Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.J. Hananto
Abstrak :
Rumah sakit merupakan penghasil limbah medik atau klinis terbesar yang mengandung segala macam penyakit yang ada di masyarakat, sehingga dapat dikatakan mengandung potensi bahaya bagi Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan karena tercemar bahaya infeksius, toksin dan radioaktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran apakah manajemen pengolahan limbah cair di RSUP Persahabatan dapat memperbaiki mutu air lirnbah rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metode wawancara merndalam, pengamatan lapangan dan dirancang dengan analisa kualitatif. Sebagai bahan penyusunan instrumen digunakan instrumen dari kepustakaan serta instrumen SOP. Lokasi penelitian dilakukan di RSUP Persahabatan di instalasi Sanitasi dan unit-unit yang terkait. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengolahan air limbah di RSUP Persahabatan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (JPAL) dengan PENYAO tipe WSZ - 1OF yang hanya untuk mengolah air limbah dari laundry dan dapur gizi, sedangkan air limbah dari rawat inap, rawat jalan, kamar operasi, Farmasi dan Laboratarium dialirkan ke Septik Tank Efluent yang dihasilkan IPAL sudah memenuhi standard baku mutu dari BAPEDALDA, tetapi belum dimanfaatkan atau didaur ulang. Tenaga yang dimiliki masih belum memadai berdasarkan Keputusan Dir. Jon. PPM dan PPL No. HK 00.06.6.44. th 1993. Kesimpulan dari penelitian ini IPAL yang ada di RSUP Persahabatan sudah cukup baik, tapi belum mencakup keseluruhan air limbah rumah sakit Ketenagaan belum mencukupi, angaran pengoperasian dan pemeliharaan terbatas. Saran-saran utama yang disampaikan adalah air limbah rumah sakit yang belum diolah dengan IPAL agar diolah dengan IPAL dengan cara pembuatan instalasi perpipaan untuk disalurkan ke IPAL, atau membuat IPAL baru untuk mengolah air limbah yang belum diolah tersebut. Mengenai ketenagaan dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan ataupun seminar-seminar yang melibatkan tenaga Instalasi Sanitasi. ......Management of Clinical Liquid Waste Treatment at RSUP Persahabatan A hospital in the biggest producer of medical or clinical waste which contains various kinds of diseases existing amidst the people, so that it brings potential danger for the people's Health and Environment since the wastes is likely to be polluted by infectious, toxic and radio active materials. Purposes of this study are to find description whether the management of liquid waste treatment at RSUP Persahabatan can improve quality of the hospital's water waste. This study used method of detailed interview, the filed observation and was planned with qualitative analysis. The material for preparing instrument stemmed from the instrument from library and SOP instrument. The location of this study was RSUP Persahabatan at Sanitation Installation and order related units. The finding of this study indicates that liquid waste treatment at RSUP Persahabatan used Water Waste Treatment Installation OPAL) with PENYAO type of WSZ - IOF only for treating the waste water from laundry and kitchen, meanwhile the waste water from the hospital's rooms for hospitalized patients (rawat inap), clinic rooms (rawat jalan), operating installation, Pharmacy, and Laboratory were flowed to Septic Tank The Effluent by the IPAL has already met the quality standard I bench mark of BAPEDALDA, but it has not been yet utilized or recycled. The personnel of the hospital have not been yet sufficient by virtue of the Decree of Director General of PPM and PPL No. K 00.06.6.44 YEAR OF 1993. This study can be concluded that the IPAL at RSUP Persahabatan has been good enough, but it does not cover the entire of the hospital's waste, and the existing personnel are not sufficient, the operational budged and maintenance budget are limited. The advice to be given are the hospital should treat the untreated water waste to be treated with IPAL, or establishing new IPAL for treating the untreated water waste. The personnel's skill and capability should be upgraded by organizing training or seminars involving the personnel of the Sanitation Installation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Munandar
Abstrak :
Rumah Sakit merupakan institusi yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan, terutama dari limbah cair yang dihasilkan karena kegiatan sehari-hari. Penanganan limbah cair dapat dilakukan dengan cara fisik, kimia dan biologis atau gabungan dari ketiganya. Salah satu pengolahan limbah cair secara biologis adalah menggunakan Rotating Biological Contactors (RBC). Metode ini memanfaatkan kemampuan mikrobia daiam merombak bahan cemaran sampai menjadi senyawa yang stabil.

Penelitian ini dilatar belakangi masih tingginya parameter limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi, yang angkanya masih diatas Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit sehingga dimungkinkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kandungan BOD, COD, P04, TSS, NH3 dan MPN Coli limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi setelah diolah dengan RBC sebagai unit pengolahan limbah cair secara biologis, sehingga didapatkan limbah cair yang kualitasnya lebih baik. Disamping itu juga untuk mengetahui penurunan terbaik parameter limbah cair tersebut berdasarkan waktu tinggal dan waktu putar (3 rpm).

Jenis penelitian adalah Eksperimen dengan rancangan One Group Pretest-Postest, dimana sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan aklimasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi setelah diolah dengan RBC, terdapat penurunan parameter berdasarkan variasi waktu tinggal dan waktu putar (3 rpm). Hasil penelitian dilapangan ditemukan penurunan parameter BOD, COD, P04, pada waktu tinggal 60 menit dengan putaran 3 rpm, merupakan penurunan yang optimum. Artinya dalam waktu 60 menit diolah dengan RBC maka parameter BOD, COD, dan PO4 terjadi penurunan yang memenuhi Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit yaitu BOD = 14,25 mg/L, COD = 22,25 mg/L, dan P04 = 0,72 mg/L. Sedangkan waktu tinggal 120 menit, 180 menit, 240 menit dan 300 menit terjadi penurunan parameter BOD, COD dan P04 tetapi penurunannya sangat kecil.

Parameter TSS dan NH3 terjadi penurunan pada semua waktu tinggal tetapi, penurunan yang terjadi hasilnya masih diatas Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit yaitu TSS antara 1,64 mg/L sampai dengan 174,75 mg/L dan NH3 antara 1,31 mg/L sampai dengan 1,52 mg/L.

Sedangkan parameter bakteriologis terbukti terjadi penurunan MPN Coli yang optimum oleh karena dari semua waktu tinggal yang digunakan hasilnya menunjukan penurunan MPN Coli dapat memenuhi Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit yaitu antara 2090 sampai 5260.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. RBC dapat menurunkan kandungan parameter limbah cair Rumah Sakit.
2. Penurunan kandungan parameter yang optimum berdasarkan waktu tinggal adalah BOD, COD, PO4 dan MPN Coli.
3. Penurunan kandungan parameter TSS dan NH3 terjadi berdasarkan waktu tinggal tetapi hasil penurunan tersebut masih diatas Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit.
Untuk itu disarankan kepada manajemen RSUD Raden Mattaher Jambi, dapat menggunakan metode RBC ini yang dimodifikasi sesuai volume limbah cair yang dihasilkan. Disamping itu perlu mengfungsikan kembali aerator yang ada pads IPAL. Sedangkan kepada peneliti lain yang berminat untuk penelitian lanjutan agar metode ini lebih sempurna.
Processing of the Liquid Garbage at the General Hospital of Raden Mattaher, Jambi by Rotating Biological Contactors (RBC) (Case Study at the General Hospital of Raden Mattaher, Jambi)Hospital is an institution that having potency in rising of environment contamination, especially to liquid garbage that resulted from the daily activities. The management of liquid garbage can be conducted by physical, chemical and biological ways or combination of them. One of liquid garbage biologically processing, it was using Rotating Biological Contactor (RBC). This method is utilizing the capability of microbial in changing the pollution material up to stable compound.

The background of this study, it is still high the content parameter of liquid garbage at the General Hospital of Raden Mattaher, Jambi, which is the rate still over than the Basic Quality of liquid garbage of Hospital, so it is possibility raising the negative impact to the surroundings environmental.

The objective of this study is to determine the reducing of BOD, COD, P04, TSS, NH3 contents, and MPN Collie liquid garbage at General Hospital, Raden Mattaher, Jambi after processing by RBC as processor unit of liquid garbage biologically, so it obtained liquid garbage in good quality. Besides that, it is to determine the best reducing on content parameter of liquid garbage based on stay time and cycle time (3 rpm).

This study is experimental with the design one group pretest posttest, where before conducting the study, it done acclamation in the previous.

The result of this study shows that the liquid garbage at General Hospital of Raden Mattaher, Jambi after processing with RBC, there was reducing parameter based on variation of staying time and cycle time (3 rpm) in differently. The result at the field found that the reducing parameter of BOD, COD, P04, on the stay time is 60 minutes with 3 rpm, it is optimum reducing. It means that in 60 minutes processing by RBC, so the parameter of BOD, COD, and P04, shows reducing that meet with the Standard of Basic Quality of liquid garbage at the Hospital that is BOD = 14.25 mg/L, COD = 22.25 mg/L, and PO4 = 0.72 mg/L. While the stay time 120 minutes, 180 minutes, 240 minutes and 300 minutes shows reducing parameter of BOD, COD, and P04, but the reducing is very small.

The parameter TSS and NH3 shows the reducing on all stay time, however the reducing the showed still above the Standard of Basic Quality of liquid garbage at the Hospital that is TSS between 1.64 mg/L - 174.75 mg/L, and NH3 between 1.31 mg/L - 1.522 mg/L.

While the parameter of bacteriologic proves occur reducing MPN Collie that optimum, because out of all the stay time that used result shows reducing MPN Collie meet with the Standard of Basic Quality of liquid garbage at the Hospital those are between 2090 to 5260.

Based on the result above, it can be concluded as the followings:
1. The RBC could reduce the parameter contents of liquid garbage of hospital.
2. The reducing of optimum parameter content based on the stay time is BOD, COD, P04, and MPN Collie.
3. The reducing parameter content of TSS and NH3 occur based on stay time, but the result of reducing is still above the Standard of Basic Quality of liquid garbage at the hospital.
It is recommended to the management of the General Hospital of Raden Matther Jambi to use the RBC method that modified according to the volume of liquid garbage that resulted. Besides that, it should reutilize aerator that available on IPAL. While the other researchers that interested to do further study to make this method more perfectly.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T4697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Tagor Marsillam
Abstrak :
Kegiatan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit selain memberikan dampak positif juga berpotensi menimbulkan dampak negatif yang disebabkan oleh pembuangan limbah, berupa limbah padat, cair, dan gas. Limbah cair rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran yang sangat potensial, karena mengandung senyawa organik yang cukup tinggi dan mengandung senyawa-senyawa kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit terhadap masyarakat di sekitarnya. Upaya pengelolaan limbah rumah sakit khususnya limbah cair, merupakan salah satu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit dan lingkungan sekitarnya. Namun kenyataannya belum semua rumah sakit dapat melaksanakannya secara optimal. Berbagai penelitian menunjukkan belum banyak rumah sakit yang mengelola limbah cairnya dengan baik, bahkan tidak satu pun rumah sakit yang berada di wilayah DKl Jakarta dapat memenuhi persyaratan Baku Mutu Limbah Cair. Berdasarkan kenyataan tersebut kebutuhan fasilitas pengolahan limbah cair rumah sakit harus diperhatikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif penyelesaian untuk memperbaiki kualitas efluen limbah cair rumah sakit tersebut. Penelitian Pengaruh Penambahan inokulum Pada Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dilakukan sebagai alternatif pengolahan limbah cair rumah sakit. Dengan penambahan inokulum, berarti ada penambahan sejumlah mikroorganisme ke dalam sistem pengolahan limbah cair rumah sakit yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengolahannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan inokulum M-Bio terhadap tingkat penurunan konsentrasi parameter BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli dan untuk membandingkan tingkat penurunan konsentrasi setiap parameter dengan waktu tinggal dalam reaktor selama 2, 4, 6, 8, 16, 24, 36, 48, 72, dan 96 jam, sehingga diketahui tingkat penurunan tertinggi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Penambahan M-Bio akan mengakibatkan penurunan konsentrasi BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli pada pengolahan limbah cair rumah sakit di dalam reaktor fixed-film aerobic. 2. Penambahan M-Bio akan meningkatkan penurunan konsentrasi parameter BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli pada limbah cair rumah sakit, dengan meningkatnya waktu tinggal limbah cair tersebut dalam reaktor fixed-film aerobic. Penelitian eksperimental dilakukan dalam skala laboratorium dengan rancangan penelitian acak lengkap one group pretest-postest design, yang dilakukan dengan waktu pengamatan 0, 2, 4, 6, 8, 16, 24, 36, 48, 72, dan 96 jam. Sampel limbah cair rumah sakit diambil dari inlet gabungan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) RSUD Pasar Rebo, Jakarta Timur. Parameter utama yang diukur adalah BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji statistik t-test dan korelasi regresi. Berdasarkan hasil dan pembahasan data yang diperoleh dari penelitian ini, maka kesimpulan yang diperoleh adalah: 1. Penggunaan M-Bio pada penelitian ini mengakibatkan penurunan konsentrasi parameter BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli secara signifikan (p<0,005). 2. Penggunaan M-Bio memberikan persentase penurunan terbesar untuk konsentrasi parameter BOD sebesar 54,57% pada waktu tinggal 8 jam, konsentrasi COD sebesar 60,24% pada waktu tinggal 24 jam, konsentrasi padatan tersuspensi sebesar 51,79% pada waktu tinggal 8 jam, konsentrasi nitrat sebesar 39.81% pada waktu tinggal 8 jam, konsentrasi nitrit sebesar 49,81% pada waktu tinggal 8 jam, konsentrasi fosfat sebesar 52,15% pada waktu tinggal 8 jam, dan konsentrasi E. coli sebesar 45,56% pada waktu tinggal 8 jam. 3. Penggunaan M-Bio pada penelitian ini akan meningkatkan penurunan konsentrasi parameter BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli secara signifikan (p<0,005), sejalan dengan peningkatan waktu tinggal limbah cair tersebut dalam reaktor fixed-film aerobic.
Inoculums Influence on Hospital Wastewater Treatment (A case study on Wastewater Treatment of Pasar Rebo General Hospital, Jakarta with M-Bio on Fixed-Film Aerobic Reactor) Medical services by hospital have negative impact due to waste produced such as solid material, liquid and gas, besides positive impact. Hospital wastewater is one of the potential pollutants related to organic compound, other chemical compounds, and pathogenic microorganism content that cause disease on community. Waste management in hospital especially wastewater treatment becomes hospital sanitary and environment. In fact, only several hospitals do it better. According to the research, there are not many hospital have a management on wastewater. Even in Jakarta, there is no hospital who reaches the effluent standard in wastewater quality. Based on this condition, hospital wastewater treatment facility should be attended. Thus, the solving alternative is needed to make hospital wastewater effluent quality better. The study about inoculums influence on hospital wastewater treatment was conducted as an alternative for hospital wastewater treatment. A number of microorganisms were added into hospital wastewater treatment system in order to increase with effectively by inoculums addition. The aim of this study is to understand the inoculums influence of M-Bio on removal concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids, NO3-, N02-, P043-, and E. coli and to compare the removal concentration of parameters with detention time in the reactor for 2, 4, 6, 8, 16, 24, 36, 48, 72, and 96 hours, finally the highest ratio of decreasing parameters will found. The hypotheses of this study are: 1. An addition of M-Bio will decrease the concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids, N03-, N02-, PO43-, and E. coli on hospital wastewater treatment using fixed-film aerobic reactor. 2. An addition of M-Bio will decrease the concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids, NO3-, N02-, PO43-, and E. coli on hospital wastewater due to increasing detention time of hospital wastewater in fixed-film aerobic reactor. An experimental study with one group pretest-posttest used completed random design and was conducted in the Environmental Laboratory of Engineering, University of Indonesia. The experiment was conducted with the observation time for 0, 2, 4, 6, 8, 16, 24, 36, 48, 72, and 96 hours. Hospital wastewater samples were taken from the inlet of sewage treatment Plant (IPAL) on Pasar Rebo General Hospital, Jakarta. The main parameters that measured were BOD, COD, Suspended solids, N03-, N02-, PO43-, and E. coli. All data were analyzed using analysis of t-test and regression correlation. The conclusions of this study are: 1. M-Bio decrease significant the concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids. N03-, N02-, PO43-, and E. coli (p < 0.005). 2. The highest removal concentration of BOD in 54, 57% with detention time 8 hours, COD = 60, 24%; 24 hours, Suspended solids = 51, 79%; 8 hours, N03-= 39, 81%; 8 hours, N02- = 49, 81%; 8 hours, P043- = 52, 15%; 8 hours, and E. coli = 45, 56%; 8 hours. 3. M-Bio increase significant the removal concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids, NO3, N02 , P043-, and E. coli on hospital wastewater (p < 0.005) due to the increasing detention time of hospital wastewater in the fixed-film aerobic reactor.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Finley
Abstrak :
Rumah sakit adalah sarana pelayanan kesehatan penghasil berbagai jenis limbah khususnya limbah klinis infeksius, toksis, dan radioaktif. Limbah klinis yang tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan dampak kesehatan langsung bagi masyarakat dan lingkungan. Menurut hasil pemeriksaan BTKL Depkes Jakarta tahun 2003, menunjukkan bahwa effluent limbah cair Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso (RSPI-SS) tidak memenuhi baku mutu BOD5 34 mg/l, TSS 80 mg/l, dan NH3 0,18 mg/l. Pembakaran limbah padat klinis di insenerator menunjukkan gejala adanya pembakaran yang kurang sempurna, dimana suhu pembakaran tidak mencapai 1000°C. Dari latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian adalah: (1) Apakah IPAL RSPI-SS efektif menurunkan parameter BOD5, COD, TSS, NH3, PO4, dan bakteriologi serta berapakah efisiensinya? (2) Apakah suhu pembakaran limbah padat klinis sudah efektif? (3) Berapakah efisiensi pembakaran (EP) dan efisiensi pemusnahan (DRE) limbah padat klinis di insenerator? (4) Berapakah konsentrasi emisi udara untuk parameter NH3, C12, HCI, NO2, debu, S02, H2S, HF, CO1 dan CO2 dari insenerator?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kualitas effluent dan efisiensi IPAL. (2) Suhu pembakaran di insenerator, efisiensi pembakaran , serta efisiensi pemusnahan, penghilangan (3) Kualitas emisi udara dari insenerator dengan parameter NH3, CI2, HC1, NO2, debu, SO2, H2S, HF, CO, dan CO2. (4) Pengelolaan limbah klinis dan upaya minimisasi . Hipotesis kerja: adalah (1) Efisiensi IPAL yang masih rendah menyebabkan parameter BOD5, COD, TSS, NH3, PO4. dan bakteriologi melampaui baku mutu. (2) Temperatur pembakaran limbah klinis yang rendah di insenerator, menyebabkan EP dan DRE rendah. Pendekatan penelitian dilakukan secara kuantitatif, metode penelitian deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Pengolahan data dengan tabulasi, komparasi, dan teknik sampling secara purposive sampling. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Konsumsi air bersih rata-rata tahun 2003 adalah 3810,4 m3/bulan. Rasio BOD5 dan COD dari influent IPAL adalah 0,52 berarti limbah bersifat organik dan metode pengolahannya proses biologi. (2) IPAL berfungsi tidak efektif, dan hasil analisis kualitas effluent tidak memenuhi syarat Kep.MenLH No.58 /1995 lampiran B, IPAL yang mengolah air limbah sebesar 75,5 - 107 m3 hanya mampu menurunkan konsentrasi hari 1 : BOD5 44,2 mg/l, TSS 82 mg/1, dan koliform 8x104. Hari 2 : TSS 74 dan mg/l, PO4 7,7 mg/l, koliform 22x104. Hari 3 TSS 86 mg/l, NH3 0,23 mg/l, dan koliform 4x104. (3).Efisiensi IPAL hanya mampu menurunkan BOD5 16-49%, COD 14-44%, TSS 4-19%, NH344-52, %, PO4 0 0 ? 8 % dan koliform 0%. (4) Suhu pembakaran limbah padat klinis adalah 342°C belum mencapai suhu optimum (1000°C). Hasil analisis kualitas emisi insenerator tidak memenuhi syarat NH3 yaitu 0,82 mg/m3 menurut SK Gubernur DKI Jakarta No. 670 Tahun 2000. Efisiensi pembakaran 95% dan efisiensi pemusnahan/penghilangan 96% belum memenuhi syarat menurut Kep. Ka.Bapedal No.03/Bapedal 09/1995 yaitu 99,999%. RSPI-SS menangani pembakaran limbah padat klinis dari rumah sakit selain dari sumber internal. Penggunaan air bersih yang berlebih merupakan salah satu obyek untuk minimisasi limbah cair. Limbah fixer, kemasan infus, botol alkohol, botol bayclin, dan betadin merupakan limbah padat yang dapat di daur ulang. Kesimpulannya adalah bahwa pengelolaan limbah klinis di RSPI-SS baik limbah cair pada IPAL maupun penanganan limbah padat klinis di insenerator belum optimal. Demikian juga upaya minimisasi limbah belum optimal. Pengelolaan limbah klinis rumah sakit tersebut dapat ditingkatkan dengan menerapkan konsep minimisasi limbah dan kaidah dalam penanganan limbah B3 dan limbah non B3 sesuai dengan karakteristik limbah yang dihasilkan. Sebagai saran: untuk meningkatkan pengelolaan limbah klinis di RSPISS adalah perbaikan dan pemeliharaan peralatan IPAL, operasi IPAL sesuai SOP, menambah waktu aerasi, segregasi dan pre-treatment limbah sebelum masuk ke IPAL, memasang meteran di IPAL dan Instalasi air bersih, efisiensi penggunaan air bersih, serta mengkaji syarat mikrobiologi limbah cair pada Kep.MenLH No.58/1995 Lampiran B. Pengelolaan limbah padat klinis perlu upaya segregasi, mengendalikan suhu di insenerator, operasi insenerator sesuai dengan SOP, meningkatkan pengetahuan / ketrampilan petugas, dan uji TCLP abu hasil insenerasi serta penanganan abu sesuai prosedur limbah B3.
Management of Hospital Clinical Waste (A Case Study at National Medical Center for Infectious Disease Prof. Dr. Sulianti Saroso Hospital Jakarta)Hospital is a healthcare facility, which generates variety of waste particularly infectious, toxic, and radioactive clinical waste. The improper management of hospital clinical waste will cause direct health impacts on the surrounding community and on the environment. Data from BTKL Department of Health Jakarta year 2003, obtained result analysis of effluent quality of RSPI-SS waste-water treatment plant (WWTP) was excessive compared to standard issued by Ministry of Environment regulation number 58 year 1995 attachment B on BOD5 34 mg/l, TSS 80 mg/l, NH3 0,18mg/l. Hospital clinical waste incineration was inadequate temperature which is less than 1000°C. Therefore based on the above data, research questions were as follow: (1) was the WWTP of RSPI-SS effective to remove BOD5, COD, TSS, NH3, PO4, and bacteria and what was its efficiency? (2) Was the combustion temperature of clinical solid waste effective? (3) What were the combustion efficiency (CE) and destruction removal efficiency (DRE)? (4) What was the concentration of emission quality of incinerator such as NH3, Cl2, HCI, NO2, dust, SO2, H2S, HF, CO, C02? This research aimed to assess management of hospital clinical waste on effluent quality of WWTP and its efficiency, combustion temperature in incinerator, CE, DRE, and also clinical waste management and minimization program. Working hypothesis are: (1) Low efficiency of WWTP caused excessive quality of effluent on BOD5, COD, TSS, NH3, PO4, and bacteria. (2) Low combustion temperature of clinical solid waste caused low on CE and DRE of incinerator. Research was conducted by quantitative approach and analytical descriptive research methodology. Research design was cross-sectional, purposive sampling technique, and data processing by tabulation and comparation. Results obtained from the research are as follows: (1) Average water use at RSPI-SS year 2003 was 3810.4 m3/monthly, and BOD5/COD ratio of influent quality was 0.52 which meant organic loading and treatment method was biological process. (2) WWTP functioned ineffective, in which result analysis of effluent quality was exceeded standard, observed parameters on: Day I: BOD5 44.2 mg/l, TSS 82 mg/l, and coliform 6x104. Day 2: TSS 74 mg/l, PO4s 7.7mg/l and, coliform 22x104. Day 3: BOD5 86 mg/l, NH3 0.23 mg/l, and coliform 4x104. (3) Treatment efficiency of WWTP was only enable to remove observed parameters on: BOD5 16 - 49%, COD 14 - 44%, TSS 4 -19%, NH3 44 - 52%, and PO4' 0 - 8% and coliform 0%. (4) Combustion temperature in the incinerator was only 342 °C, which unreached optimum temperature (1000°C). Result analysis of the incinerator emission quality indicated excessive concentration on ammonia refer to stationary source of air quality standard issued by Governor of Jakarta Decree number 670 year 2000). CE of clinical waste incineration was 95% and DRE was 96%, which meant below the standard requirement by ministry of environment which is 99,999%. RSPI-SS hospital incinerated clinical solid waste from out side source. Inefficiency of water use was one of the waste water minimization objects. The hospital waste minimization program covers the following action such as efficiency of water use, effluent re-use, fixer recovery , re-use of infuse bottle, alcohol, detergent, and betadine. Conclusions are as follows: Clinical waste management at RSPI-SS hospital which consisted of waste water on WWTP and clinical solid waste handling on incinerator were not optimum. Clinical waste management could be improved by application of minimization concept and method of hazardous waste and non hazardous waste handling based on generated waste characteristic. Recommendations are: repairing and maintenance of WWTP instrument, WWTP operation based on SOP, extend the period of aeration, segregate the waste water, install the flow rate meter on the WWTP and water plant, water efficiency, evaluation of microbiology standard of hospital effluent issued by ministry of environment, segregation of clinical solid waste, operation of incinerator based on SOP, to improve knowledge and skill of operator, and residual TCLP test of incineration and residual handling based on hazardous waste handling procedure.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T 11374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia
Abstrak :
Rumah sakit adalah salah satu industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan berfungsi sosial serta menyelenggarakan kegiatan rumah sakit yang meliputi kuratif (pengobatan penyakit), rehabilitatif (pemulihan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), dan promotif (pembinaan kesehatan). Untuk melakukan kegiatannya, rumah sakit menghasilkan bermacam-rnacam buangan berbentuk cair, padat, dan gas yang berasal dari kegiatan medis maupun nonmedis. Hasil buangan ini akan berdampak terhadap kesehatan pasien, pengunjung, masyarakat sekitar rumah sakit, petugas yang menangani secara langsung, bahkan pada lingkungan alam sekitar. Berdasarkan survei yang dilakukan bersama Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Pusat pada bulan Juli 2003, masih didapati beberapa masalah dalam pengelolaan limbah padat, yaitu: 1. Pemisahan antara limbah medis dan non-medis belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dengan masih adanya limbah medis yang bercampur dengan limbah nonmedis. 2. Sarana dan prasarana untuk pengelolaan limbah padat belum memadai, seperti bak-bak sampah yang tidak mempunyai tutup dan tidak dilapisi dengan kantong plastik serta jumlahnya kurang. 3. Kurangnya disiplin petugas yang mengelola limbah padat untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker dan sarung tangan. 4. Masih terdapatnya pemulung dengan bebasnya berkeliaran di lingkungan rumah sakit. 5. Dari 26 rumah sakit yang ada di Jakarta Pusat, 19 rumah (73%) yang mempunyai IPAL dan hanya 7 rumah sakit (27%) yang mempunyai insinerator, dan tidak satupun rumah sakit yang memiliki insinerator melakukan pemantauan terhadap emisi gasnya. RS. St. Carolus adalah RS swasta yang berlokasi ditengah-tengah permukiman penduduk. Dalam pengelolaan limbahnya telah menggunakan IPAL untuk limbah cair dan insinerator untuk limbah padat. Sejak tahun 1999, RS St. Carolus telah menerima penghargaan karena pengelolaan limbah cairnya yang bagus, sedangkan untuk limbah padat masih perlu pengelolaan yang lebih baik lagi karena asap dari insineratornya mengganggu masyarakat sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk: a. Mengetahui jumlah limbah padat yang dihasilkan RS. St. Carolus, b. Mengetahui cara pengelolaan limbah padat di RS St. Carolus, c. Mengetahui kualitas emisi gas insinerator di RS. St. Carolus, d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku tenaga kerja dalam mengelola limbah padat di RS St. Carolus. Penelitian ini menggunakan rancangan analitik yang dilakukan secara observasional dengan metode cross sectional dilakukan antara bulan Mei 2003 sampai dengan Agustus 2003. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai RS. St. Carolus. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner, wawancara, dan pengamatan langsung di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dan pihak RS. St. Carolus dan berbagai sumber yang berkaitan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku tenaga kerja dalam pengelolaan limbah padat di RS. St. Carolus, digunakan variabel pendidikan, umur, pengetahuan, pengalaman, sikap sebagai variabel bebas, dan perilaku sebagai variabel terikat. Hasil penelitian didapat jumlah timbunan limbah padat di RS. Sint Carolus adalah 3,66 m3/ hari (1.393,25 kg) dengan rincian limbah padat nonmedis 3,61 m3/ hari dan jumlah limbah padat medis 0,05 m3 (71,61 kg). RS Saint Carolus sudah mulai menjalankan peraturan dalam pengelolaan limbah padat namun masih perlu perbaikan pada beberapa hal antara lain dengan melakukan segregasi limbah infeksius dan non infeksius lebih optimal, meningkatkan pengetahuan tenaga kerja, meningkatkan minimisasi limbah padat, meningkatkan disiplin tenaga kerja untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), dan dilakukan pemantauan terhadap emisi insineratornya. Berdasarkan hasil pengukuran emisi gas insinerator didapat parameter yang melewati baku mutu yaitu partikel 179,6 mg/m3. Hal ini membuktikan bahwa parameter ini yang mencemari udara dan mengganggu masyarakat sekitar RS. Sint Carolus. Analisis terhadap responden dibagi 3 kelompok, yaitu kelompok manajerial, kelompok profesional, dan kelompok pekarya. Analisis terhadap kelompok manajerial menggunakan korelasi Spearman's rho dengan hasil sebagai berikut: antara faktor pendidikan dengan umur menghasilkan hubungan sangat kuat (r = 0,801), terdapat hubungan yang sangat kuat (r = 0,935) antara pendidikan dengan pengetahuan, hubungan yang kuat (r = 0,722) antara pendidikan dengan pengalaman, hubungan yang sangat kuat (r = 0,801) antara pendidikan dengan sikap, hubungan yang sangat kuat (r = 0,876) antara umur dengan pengetahuan, hubungan yang kuat (r = 0,685) antara umur dengan pengalaman, hubungan yang sedang (r = 0,418) antara umur dan sikap, hubungan yang sangat kuat (r = 0,810) antara pengetahuan dengan pengalaman, hubungan yang kuat (r = 0,798) antara pengetahuan dengan sikap, dan hubungan yang kuat (r = 0,739) antara pengalaman dengan sikap. Analisis kelompok pekarya menggunakan korelasi Spearman's rho dengan hasil sebagai berikut: korelasi antara faktor pendidikan dengan perilaku menghasilkan hubungan lemah (r = 0,210), korelasi yang sangat lemah (r = 0,116) antara umur dengan perilaku, korelasi kuat (r = 0,626) antara pengetahuan dengan perilaku, korelasi yang sangat lemah (r = 0,162) antara pengalaman dengan perilaku, dan korelasi yang sangat lemah (r = 0,045) antara sikap dengan perilaku. Analisis terhadap kelompok pegawai menggunakan regresi berganda, didapat hasil persamaan regresi sebagai berikut: Y= 0,203-7,64 X1 + 4,897 X2 + 2,104 X3-9,81 X4+0,168X5 F hitung persamaan garis regresi perilaku pegawai sebesar 143,63 lebih besar dari F tabel yaitu 2,30, hal ini berarti Ha diterima yaitu secara bersama-sama pendidikan, umur, pengalaman, pengetahuan, dan sikap berpengaruh terhadap perilaku kelompok profesional dalam pengelolaan limbah padat. Hasil hitung koefisien determinasi (R2) adalah 0,88 yang berarti bahwa 88% perilaku kelompok profesional dalam mengelola limbah padat dipengaruhi oleh faktor-faktor pendidikan, umur, pengetahuan, pengalaman, dan sikap. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Limbah padat yang dihasilkan RS.St.Carolus adalah 3,66 m3/hari (1.393,25 kg) dengan komposisi limbah medis adalah 71,61 kg (5,14%); b. RS St. Carolus sudah mulai menjalankan peraturan dalam mengelola limbah padatnya, namun masih didapati beberapa hal yang diperbaiki dan ditingkatkan; c. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap emisi gas insinerator RS. St. Carolus masih didapati satu parameter yang di atas baku mutu yaitu parameter partikel; d. Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan hasil sebagai berikut: Untuk kelompok manajerial terdapat hubungan yang sangat kuat antara faktor pendidikan, umur, pengetahuan, pengalaman, dan sikap dalam pengelolaan limbah padat; Untuk kelompok pekarya tidak terdapat hubungan antara perilaku dengan pendidikan, umur, pengetahuan, pengalaman, dan sikap dalam pengelolaan limbah padat; Untuk kelompok profesional didapat faktor pendidikan, umur, pengetahuan, pengalaman, dan sikap berpengaruh secara bersama-sama terhadap perilaku kelompok profesional dalam pengelolaan limbah padat. Adapun saran yang dapat diberikan adalah: a. Kereta dorong yang digunakan untuk limbah infeksius dan noninfeksius agar dibedakan dan setelah digunakan harus dibersihkan dan diberi desinfektan; b. Pengetahuan tenaga kerja pekarya agar lebih ditingkatkan lagi dengan cara mengikutsertakan dalam pelatihan pengelolaan limbah padat; c. Disiplin tenaga kerja dalam memakai APD agar lebih ditingkatkan lagi untuk menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja; d. Pelaksanaan minimisasi limbah padat agar lebih ditingkatkan lagi dengan melakukan segregasi terhadap limbah yang dapat di daur ulang dan bemilai jual; e. Supaya dipasang alat pengukur suhu pembakaran untuk insinerator (thermocopel) agar diketahui apakah suhu pembakaran sudah mencapai 1000°C atau belum; f. Pemantauan terhadap emisi insinerator agar dilakukan setiap 6 bulan dan dilaporkan ke instansi yang berwenang; g. Abu hasil pembakaran agar diperiksa untuk mengetahui apakah mengandung B3. Apabila mengandung B3 maka harus dikelola oleh instansi yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
Hospital Solid Waste Management (Case Study of Jakarta Saint Carolus Hospital)Hospital has known as one of service industry provided health care to community, hold social function and organized hospital activity including curative (sickness healing), rehabilitative (health recovery), preventive (disease prevention) and promotion (health education). During running its activities, hospital produce manures in forms of liquid, solid, and gasses that came from both medical and non-medical activities. Those waste substances were no doubt could affect patients' health, neighborhood communities, hospital staffs that directly manage the waste, hospital visitors and even natural environment. Based on the collaborative survey with Office of Public Health Center of Jakarta Municipality on July 2003, there are some problems exist in solid waste management, following: 1. Imperfection in separating effort between medical and non-medical waste. This condition shown by the mixture of both types of waste, 2. Inadequate of tools and infrastructures for waste management, such as uncovered litterbins with no plastics layer inside, not to say the lack in numbers, 3. Lack of discipline from officer in charge to use Personnel Protective Equipment (PPE) such as mask and hand gloves, 4. Uncontrolled and illegal activities of pemulung (people who collect materials from garbage tanks and separate by the types, i.e. plastic, glass, Styrofoam, etc. and sold them to be re-use) around the hospital, 5. The fact that, from all 26 hospital located in Center Jakarta Municipality, there is 19 in number (73%) that have Waste Processing Installation (IPAL) and only 7 hospitals (27%) have incinerator, but not a single of these hospital conduct monitoring program for their gas emission. St. Carolus is a private hospital and located in center of communities settlement. In handling its waste, St. Carolus operated IPAL for liquid waste and incinerator for solid one. Since 1999 St. Carolus Hospital had been rewarded for its excellent performance in liquid waste management, whereas for solid waste improving were still require since the smoke coming from incinerator started to disturbing the population around. Research objectives are: a) To find out the amount of solid waste produce by St. Carolus Hospital; b) To discover any steps in waste management of St. Carolus Hospital; c) To find out the quality of gas emission from the incinerator; d) To determine factors that influence behavior of hospital workers in managing hospital's solid waste. This research used analytical design carried out in observational manner with cross sectional approach from May to August 2003. Research population is the staff of St. Carolus Hospital. Data used were primary and secondary data. Primary data gathered through questionnaire, interview and direct observation while secondary data were getting from hospital and other relevant sources. To find out behavior-influenced factors, the research used several variables, such education, age, knowledge, experience, and attitude as independent variables, while behavior put as dependent variables. The result showed the amount of solid waste is 3.66 m3/day (1,393.25 kg) consist of non-medic waste of 3.61m3/day and medic waste of 0.05 m3 (71.61 kg). Basically St. Carolus had implemented regulation for solid waste management, however, improving still require, like, more optimal segregation for infectious and non-infectious waste, enhance knowledge capacity of the labors, improving minimization effort of solid waste, improving workers' discipline in using of PPE and start monitoring program for incinerator's emission. Based on result in measurement of gas emission, there is one parameter that exceeded quality standard that is particles in level of 179.6 mg/m3. It proved that the air already contaminated by this parameter and disturbing population around. Analysis were divided base on 3 (three) groups that are, managerial groups, professional groups and workers groups. Managerial groups analyzed by Correlation of Spearman's rho with the result as follow: there is very strong relation between education factor and age (r=0.801) and between education and knowledge (r=0.935); strong relation between education and experience (r=0.722) and, very strong relation between education and attitude (r=0.801), very strong relation between age and knowledge (r=0.876), strong relation between age and experience (r=O.685), moderate relation between age and attitude (r=0.418), very strong relation between knowledge and experience (r=0, 801), strong relation between knowledge and attitude (-0.798) and strong relation (r=0.739) between experience and attitude. The analyzing of workers group was doing by correlation of Spearman's rho with results as follow: weak correlation between education factor and behavior (r-0.210), very weak correlation between age and behavior (-0.116), strong correlation (r=0.626) between knowledge and behavior, very weak correlation between experience and behavior (r=0.162) and very weak correlation (r=0.045) between attitude and behavior. Groups of professional were analyzing using multiple regression technique with the result: Y=0.023-7.64 X1+4.897 X2+ 2.104 X3- 9.81 X4+ 0.168 X5 By doing comparison, the Fcalculation (143.63) was found higher than Ftable (2.30), mean the research accept hypothesis Ha, that is education, age, experience, knowledge and attitude altogether influenced the behavior of professional group in solid waste management. Coefficient of determination (R2) showed number of 0.88 mean 88% of professional group's behavior was influenced by education, age, knowledge, experience and attitude. Conclusion for this research is: a) Solid waste produced from activities in St. Carolus Hospital is 3.66 m3/day (1,393.25 kg) consist of non-medic waste of 3.61 m3/day and medic waste of 0.05 m3 (71.61 kg); b) St.Carolus already implemented the regulation in processing its solid waste, however some improvement and reformation were required; c) Based on the examination of gas emission from incinerator, it was founded that there is one parameter that exceeded standard quality, that is particles; d) Based on statistical calculation there are some results, following: For managerial group there strong relation between factors of education, age, knowledge, experience and attitude in solid waste management; For workers group there is no relation between behavior and education, age, knowledge, experience and attitude in solid waste management; and for professional group there is influence of education, age, knowledge, experience and attitude altogether toward the behavior in solid waste management. Base on those results, I hereby give suggestion: a. wheeled containers used for the waste of infectious and noninfectious should be differentiated and after used have to be cleaned and using disinfectant; b. knowledge of man power should be more improved again by participating in training of management of solid waste; c. Man power discipline in wearing APD should be more improved again to keep safety and health of the man power; d. Minimize implementation of solid waste should be more improved again with segregation of solid waste which can be recycle and have selling value; e. Should be installed measuring burning temperature's instrument for incinerator (thermocoppel) to be known the burning temperature have reached 1000°C or not yet; f. Monitoring to the emission of incinerator should be conducted every 6 months and reported to institution in charge; g. The ash from result of burning should be checked to know if the ash still containing 133. If it still contains B3, it has to be managed by institutions which have been appointed by Government.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T 11399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Zubaidah
Abstrak :
ABSTRAK Limbah padat rumah sakit termasuk dalam kelompok limbah bahan beracun dan berbahaya (limbah B3) berdasarkan PP No. 19/1995, karena adanya limbah yang dapat berpotensi menimbulkan penyakit infeksi (limbah infeksius). Pengelolaan limbah padat rumah sakit perlu mendapatkan perhatian terutama karena adanya limbah infeksius tersebut. Selain itu limbah rumah sakit juga dapat bersifat radioaktif, toksik/sitotoksik karena adanya bahan kimia yang berbahaya, ataupun bersifat seperti limbah domestik. Berdasarkan pengamatan penulis saat ini, limbah padat rumah sakit belum dikelola dengan baik. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengelolaan limbah padat di RSCM, informasi tentang pengetahuan, sikap dan perilaku para pegawai dan petugas RSCM dalam pengelolaan limbah padat rumah sakit, serta informasi tenntang faktor-faktor yang berhubungan dengan pengelolaan limbah padat rumah sakit. Jenis penelitian adalah deskriptif analitis. Dipakai data primer dengan penyebaran kuesioner dan pengamatan langsung di lapangan serta data sekunder untuk melengkapi data primer. Analisis data untuk pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai dan petugas RSCM dilakukan dengan mengelompokkan dan memberi katagori terhadap data sebagai berikut : katagori baik, cukup, kurang dan kurang sekali dengan prosentase masing-masing 76%-100%, 56%-7S%, 40%-55% dan kurang dari 40%. Untuk pola penanganan limbah padat RSCM dilakukan dengan pengamatan langsung di tiap-tiap bagian pada setiap tahap pengelolaan (pewadahan, pengangkutan, pengolahan, pembuangan akhir). Alga dilakukan wawancara terhadap pihak terkait dengan pedoman wawancara berstruktur. Dilakukan pengamatan terhadap volume limbah yang dibuang ke TPA setiap harinya, kemudian dihitung volume rata-rata produksi limbah padat RSCM. Dari penelitian diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Pengetahuan responden terhadap limbah padat rumah sakit dan Cara pengelolaannya adalah baik, dengan nilai rata-rata berkisar antara 82%-93%. Sikap dan persepsi responden terhadap pengelolaan limbah padat RSCM adalah cukup baik, dengan nilai rata-rata berkisar antara 65% - 81% (untuk sikap) dan 70% - 81% untuk persepsi. 2. Terdapat hubungan positif antara pengetahuan dan sikap dari seluruh responden terhadap pengelolaan limbah padat. Data empiris menunjukkan hasil perhitungan nilai r hitung adalah 0,362 lebih besar dari r tabel pada taraf nyata 5 % maupun 1 % berdasar tabel harga kritik Product Moment Pearson. 3. Hasil pengamatan pola pengelolaan limbah padat RSCM adalah sebagai berikut : a. Belum dilakukan pemilahan untuk semua jenis limbah berdasarkan karakter limbah rumah sakit. b. Untuk limbah infeksius yang berasal dari ruang isolasi (pasien dengan penyakit infeksi) telah dilakukan pemilahan pada tahap?
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Amalia Sakina
Abstrak :
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berfungsi untuk mengurangi polutan yang terkandung dalam air limbah rumah sakit. Masalah dalam penelitian ini, operasional IPAL menggunakan energi dan material yang dapat berkontribusi pada dampak lingkungan potensial lainnya sehingga diperlukan penilaian dampak lingkungan terhadap proses pengolahan air limbah rumah sakit. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan skenario pengembangan proses pengolahan air limbah berdasarkan konsep daur hidup yang dapat diterapkan untuk mengelola kategori dampak lingkungan dari proses pengolahan air limbah di RSUP Persahabatan. Metode yang digunakan adalah Life Cycle Assessment (LCA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan dampak lingkungan potensial yang dihasilkan dari daur hidup lingkup cradle-to-gate pengolahan air limbah rumah sakit adalah freshwater eutrophication (53,36%) dan global warming potential (25,58%) yang disebabkan dari penggunaan listrik nasional sebesar 99,7% dengan valuasi ekonomi biaya dampak yang dihasilkan Rp 270.028,15 per 1 m3 air limbah terolah. Skenario alternatif terpilih untuk pengembangan IPAL rumah sakit adalah dengan mengganti sumber energi dengan tenaga surya yang dapat mengurangi 5 dari 8 dampak lingkungan dengan valuasi ekonomi biaya dampak Rp 218.782 per 1 m3 air limbah terolah. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan tenaga surya dapat mengurangi dampak lingkungan potensial dari IPAL eksisting berdasarkan konsep daur hidup. ......The Wastewater Treatment Plant (WWTP) serves to reduce pollutants contained in hospital wastewater. The problem in this study is that WWTP operations use energy and materials that can contribute to other potential environmental impacts, so an environmental impact assessment of the hospital's WWTP is needed. The purpose of the study is to determine the scenario of developing a wastewater treatment process based on the concept of a life cycle that can be applied to manage the environmental impact category of the wastewater treatment process at RSUP Persahabatan. The methods used are Life Cycle Assessment (LCA) and Analytical Hierarchy Process (AHP).  The results showed that the potential environmental impact resulting from the life cycle of the cradle-to-gate scope of hospital wastewater treatment is freshwater eutrophication (53.36%) and global warming potential (25.58%) caused by the use of national electricity of 99.7% with an economic valuation of the impact cost generated by Rp 270,028.15 per 1 m3 processed wastewater. The chosen alternative scenario for the development of hospital WWTP is to replace energy sources with solar power which can reduce 5 out of 8 environmental impacts with an economic valuation of impact costs of Rp 218,782 per 1 m3 of processed wastewater. The conclusion of this study is that the use of solar power can reduce the potential environmental impact of existing WWTP based on the concept of life cycle.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Aulia Susilowati Adjie
Abstrak :
Rumah Sakit sebagai pemberi layanan Kesehatan untuk mesyarakat memiliki dampak terhadap lingkungan sebagai akibat dari kegiatannya yaitu limbah. Pengelolaan limbah rumah sakit menjadi sangat penting karena dapat menyebabkan berbagai gangguan baik  kepada para tenaga kesehatan, pasien dan keluarga namun juga kepada lingkungan dan masyarakat sekitar. Gangguan yang disebabkan antara lain penyakit HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C. Manajemen pengelolaan limbah rumah sakit diatur oleh berbagai regulasi Pemerintah Pusat maupun daerah yang kemudian oleh rumah sakit diadaptasi menjadi regulasi internal. Penelitian ini berfokus pada evaluasi pelaksanaan pengelolaan limbah yang dilakukan RS dengan regulasi yang berlaku terkait pengelolaan limbah dari sisi SDM, Sarana Prasarana, Anggaran, Regulasi Internal dan Proses pengelolaan limbah. Penelitian dimulai dengan observasi langsung menggunakan formular checklist yangbersumber dari regulasi dilanjutkan dengan telusur dokumen dan diakhiri dengan wawancara mendalam kepada informan yang terlibat langsung dalam pengelolaan limbah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat ketidaksesuaian pelaksanaan pengelolaan limbah pada SDM yaitu latar belakang Pendidikan dan jumlah tenaga, Sarana Prasarana terkait tidak adanya dashboard monitoring limbah, Anggaran terkait biaya pengelolaan, Regulasi Internal terkait penggunaan acuan regulasi yang sudah tidak berlaku dan Proses pengelolaan limbah khususnya B3 yang belum sesuai. Usulan perbaikan dengan membuat unit Kesehatan lingkungan secara mandiri, penambahan jumlah tenaga, upgrading Pendidikan dari SDM pengelola limbah, pembuatan dashboard monitoring yang user friendly serta memperbaiki pengelolaan limbah di rumah sakit yang belum sesuai. ......Hospitals as providers of health services to the community have an impact on the environment as a result of their activities, namely waste. Hospital waste management is very important because it can cause various disorders both to health workers, patients and families but also to the environment and the surrounding community. Disorders caused include HIV, Hepatitis B and Hepatitis C diseases. Hospital waste management is regulated by various central and regional government regulations which are then adapted by hospitals into internal regulations. This research focuses on evaluating the implementation of waste management carried out by hospitals with applicable regulations related to waste management in terms of human resources, infrastructure, budget, internal regulations and waste management processes. The research began with direct observation using a formular checklist sourced from regulations followed by a document search and ended with in-depth interviews with informants directly involved in waste management. The results showed that there were still discrepancies in the implementation of waste management in human resources, namely educational background and number of personnel, infrastructure facilities related to the absence of a waste monitoring dashboard, budget related to management costs, internal regulations related to the use of regulatory references that were no longer valid and the process of waste management, especially hazardous waste, which was not yet appropriate. Proposed improvements by creating an independent Environmental Health unit, increasing the number of personnel, upgrading the education of waste management human resources, creating a user friendly monitoring dashboard and improving waste management in hospitals that are not yet appropriate.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Nur Islam
Abstrak :
Rumah Sakit adalah suatu organisasi kompleks yang terdiri dari berbagai macam sumber daya yang mempunyai fungsi dan peranannya masing masing. Rumah sakit sebagai institusi yang mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara lengkap dan menyeluruh. Seiring dengan proses pelayanan yane diberikan,kegiatan pelayanan yang dlberikan tidak saja memberikan manfaat positif bagi masyarakat berupa kesembuhan pasien namun juga mempunyal potensi menghasilkan dampak negatif dari limbah baik yang padat maupun cair yang dihasilkan dari proses pemberian layanan kesehatan tersebut. Limbah cair rumah sakit adalah limbah cair yang dihasilkan dari suatu proses kegiatan yang terjadi dalam rumah sakit Limbah Cair rumah sakit berasal dari unit rawat inap unit rawat jalan, unit laboratorium, dapur, ruang gawat darurat, ruang operasi, serta limpahan air sisa dan halaman dan kantor rumah sakit. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pcngelolaan limbah cair rumah sakit terbagi atas persiapan sistem, pengoperasian sistem dan pemeliharaan sistem. Pada evalmlsi alur' proses terlihat bahwa standar operasional prosedur yang ada masih kurang lengkap dan tidak dijalankan dengan baik. Sementara itu untuk tingkat pemahaman datl pengetahuan operator terlibat kurang yang juga didukung oleh data yang menunjukkan bahwa mereka tidak pernah mendapatkan pendidikan ataupul1 peiatihan tambahan. Selain itu berdasarkan catatan pengamatan dan telaah dokumen terlihat bahwa pengoperasian mesin ada yang tidak berjalan dengan baik dan jadwal pemeliharaan dan penggantian komponen mesin tidak dilakukan secara berkala. ......The Hospital is one complex organization which divided into manykind of resources has its own function and its role. Hospital as the institution has function that its tasks is to give complete totally health services. During the services, its not only to give the positive benefits to the community by curing the patient but its also have potention to give the negatife effect from the wasted rather its solid or water wasted. Water Wasted Hospital are the water waste which come from the activity process which happening on the hospital. It may comes from the emergency unit room.daily care unit. and house hold subunit. The water wasted which comes from hospital is approximately three hundred meter cubic a day, The Research thar has been doing was the qualitative research that its goals are for analyzing water wasted hospital management. This research are using a depth interview, sekunder data exploration and by observation notes in the fields methods, From the research what we expected for were we got the whole pictures bout wasted hospital management so it can be identified what is the exactly problem which could be happens during the process and could affect the final results. From the research we could see that water wasted hospital management divided into three section which are preparing system, operating system, and maintance system. Its also seems that the standard operating procedures were not quite comp!ete and not doing well by the operator from the process evaluate procedures. The Operator seems not to quite understand the procedures and its also support from the observation that they were not get enough additional training and education. Besides that from the observation known that operating machine and its maintenance which were included replacing the component are not doing regularly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21003
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Ariani Hazaniah
Abstrak :
Perlengkapan yang berkaitan dengan sistem pengangkutan internal limbah medis seperti masker, sarung tangan dan kantong plastik limbah medis disediakan oleh rekanan. Peralatan seperti tempat sampah untuk limbah medis dan benda tajam tersedia di ruang perawatan. Kebijakan dasar mengenai pengangkutan internal limbah medis di RS Pertamina Jaya adalah Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 112 Tahun 2008. Pengangkutan internal limbah medis dilakukan 3 (tiga)kali dalam sehari. Limbah medis dibagi menjadi limbah medis, non medis, benda tajam, cair dan kaca/beling. Rata-rata limbah medis dari bulan Januari-Mei yaitu sekitar 28-36 kg/hari. Masalah keterbatasan sarana dan prasarana sistem pengangkutan internal limbah medis adalah belum adanya pelatihan dan pendidikan, troli dan jalur khusus, standar operasional prosedur yang baku dan perlu adanya evaluasi rutin. ......Equipment associated with the internal transportation system of medical waste such as masks, gloves and plastic bags of medical waste is provided by the partners. Equipment such as bins for medical waste and sharps are available in the treatment room. Basic policy on internal transport of medical waste in the Pertamina Jaya Hospital came from Keputusan Kementerian Negara Lingkungan Hidup Nomor: 112 Tahun 2008. Internal transport of medical waste made 3 (three) times a day. Medical waste is divided into medical waste, non-medical sharps, liquid and glass. The average medical waste of the month January to May which is about 28-36 kg/day. The problem of limited facilities and infrastructure system of internal transportation of medical waste is the absence of training and education, trolleys and special lines, standard operating procedures standard and the need for routine evaluation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>