Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Effly Juvita Andarini
Abstrak :
Private-label berkembang menjadi brand yang memperhatikan nilai. PLB di Indonesia melibatkan UMKM sebagai pemasok dan hal ini menjadi menarik jika dilihat dari aspek sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi PLB yang produksiUMKM. Data diperoleh dari 441 responden dan diuji dengan PLS-SEM Hasil penelitian menunjukkan bahwa Store Loyalty dan Brand Image berpengaruh positif signifikan, sedangkan Perceived Risk ditemukan memiliki efek negatif yang signifikan. Namun Brand Category ditemukan hanya memoderasi variabel anteseden Store Loyalty dan Perceived Risk. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi dengan memperluas kajian private-label dan UMKM. Dari segi prakits, peritel dapat mempertimbangkan untuk melibatkan lebih banyak UMKM dalam bisnis private-label. ......Private-label evolves into a value-conscious brand. PLB in Indonesia involves MSMEs as suppliers and this is interesting from a social perspective. This study aims to examine the influence of the factors that influence the perception of PLB that is produced by SMEs. Data were obtained from 441 respondents and tested with PLS-SEM. The results showed that Store Loyalty and Brand Image had a significant positive effect, while Perceived Risk was found to have a significant negative effect. However, Brand Category was found to only moderate the antecedent variables Store Loyalty and Perceived Risk. This research is expected to be useful for academics by expanding private-label and MSME studies. From a practical standpoint, retailers may consider involving more MSMEs in the private-label business.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Melisa Halim
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pengaruh store image dan anchor brand terhadap private label brand di Matahari Department Store. Dimensi store image yang mempengaruhi private label brand quality dan affective (liking) adalah service, convenience, product quality, dan variety. Sedangkan kehadiran anchor brand tidak mempengaruhi private label brand di Matahari Department Store secara signifikan. Konsumen membedakan private label brand dengan anchor brand di Matahari Department Store. Private label brand dinilai sebagai produk tersendiri yang diproduksi dengan harga terjangkau namun dengan model dan kualitas yang menyerupai anchor brand.
The focus of this study is to investigate the influences of store image and anchor brand to private label brand at Matahari Department Store. Several dimensions of store image significantly influenced private label brand quality and affective (liking), included service, convenience, product quality, and variety. Whereas the presence of anchor brand at Matahari Department store does not significantly influence private label brand. The consumer distinguished the private label brand and anchor brand at Matahari Department Store. Private label brand is assumed as a separated product with affordable price but the model and quality has a similarity with anchor brand.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy S. Muntaha
Abstrak :
ABSTRAK


Produk photocopy paper adalah jenis produk kertas dengan ukuran 21 x 29,7 em atau juga dikenal dengan kertas ukuran A4 yang umumnya digunakan sebagai media cetak untuk mendukung kegiatan di perkantoran. Klasifikasi atas kualitas produk photocopy paper secara umum dapat didasarkan atas tingkat brightness, yaitu tingkatan wama putih pada kertas, dan grammature, yaitu tingkat ketebalan kertas dengan satuan unitnya adalah gsm. PT. Pindo Deli Pulp & Paper adalah produsen kertas yang memiliki kemampuan untuk memproduksi produk photocopy paper dan dalam kegiatan pemasarannya, PT. Pindo Deli menjual produknya di pasar domestik maupun intemasional.

Salah satu pasar yang dituju oleh PT. Pindo Deli untuk memasarkan produk PPC Adalah Negara-negara Eropa. Alasan untuk memasarkan produk tersebut ke Eropa karena besamya tingkat permintaan untuk produk photocopy paper yakni sebesar 300.000 MT per bulan. Sampai dengan tahun 2002 PT. Pindo Deli telah berhasil menjual produk PPC ke pasar domestik dan intemasional rata-rata seoesar 15.500 MT per bulan, dimana kontribusi penjualan produk PPC ke Eropa mencapai 7.000 MT per bulannya atau setara dengan 46%. Besarnya tingkat permintaan produk photocopy paper di Eropa juga disebabkan oleh banyaknya negara yang tercakup dalam wilayah tersebut. Terhitung berdasarikan data yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli tentang jumlah negara-negara di Eropa sebagai daerah pemasaran adalah sebanyak 19 negara dan saat ini PT. Pindo Deli baru bisa memasarkan produk PPC-nya ke 11 negara. Dengan luasnya cakupan wilayah pemasaran dan juga keterbatasan fungsifungsi distribusi yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli di wilayah Eropa maka altematif pengembangan jalur distribusi sekaligus sebagai modus entry strategy yang dipilih adalah dengan menjual produk PPC ke pihakpaper merchants.

Produk photocopy paper dipasarkan ke Eropa dengan menggunakan dua strategi branding, yakni produk PPC yang menggunakan mill brand dan private brand. Mill brand adalah brand untuk produk PPC yang dikembangkan, dimiliki, dan diproduksi oleh PT. Pindo Deli, sedangkan private brand adalah brand produk PPC yang dimiliki oleh paper merchants namun diproduksi di PT. Pindo Deli. Penerapakan kedua strategi branding ini mampu mendorong peningkatan volume penjualan produk PPC ke pasar Eropa dari kurun waktu tahun 2000- 2002. Fokus penulisan pada karya akhir ini akan membahas lebih mendalam tentang efektifitas strategi branding yang diterapkan oleh PT. Pindo Deli yang diterapkan ke pasar Eropa.

Metodologi penelitian yang dilakukan untuk penulisan karya akhir ini adalah melalui penelitian eksploratif terhadap data sekunder dari PT. Pindo Deli dan wawancara dengan pihak-pihak terkait. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa untuk memasarkan produk PPC dari PT. Pindo Deli ke pasar Eropa, peran dari pihak paper merchants sangat dominan. Paper merchants merupakan pintu gerbang keberhasilan PT. Pindo Deli memasarkan produk PPC ke Eropa agar volume penjualan semakin bertambah besar dan disisi lain paper merchants merupakan pihak yang turut menentukan jumlah atau banyaknya PPC mill brand dan private brand yang diproduksi oleh PT. Pindo Deli. Oleh karena itu fungsi kontrol terhadap pfoses distrbusi secara menyeluruh tidak dapat dilakukan secara maksimal oleh PT. Pindo Deli karena sistem perdagangan yang dilakukan oleh kedua belah pihak adalah sistem beli-putus, dimana terjadi perpindahan kepemilikan atas produk yang diperdagangkan dari pihak PT. Pindo Deli ke pihak paper merchants pada saat produk PPC menuju atau sampai di Eropa.

Hasil analisis terhadap PT. Pindo Deli untuk produk PPC juga memperlihatkan bahwa PT. Pindo Deli memperlakukan produk PPC lebih besar dari sisi produknya dan bukan dari sisi branding. Hal tersebut disebabkan oleh tuntutan pihak manajemen PT. Pindo Deli kepada pihak sales dan marketing untuk memaksimalkan volume penjualan PPC secara total karena kapasitas produksi yang dimiliki adalah sebesar 21.000 MT per bulan sedangkan volume penjualan tahun 2002 baru mencapai 15.500 MT per bulan. Sehingga branding diperlukan hanya untuk sebagai nama atau label agar volume penjualan photocopy paper ke Eropa bisa lebih besar dari pencapaian 7.000 MT per bulan seperti yang telah dicapai pada tahun 2002.

Hambatan yang ditemui dalam melakukan penelitian untuk menilai efektifitas strategi branding yang diterapkan oleh PT. Pindo Deli untuk produk photocopy paper ke Eropa adalah ketidaktersediaan informasi tentang kinerja paper merchants di Eropa. Sehingga pembahasan lebih terfokus tentang bagaimana PT. Pindo Deli memanfaatkan kapabilitas yang dimiliki oleh paper merchants dalam hal distribusi produk PPC di Eropa sehingga volume penjualan dapat lebih besar denga11 menggunakan strategi branding-produk PPC mill brand dan private brand. Dengan tidak mendapatkan informasi tentang pihak paper merchants maka informasi tentang produk PPC serta preferensi atas brand produk PPC yang diminati di pasar Eropa secara langsung tidak dapat digali lebih mendalam.

PT. Pindo Deli selaku produsen produk PPC tetap menginginkan produk PPC yang menggunakan mill brand menjadi brand yang dominan dipasarkan di Eropa sehingga lambat laun posisi mill brand semakin besar dan kuat di pasar Eropa. Untuk mendukung keinginan tersebut maka PT. Pindo Deli dapat menjalankan sebuah pilot project dengan menerapkannya di negara Spanyol dengan tujuan meningkatkan volume penjualan produk PPC mill brand. Hal tersebut didukung dengan volume penjualan PPC mill brand ke Spanyol yang cukup sudah besar dan ditambah dengan tingginya tingkat perminta&n produk PPC di negara tersebut hingga mencapai 6.300 MT per bulan dimana hampir setara dengan total penjualan produk PPC ke seluruh Eropa sebesar 7.000 MT per bulan.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Alimardi Hubeis
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu faktor apa saja yang berperan dalam mempengaruhi pelanggan Carrefour untuk membeli produk private label Carrefour. Dalam penelitian ini, minat beli konsumen dijelaskan dengan mengamati beberapa variabel: brand image, store image, perceived risk dan price image. Untuk menganalisa hubungan antar variabel tersebut, penelitian ini menggunakan metode structural equation modeling SEM dan berhasil menemukan bahwa variabel perceived risk dan price image merupakan variabel utama yang memiliki peran secara langsung dalam mempengaruhi pelanggan untuk membeli produk private label. Kemudian ditemukan juga bahwa store image juga memiliki peran yang penting namun secara tidak langsung dalam mempengaruhi minat beli pelanggan. ......This study aims to find out what factors are involved in influencing Carrefour's customers to purchase Carrefour private label products. In this study, brand image, store image, risk perception and price image are analyzed to explain the customer's purchase intention. To analyze the relationship between these variables, this research uses structural equation modeling SEM method and found out that perceived risk and price image are the main variables influencing customer's purchase intention. Then it was also found that store image has an indirect influence on affecting the customer's purchase intention.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51273
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edyna Ayu Qousersha
Abstrak :
Private label merupakan sebuah merek yang dikelola sendiri oleh peritel. Dalam lingkungan ritel, penilaian pelanggan terhadap produk private label seringkali dikaitkan dengan store image dari toko ritel tersebut. Penelitian ini meneliti pengaruh store image terhadap purchase intention produk private label. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, di mana data dan informasi dikumpulksan melalui survei dengan alat bantu kuisioner dan studi kepustakaan. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 pengunjung Sephora Kota Kasablanka yang merupakan wanita yang berdomisili di Jakarta dan pernah melakukan pembelian selain produk private label di Sephora Kota Kasablanka setidaknya satu kali dalam tiga bulan terakhir. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non-probability dengan convenience sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana menggunakan SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa store image memiliki pengaruh terhadap purchase intention produk private label. ......Private label is a brand managed by a retailer. In a retail environment, customer evaluation on private label product often associated with the store image of a retailer. This study aims to research the effect of store image towards purchase intention of private label product. This research used a quantitative approach, where data and information were collected through survey with the tools of questionnaire and bibliographical studies. The sample of this study were 100 visitors of Sephora Kota Kasablanka which were women reside in Jakarta and have purchased other than private label product at least once in the last three months at Sephora Kota Kasablanka before. The samples were selected using non probability methods with convenience sampling. Analysis technique of the data used is simple linear regression using SPSS 20. The result indicated that store image affects purchase intention of private label products.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lentari Nisfidah
Abstrak :
Produk private label brand di Indonesia menunjukkan pertumbuhan dan adopsi yang lambat. Alasan dari lemahnya adopsi private label brand di Indonesia adalah karena sifat konsumen Indonesia yang brand loyal dan minimnya usaha retailer dalam mengiklankan produknya sehingga konsumen mempertanyakan kualitas produk private label brand. Ditengah lemahnya adopsi private label brand dan berkembangnya pasar konsmetik domestik, Sephora masuk ke pasar Indonesia sebagai retailer baru dengan menjual private label brandnya sendiri. Riset ini meneliti tentang perceived product quality, perceived risk, perceived relative price terhadap customer value dan willingness to rebuy terhadap private label brand Sephora. Olah data penelitian ini menggunakan LISREL-SEM. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa perceived product quality dan perceived price mempengaruhi perceived value yang berujung kepada willingness to rebuy produk private label brand Sephora. Pada penelitian ini perceived value terbukti memediasi perceived quality dan perceived price terhadap willingness to rebuy dan perceived quality terbukti memediasi perceived relative price terhadap perceived value. Sementara itu, perceived risk terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap perceived value dan perceived risk terbukti tidak memediasi perceived quality dan perceived value produk private label brand Sephora. ...... The growth and adoption of private label brand in Indonesia is proven to be sluggish. The reason behind the fall of private label adoption is because Indonesian consumers tend to be brand loyal and the retailers put less effort to advertise its private label brand product so that the quality of private label brand is questioned. In the fall of private label brand adoption and in the rise of the domestic cosmetics market industry, Sephora as an new entry player in the market sell its own private label brand. This research examines the impact of perceived product quality, perceived risk, perceived relative price towards customer value and willingness to rebuy of private label brand Sephora. The research data is run by LISREL SEM. The result of this research show that perceived product quality and perceived price influenced perceived value which also impacted willingness to rebuy Sephora's private label brand products. In this research perceived value is proven to mediate perceived quality and perceived price towards willingness to rebuy also perceived quality is proven to mediate perceived relative price towards perceived value. Meanwhile, perceived risk is proven having no impact on perceived value and perceived risk is proven having no mediating effect on perceived quality and perceived value of Sephora s private label brand products.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library