Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raka Budi Satrio Utomo
Abstrak :
Potensi tenaga air di Indonesia diperkirakan mencapai 75 GW, yang tersebar di seluruh Indonesia, dan 9% di antaranya dapat dimanfaatkan untuk dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Pengembangan pembangkit listrik tenaga air tidak jauh dikembangkan sampai sekarang dengan kapasitas terpasang 4.938,64 MW pada tahun 2018, dengan pertumbuhan rata-rata 3,82% per tahun, kondisi ini sangat berbeda dengan jenis pembangkit termal yang memiliki kapasitas terpasang 49.492,78 MW pada tahun 2018, dengan pertumbuhan rata-rata 4,91% per tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan bisnis listrik tenaga air dalam menciptakan strategi bisnis dalam mencapai target bauran energi terbarukan pada tahun 2025 sebesar 23%. Metode yang digunakan untuk membuat strategi bisnis baru adalah Business Model Canvas dan Analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan posisi bisnis dalam diagram kuadran Cartesian II (Dua) dengan nilai IFAS 5,536 dan nilai EFAS 3,701 dengan hasil yang mendukung strategi diversifikasi. Hasil dalam menyelesaikan kanvas model bisnis pembangkit listrik tenaga air menerapkan strategi ST. ......The potential of hydropower in Indonesia estimated at 75 GW, which is spread throughout Indonesia, and 9% of which can be utilized to be developed into a Hydroelectric Power Plant (PLTA). The development of hydropower plants is not far developed until now with an installed capacity of 4,938.64 MW in 2018, with an average growth of 3.82% per year, this condition is very different from the types of thermal plants that have an installed capacity of 49,492.78 MW in 2018, with an average growth of 4.91% per year. The purpose of this research is to develop hydropower electricity business in creating a business strategy in an achieve the renewable energy mix target by 2025 by 23%. The method used to create a new business strategy is the Business Model Canvas and SWOT Analysis. The results of this study indicate the business position in the Cartesian quadrant II (Two) diagram with IFAS value of 5.536 and EFAS value of 3.701 with the results supporting the diversification strategy. Results in completing the business model canvas of the hydropower plant applies an ST strategy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mesi Purnamasari
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai implementasi kebijakan pembangunan PLTA Asahan 3 melalui pinjaman luar negeri yang bertujuan mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tertundanya pembangunan PLTA Asahan 3 disebabkan oleh konflik kepentingan dan konflik kewenangan antara PT PLN dengan Pemprov. Sumut. Untuk mencegah berulangnya permasalahan ini di masa depan diperlukan koordinasi dan komunikasi yang baik antara pihakpihak yang terkait terutama pada tahap perencanaan proyek.
This research discusses the implementation of government policy to develop Asahan 3 hydropower plant financing by foreign loan to solve electricity crisis in North Sumatera. This is a descriptive qualitative research in which the data were collected by deep interviews and documentation. Findings: the delay of Asahan 3 hydropower plant has caused by conflict of interest as well as conflict of authority between PT PLN and the Government of North Sumatera Province. It is suggested that improving the coordination and communication among parties mainly at the project planning phase will prevent the problem to recur.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romy Marliansyah
Abstrak :
Rasio elektrifikasi di Indonesia saat ini masih rendah, berarti masih banyak penduduk terutama di daerah terpencil yang tidak mendapatkan pelayanan energi listrik. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan listrik diperlukan pembangkit listrik yang dapat menjangkau daerah terpencil yang murah serta ramah lingkungan. Sebagai solusi terhadap masalah tersebut, didapatlah sebuah alternatif konsep berbasis pada teknologi yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dapat menembus keterbatasan akses transportasi, teknologi, hingga biaya. Potensi pengembangan PLTMH di Indonesia juga masih sangat terbuka. Tesis ini merupakan kajian dari PLTMH yang sudah beroperasi yaitu PLTMH Subang, dengan maksud untuk menganalisa spek teknis yang ada saat ini dengan melakukan studi agar PLTMH dapat berfungsi lebih optimal sesuai dengan kapasitas generator terpasang walaupun dengan head rendah, dan debit air kecil dengan metoda studi kasus Setelah melakukan analisis terhadap bangunan PLTMH yang ada maka redesain difokuskan pada bangunan pipa penstock dan turbin.Berdasarkan hasil hitungan, desain pipa penstock memiliki diameter minimal sebesar 70 cm (0.7 m) sehingga dapat menampung debit sebesar 1.1 m3/s. Sedangkan aktual pipa penstock yang ada memiliki diameter sebesar 60 cm (0.6 m). dan hanya dapat menampung debit sebesar 0.68 m3/s. Agar kinerja turbin cross flow menjadi optimal sesuai dengan debit air yang tersedia yaitu 1.1 m3/s, maka dilakukan redesain pada jari ? jari turbin eksisting dari 0.5 meter menjadi 0.71 meter. Panjang busur sudu-sudu turbin dari 0.177 meter, menjadi sebesar 0.248 meter. Dengan melakukan redesain ini, maka potensi yang dapat dibangkitkan dari PLTMH Subang mencapai 200% berbanding energi yang terbangkitkan saat ini. Oleh karena itu, tesis ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam memperbaiki kinerja PLTMH Subang dan juga sebagai masukan untuk PLTMH lainnya baik yang sudah beroperasi maupun yang belum dikembangkan. ...... Nowadays, the ratio electrification in Indonesia is still low, there is a substantial number of population, particularly in remote areas who do not get electricity energy services. Hence to fulfill the electricity necessity required a low-cost and environmental-friendly power plant that can cover remote areas needs; renewable energy resource. As solution to the problem, there is an alternative concept based on technology Mini Hydro Power Generator (MHP) that can penetrate to limited access transportation , technology , and cost . There is still a big opportuninty for MHP development. This thesis is a study of a MHP which has operated namely MHP Subang, with an intention to analyze current technical spec by doing a study with a case study so the MHP can operate optimally in accordance with capacity generator attached though with head low and small water debit. After doing an analysis of the existing MHP so redesigning focused on penstock pipe and turbine. Based on the quantificaton, the design of penstock pipe has a diameter at least 70 cm (0.7 m) so that it can withstand the flow of as much as 1.1 m3/ s while the actual has a diameter of 60 cm (0.6 m) and can only withstand the flow of 0.68 m3 / s. To get the optimal performance turbine cross flow in accordance with water debit that available that is 1.1 m3 / s , therefore done the redesign of turbine existing from 0.5 meters to 0.71 meters and also the blade of turbine from 0.177 meters to 0.248 meters. So, by doing this redesigning , the potential that could be generated by MHP Subang reaches 200 % compared to the current condition now. Therefore, this thesis is expected to be considerate in improving the performance of MHP Subang and also other MHP has already operated and that have not been developed yet.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Budiman
Abstrak :
Akhir-akhir ini, di negara kita banyak terjadi krisis energi. Krisis yang muncul akibat tekanan multi dimensi yang menimpa negeri ini. Salah satu permasalahannya adalah ketidak mampuan pemerintah menyediakan listrik bagi masyarakat. Hal ini bisa diatasi dengan pengadaan listrik oleh swasta, yang tentunya berorientasi pada keuntungan. Hal yang akan memicu terjadinya kekurangan pasokan listrik di daerah yang lebih kecil yang notabene kurang menguntungkan bagi investor. Padahal tenaga listrik sangat dibutuhkan untuk pemberdayaan dan peningkalan kualitas hidup masy arakat. Kalau kita melihat fenomena yang terjadi di Negara-negara berkembang lainnya, sebagai contoh India dan Nepal, dikembangkan turbin-turbin dengan daya kecil. 01 Nepal pada tahun 1990 tercatat lebih dari 600 turbin terpasang di seantero negara. Jenis turbin yang digunakan adalah turbin aliran silang [TA S]. Untuk skala kecil, TAS sangat sesuai karena sederhana dan murah. Kendala utamanya adalah TAS membutuhkan debit air yang cukup besar dibandingkan jenis turbin skala kecil lainnya. Sedangkan yang banyak terdapat di Indonesia adalah tinggi jatuh atau tinggi terjun (head) besar tapi debitnya kecil. Untuk jenis aliran seperti ini, turbin pellonlah yang paling sesuai.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santo Freddy
Abstrak :
Indonesia memiliki potensi yang cukup besar pada sumber energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Listrik Mini Hidro (PLTM) namun pemanfaatannya masih tergolong sangat sedikit. Pengembangan sumber energi ini tentu perlu diimbangi dengan peningkatan infrastruktur yang membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Investasi pada PLTM memiliki risiko yang tinggi, baik pada perencanaan atau pada proses pembangunannya nanti sehingga diperlukan rencana strategis untuk mengantisipasi risiko-risiko yang ada. Skripsi ini menganalisis faktor-faktor risiko secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui dampak dari faktor-faktor risiko tersebut pada keberlangsungan PLTM dengan metode Manajemen Risiko. Pendekatan yang dilakukan untuk penilaian risiko adalah Value at Risk (VaR) dan model finansial. Hasil dari perhitungan tersebut adalah daftar kemungkinan risiko yang mungkin akan terjadi dalam bentuk model Risk Register dan nilai risiko yang memetakan pengaruh faktor-faktor risiko terhadap PLTM secara finansial untuk mendapatkan rekomendasi mitigasi risiko. Skripsi ini bisa dapat menjadi referensi atau pertimbangan bagi pihak ? pihak yang berkepentingan dalam mengelola risiko dan mitigasi risiko sebagai salah satu usaha pengembangan potensi PLTM. ......Indonesia has considerable potential in the energy sources of Mini-Hydro Power Plant (MHPP) but its utility is still relatively not significant. Development of these sources of energy would need to be offset by increased infrastructure that requires abundant amount of investment. Investments in MHPP was included in investments with high risk, either in construction planning or in the process of its construction at a later so we need strategic plan to anticipate the risks that can occurs. This thesis will mapping risk factors for quantitative and qualitative analysis to know the impact of these risk factors on the sustainability of the MHPP with the method of risk management. The approach of risk assessment is Value at Risk (VaR) and financial models. The result of model calculation is a list of risks which may occur in the form of model Risk Registers and value of risks that mapping the influence of risk factors on financial aspect of MHPP to get recommendations for risk mitigation. This thesis can be can be a reference or consideration for the stakeholders in managing risk and risk mitigation as one of the potential MHPP development efforts.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fattah Mirza
Abstrak :
PLTMH adalah peninggalan jaman dahulu dengan menggunakan air sebagai sumber utama penghasil energi. Saat ini PLTMH adalah salah satu pembangkit listrik yang menjanjikan, dengan teknologi dan metode yang simpel dan dibarengi dengan pengendalian dan pemeliharaan yang mudah. Untuk pembangkit listrik skala mikro, digunakan pendekatan yang berbeda. Menggunakan bendungan untuk menyimpan air dan turbin dan generator sebagai penghasil tenaga.Skripsi ini meliputi spesifikasi dasar pembangunan PLTMH. Dimulai dari pengumpulan data, analisa lapangan hingga evaluasi proyek. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang baik mengenai PLTMH dan menggunakan potensi yang sudah ada dalam suatu daerah.Buku dan jurnal berperan penting dalam penyusunan skripsi ini dengan dibarengi metode penelitian dan analisis. ......Hydropower is part of the history of ancient life with water as the main source to produce power. It becomes one of the promising power generations in years. It used to be expensive to build but now it is getting simpler method and technology wrapped with easy operation and maintenance. The smaller scale of hydropower needs different approach and perspective than the large one. The study confirmed the using of dam to store water, while turbine and generator act as power producer.This thesis project covers the basic specification of building hydropower plant in smaller scale. It started from data collection, site analysis and evaluation of its project. The outcome of this project clearly has well understanding of constructing a power plant in simple, effective and reliable way. As well as maximise the potential of which already in an area.In this case, I am using research and analysis method to determine all matters relating to feasible a small hydropower plant. Literatures, books and journals involve in this project.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arbi Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Semakin bertambahnya jumlah manusia di dunia semakin meningkatnya juga kebutuhan energi, terbatasnya kebutuhan kesediaan sumber daya energi konvensional membuat berkembangnya penelitian tentang energi terbarukan. Salah satu energi terbarukan yang sedang berkembang ialah mengenai air. Di Indonesia, terdapat banyak sungai dan memiliki iklim hujan yang lumayan bagus untuk mengembangkan energi terbarukan ini. Untuk menciptakan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Mikro yang dapat beroperasi pada berbagai kecepatan alir air maka dirancang sistem Otonomus PLTA Mikro.Untuk merancang sistem otonomus tersebut maka digunakan generator induksi catu ganda DFIG dan generator sinkron magnet permanen PMSG . Turbin menggerakkan DFIG dan PMSG yang terpasang dengan perantara rantai dan sproke gear, PMSG akan memberikan tegangan keluarannya sebagai masukan rotor untuk DFIG sehingga sistem generator menjadi sistem otonomus dikarenakan tidak memerlukan sumber daya eksternal. Tegangan listrik yang dihasilkan dari generator dihubungkan dengan Boost Converter dengan tujuan agar sistem memiliki level tegangan keluaran yang stabil dan sesuai dengan tegangan referensi yang diberikan.
ABSTRAK
The increasing number of people in the world is also increasing the need for energy, limited availability of conventional energy resources makes the development of research on renewable energy. One of the developing renewable energy is water. In Indonesia, there are many rivers and have a pretty good rainy climate to develop this renewable energy. To create a Micro Hydro Power Plant PLTA System that can operate at various water flow speeds, the Micro Hydro Power Plant System is designed.To design the autonomous system, a dual supply induction generator DFIG and permanent magnet synchronous generator PMSG are used. Turbine drives DFIG and PMSG installed with intermediate chain and sprock gear, PMSG will give its output voltage as rotor input for DFIG so that the generator system becomes autonomous system because it does not require external power source. The voltage generated from the generator is connected to the Boost Converter in order for the system to have a stable output voltage level and in accordance with the reference voltage provided.
2017
S69139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrizaldi Kevinko Syahidan
Abstrak :
Sistem tenaga listrik adalah jaringan interkoneksi yang berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari pembangkit ke pengguna. Frekuensi sistem menjadi sebuah standar yang perlu diperhatikan dalam penentuan kualitas listrik yang baik dalam batas toleransi kurang lebih 47 hz hingga 52 Hz. Dengan nilai frekuensi yang berada dalam batas toleransi tersebut, maka kualitas daya yang disuplai dalam sistem tenaga listrik akan lebih optimal. Pengendalian PLTA Poso pada sistem tenaga listrik Area Poso merupakan salah satu cara mencapai stabilitas frekuensi. Pada tulisan skripsi ini, PLTA Poso dipilih sebagai pembangkit yang dikendalikan output daya menggunakan governor yang mengatur cadangan air pada bendungan nya dengan rincian kapasitas Poso (3x65 MW). Pembangkit yang dipilih bekerja dengan mengendalikan output daya sesuai dengan fluktuasi pada permintaan energi listrik sepanjang hari baik gangguan pada intermittensi PLTB Sidrap dan PLTB Tolo ataupun gangguan kabel distribusi ke beban. Sebagai pembangkit yang dapat mengendalikan frekuensi sistem, akan dilakukan pengujian pada aplikasi Digsilent untuk melihat pengaruh pengendalian PLTA Poso menggunakan governor hydro terhadap perubahan frekuensi yang terjadi pada sistem tenaga listrik apabila terjadi berbagai macam gangguan. Beberapa skenario gangguan yang disiapkan untuk menguji penggunaan PLTA adalah dengan adanya intermittensi pembangkit renewable energy dan gangguan kabel distribusi yang menyebabkan lepasnya beban pada sistem. Pada simulasi gangguan kabel distribusi pada Bus Pamona menyebabkan hilangnya beban sebesar 83,4 MW pada area Poso menyebabkan kenaikan frekuensi hingga mencapai 54,9 Hz akibat kelebihan suplai daya. Pengembalian frekuensi ke aturan grid 50 Hz menggunakan governor hydro pada PLTA Poso mengembalikan frekuensi sistem ke 50,09 Hz. Pada simulasi gangguan intermittensi PLTB Sidrap dan PLTB Tolo menyebabkan hilangnya suplai daya sebesar 135 MW pada area Poso menyebabkan penurunan frekuensi secara drastis hingga mencapai 27 Hz akibat beban berlebih. Pengembalian frekuensi ke aturan grid 50 Hz menggunakan governor hydro pada PLTA Poso mengembalikan frekuensi sistem ke 49,23 Hz. Hasil dari skenario menyatakan bahwa pengendalian PLTA Poso dengan menggunakan governor hydro dapat membantu mengatasi gangguan jenis intermittensi dan gangguan jenis lepas jalur distribusi. ......The electric power system is an interconnected network that functions to distribute electricity from generators to users. The system frequency becomes a standard that needs to be considered in determining good electrical quality within a tolerance limit of approximately 47 Hz to 52 Hz. With the frequency value that is within the tolerance limit, the quality of the power supplied in the electric power system will be more optimal. Poso hydropower control in the Poso Area electric power system is one way to achieve frequency stability. In this thesis, the Poso hydropower plant was chosen as a power output controlled generator using a governor that regulates the water reserves in the dam with details of Poso's capacity (3x65 MW). The selected generator works by controlling power output in accordance with fluctuations in electrical energy demand throughout the day, both interference with the Sidrap Wind Farm and Tolo Wind Farm interruptions or distribution cable disturbances to the load. As a generator that can control the frequency of the system, a test will be carried out on the Digsilent application to see the effect of controlling the Poso hydropower plant using a hydro governor on frequency changes that occur in the electric power system in the event of various kinds of disturbances. Several fault scenarios are prepared to test the use of hydropower, namely the intermittent renewable energy generation and distribution cable disturbances that cause the load to be released on the system. In the simulation of distribution cable interference on the Pamona Bus, it causes a loss of 83.4 MW in the Poso area causing an increase in frequency to reach 54.9 Hz due to excess power supply. The frequency return to the 50 Hz grid rule using the hydro governor at the Poso hydropower plant returns the system frequency to 50.09 Hz. In the simulation of intermittent disturbance of the Sidrap Wind Farm and Tolo Wind Farm, the power supply loss of 135 MW in the Poso area causes a drastic decrease in frequency to 27 Hz due to overload. The frequency return to the 50 Hz grid rule using the hydro governor at the Poso hydropower plant returns the system frequency to 49.23 Hz. The results of the scenario state that the control of the Poso hydropower plant by using a hydro governor can help overcome the intermittent type disturbance and the off distribution line type disturbance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>