Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsabila Maysarah Kuntjoro
Abstrak :
Peningkatan kebutuhan dan konsumsi energi setiap tahunnya tentu menjadi tantangan bagi seluruh dunia dalam menemukan sumber energi yang tidak berbahaya bagi lingkungan karena umumnya hampir sebagaian besar sumber energi saat ini berasal dari bahan bakar fossil yang mana seperti diketahui, bahan bakar fosil dapat menghasilkan emisi CO2 yang termasuk sebagai gas rumah kaca. Salah satu sumber energi yang cukup menjanjikan sebagai alternatif dari bahan bakar fosil adalah Hidrogen. Produksi hidrogen dapat dihasilkan dari elektrolisis air melalui water spiltting. Dalam proses water splitting, elektrokatalis adalah faktor penting yang dapat meminimalkan nilai overpotential. Material yang berpotensi digunakan sebagai elektrokatalis adalah MXene (Ti3C2Tx) yang disisipkan dengan material lainnya yaitu Multi-walled carbon nanotubes (MWCNT) terfungsionalisasi. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan sintesis nanokomposit MXene/MWCNT melalui metode hidrotermal untuk digunakan sebagai elektrokatalis pada reaksi evolusi hidrogen. Nanokomposit MXene/MWCNT yang telah disintesis kemudian dikarakerisasi menggunakan XRD, SEM, TEM, FTIR, BET dan spektroskopi Raman. Lalu untuk mengetahui performa elektrokatalisnya didapatkan dari pengujian elektrokimia LSV, CV, EIS dan kronoamperometri. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai onset dan overpotential nanokomposit MXene/MWCNT sebesar 267mV dan 517mV, yang mana nilai tersebut paling kecil dibandingkan elektroda lainnya yang digunakan pada penelitian ini dan melalui perhitungan ECSA dari pengujian CV didapatkan nilai luas permukaan aktif elektrokimia nanokomposit MXene/MWCNT sebesar 93,75cm2. Kemudian berdasarkan pengukuran EIS diketahui nanokomposit MXene/MWCNT memiliki hambatan yang kecil dan konduktivitas yang baik. Selain itu untuk kestabilannya yang dievaluasi melalui pengujian elektrokimia kronoamperometri, didapatkan bahwa nanokomposit MXene/MWCNT memiliki kestabilan yang cukup baik dalam digunakan sebagai elektrokatalis pada reaksi evolusi hidrogen. ......The increase in energy demand and consumption every year is certainly a challenge for the whole world in finding energy sources that are not harmful to the environment because almost large source of energy today comes from fossil fuels. As known, fossil fuels can produce CO2 emissions which is one of a greenhouse gas. Hydrogen is one of the promising energy sources as an alternative to fossil fuels. Hydrogen production can be produced from water electrolysis through water splitting. In the process of water splitting, electrocatalyst is an important factor that can minimize the overpotential value. The material that has the potential to be used as an electrocatalyst is MXene (Ti3C2Tx) which is inserted with other materials, namely functionalized Multi-walled carbon nanotubes (MWCNT). Therefore, in this research, the synthesis of MXene/MWCNT nanocomposites by hydrothermal method was carried out to be used as an electrocatalyst in the hydrogen evolution reaction. The synthesized MXene/MWCNT nanocomposite was then characterized using XRD, SEM, TEM, FTIR, BET and Raman spectroscopy. Then to find out the performance of the electrocatalyst obtained from LSV, CV, EIS and chronoamperometric electrochemical tests. Based on the research results, we found out that the onset and overpotential values ​​of the MXene/MWCNT nanocomposites are 267mV and 517mV, which are the smallest values ​​compared to the other electrodes used in this study and through ECSA calculations from the CV testing, the value of the electrochemical active surface area of ​ MXene/MWCNT nanocomposites is 93,75cm2. Then based on EIS measurements it is known that the MXene/MWCNT nanocomposite has small resistance and good conductivity. In addition to its stability which was evaluated through chronoamperometric electrochemical testing, it was found that the MXene/MWCNT nanocomposite had fairly good stability in being used as an electrocatalyst in the hydrogen evolution reaction.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Samiaji
Abstrak :
Hydrogen Plant adalah suatu sistem penghasil hydrogen yang akan digunakan nantinya dalam proses pemurnian minyak mentah (crude oil). Hydrogen Plant memiliki suatu reformer yang akan merubah input berupa hydrocarbon atau natural gas menjadi gas hydrogen sebagai output. Gas Hydrogen ini nantinya akan digunakan kembali dalam synthesis senyawa hydrocarbon menjadi bahan bakar minyak. Pada tanggal 2 Juli 2002 Hydrogen Plant PT. X mengalami kerusakan pada tube reformer berupa crack, bursting dan berlubang. Material dari tube reformer ini adalah HP+Nb. Sampel tube yang mengalami kerusakan ini kemudian dianalisa untuk diketahui penyebab dari kerusakan yang terjadi. Analisis yang dilakukan dimulai dari analisis visual, pengamatan patahan makro, pengamatan metalografi, pengujian kekerasan, pengujian tarik, pengujian komposisi, pengamatan SEM dan pengujian EDX. Hasil analisa menunjukkan bahwa penyebab dari terjadinya kerusakan pada tube reformer ini adalah karena terjadinya overheating. Overheating ini dapat disebabkan oleh adanya jilatan api yang terus menerus sehingga akan menyebabkan penurunan ketahanan creep dan umur sisa material. ......Hydrogen Plant is a system that produce hydrogen. This hydrogen will used in the refining process of crude oil. Hydrogen Plant has reformers that will change the input as hydrocarbon or natural gas to be hydrogen gas as the output. As the cycle process, this hydrogen gas will reused to synthesis the hydrocarbon compound to be the fuel. In July, 2nd 2002, Hydrogen Plant of PT. X , suffering a failure of cracking, bursting and hole at the reformer tube. The material of the tube is HP+Nb. The sample of the tube is being analyzed to find the main cause of the failure. The analysis is start from visual analysis, examination of the fractography, metallography axamination, hardness testing, tensile testing , chemical composition testing, SEM examination and finally EDX testing. The result of this analysis, shows that the failure of reformer tubes, caused by overheating. This overheating is due to continous flame impingement to the tube. This yields the decreasing in creep strength and the remaining life of tube.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoki WDP
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan akan air bersih adalah suatu yang mutlak. Tidak hanya untuk kebutuhan hidup sehari-hari tetapi juga untuk kebutuhan industri. Saat ini di daerah-daerah pinggiran kota banyak bermunculan perumahan murah ataupun daerah industri baru seiring dengan perkembangan penduduk. Sebagian besar tidak dilengkapi dengan sistem pengelolaan sampah dan limbah yang memadai sehingga kualitas air sungai yang ada saat ini sangatlah menurun akibat dari buangan sampah rumah tangga maupun industri tersebut. Konsentrasi zat yang terlarut dalam air bermacam-macam jenisnya salah satu diantaranya adalah Fe. Kebutuhan air bersih tidak terlepas dari kandungan zat-zat yang terkandung dalam air tersebut, tentunya dengan batas kadar yang ditentukan. Di antara unsur-unsur yang terkandung dalam air ada yang berbahaya dan ada juga yang bermanfaat bagi tubuh manusia yaitu sebagai sumber mineral.

Kelebihan konsentrasi Fe di dalam air dapat menyebabkan air berwarna kecoklat-coklatan yang dapat menimbulkan karat dan penyumbatan pada pipa saluran, karat tadi juga akan merusak perangkat kamar mandi, dapur dan organ tubuh manusia yaitu ginjal. Untuk air yang mengandung besi terlarut diperlukan adanya pengobatan lebih lanjut untuk mendapatkan air sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zat-zat yang mempengaruhi sebaran endapan Fe dalam penampang maupun sepanjang saluran diantaranya daya hantar listrik, suhu, pH dan NH4. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari kanal Tarum Barat. Ke-empat faktor tadi secara tidak langsung mempengaruhi kenaikan dari konsentrasi Fe.

Untuk mengetahui fluktuasi Fe pada air di kanal Tarum Barat maka dibuat grafik yang menggambarkan fluktuasi Fe pada tiap potongan sungai dalam hal ini terdapat 8 potongan sungai yaitu BTB 1 s/d BTB 8 dari tahun 1994 s/d 1999 serta membuat grafik hubungan antara Fe dengan daya hantar listrik, suhu, pH dan NH4 dengan menggunakan program Microsoft Excel. dengan membuat grafik hubungan-hubungan tersebut maka akan terlihat dengan jelas sejauh mana pengaruh ke-empat faktor tersebut terhadap kenaikan konsentrasi Fe dari tahun ke tahun.
2001
S34796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella Lydia
Abstrak :
Latar Belakang: Resin komposit Giomer Bulk-Fill merupakan resin komposit yang dapat ditumpat hingga ketebalan 4 mm dan dapat melepas ion fluor. Resin komposit ini juga menjadi buffer asam ketika tingkat pH saliva turun dan mengembalikan ke pH netral. Namun, kenaikan pH diikuti dengan penurunan sifat fisik dari material. Belum diketahui apakah terdapat pengaruh terhadap kekerasan permukaan setelah material ini melepas fluor dan perubahan pH saliva. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh perbedaan pH saliva buatan dan lama perendaman terhadap kekerasan permukaan resin komposit Giomer Bulk-Fill. Metode: Penelitian eksperimental laboratorik menggunakan sembilan puluh spesimen resin komposit Giomer Bulk-Fill berdiameter 6 mm dan tinggi 3 mm dibagi menjadi 9 kelompok perendaman yaitu dengan saliva buatan pH 7 (kontrol); pH 5,5; pH 4,5 dengan lama perendaman 1 jam, 24 jam, dan 72 jam yang disimpan dalam inkubator dengan suhu 37°C. Uji kekerasan menggunakan Knoop Microhardness Tester (Shimadzu HMV-G21DT, Jepang). Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik One-way ANOVA terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok perendaman dalam saliva buatan pH 4,5 dengan kelompok perendaman dalam saliva buatan pH 5,5 dan kelompok perendaman dalam saliva buatan pH 4,5 dengan kelompok perendaman dalam saliva buatan pH 7 yang dilakukan perendaman selama 72 jam. Nilai kekerasan pada perendaman dengan saliva buatan pH 4,5 dan lama perendaman 1 jam, 24 jam, dan 72 jam beruturut-turut sebesar 35,9±2,40 KHN, 33,75±2,98 KHN, dan 32,7±2,71 KHN. Sementara itu, nilai kekerasan dengan saliva buatan pH 5,5 dan lama perendaman 1 jam, 24 jam, dan 72 jam beruturt-turut sebesar 38,92±2,96 KHN, 37,00±1,82 KHN, dan 38,6±3,42 KHN. Dengan larutan saliva buatan pH 7 dan lama perendaman 1 jam, 24 jam, dan 72 jam didapatkan nilai kekerasan berturut-turut adalah 37,01±2,21 KHN, 37,05±1,79 KHN dan 37,72±2,51 KHN. Kesimpulan: Lama perendaman dan tingkat keasaman dalam saliva buatan dapat menurunkan nilai kekerasan permukaan resin komposit Giomer Bulk-Fill.
Introduction: Composite resin Giomer Bulk-Fill is a material for restoration that can be placed in single increment with depth until 4 mm and release fluoride ion. This composite resin can be an acidic buffer when pH saliva drops and turns it back to pH neutral. However, the physical properties of the material are decreased. It is unknown if there any change of surface hardness of the material due to fluoride ion release and changes in pH saliva. Objective: This study aimed to determine the effect of immersion time and different pH levels of artificial saliva on surface microhardness of composite resin Giomer Bulk-Fill. Methods: Laboratory experimental research using ninety specimens of resin composite Giomer Bulk-Fill and divided into nine groups with immersion in artificial saliva pH 7 (control); 5,5; and 4,5 for 1, 24, and 72 hours at 37°C respectively and tested using Knoop Microhardness Tester (Shimadzu HMV-G21DT, Japan). Result: The statistical test using One-way ANOVA showed that there were significant differences (p<0,05) between group of immersion in artificial saliva pH 4,5 compared to group of immersion in artificial saliva pH 5,5 and group of immersion in artificial saliva pH 5,5 compared to group of immersion in artificial saliva pH 7 for 72 hours of immersion. The result showed that the hardness number of the groups immersed in artificial saliva pH 4,5 for 1 hour, 24 hours, and 72 hours respectively are 35,9±2,40 KHN, 33,75±2,98 KHN, and 32,7±2,71 KHN. Meanwhile, the hardness number of the groups immersed in artificial saliva pH 5,5 for 1 hour, 24 hours, and 72 hours respectively 38,92±2,96 KHN, 37,00±1,82 KHN, and 38,6±3,42 KHN. The hardness number of the groups immersed in aritificial saliva of pH 7 for 1 hours, 24 hours, and 72 hours are 37,01±2,21 KHN, 37,05±1,79 KHN dan 37,72±2,51 KHN. Conclusion: Different immersion times and pH levels decrease surface microhardness of Giomer Bulk-Fill composite resin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library