS diperoleh dari konsentrasi enzim 40 FPU dan penambahan glukosa awal 4% pada jam ke-24. sedangkan konversi total dari substrat mencapai 41,50%. ......Palm oil empty fruit bunch (POEFB) as industrial Palm Oil waste has high content of cellulose which can be converted to ethanol. Two process is needed to convert cellulose to ethanol that is hidrolysis of cellulose to reducing sugar by cellulase and fermentation reducing sugar to ethanol by Saccharomyces cereviseae. This research used the combination of the two process called simultaneous saccharification and fermentation (SSF). The process was studied at 37ºC, atmospheric pressure, and pH 5. Variation enzyme loading (20 FPU and 40 FPU) and glucose added (2% and 4%) were performed. Prior to SSF proses, POEFB underwent a pretreatment to remove the initial lignin present in the palm waste. The highest ethanol concentration achieved after 24 hour was 1,67% at a water-insoluble solids concentration of 4% obtained from 40 FPU enzyme loading and 4% initial glucose added. Total substrat conversion reached 41,50%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52199
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Rudy Surya
Abstrak :
Pengembanganb ioetanol dari material lignoselulosaa dalah dengan mengkonversi seluruhp olisakariday ang ada menjadi monosakaridad enganm emanfaatkanb erbagai jenis enzim. Pada penelitian ini menggunakan metode steaming dan enzimatis. Steamingb ertujuanu ntuk menghilangkanli gnin yang dapatm enghambaat ksese nzim dalam memecah polisakarida menjadi monosakarida, sehingga menyebabkan hidrolisis tidak optimal. Rumusan masalah dalam seminar ini antara lain, mencari waklu optimum yang diperlukan untuk melakukan hidrolisis, ukuran terbaik dari TKKS agar diperoleh glukosa terbanyak dari hasil hidrolisis, suhu optimum hidrolisis, dan yang terakhir adalah komposisi enzim yang terbaik pada saat hidrolisis. Metode pengujian pada penelitian ini meliputi uji komposisi (uji lignin dan uji selulosa) dan uji kadar glukosa. % Glukosa tertinggi yang diperoleh dari hidrolisis enzim selobiase adalah pada kondisi suhu 50oC, pH 5 dan ukuran TKKS 63pM dengan o/o yield sebesar 6.808% dari berat kering TKKS dan untuk enzim selulase padak ondisi 37oC,p H 5 dan ukuranT KKS 63pM dengano/oyi eld sebesar1 3.693% dari 0.5 gr berat kering TKKS. Dan untuk kombinasi kedua enzim, % Glukosa tertinggi yang diperolehd ari kombinasie nzim selulased an enzim selobiased engan perbandingan2 :l yangm emberikano hy reld sebesar2 3.561% dari 0.5 g beratk ering TKKS. ......Development of bioethanol from lignocellulosic materials is to convert all existing polysaciharidesi nto monosaccharidebsy utilizing various types of enzyrnes.ln this itudv using Steaming and enzymatic methods. Steaming aims to remove lignin, whiih can inhibit the accesso f enzymesi n the breakdowno f polysaccharidesin to monosaccharidesth, us causingh ydrolysisi s not optimal. Formulation of the problem in this seminar, among others, to find the optimum time required to perform the hydrolysis, the best measure of glucose TKKS order to obtain most of the resultso f hydrolysis,t he optimum temperatureh ydrolysis,a nd the last is the best composition of the enzyme during hydrolysis. Testing methods in the study include composition test (test of lignin and cellulose test) and test glucose levels. o/olltghest Glucose obtained from the enzyrne hydrolysis selobiaseis at 50oC temperaturec onditions,p H 5 and 63pM TKKS size with theo/o yield of 6808% of dry weight for the enzyme cellulase TKKS and conditions 37 " C, pH S and 63pM TKKS sizew ith theohy ield of 13 693% of 0.5 g dry weight TKKS. And for the combination of the two enzymes, the highest% Glucose obtained from the combinationo f cellulasee nzymesa nd enzymes elobiasea 2:l which gives%y ield of 23, 5610/for om 0. 5 g dry weight TKKS.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1127
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Indrati
Abstrak :
Sugar is a very important carbon and energy source for human. The local production of sugar in indonesia is not adequate and alternative sources should be found. Microorganisms (Bacillus amyfoiiquefaciens, B. Iicheniformis, B. cereus, B. circulans, B. megaterium, B. polymyxa, B. stearothermophilus, Pyrococcus woeseg P. furiosus, Clostndium thermosulfurogenes, C. thermohydrosulfuricum, Aspergillus awamorL A. nigen A. oryzae, A. saitoil Mucor rouxianus, Penicillium oxalicum, Rhizopus deleman Aerobacter aerogenes, and Streptomyces) are known as producer ot on-amylase, glucoamylase, and pullulanase enzymes through of starch fermentation which may be converted into a sugar compound. A preliminary study on endophytic bacteria proved their ability to grow on soluble starch, glutinous rice, and pullulan. Pullulanase convert pullulan to maltotriosa. This enzyme may work synergistically with on-amylase and with glucoamylase for a better conversion of starch to glucose. An endophytic bacteria lCMe3 obtained from the Research and Development Centre for Biotechnology LIP! at Cibinong, Bogor was examined on its ability to produce pullulanse _ For this purpose, soluble starch 1%, cassava starch 1%, and pullulan 1% (all wlv), were used as carbon and energy source in Bakshi medium (Bakshi etal., 1993). The concentration of the inoculum_was 1.25 x 10° cells/ml. Incubation was carried out at : 30°C (room temperature) and 37°C (Mapiliandari, 1999), at pH 7.0 (Bakshi et al., 1993) and pH 5.0 (Mapiliandari, 1999). The fermentation process was terminated after 24 - 26 hours. The growth of lCNle3 varied depending on carbon source, temperature, and pH. The best growth was found on pullulan at pH 7.0 and incubation temperature of of 30°C . However, when the pH of the medium was lowered to 5.0 (Mapiliandari, 1999) and the incubation temperature 30°C a higher cell number (79.5) x 108 cells/ml was obtained on pullclan as carbon source. The bacteri was grown on cassava starch medium and the pullulanase activity studied. The synergism of pullulanase with amylase and with glucoamylase to degrade cassava starch was also studied. To obtain the crude enzyme extract, the cell mass was centrifuged with a Sorval RC - 26 Plus centrifuge. The Hltrate was then concentrated with UHF, sedimented with (NH4)2SO4, and dialized with buffer Na-acetat (pH 4.8). Activity of the crude enzyme was examined on cassava starch and on pullulan. The unit activity of enzyme was 1.374 U/ml on cassava starch, 1.290 U/ml on pullulan, and the protein content was 0.039 mglml. The activity of the crude enzyme, after treatment with UHF, was 2.225 U/ml for pullulan, 2.527 U/mt for cassava starch, and the protein content was 0.014 mg/ml. The activity of the crude enzyme obtained after sedimentation with 60% saturation of (NH4)2SO4, was 1.156 U/ml for pullulan, 1.162 U/mi for cassava starch, the protein content 0.579 mg/ml. After dialysed with buffer Na-acetate (pH 4.8) the activity was 6.25 U/ml for pullulan, 6.45 U/ml for cassava starch with the protein content of 2.997 mg/ml. To study the optimum pH and temperaturefor the enzyme production, the isolate iCMe3 was grown on Bakshi medium with various pHs, : 4.0, 4.5, 4.8, 5.0, 5.5, 6.0, 6.5, 7.0 and incubated at various temperatures 30°C, 40°C 50°C, 60°C, 70°C, 80°C, 90°C. The optimum pH for enzyme sinthesis on puliulan was 5.0 (4.81 U/ml) and on cassava starch 4.8 (13.27 U/ml). The optimum temperature for enzyme synthesis on pullulan was 40°C (26416 U/ml) and on cassava starch 50°C (22.34 U/ml). The best synergism of pullulanase with on-amylase for both C sources was 25% (dilution of enzyme), while the synergism with glucoamylase was 100% for pulluian and 50% for cassava starch to convere the starch (pullulanand cassava starch) glucose.
2001
T3164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu Ningsih
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk membuat xilitol dari limbah batang/malai sorgum manis CTY-33. Xilitol dibuat melalui proses fermentasi xilosa menggunakan Candida fukuyamaensis UICC Y-247 penghasil enzim xilosa reduktase yang mereduksi xilosa menjadi xilitol. Xilosa didapat dari hidrolisis hemiselulosa dalam limbah batang/malai sorgum manis CTY-33 yang telah dilakukan delignifikasi. Hasil xilosa tertinggi dengan 30 ml larutan H2SO4 0,3M dicapai pada waktu hidrolisis 35 menit yaitu 22,71% dalam hidrolisat malai sorgum manis CTY-33, dan 15,30% dalam hidrolisat batang sorgum manis CTY-33. Yield xilitol tertinggi dicapai pada fermentasi jam ke-12 yaitu 191,07 ppm dari malai, dan yield xilitol dari batang 31,48 ppm. Penambahan kosubstrat glukosa menaikkan kadar xilitol, hasil tertinggi dicapai pada jam ke-12. Penambahan kosubstrat glukosa 300 ppm pada malai menghasilkan xilitol sebesar 291,17 ppm (konversi xilosa menjadi xilitol 38,86 %). dan penambahan kosubstrat glukosa 150 ppm pada batang sebesar 173,44 ppm (konversi xilosa mnjadi xilitol 26,20. ......Producing xylitol from the straw / panicle of sweet sorghum CTY -33 wastes was done. The xylitol produced through the fermentation process of xylose using Candida fukuyamaensis UICC Y-247 which reduced xylose to xylitol using xylose reductase enzyme. The hemicellulose in the straw/panicle sweet sorghum CTY-33 wastes was hydrolized by 30 mL sulfuric acid 0,3 M after delignification. The highest xylose in the hydrolyzate of panicle during 35 minutes was 22.71 % and from straw was15.30 %. The highest xylitol yield reached in 12-hours fermentation, panicle xylitol yield was 191.07 ppm and straw xylitol yield was 31.48 ppm. When glucose added as co-substrat, the xylitol yield increased. The panicle xylitol yield became 291.170 ppm (the xylose conversion to xylitol was 38,86 %) when it added glucose 300 ppm, and the straw xylitol yield became 173.44 ppm (the xylose conversion to xylitol was 26,20 %) when it added glucose 150 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29023
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wuryaningrum
Abstrak :
Xilitol merupakan gula alkohol berkarbon lima, yang secara alami terdapat dalam buah-buahan dan sayuran, serta memiliki manfaat kesehatan diantaranya adalah antikariogenik dan memiliki indek glukemik rendah. Xilitol dapat diproduksi dari xilosa, baik melalui proses kimiawi ataupun dengan fermentasi. Proses fermentasi dilakukan oleh khamir penghasil enzim xilosa reduktase, Candida fukuyamaensis UICC Y-247. Xilosa dihasilkan melalui proses hidrolisis hemiselulosa yang terkandung dalam limbah lignoselulosa seperti tanaman sorgum. Dalam penelitian ini dilakukan hidrolisis terhadap tangkai dan malai limbah sorgum untuk menghasilkan xilosa yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan xilitol melalui proses fermentasi dengan penambahan D(-) arabinosa sebagai kosubstrat. Sebelum hidrolisis pada sampel dilakukan proses dewax dan delignifikasi untuk menghilangkan senyawa-senyawa ekstraktif dan memecahkan lignin yang dapat menghambat proses hidrolisis ataupun fermentasi. Hidrolisis dilakukan dengan asam sulfat 0,3 molar, suhu 121°C. Berdasar hasil pengukuran didapatkan waktu optimum hidrolisis tangkai adalah 35 menit dan malai 45 menit, dengan masing-masing menghasilkan 4083,8 ppm atau 20,45% xilosa dari hidrolisat tangkai dan 4690,6 ppm atau 23,5% dari hidrolisat malai. Uji HPLC hasil fermentasi dalam penelitian ini, menunjukkan waktu optimum fermentasi adalah 12 jam. Konversi xilosa menjadi xilitol adalah 12,48%; 8,98% dan 2,66% masing-masing untuk hidrolisat malai, tangkai dan xilosa murni. Penambahan D(-) arabinosa sebagai kosubstrat menurunkan pembentukan xilitol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29067
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sumitra Reksanagara
Abstrak :
Upaya pencarian sumber energi menjadi perhatian pada dewasa ini, salah satu alternatif sumber energi yang cocok pada kondisi geografis Indonesia adalah teknologi sel surya berbasis sensitasi pewarna (DSSC).Dimana salah satu komponen penting dalam teknologi ini terbuat dari TiO2. Tingginya biaya proses pengolahan TiO2 sendiri menjadi salah satu penyebabmahalnya teknologi sel surya, untuk itu penelitian ini diadakan dengan mempertimbangkanmelimpahnya cadangan sumber daya alam Indonesia dan peluang untuk mengurangi biaya produksi. Penelitian ini menitik beratkan pada peninjauan proses pemisahan Ti yang terlarut dalam filtrat hasil proses hidrometalurgi dengan menggunakan metoda plasma non-termal. Untuk itu ilmenit disaring dahulu hingga mendapatkan ukuran sebesar 65 mesh. Setelah itu ilmenit di larutkan dengan menggunakan asam sulfat 50% 9Mpada150oC.Pelarutan ini bertujuan untuk memisahkan Ti dan Fe, dimana Femengendap dan Tilarut menjadi filtrat.Selanjutnyafiltrat dan endapan dipisahkan,endapan akan dikeringkan untuk dikarakterisasi sedangkan larutan dipersiapkan untukdiaplikasi plasma non-termal.Plasma non-termal yang digunakan adalah gas O3 hasil konversi dari O2 murni. Gas O3 ini akan menjadi katalis untuk reaksi antara ion Ti dalam larutan dengan ion O yang ada pada gas untuk mempresipitasi menjadi TiO2. Hasil optimum yang diperoleh dari perbedaan variabel laju alir (5, 10 dan 15 L/min) dari O2 menunjukkan titik optimum pada variabel 10 L/min, yang mencapai hasil % perolehan Ti paling tinggi yaitu 14.32%. ...... In this day, many efforts were take in order to search a new energy sources. One of alternative energy source that suitable to use in Indonesia geopraphical condition were Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Which one of it’s important component made from TiO2. The high expenses cost to process the TiO2 are one the factors that makes Solar Cells expensive, therefor this studyis held by considering the natural resources of Indonesia and a potential to reduce the production cost. This study is focusing to review a process to separate the dissolved Ti in the filtrate from hydrometallurgy processes with non-thermal plasma. Therefor, ilmenit screened beforehand until obtain similar size of 65 mesh. Then Ilmenit are leached with sulfuric acid 50% 9 M at 150oC. This leaching is aimed to separate Fe and Ti, where Fe are precipitated and Ti dissolved into the filtrate. Thereafter the filtrate and precipitates are separated, the precipitates will be dried and the filtrates will be applied by non-thermal plasma. The non-thermal plasma which is used from conversion result of pure O2 to O3. This O3 gas will become the catalyst for reaction between Ti ion in solution and O ion in gas to precipitated become TiO2.The optimum results obtained from difference in the O2 flow rate (5, 10 and 15 L/min) of O2 shown the optimum point on 10 L/min, that achieving a result of highest Ti % recovery which is 14.32%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Fatmawati
Abstrak :
Indonesia merupakan negara agraris yang setiap tahunnya mengnasilkan padi dalam jumlah besar, namun di sisi Iain hal ini menyebabkan banyaknya jumlah Iimbah jerami padi. Untuk itu diperlukan penanganan limbah yang tepat guna. Pada penelitian ini dicoba memanfaatkan Iimbah jerami padi yang dibagi menjadi merang dan batang sebagai bahan baku xilitol dengan hidrolisis menggunakan H2304 0,3 M pada suhu 121° C dengan waktu optimum 45 menit. Sebelum hidrolisis, dilakukan delignifikasi menggunakan NaOH 1%, suhu 55° C selama 2 jam. Kadar xilosa pada substrat merang sebesar 4918,6 mg/L dan batang 32863 mg/L. Untuk substrat yang didelignifikasi pada merang 3148,5 mg/L dan 1869,5 mg/L pada batang. Hasil hidrolisis ini kemudian difermentasi dengan khamir penghasil enzim xy/ose reductase, yaitu Candida fukuyamaensis Sampel diberi perlakuan detoksifikasi untuk mehgnilangkan senyawa yang menghambat pertumbuhan khamir, yaitu diberi arang aktif 1% dan dikocok dengan shaker selama setengan jam. Konsentrasi xilitol optimum dihasilkan dengan perlakuan detoksifikasi yaitu untuk substrat merang sebesar 545,6 mg/L dan pada batang 226,7 mg/L, sedangkan persen konversi terhadap substrat awal paling tinggi juga dihasilkan oleh substrat jerami dengan perlakuan detoksifikasi, yaitu sebesar 1,6 % pada merang dan O,7% pada batang. Persen konversi terhadap xilosa awal paling tinggi dihasilkan oleh substrat dengan perlakuan dellgnifikasi-detoksifikasi, yaitu merang besar 17,104% dan batang 7,49%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30355
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Aristya Dyah Puspita
Abstrak :
Kayu merupakan salan satu hasil hutan di Indonesia yang jumlahnya cukup banyak dan beragam Perkembangan dalam bidang pengolanan kayu, menimbulkan peningkatan Iimbah serbuk gergajian yang merupakan Iimbah Iignoselulosa yang mengandung nemiselulosa dan dapat dinidrolisis menjadi xilosa untuk produksi xilitol. Serbuk gergajian kayu yang digunakan adalah serbuk kayu jati dan kayu melinjo Karena kandungan Iignin yang tinggi, sebelum dihidrolisis, dilakukan proses delignifikasi terhadap sampel serbuk kayu dengan menggunakan Iarutan NaOH 1%. Kondisi hidrolisis optimum didapatkan pada sunu 121 °C selama 60 menit, dengan konsentrasi asam HQSO4 0,3 M. Pemekatan hidrolisat dilakukan untuk mendapatkan kadar xilosa yang Iebih besar dengan penguapan pada suhu 70 °C. Hasil pengukuran kadar xilosa dalam hidrolisat pada kondisi optimum, sebelum dan sesudah penguapan adalah sebesar 4,31 % dan 5,4% (w/w) untuk serbuk kayu jati yang tidak didelignifikasi; 3,18% dan 3,82% (w/w) untuk serbuk kayu jati didelignifikasi; 5,18% dan 6,16% (w/w) untuk serbuk kayu melinjo yang tidak didelignifikasi; dan 4,26% dan 5,3% (w/w) untuk serbuk kayu melinjo didelignifikasi Hidrolisat kemudian digunakan sebagai substrat dalam proses fermentasi oleh khamir Candida fukuyamaensis UICC Y-247. Sebelum proses fermentasi, dilakukan proses detoksifikasi ternadap hidrolisat dengan menggunakan 1 % arang aktif (w/w untuk mengnilangkan innibitor yang dapat mengganggu proses fermentasi olen khamir. Produk xilitol hasil fermentasi tertinggi, didapatkan pada waktu fermentasi 36 jam yaitu dengan persen konversi xilitol tertinggi sebesar 6,16% untuk sampel serbuk kayu jati yang didetoksifikasi dan 6,35% untuk sampel serbuk kayu melinjo yang didelignifikasi dan didetoksifikasi. Persen yield xilitol tertinggi untuk tiap gram sampel, pada kedua jenis sampel serbuk kayu, terdapat pada substrat yang didetoksifikasi, yaitu sebesar O,32% untuk serbuk kayu jati dan O,47% untuk serbuk kayu melinjo.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30420
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiem Anwar
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas campuran enzim selulase kasar dari Trichoderma reesei dan Aspergillus niger dengan selulase A. niger komersial dari Fluka Biochemika serta mempelajari pengaruh ratio enzim dengan substrat terhadap unjuk kerja hidrolisis. Enzim kasar dibuat dengan cara fermentasi padat dengan media sederhana. Satu unit aktivitas selulase kasar dari A. niger dicampur dengan dua unit aktivitas selulase kasar dari T. reesei. Jerami padi yang akan dihidrolisis terlebih dahulu digiling dan diayak 120?140 mesh kemudian didelignifikasi menggunakan larutan NaOH 2% selama 6 jam pada temperatur 85oC. Hidrolisis dilakukan dalam beaker glass 300 mL yang dilengkapi dengan pengaduk bermotor. Sampel dianalisis menggunakan metoda dintrosalicylic acid. Hasil percobaan menunjukkan bahwa peningkatan rasio enzim terhadap jerami padi dapat meningkatkan konsentrasi glukosa yang dihasilkan baik untuk enzim komersial maupun campuran enzim kasar. Campuran enzim selulase kasar dari T.reesei dan A. niger yang dihasilkan dari percobaan ini, dua kali lebih efektif menghidrolisis jerami padi menjadi glukosa dibandingkan dengan selulase komersial.
Abstract
The objective of this work is to compare the effectiveness of mixed crude enzyme cellulase from T. reesei and A. niger with commercial enzyme from A. niger, and to investigate effect of enzyme to substrate ratio to performance of enzymatic hydrolysis of rice straw. The commercial enzyme from Fluka Biochemica was used, and crude enzyme were prepared by solid fermentation with simple media. Before hydrolized, the rice straw was grinded and sieved and then heated at 85oC with 2% sodium hydroxide for six hours. Hydrolysis was conducted in 300 mL beaker flask equipped with mechanical stirrer. Samples were analyzed by dinitrosalicylic acid method and measured by spectrophotometer. Both of commercial and mixed crude enzyme show that, the higher enzyme to substrate ratio was higher the glucose concentration obtained. However, ratio of glucose obtained to enzyme used become smaller. The mixture of crude enzyme from T. reesesi dan A. niger that produced in this work was two fold more effective to hydrolyze rice straw than using cellulase enzyme of A. niger from Fluka Biochemika.
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Fakultas Teknologi Industri;Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Fakultas Teknologi Industri;Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Fakultas Teknologi Industri;Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Fakultas Teknologi Industri], 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>