Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang S. Pudjono
Abstrak :
A. Latar Belakang: Bertempat tinggal di apartemen dapat dikatakan sebagai hal yang baru bagi penduduk Jakarta dan karena itu, baik disadari maupun tanpa disadari, para penghuninya membutuhkan proses penyesuaian diri baik penyesuaian diri di dalam lingkungan keluarganya maupun penyesuaian diri terhadap lingkungan di luar keluarga, antara lain tetangga yang seapartemen, di mana untuk selanjutnya akan berpengaruh pula pada kehidupan sosial budaya penghuni apartemen tersebut. B. Permasalahan: Proses penyesuaian diri bagi penghuni apartemen pertama-tama tentunya berkaitan dengan suasana rumah tinggal yang tidak lagi terletak langsung di atas sebidang tanah melainkan berupa rumah vertikal, yaitu beberapa tempat tinggal yang dibangun di sebuah gedung bertingkat. Demikian pula suasana antara satu keluarga penghuni dengan keluarga lainnya tentunya akan berbeda.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Banyuawangi merupakan kabupaten yang terletak di ujung paling timur provinsi Jawa Timur. Banyuwangi berbatasan dengan Kabupaten Situbondo. , di sebalah barat Kabupaten Jember dan Bondowoso , sebelah Timur selat Bali dan disebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Keistimewaan dari bangsa Indonesia salah satunya adalah kekayaannya akan budaya, yaitu banyaknya sukubangsa yang tersebar dari Sabang Sampai Merauke....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
In this paper, a method of location analysis for smart house is proposed. The proposed method uses projective transformation to process the input from visual sensor for determining coordinate of resident and also the entire device inside the smart house. With a good calculated coordinate, each device function in the smart house can be optimized for the good of the resident. From the experiment results, the proposed method successfully maps all coordinates of any device in the smart house up to 81% accuracy.

Pada publikasi ini diajukan sebuah metode analisis lokasi yang digunakan pada rumah cerdas. Metode yang diajukan menggunakan transformasi proyektif terhadap masukan dari sensor visual untuk menentukan koordinat penghuni dan setiap benda yang ada pada rumah cerdas. Dengan penentuan koordinat yang baik, fungsi setiap benda dalam rumah cerdas dapat dioptimalkan untuk kebaikan penghuni. Dari uji coba yang dilakukan, metode ini berhasil memetakan koordinat benda-benda pada rumah cerdas dengan akurasi kebenaran 81%.
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Juliman
Abstrak :
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam pembangunan suatu rumah khususnya rumah sederhana terdapat komponen-komponen biaya yang menentukan seperti komponen biaya tanah, pematangan tanah, perijinan, infrastruktur, bangunan, overhead dan biaya lain-lain. Persentase masing-masing komponen biaya tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dominan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besar pengaruh dari faktor dominan tersebut terhadap persentase masing-masing komponen biaya dan untuk mengetahui faktor sensitif yang mempengaruhi kinerja biaya developer. Dari hasil analisis dengan tools SPSS versi 11.0 terhadap 30 sampel yang dilakukan diperoleh bahwa status hukum tanah, kontur tanah, dan, teknik membangun merupakan faktor yang mempengaruhi dalam pembangunan rumah sederhana. Sedangkan dari Simulasi Montecarlo dengan 3000 trials terhadap cash flow developer dihasilkan persen probabilitas profit developer sebesar 34.83% dengan faktor-faktor sensitif terhadap profit adalah eskalasi (68,2%), pemasaran (23.9%), bunga pinjaman (S.7%), administrasi KPR (0.8%) serta faktor perencanaan dan pengawasan (0.7%).
Identification of Cost Components Low Cost Housing That Influence Developer's Cost PerformanceShelter is one of the most basic human needs the fulfillment of shelter for society will increase as the living standard of that society increased. In one house construction especially for low cost housing there is cost components that will determination point like cost of land, cost of land treatment, cost of legality, cost of infrastructure, cost of building, overhead cost and etc. Each percentage is influenced by several factors. This research's aim is to identify how large the impact from dominant factor for those cost above and to know the sensitive factors that influence developer's cost performance. The analysis result with SASS version 11.0 as a tool to 30 samples that legal status of land; land contour and technique to construct the building are the factors that influence in low cost housing construction. While the result form Monte Carlo Simulation with 3000 trials to the developer's cash flow there is probability percentage for developer profit about 34.83% with sensitive factors to the profit are escalation (68.2%), marketing (23.9%), rate of loan (5.7%), credit administration (0.8%) and planning and surveillance (0.7%).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T 3386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Asih Putrina Taim
Abstrak :
Salah satu bentuk permukiman di tepi sungai adalah yang terdapat di kota Palembang Sumatera Selatan. Palembang merupakan salah satu permukiman tepi sungai yang memiliki sejarah panjang dan lama di Indonesia. Seperti permukiman tadisional yang lainnya di Sumatera, sungai merupakan faktor yang cukup vital dalam berkembangnya suatu pemukiman. Berdasarkan sejarah dan hasil temuan arkeologis, bukti-bukti tentang adanya kegiatan bermukim di wilayah ini telah ada sejak abad ke 6 masehi ( Pusat Penelitian Arkeologi Nasional,1994). Pada masa kesultanan hingga kolonial dan masa kemerdekaan, permukiman penduduk di kota Palembang berkembang dan terpusat di tepi sungai Musi terutama di tepi bagian utara. Pada masa kesultanan terdapat peraturan yang mengatur tentang kepemilikan dan penggunaan lahan. Oleh karena Palembang terletak di dataran rendah yang berawa-rawa dan dialiri oleh banyak anak sungai sehingga hanya pada bagian - bagian tertentu terdapat tanah-tanah tinggi dan padat, maka pembagian lahan serta letak permukiman pun di atur berdasarkan status sosial dan mata pencaharian masyarakat masa itu ( Sevenhoven, 1971). Pada masa berkembangan hingga kini warisan masa lalu pun masih diterapkan oleh para pemukim di kota Palembang, namun karena makin bertambahnya penduduk dan makin kompleksnya hubungan sosial yang ada serta berubahnya kondisi lingkungan, menimbulkan masalah baru bagi masyarakat di kota ini untuk beriteraksi baik antar masyarakat maupun dengan lingkungan mereka. Kondisi wilayah permukiman tepi sungai yang dahulunya telah ditata rapi pada masa kesultanan kini telah menjadi suatu kawasan padat dan tidak teratur serta terkenal cukup rawan baik sosial, budaya, dan lingkungan. Derasnya arus urbanisasi dari berbagai daerah di sekitar kota Palembang, dengan berbagai latar belakang kebudayaannya, dan tidak jelasnya peraturan yang ada sekarang membuat permukiman di tepi sungai menjadi semakin padat dan tak teratur, sedangkan warga sendiri selanjutnya tidak membuat aturan dalam penerapan tata ruang dalam pemukiman. Penelitian dilakukan di dua Kecamatan , masing-masing terletak di sisi tepian sungai yang berbeda (berseberangan) yaitu Kecamatan Ulu Barat II dan Seberang Ulu I. Dari hasil penelitian ini diketahui ternyata bukan raja urbanisasi yang membuat padat dan kumuh permukiman di tepi sungai, tetapi juga kebiasaan dan kecenderungan penduduk setempat untuk tinggal dekat dengan sanak keluarga dan memanfaatkan ruang yang ada untuk tempat tinggal anak-anak mereka yang telah menikah atau untuk di sewakan kepada para pendatang, meskipun seringkali kondisi fisik lingkungan dan tempat tersebut sudah sangat tidak layak.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9471
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sindoro Soekarno Effendie
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara objektif mengenai kehidupan sosial dan merumuskan model pemberdayaan komunitas lokal di Rumah Susun Kemayoran (RSK). Isinya menggambarkan kondisi Rumah Susun Kemayoran saat ini, baik fisik, lingkungan, potensi sumber lokal, kehidupan sosial komunitas, dan permasalahan yang muncul serta upaya mengatasinya. Dari hasil penelitian di RSK dijumpai adanya permasalahan, bahwa komunitas RSK seteiah lebih dari sepuluh tahun tinggal di rumah susun, ternyata masih menghadapi keterbatasan kemampuan sehingga masih kurang sejahtera. Berangkat dan permasalahan tersebut, maka pertanyaan penelitian adalah: Mengapa kondisi kehidupan komunitas di RSK masih kurang sejahtera?. Bagaimana alternatif solusi upaya untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas warga di RSK? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif, yaitu melalui wawancara mendalam guna menggali informasi yang penting. Untuk itu telah dipenuhi oleh enam orang informan. Seianjutnya untuk mempertajam analisis penelitian ini didukung pula dengan data kuantitatif melalui kegiatan survei dengan sampel kuesioner kepada 100 orang responden. Responden tersebut dipilih secara acak eksidental, ditambah pula dengan studi keputakaan. Dalam penelitian ini peneliti mencoba mengungkapkan bagaimana upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut agar kehidupan sosial komunitas RSK meningkat kesejahteraannya. Upaya tersebut dilandasi kerangka berpikir/teori sebagai berikut. Saat ini komunitas warga RSK kondiisinya masih tetap kurang sejahtera. Maka alternatif solusinya adalah upaya pemberdayaan komunitas lokal, yaitu melalui kegiatan program pemberdayaan guna meningkatkan kekuatan sosial, politik, dan psikologis para rumah tangga warga RSK sebagaimna pandangan teori Friedmann (1998). Sehingga mereka menjadi meningkat kemampuannya, yaitu mampu mengambil keputusan, tahu berdemokrasi, mampu berpartisipasi mengidentifikasikan masalah, dan bersama-sama menyusun program yang sesuai keinginan mereka, untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi. Secara garis besar mampu menangani masalah dan memenuhi kebutuhannya (Payne, 1986 dan Hikmat,RH : 2001). Kegiatan ini merupakan bagian den aktivitas manajemen komunitas RSK. RWIPPRS melakukan manajemen komunitas dengan menerapkan teori "community - based resource management system" (Korten 1987), yaitu mengelola RSK dengan mendayagunakan sumber lokal secara produktif untuk memenuhi kebutuhan dan pelayanan warga. Pelaksanaan ini diikuti dengan program strategic yang berdasarkan teori analisis SWOT (Robbins, SP: 2000 dan Rajan, Des : 2000). Program strategis tersebut antara lain adalah program pemberdayaan warga dan pengurus serta program pengembangan kapasitas organisasi bagi pengurus kelompok/organisasi formal dan non formal (Korten, 1986). Tujuannya untuk mencapai komunitas RSK yang kesejahteraannya mendekati suatu masyarakat yang oleh Elizabeth A. Segal (1998) disebut asocial welfare", masyarakat yang well - being, warga sehat, ekonomi mapan, bahagia, dan hidup berkualitas. Penanganan komunitas RS yang kondisinya kurang sejahtera dengan cara - cara tersebut diatas, diusulkan sebagai model pemberdayaan komunitas RS. Beberapa temuan penting hasil penelitian ini adalah pertama di RSK sejak tahun 1990 telah dibangun sebanyak 2.640 unit, memberikan kontribusi sebanyak 13,53% dari target Pemda DKI Jakarta. Temuan kedua adalah komunitas RSK setelah lebih dari sepuluh tahun tinggal di RS, ternyata masih belum meningkat kesejahteraannya. Berdasarkan analisis studi, komunitas RSK yang kondisinya sebagaimana tersebut di atas, upaya untuk mengatasinya adalah dengan program pemberdayaan terhadap komunitas tersebut. Kesimpulannya komunitas RSK kondisinya masih kurang sejahtera , maka alternatif solusinya dengan pemberdayaan komunitas lokal. Rekomendasi yang diusulkan adalah bilamana ada komunitas rumah susun yang kondisinya kurang sejahtera, maka upaya penanganannya melalui Model Pemberdayaan Komunitas Lokal Rumah Susun.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ujianto Singgih Prayitno
Abstrak :
ABSTRAK


Secara konstitusional Dewan Perwalilan Rakyat adalah lembaga tinggi negara yang mewakili rakyat. DPR memiliki fungsi penetapan Anggaran Belanja Negara, bersama-sama Presiden membuat Undang-Undang, dan fungsi pengawasan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai penyerap aspirasi rakyat ini DPR memiliki hak, yaitu (1) hak meminta keterangan kepada Presiden, (2) hak mengadakan penyelidikan, (3) hak amandemen; (5) hak mengajukan pernyataan pendapat, (6) hak mengajukan RUU usul inisiatif, dan (7) hak mengajukan pertanyaan.

Melalui hak-hak itu, DPR memiliki posisi yang sangat strategis sebagai rantai penghubung usaha pemenuhan substansi aspirasi rakyat terhadap berbagai kebij aksanaan pemerintah. Keberanian para anggota DPR mempertanyakan kepada pemerintah terhadap berbagai masalah yang menjadi keprihatinan masyarakat merupakan kewajiban yang hares dipenuhi. Pelaksanaan hak-hak DPR yang demikian itu, merupakan kewajiban advokasi yang hams dilaksanakan oleh setiap Anggota untuk mengartikulasikan aspirasi masyarakat lemah kedalam bentuk kebijaksanaan nasional dan sekaligus mengadakan pengawasan atas kebijaksanaan itu. Keberhasilan DPR dalam melaksanakan Kewajiban Advokasi ini pada akhirnya akan membuat pemerintah menjadi peka terhadap aspirasi masyarakat.

Hal tersebut diyakini, karena tugas negara sesungguhnya adalah menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, bukan orang-perorang, atau golongan tertentu, dengan menciptakan basis kemakmuran bagi seluruh rakyat. Kemakmuran ditandai dengan ketersediaan barang dan jasa bagi masyarakat luas, terutama masyarakat lemah agar mereka dapat mencapai kemakmuran pribadinya.

Keberhasilan advokasi itu ditentukan oleh informasi yang diperoleh. Penyedia informasi tersebut adalah Peneliti di Pusat Pengkajian dan Pelayanan Informasi, yang berfungsi sebagai "penghubung" keluhan masyarakat. Secara sosiologis, antara anggota DPR dan masyarakat yang diwakilinya memiliki latar belakang sosial yang berbeda. Anggota DPR muncul dari individu-individu yang memiliki daya tawar tinggi karena kemampuannya, memiliki ide-ide, dan semangat pembaruan, sehingga agar para Anggota DPR dapat memahami aspirasi masyarakat membutuhkan peneliti yang menerjemahkan aspirasi tersebut.

1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Usdekiawan
Abstrak :
According to 1945 Constitution amended during the General Assembly of the People Consultative Assembly in 1999, the House of Representatives as Legislative Institution has an important role. This has been proved by a shift of authority on drafting from the President to the House of Representatives on its legislation initiative. The shift related to the role and authority of the House on legislation is stipulated on Section 5 article (1) and Section 20 article (1) of 1945 Constitution. From the time when the 1999 -- 2004 House of Representatives was inaugurated on 1 October 1999, this reform era of the House of Representatives was considered as having a better performance on legislation compare with previous eras of the House of Representatives. The achievement of the House of Representatives during this period can be seen from the quantity and quality aspects. From quantity aspect, since October 1999 to June 2004 there had been a number of laws, while from the quality aspect it can be said that it was better than the previous periods. However, it is realized that the quality of the laws during this period was being challenge by the people. Even from the very beginning during the publication the draft, there had been critics from the people related to the draft. This thesis discusses about the implementation of legislative function as one main function of the House of Representatives. This thesis tries to explain to what extend the House of Representatives functioning as one indicator of democracy process. The main question of this thesis is trying to describe the conversion process that is how an input to the House of Representatives in form of initiative draft is being process as an output that is the law. The theory used here is David Easton system theory and Interest Group theory from Gabriel A. Almond, and Montesquieu's threefold division of political authority. This research uses qualitative research method with data gathering technique through in-depth interview and library study. The problem is being analyzed using a comprehensive integral approach, while the mechanism of the discussion is open, and the decision made based on discussion to reach an agreement. The research result shows that during conversion process, inputs from the society and interest groups were promptly articulated, categorized and unified, and then processed to become a draft of initiative of the House of Representatives. In some cases, there were also some initiative drafts of the House of Representatives after a joint discussion with the government that were never been approved by the President.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Yusac
Abstrak :
Pengelolaan limpasan hujan yang baik adalah pengelolaan yang tidak hanya memperhatikan faktor kuantitasnya saja, melainkan juga faktor kualitas yang semakin lama semakin memburuk. Kondisi sistem drainase yang ada di Indonesia banyak yang belum memisahkan antara saluran limbah greywater (sewer) dengan saluran drainase air hujan (drainage). Hal ini menyebabkan sering tercampurnya air hujan yang mengalir pada saluran drainase dengan air limbah terutama yang tergolong air limbah domestik Sarana biodrainase adalah salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut disamping juga dapat memberi tambahan nilai keindahan/estetika. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efisiensi pengurangan (efficiency removal) parameter yang menunjukkan kadar pencemar/polutan yang masuk ke dalam sarana biodrainase. Sarana ini ditujukan untuk memperbaiki kualitas air dari suatu tempat atau wilayah (dalam hal ini kavling rumah tinggal atau permukiman pada umumnya), yang pada akhimya (outlet) keluar di saluran drainase umum ataupun komponen LID lainnya seperti sarana sumur resapan dan sebagainya. Jenis-jenis parameter yang diteliti adalah BOD, COD, besi (Fe), fosfat, kekeruhan dan bakteri coli. Sedangkan tanaman yang digunakan adalah jenis kana atau bunga tasbih (Canna indika) atau garut (Canna glauca). Simulasi dilakukan selama 5 hari berturut-turut dengan membandingkan kondisi yang berbeda, yaitu kondisi tak jenuh dan jenuh pada masing-masing komponen media biodrainase. Hasilnya didapat pengurangan parameter kekeruhan dan orthofosfat merupakan parameter yang dapat dikurangi secara baik dan relatif konstan. Sedangkan untuk parameter lainnya seperti BOD, COD, besi dan bakteri coil hasilnya berfluktuatif dalam kurun waktu yang ditetapkan sebelumnya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>