Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Payaman Jan
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1998
331.11 SIM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Payaman Jan
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1985
331.11 SIM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indang Ayu Safitrie
"[ABSTRAK
Pada makalah konseptual ini, penulis menyajikan implikasi dari pegawai
frontliner sebagai daya jual yang dapat menarik pelanggan, berkenaan dengan
produk yang dijual oleh perusahaan tersebut. Kemampuan pegawai frontliner
dalam melaksanakan pekerjaannya dapat berakibat kepada meningkatnya loyalitas
pelanggan, yang menjanjikan lebih banyak lagi manfaat bagi perusahaan sebagai
merek acuan pelanggan. Makalah ini juga mengevaluasi efek-efek dari dalam
internal organisasi seperti budaya, dukungan dari manajemen teratas, serta
jaminan pegawai, dalam menentukan kesediaan pegawai frontliner untuk
merepresentasikan perusahaan tempat mereka bekerja. Model yang disediakan
dalam makalah ini menunjukan hubungan 360 derajat antara organisasi, pegawai
frontliner, dan para pelanggannya.ABSTRACT In this conceptual paper, the author presents the implications of Frontline
Employees (FLEs) as a selling proposition that could attract customers, in respect
to the products that the firm actually sells. FLEs ability to perform in the way the
firm desires lead to customer engagement and attachment, which could later but
surely grow into customer loyalty that promises even more advantages for the
company as their preferred brand. This paper also evaluates organisational effects
such as culture, top management support, and employee benefits on FLEs
willingness to act as a direct representation of the company they are working for.
The model provided in this paper draws the 360-degree relationship between
organisations, FLEs, and their customers., In this conceptual paper, the author presents the implications of Frontline
Employees (FLEs) as a selling proposition that could attract customers, in respect
to the products that the firm actually sells. FLEs ability to perform in the way the
firm desires lead to customer engagement and attachment, which could later but
surely grow into customer loyalty that promises even more advantages for the
company as their preferred brand. This paper also evaluates organisational effects
such as culture, top management support, and employee benefits on FLEs
willingness to act as a direct representation of the company they are working for.
The model provided in this paper draws the 360-degree relationship between
organisations, FLEs, and their customers.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Amanah Primaningrum
"Sesuai dengan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024, untuk mengupayakan agenda meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, dibutuhkan penduduk yang tumbuh seimbang dan tata kelola penduduk yang kuat. Umur kawin pertama merupakan salah satu faktor dari pertumbuhan penduduk, dimana waktu saat pertama kali melakukan perkawinan akan mempengaruhi individu yang terlibat dan keturunan yang dilahirkan di waktu mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh modal manusia terhadap umur kawin pertama. Sumber data penelitian ini adalah hasil Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) 2007 dan 2014. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode regresi logistik biner. Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, status kesehatan, dan pengeluaran per kapita mempengaruhi umur kawin pertama. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan menurunkan kemungkinannya untuk melakukan perkawin pada umur 25 tahun atau kurang. Seseorang dengan riwayat penyakit kronis akan meningkatkan kecenderungan untuk melakukan perkawinan pada usia 25 tahun atau kurang, dan pengeluaran per kapita keluarga yang lebih tinggi mengurangi kecenderungan untuk melakukan perkawinan pada usia 25 tahun atau kurang.

As stated in Indonesia’s RPJMN 2020-2024, to pursue the agenda of increasing human resources with high quality and competitive, population growth that is balance and a good population management are needed. The timing of entry to marriage is one of the factors of population growth. The timing of entry to marriage would affect people involved in family. This research aims to do a study on the impact of human capital on age at first marriage. Using the IFLS 2007 and 2014, the author regressed the data with binary logistic regression method, this study show that educational attainment, health status, and per capita expenditure affect age at first marriage. Someone with higher educational attainment less likely to marry when they are 25 years old or younger. Someone with chronic disease diagnose more likely to marry when they are 25 years old and younger. Lastly, the higher per capita expenditure the family of someone spent, will lessen the probability of that someone to marry when they are 25 years old or younger."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Safitri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan selama kurun waktu 31 tahun.
Data tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan dan kapital fisik Provinsi
Kalimantan Selatan digunakan dan diestimasi menggunakan metode Ordinary
Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas
perekonomian di Provinsi Kalimantan Selatan masih dipengaruhi kapital fisik,
tenaga kerja dengan tingkat pendidikan dasar ke bawah dan tenaga kerja dengan
tingkat pendidikan menengah. Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan tinggi
secara statistik belum berpengaruh signifikan terhadap produktivitas agregat. Hasil
penelitian merekomendasikan peningkatan kualitas pendidikan tenaga kerja
minimal pada pendidikan menengah atas bahkan pada tingkat pendidikan tinggi

ABSTRACT
This study aims to analyze the impact of education on economic growth of South Kalimantan Province for 31 years. Employment data by level of education and capital stock of South Kalimanan Province are used and estimated by Ordinary Least Square (OLS). The result shows that productivity in South Kalimantan Province is determined by physical capital, workers with uneducated and primary education, and secondary education. However tertiary education is statistically insignificant to influence the productivity. Overall, the findings recommend that education quality should be improved to at least upper secondary education or even to tertiary education in order to create productive economy"
2017
T47069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library