Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lustika Ramadania
Abstrak :
Kondisi lingkungan dimana lokasi jalan tersebut berada sangat mempengaruhi konstruksi perkerasan jalan, faktor utama yang mempengaruhi konstruksi perkerasan jalan ialah pengaruh perubahan temperatur akibat perubahan cuaca. Untuk negara-negara beriklim tropis seperti Indonesia dimana temperaturnya relatif tinggi, sangat penting untuk mempertimbangkan faktor ini dalam desain perkerasan lentur. Campuran panas aspal khusus (superphalt) yang menurut karakteristiknya tahan terhadap temperatur tinggi diharapkan dapat menjadi solusi untuk masalah tersebut. Dalam penelitian ini akan dilakukan kajian perbandingan karakteristik antara jenis superphalt dan aspal pen 60/70 produksi Pertamina. Metode uji marshall digunakan pada benda uji dengan campuran panas Laston IV, yaitu campuran aspal dengan butiran agregat bergradasi menerus ini menggunakan dua jenis aspal, yaitu aspal khusus superphalt dan aspal pen 60/70 produksi Pertamina, sedangkan agregat diambil dari quary Sudamanik dan quary Trumix. Campuran aspal pen 60/70 Pertamina dilakukan dua kali uji Marshall, yang pertama untuk mendapatkan nilai kadar aspal optimum dan yang kedua dengan campuran optimum tersebut benda uji dilakukan perendaman dalam waterbath dengan variasi temperatur 60_C,65 _C,70 _C,75 _C,80 _C. Sedangkan untuk campuran Superphalt variasi temperatur perendaman dilakukan pada masing-masing kadar aspal, yaitu 5%,5.5%,6%,6.5%, dan 7% yang kemudian dilakukan uji Marshall untuk didapat nilai karakteristik campuran. Kecenderungan karakteristik yang didapat yaitu, untuk stabilitas dan kekakuan nilainya cenderung menurun, sedangkan untuk kelelehan nilai cenderung meningkat. Dari hasil penelitian jenis aspal baru yaitu Superphalt yang memiliki nilai penetration index positif, dapat dijadikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut, karena memiliki karakteristik yang tahan terhadap temperatur tinggi. Hal ini ditandai dengan memiliki titik lembek aspal yang cukup besar dengan penurunan penetrasi yang tidak berlebihan sehingga apabila dicampur dengan material agregat, menghasilkan suatu campuran lapisan aspal yang memiliki stabilitas yang cukup besar, tahan terhadap temperatur tinggi dan memiliki kelenturan yang cukup dibandingkan dengan campuran yang menggunakan aspal pen 60/70 Pertamina yang lebih peka terhadap temperatur tinggi.
2004
S35092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farel Muhammad
Abstrak :
Limbah aspal reclaimed asphalt pavement (RAP) merupakan hasil dari pengerukan jalan aspal tersebut sudah tidak bisa digunakan, selain hal tersebut terdapat limbah sampah plastik juga merupakan salah satu limbah yang sulit diuraikan. Limbah reclaimed asphalt pavement (RAP) dan plastik merupakan limbah yang masih bisa didaur ulang, untuk penggunaan material perkerasan. Maka dari itu di dalam penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk melihat hasil modifikasi aspal berdasarkan nilai kekuatan sisa (IKS) dari stabilitas hasil pengujian sampel aspal modifikasi hasil pencampuran aspal murni penetrasi 60/70 dengan reclaimed asphalt pavement (RAP) beserta plastik LDPE. Penelitian ini diawali dengan pembuatan benda uji dengan spesifikasi ACWC, yang dilakukan pengujian marshall standard untuk mendapatkan nilai Kadar Aspal Optimum (KAO). Dengan penambahan aspal pen 60/70 dengan variasi kadar 5.5%, 6%, 6.5%, 7%, dan 7.5% ke dalam campuran aspal modifikasi RAP, sebelum dilakukan pencampuran material RAP terlebih dahulu diberikan oli bekas untuk meningkatkan nilai penetrasi aspal RAP. Lalu dilakukan pengujian marshall standar dan marshall immersion untuk mendapatkan nilai kadar plastik LDPE Optimum, dengan kadar penambahan plastik LDPE berada pada kadar 0%, 5%, 6%, dan 8%. Hasil dari pengujian tersebut didapatkan untuk nilai penambahan aspal optimum berada di 6%, sedangkan untuk hasil dari kadar plastik optimum berada di kadar 6%. Berdasarkan nilai indeks kekuatan sisa yang didapatkan, didapatkan kadar yang memenuhi standar spesifikasi berada di 6%, dan nilai indeks kekuatan sisa dari hasil pencampuran dengan plastik LDPE menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan tanpa penambahan plastik LDPE. ......Asphalt waste reclaimed asphalt pavement (RAP) is the result of dredging the asphalt road which can no longer be used, besides that there is plastic waste which is also one of the wastes that is difficult to decompose. Reclaimed asphalt pavement (RAP) and plastic waste is waste that can still be recycled, for the use of pavement materials. Therefore, in this study, the purpose of this research is to see the results of asphalt modification based on the residual strength value (IKS) from the stability of the modified asphalt sample test results from mixing 60/70 penetration pure asphalt with reclaimed asphalt pavement (RAP) along with LDPE plastic. This research begins with the manufacture of specimens with ACWC specifications, which is carried out by standard Marshall tests to obtain the Optimum Asphalt Content (KAO) value. With the addition of asphalt pen 60/70 with varying levels of 5.5%, 6%, 6.5%, 7%, and 7.5% into the modified RAP asphalt mixture, before mixing the RAP material, used oil is first given to increase the penetration value of the RAP asphalt. Then the standard marshall and marshall immersion tests were carried out to obtain the Optimum LDPE plastic content value, with the addition of LDPE plastic at 0%, 5%, 6%, and 8% levels. The results of these tests were obtained for the optimum asphalt addition value was at 6%, while for the results of the optimum plastic content was at 6%. Based on the residual strength index value obtained, the content that meets the specification standard is at 6%, and the residual strength index value from mixing with LDPE plastic shows better results than without the addition of LDPE plastic.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library