Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiranto Arismunandar
Bandung: ITB Press, 1993
620.82 WIR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Oborne, David J.
Chichester, U.K.: John Wiley & Sons, 1995
620.82 OBO e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sanders, Mark S.
New York: McGraw-Hill, 1987
620.82 SAN h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stanton, Neville
London : Routledge , 1999
620.82 STA g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Sukania
"Duduk merupakan sikap alami manusia (natural human posture), karena duduk dirasa tidak begitu melelahkan dibandingkan dengan sikap berdiri.
Disamping duduk pada sebuah kursi pada umumnya, dikenal pula duduk bersila yang sangat banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia khususnya terutama dalam kegiatan yang bersifat keagamaan atau kegiatan yang berkaitan dengan adat-istiadat. Pengamatan yang dilakukan di Taman Pendidikan Alquran (TPA) di daerah Bekasi menunjukkan bahwa anak-anak yang duduk bersila sering mengambil sikap membungkuk. Sikap ini apabila dilakukan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan gangguan pada tulang belakang. Untuk itu diperlukan sandaran punggung yang sesuai pada daerah lumbar yang akan dapat membantu memperlambat timbulnya kelelahan serta akan meminimalkan gejala tersebut di atas, dan juga dapat berfungsi untuk menambah kestabilan saat duduk bersila.
Penelitian ini diawali dengan melakukan pengukuran antropometri dan kelengkungan tulang belakang pada tubuh anak-anak pada posisi duduk bersila. Berdasarkan data yang diperoleh dilakukan perancangan terhadap alas duduk beserta sandaran dengan kelengkungannya. Penelitian mengenai pembebanan yang dirasakan diperoleh dari survey kenyamanan melalui wawancara terarah menggunakan kuesioner.
Hasil penilaian komponen kursi yang dilakukan oleh 40 responden menunjukkan bahwa komponen tersebut sudah sesuai dengan antropometri pemakainya. Sedangkan uji kenyamanan duduk sekitar 45 menit menunjukkan bahwa ketiga model kursi secara statistik memberikan tingkat kenyamanan yang sama. Hasil perancangan dan pengembangan produk juga ditunjukkan pada penelitian ini meliputi geometri, bahan dan sistem penggunaannya.

Sitting is a natural human posture. People sit down because they feel that sitting is less fatiguing than standing. Cross-legged sitting is one of many posture of sitting on the ground, especially in Indonesia it was very familiar. Observation to the children at Bekasi region showed that while the children sitting with cross legged sitting, they take forward posture, and if this posture done for a long time may be caused disc injuries, low back pain.
This research is started by measure of children antropometric and back curve as the data for design of seat and back rest. Threre are three model of chair examined to 40 respondent and analysis showed that the dimension of the chair component is similar to their antropometrics. Analysis statistics showed that all model give the same of confortable.
This research also showed the result of the design and development include geometry, material and system of use."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdin Djaka
"Produktivitas pekerja sektor industri, khususnya industri konstruksi belum banyak dilaporkan orang. Hal ini karena pengkajian tentang produktivitas baru gencar dilakukan pada dasawarsa tahun tujuh puluhan. Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan telah disadari secara universal; tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai kekuatan untuk menghasilkan barang dan jasa-jasa.
Telah banyak upaya yang dilakukan baik oleh pernerintah maupun perusahaan untuk meningkatkan produktivitas; bahkan untuk itu pemerintah telah mendirikan Pusat Produktivitas Nasional dan Dewan Produktivitas Nasional, oleh karena disadari bahwa produktivitas ikut menentukan indeks pertumbuhan nasional.
Dalam kegiatan perusahaan, kajian tentang produktivitas umumnya selalu dikaitkan hanya pada masalah teknologi produksi, metode kerja dan masalah ekonomi, padahal di samping hal tersebut tidak kalah pentingnya adalah masalah pengembangan sumberdaya manusia. Dalam hal ini maka kegiatan yang terpenting adalah bagaimana mengelolanya sedemikian rupa agar efektif untuk mencapai hasil yang optimum,di samping bagaimana membuat proses kerja menjadi lebih manusiawi.
Pada kebanyakan perusahaan umumnya jarang ditemui adanya kegiatan, teknik atau metode tunggal yang merupakan satu-satunya landasan bagi usaha peningkatan produktivitas tenaga kerja. Pada umumnya sejumlah kombinasi teknik dan metode dianggap sarana yang paling efisien. Oleh karena itu diperlukan pengenalan terhadap kegiatan mana yang paling relevan dan mempunyai potensi yang paling besar dalam meningkatkan produktivitas.
Masalah pokok di sini adalah mencari suatu sistem yang tepat yang dapat mempertemukan keinginan perusahaan agar tenaga kerja dapat bekerja secara efisien dan produktif dan keinginan pekerja untuk dapat bekerja dalam suasana yang aman sehingga selamat sampai masa purna karya. Dalam hal ini ergonomi dapat memberikan kontribusinya dalam melestarikan kemampuan tenaga keria dan melindunginya dengan aman.
Di negara berkembang seperti Indonesia, jika kombinasi teknik dan metode tersebut dilakukan dengan ditunjang penerapan ergonomi, akan merupakan usaha optimalisasi pemanfataan tenaga kerja dan teknologi yang harus seimbang antara teknologi yang digunakan dengan kondisi sosial-ekonomi dan budaya setempat. Jika ergonomi dilihat sebagai bagian kegiatan pengembangan sumberdaya manusia maka aspek ergonomi merupakan penyesuaian peralatan, perlengkapan kerja dan lingkungan keria dengan kemampuan esensial manusia untuk memperoleh keluaran yang optimum artinya dengan penyesuaian itu manusia dapat bekerja lebih manusiawi dan dengan begitu lebih memuaskan.
Maka dalam penelitian ini, kami ingin mencoba melihat pengaruh aspek ergonomi terhadap peningkatan produktivitas melalui penelitian pada pekerjaan las di galangan kapal.
Terdapat banyak sekali aspek ergonomi yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas pekerja. Untuk penelitian ini pengertian aspek ergonomi dibatasi berdasarkan lima variabel utama, yakni: (a) Usia; (b) Keterampilan dan Pengalaman Kerja; (c)Cara Kerja;(d)Motivasi Kerja; dan (e) Kelelahan Kerja. Sedangkan tingkat Produktivitas diukur berdasarkan indikator kemampuan pekerja untuk menghasilkan produksi las dalam satuan waktu tertentu.
Bertitik tolak dari batasan tersebut di atas, penelitian ini lebih lanjut akan membatasi permasalahan dalam arti menggambarkan pengaruh aspek ergonomi terhadap tingkat produktivitas yang ditentukan oleh beroperasinya kelima variabel aspek ergonomi dalam bentuk formula, sebagai berikut: P = Fungsi ( Usia x Keterampilan & Pengalaman Kerja x Cara Kerja x Motivasi Kerja - Kelelahan Kerja ).
Berdasarkan formula di atas maka secara teoritis dapat dilihat bahwa operasi dari kelima variabel aspek ergonomi tersebut dapat mempengaruhi tingkat produktivitas.
Asumsi teori ini memberikan suatu hipotesis yang perlu diuji kebenarannya, khususnya bagi pekerja golongan rendah yang acapkali dianggap memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah tingkat sosial ekonomi yang rendah dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak menunjang produktivitas. Untuk menjawab persoalan di atas, penelitian ini kemudian mencoba mengamati pekerja las pada dua galangan kapal yang saat ini konsentrasi juru lasnya relatif lebih banyak dibanding dengan galangan kapal lainnya di Indonesia.Galangan kapal yang dimaksud adalah galangan yang dikelola oleh PT Kodja (Persero), yang berlokasi di Ancol dan di Pasar Ikan, Jakarta.
Dengan menarik 75 orang responden secara random sampling, lebih laniut diobservasi seberapa jauh tingkat pemanfaatan aspek ergonomi mempengaruhi produktivitas juru las dengan menggunakan instrumen kuesioner yang mencakup 29 pertanyaan. Selanjutnya jawaban pertanyaan diolah dengan menggunakan program SPSS ( Statistical Package for the Social Sciences). Bertolak dari asumsi teoritis di atas, maka untuk menjawab persoalan utama penelitian ini dihadirkan suatu hipotesis,yakni Ada Pengaruh Aspek Ergonomi terhadap tingkat Produktivitas pekerja pada pekerjaan las ".
Berdasarkan 29 indikator yang ada dilakukan pengukuran dengan menggunakan skala ordinal yakni: tinggi, menengah dan rendah. Untuk menguji validitas dari indikator tersebut dilakukan uji statistik Chi-Kwadrat dan dari proses ini diperoleh hasil, hanya 14 indikator yang signifikan yang tergabung dalam variabel utama : (1) Keterampilan;(2) Cara Kerja;(3) Motivasi Kerja dan (4) Kelelahan Kerja. Sedangkan hasil tabel silang atas 14 indikator aspek ergonomi dengan tingkat produktivitas memberikan indikasi bahwa ada pengaruh aspek ergonomi terhadap tingkat produktivitas pekerja. Selanjutnya uji hipotesis dengan metode Skor 2 dan Regresi Linear menghasilkan nilai signifikan T sebesar 0,0476 < 0,0500. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengujian yang menduga ada pengaruh aspek ergonomi terhadap tingkat produktivitas pekerja pada pekerjaan las diterima.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas lebih lanjut secara umum dapat disimpulkan, bahwa ada pengaruh aspek ergonomi terhadap tingkat produktivitas pekerja pada pekerjaan las di galangan Kodja.
Lebih laniut penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas yang dicapai saat ini masih dapat ditingkatkan. Hasil observasi berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan produktivitas melalui penerapan ergonomi mengarah kepada suatu kesimpulan bahwa untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan suatu wadah yang dapat bertindak untuk dapat menangani proses pemanfaatan ergonomi. Kelompok Gugus Kendali Mutu yang telah terbukti berhasil meningkatkan produktivitas pada banyak perusahaan dapat digunakan sebagai wadah yang dapat melakukan proses seleksi dan adaptasi terhadap penerapan ergonomi di galangan Kodja. Analisis lebih lanjut terhadap 14 indikator dengan melihat nilai Chi-Kwadrat diperoleh urutan yang paling mempengaruhi tingkat produktivitas pekerja. Urutan tersebut diusulkan untuk dapat dijadikan kebijakan manajemen dalam menetapkan prioritas aspek ergonomi yang perlu didahulukan penerapannya.
Sebagai implikasi kebijaksanaan, tesis ini menyarankan pentingnya mengaktifkan kelompok Gugus Kendali Mutu, sebagai wadah yang akan bertindak menangani proses pengembangan sistem ergonomi, terutama dalam upaya memasyarakatkan ergonomi dan terciptanya keserasian antara pekerja dan lingkungannya.

Worker's productivity in the industrial sector has not been much reported, since productivity study has just started in the seventies with great intensity. The importance of productivity for the efforts to increase national welfare has been accepted universally; there is no human activity that does not gain benefit from productivity improvement as a vital source in the production of goods and services.
Much effort has been made both by government and industry to improve productivity. Recognizing productivity as a determining factor of national growth, the Government has established The National Productivity Centre and The Board of National Productivity.
In the study about worker's productivity in business, the general view is concentrated on its relationship with problems of production technology, work methods and other economic matters, while another not less important factor, that is the problem human resources development, has been neglected.
On the plant level the management of human resources implies many activities of various kinds, but the most important is still the function of developing people in such a way, that they are able to work effectively and get optimum achievement.
In most enterprises we seldom find a single activity, technique and method as the only source or base of productivity improvement. A combination of various techniques and methods is generally accepted as the most appropriate and most effective strategy. Therefore. it is of imperative importance to have a clear understanding of the most relevant activities having the biggest impact on productivity improvement.
The main problems is to find a correct system that could be integrated in the company in order that the worker could work efficiently and productively and that he could do his job safely until his retirement period. In this case ergonomics could give its contribution to preservation of the worker's capability and protection of his safety.
In developing countries like Indonesia, technique and method are combined along with the application of ergonomics, then ergonomics will be envisaged as an effort towards both up heaving manpower utilization and optimizing technology, while at the same time maintaining a proper balance between applied technology and local socialï·“economic and cultural conditions. If ergonomics is considered as an element of human resources development, then the ergonomic aspect is in essence an adaptation of tools and instruments to the essential human ability to achieve optimum output, so rendering work more human.
The main objective of undertaking this study is to examine the impact of ergonomics on productivity improvement, and for this purpose welding work in a shipyard has been chosen as the object of study.
Ergonomics has very many aspects, each of which may have bearing on productivity. Therefore, this study restricts itself to only five major criteria. These are: (a) Age; {h) Skill and Work Experience; (c) Work Methods; (d) Work Motivation and (e) Work Fatigue. Measurement of productivity level is based on the worker's ability to produce within a certain time limit.
Using the above mentioned limitation as starting point, we make further restrictions on the number of factors, in the sense that these factors illustrate the impact of ergonomioa on productivity level as determined by the five variables in actual operation, as shown in the following formula: P = Function of (Age) x {Skill & Work Experience) x (Work Methods) x (Work Motivation) - (Work Fatigue).
According to this formula, in theory these five variables of the aspect of ergonomics may have influence on productivity level, as shown in above formula.
The assumption of this theory leads to the identification of one hypothesis that should be tested for its validity especially in the case of shipyard workers, who are often regarded as people with relatively low education and skill, low social economic status and behavior that may impede productivity.
To find an answer to the question above, observations have been carried out at two shipyards, which are at this time employing more welders than other shipyards. The two shipyards are owned and operated by PT Kodja (Persero). One is located in Ancol and the other in Pasar Ikan.
As sample, random sampling chose 75 people. A questionnaire consisting of 29 questions is used as a method to further examine the positive impact of ergonomics and to measure the productivity level of welders. All answers are further process by applying SPSS program (Statistical Package for the Social Sciences).
Adopting as our starting point the assumption set forth above, we formulated the following hypothesis to answer the problem raised in this enquiry: "Ergonomic aspect has a positive impact on the level of productivity of welders".
Based on 29 indicators available, measurement is using ordinal scale, including High, Medium, and Low. The validity of the indicator is tested by using the Chi-Square method and we find there are only 14 indicators which prove to be significant and these are grouped in main variables: (1) Skill; (2) Work Methods; (3) Work Motivation; and Work Fatigue.
Examination by using cross tabulation of productivity by 14 indicators of ergonomic aspects provides evidence of ergonomic aspects in productivity. Further testing of hypothesis by using the Z. Score and Linear Regression Method reports that significant value T is 0,0476 < 0;0500. This reveals that the assumption that ergonomic aspects have positive impact on the level of productivity of the welder is accepted.
A further general inference can be drawn from the test applied on the hypothesis, namely the fact that there is an impact of ergonomic aspects on the level of the welders' productivity in the Kodja Shipyard.
This study further reveals that the productivity level as attained at this time still leaves room for further improvement.
Another conclusion regarding the effort to improve productivity by applying ergonomics is that to optimize the level of productivity of the welders, there is a need to set up an organizational unit with the authority to take action in matters regarding the process of making the ergonomic aspects more beneficial. Quality Control Circles, which were successful in improving productivity in various companies, can be used as an organizational unit to take action in the selection and adaptation process of the application of ergonomic system in Kodja Shipyard.
Further analysis of 14 indicators using the Chi-Square value shows the ranking of indicators according to the contribution of each to the total productivity. This ranking is recommended to be considered by the management as a basis for policy making and decision making on defining the scale of priorities of various ergonomic aspects to be put into practice.
The outcome of this study as a whole is a recommendation to put and to keep the Quality Control Circles, in action, as the functional unit being authorized and responsible for managing all matters concerning the process of fruitful utilization of ergonomics, especially in the effort to familiarize ergonomics in the working environment in Kodja Shipyard. It is sincerely hoped that all related tasks can be accomplished by the Quality Control Circles, so that there will be developed a harmonious and healthy atmosphere between workers and their environment.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T1269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad
"Menjahit merupakan salah satu pekerjaan yang dilakukan dalam posisi duduk yang sifatnya statis, berulang, dan dilakukan dalam kecepatan produksi yang tinggi. Pekekerjaan ini banyak menimbulkian keluhan-keluhan seperti sakit pada bahu, leher, dan sakit daerah pinggang. Salah satu faktor penyebab timbulnya keluhan tersebut adalah faktor pemakaian kursi yang tidak ergonomis sehingga menimbulkan keluhan kesehatan dan ketidaknyamanan. Untuk mengurangi keluhan dan kelelahan yang tetjadi, diperlukan kursi yang ergonomis. Penelitian ini bertujuan merancang sebuah prototype kursi penjahit mcnurut kaidah ergonomi dengan berdasarkan data antropometri penjahit dan ketinggian mesin jahit yang digunakan. Penelitian diawali dengan pengukuran data antropometri dan data mesin jahit yang digunakan sebagai dasar penentuan dimensi utama kursi penjahit berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dilakukan perancangan kursi dan membuat prototipenya. Pengujian kenyamanan prototype kursi dilakukan dengan pengukuran denyut jantung, pengisian kuisioner, frekwensi perubahan posisi duduk, dan penilaian jumlah produksi dalam satu jam kerja. hasil pengujian terhadap 30 responden dalam waktu 45 menit, menunjukan bahwa menjahit mengunakan kursi lama rata-rata 116 denyut 1 menit, sedangkan kursi rancangan baru 104 denyut per menit. Dan beda rata-rata 12 denyut per menit. Hasil kuisioner menunjukan bahwa kenyamanan yang lebih besar dibandingkan saat menggunakan kursi lama, dengan bagian tubuh yang diukur kenyamanannya meliputi bahu, pinggang, pantat, paha, leher, lengan, dan kaki. hasil jumlah produksi jahitan tali ikat pinggang per jam menggunakan kursi lama 50,3 unit celana, sedangkan menggunakan kursi baru 53.567 unit celana. banyaknya perubahan posisi duduk menjahit kursi lama rata-rata 13 kali. Sedangkan dengan kursi rancangan baru frekwensi perubahan posisi duduk menurun menjadi 5 kali. Pemodelan biomekanik menjahit menggunakan kursi rancangan baru beban yang dialami oleh daerah pantat dan lumbar berkurang karena sudut paha dan badan menjadi besar, dimana berat paha di tahan dengan baik oleh kedalaman kursi, dibandingkan dengan menggunakan kursi lama. Dengan dernikian dapat disimpulkan bahwa menjahit menggunakan kursi rancangan baru menghasilkan tingkat kenyamanan yang lebih baik dibandingkan dengan menjahit menggunakan kursi lama.

Sewing is one of the work which is done in the sitting position statically, repeatedly in the high production. This work causes fatigue and pain particularly in the shoulder, neck and waist. One of those factors is the use of the ergonomic chair that cause pain and fatigue. To minimize these conditions, we need the ergonomic chair. The purpose of this research is to design the prototype chair according to the ergonomic principle by using anthropometrics users data and the high sewing machine. The research is started by measuring the anthropometrics and sewing machine data as the basic tool to determine primary dimension of sewing chair. Based on the data that obtained further is perfumed designing the completed prototype chair. Examination the conformity of prototype chair is performed by measuring the heart rate, filling the questionnaire, the frequency of sitting position change and comparing the number of production in an hour. The examination result to 30 respondents during 45 minutes shows that sewing in the old chair average 116 pulses/minute, while using new chair 104 pulses/minute , and different average 12 pulses/minute. The questionnaire shows that using the new chair give better conformity than using the old one, and production of masers increase from 50,3 trousers to be 53,567 trousers. The Gequertee of sitting position change decrease from 13 times in the old chair to be 5 times in the new one. Biomechanical sewing model using the new design chair shows that the load that faced by button and lumbar is smaller than using the old one. So, in this case it can be included that sewing in the new design chair produce the conformity level better than using the old one."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Purna Irawan
"Duduk simpuh merupakan sikap duduk yang banyak diiakulran oleh masyarakat lndonaia baik pada acara adat, acara keagamaan maupun sikap duduk Duduk simpuh yang karena menyebabkan kelelahan dan rasa sakit pada kaki, terutama tungkai, pergelangan kaki dan punggung telapak kaki. Kondisi ini tejadi akibat posié kald yang terlipat ke belakang dan menahan seluruh berat badan Untuk mengurangi rasa sakit dan keielahan yang tajadi, diperlukan suatu alat bantu duduk simpuh Penelitian ini bertujuan merancang sebuah prototipe kursi duduk simpuh rnenurut kaidah ergonomi, dengan memaniiaatkan data antropometri calon pmgguna Penelitian diawali dengan peigukuran antropomehi duduk simpuh yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan dimensi utama kursi duduk simpuh. Berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya diiakukan peran gan kursi secara lengkap dan dibuat prototipenya Pengujian kenyarnanan prototipe kursi dilalcukan dcngan pengukuran denyut jannmg dan pengisian kuesioner kenyarnanan Hasil pengujian tediadap 40 responden selama 30 menit menunjukan bahwa duduk simpuh menggunakan kursi mengliasilkan rata-rata denyut jantung 78.7 denyut/menit, tanpa kursi 90.2 denyut/menit dan beda rata-rata yang terjadi 11,5 denyut/menit. Hasil pengisian kuesioner kenyamanan menunjukan bahwa duduk simpuh menggtmakan kursi menghasllkan kenyamanan yang lebdi besar dibandingkan tanpa lcursi, dengan bagian tubuh yang diukur kenyamanannya meliputi pantat, paha, lutut, tungkai, pergelangan kaki dan punggung telapak kaki. Pemodelan biomekan dengan membuat diagram benda bebas menunjukan bahwa beban yang diteima kaki pada duduk sirnpuh rnenggunakan kursi jauh lebih kecil dibandingkan dengan tanpa kursi. Dengan demikian dapat disirnpulkan bahwa duduk simpuh menggunakan kursi menghasiikan tingkat kenyamanan yang lebih baik dinandingkan dengan duduk simpuh tanpa kursi.

"Duduk Simpuh" (sitting with once feet backward) is a common sitting behavior in Indonesia society, both in traditional and religion ceremony as well as in daily sitting position. ?Duduk simpuh? in quite a long time may cause fatigue and pain to the feet, particularly at the leg, the ankle-joint and the instep. This condition happens because the feet ar bent backward and they should stand against the body weight. It needs a helping tools for ?duduk simpuh? to reduce the pain and fatigue. The purpose of research is to design the chair prototype according the ergonomic principle, by use the anthropometrics user data. The research is started by measurement the ?duduk simpuh? mthropometrics as the basic tool to detennine primary dimension of chair to ?duduk simpuh?. Basal on data that obtained, further is performed designing the completed prototype chair. Examinations the conforming of prototype chair is perfonned by measuring the heart rate and 'fills the conforming questionnaire. The examination result to 40 respondents during 30 minutes shows that ?duduk simpuh?, using chair is obtained the heart rate average 78.7 pulsesimin, sitting without chair 90.2 pulses/min and difierent average is 11.5 pulses/min. From the conforming questionnaire answer is obtained that ?duduk simpuh? using chair give better confomrity if compared ?without the chair. Biomechanical model by make the free diagram is shows that the load that received by foot in sitting using chair is small than sitting without chair. So, in this case can be concluded that sitting using chair will produce the conformity level is best than sitting without chair."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T3197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: Pearson/Prentice Hall, 2004
620.82 INT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bridger, R.S.
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2009
620.82 BRI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>