Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Engelbert, Suzette Evelien
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan di bidang perumah sakitan di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan iklim persaingan yang semakin ketat. Kondisi ini membawa dampak, bahwa aspek pemasaran semakin banyak diperhatikan oleh para pengelola rumah sakit.

Sejak dua tahun terakhir Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia diberi kemandirian dalam mengelola keuangan dan ketenagaan. Agar dapat mempertahankan kemandirian itu, fasilitas ruang rawat inapnya ditambah dengan Kelas VIP, dan Kelas I Utama. Pemanfaatan ruangan tersebut masih perlu ditingkatkan, agar dapat memenuhi harapan para pengelola.

Melalui Analisis Peluang Pasar Ruang Rawat Inap RSU UKI, diharapkan agar kedua masalah tersebut dapat diselesaikan.

Tiga langkah ditempuh untuk mencapai tujuan ini. Pada langkah pertama, dilakukan analisis terhadap pasien rawat inap Rumah Sakit Umum UKI untuk mengetahui karakteristik daripada konsumen yang dilayani. Juga diadakan penelusuran terhadap tanggapan pasien atas berbagai aspek layanan yang telah dialami selama. perawatan.

Pada langkah berikutnya, dilakukan analisis terhadap konsumen dan pelanggan rumah sakit, untuk menelusuri berbagai aspek layanan rawat inap yang dinilai penting. Penilaian khusus terhadap Rumah Sakit Umum UKI dilakukan dengan jalan membandingkan aspek-aspek layanan rawat inap dengan rumah sakit lain. Dengan jalan ini juga diperoleh kesimpulan mengenai rumah sakit yang menjadi pesaing. Penerapan langkah ini dilakukan pada masyarakat penghuni Perumahan Real Estate Cipinang Indah, perusahaan pelanggan, dan para dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum UKI.

Langkah terakhir merupakan suatu analisis terhadap para pesaing. Tujuan langkah ini, adalah untuk memperkirakan.besarnya pasar yang selama ini berhasil ditembus oleh Rumah Sakit Umum UKI, dibandingkan dengan para pesaing.

Analisis SWOT dan pengamatan terhadap kegiatan pemasaran yang telah dijalankan oleh RSU UKI, juga digunakan untuk mendukung analisis peluang pasar ini.

Dari hasil penelitian disimpulkan, bahwa konsumen sasaran RSU UKI berasal dari kelas masyarakat menengah dan atas lapisan bawah. Dalam mengembangkan fasilitas rawat inap, aspek "dokter ahli" dan "mutu perawatan" perlu mendapat perhatian utama. Disamping itu sarana fisik dan medis juga perlu ditingkatkan.

Rumah Sakit Umum UKI belum banyak dikenal oleh masyarakat dalam pasar sasarannya. Upaya pemasaran yang lebih intensif dan penetratif perlu dilaksanakan untuk memperluas pasar yang ditembus. Untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan pemasaran, disarankan agar ditetapkan seorang staf khusus sebagai koordinator.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Dewi Agustine
Abstrak :
Latar belakang: Berlakunya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sejak 1 Januari 2014, menyebabkan banyak rumah sakit swasta bergabung menjadi provider BPJS. Menurut PERSI telah terjadi penurunan kunjungan secara signifikan pada rumah sakit swasta yang tidak bekerjasama dengan BPJS yang mempunyai pangsa pasien kelas menengah dan bawah. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) "Sehat" sedang mempersiapkan kerjasama dengan BPJS Kesehatan, sebagai alternatif pemecahan masalah penurunan revenue rumah sakit seiring dengan meningkatnya kepesertaan JKN. Tujuan penelitian: 1.Menilai kesiapan RSIA "Sehat" untuk bekerjasama dengan BPJS Kesehatan 2.Untuk mengetahui faktor input: men, methods, money, machines, materials dan faktor proses yang mempengaruhi kesiapan RSIA "Sehat" dalam bekerjasama dengan BPJS Kesehatan Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan data primer dan sekunder. Validasi yang digunakan triangulasi sumber dan metode (wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Wawancara mendalam menggunakan 6 informan berdasarkan prinsip kecukupan dan kesesuaian. Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2018 di RSIA "Sehat" Samarinda. Hasil: Belum terpenuhinya faktor input untuk kesiapan kerjasama dengan BPJS kesehatan antara lain disebabkan oleh: kekurangan tenaga SDM dari segi jumlah dan kompetensi, kekurangan sarana dan prasarana untuk integrasi SIMRS dengan SIM BPJS Kesehatan, belum adanya metode persiapan kerjasama rumah sakit dengan BPJS, kurangnya dana. Faktor proses belum berjalan antara lain karena: belum terpenuhinya faktor input, kebijakan pimpinan rumah sakit yang masih inadequat, proses interaksi organisasi belum berjalan dengan baik, serta komitmen organisasi rumah sakit yang belum kuat. Kesimpulan: Rumah sakit ibu dan Anak "Sehat" belum siap bekerjasama dengan BPJS Kesehatan karena belum memenuhi persyaratan administratif serta teknis untuk bekerjasama dengan BPJS kesehatan. Saran: Mengambil alternatif pemecahan masalah terhadap masalah pendanaan, sebagai masalah utama yang dimiliki rumah sakit, untuk selanjutnya memenuhi persyaratan administratif dan teknis supaya rumah sakit memiliki kesiapan untuk bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. ......Background: The entry into force of the National Social Security System (SJSN) since 1 January 2014 has resulted in many private hospitals becoming BPJS providers. According to PERSI, there has been a significant decrease in visits to private hospitals that do not collaborate with BPJS who have a middle and lower class. The Mother and Child Hospital (RSIA) "Sehat" is preparing a collaboration with BPJS Kesehatan as an alternative solution to the problem of declining hospital revenues and increasing JKN participation. Research objectives: 1. Assess the willingness of RSIA "Healthy" to collaborate with BPJS Health 2. Identify input factors: men, methods, money, machines, materials and process factors that influence the willingness of RSIA "Healthy" in collaboration with BPJS Health Method: this study uses qualitative methods, using primary and secondary data. Validation of used source and method triangulation (in-depth interviews, observation and document review) In-depth interviews 6 informants were used based on the adequacy and suitability principle. The study was conducted from November to December 2018 in RSIA "Sehat" Samarinda. Results: input factors not yet fulfilled for the willingness to cooperate with BPJS health, caused among other things by: lack of human resources in number and competence, lack of facilities and infrastructure for the integration of information systems between hospitals and BPJS, absence of methods for preparing hospital cooperation with BPJS, lack of funds . Process factors have not yet been implemented, among other things as a result of: the lack of input factors, inadequate hospital leadership policy, organizational interaction processes that did not go well and the involvement of hospital organizations that was not strong. Conclusion: "Sehat" Maternal Child Hospital are not ready to work with BPJS Health because they have not met the administrative and technical requirements to work with BPJS for health. Suggestion: Taking alternative solutions to the financing problem, as the hospital's biggest problem, then meets the administrative and technical requirements, so that the hospital is willing to cooperate with BPJS Kesehatan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Harry Kriswanto
Abstrak :
Persaingan pelayanan jasa kesehatan rumah sakit di Indonesia belakangan ini banyak mengalami perubahan yang disebabkan antara lain, tekanan ekonomi dan politik Indonesia, arus informasi yang berkambang pesat, kesadaran pengguna jasa pelayan akan kebutuhan kesehatan serta bertambahnya rumah sakit baik kepemilikan kelompok maupun perorangan. Tuntunan pelayanan yang berorientasi pada pelanggan menjadi syarat untuk menghadapi persaingan ini. Dalam upaya untuk pemenuhan tuntutan tersebut maka manajemen rumah sakit sebagai penyedia jasa layanan kesehatan harus selalu berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanannya. Menyadari bahwa mutu sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai yang dianut baik oleh rumah sakit sebagai penyedia jasa pelayanan maupun pasien sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan perlu diteliti mengenai jasa pelayanan kesehatan. Dalam penelitian digunakan metode servqual untuk mengukur kepuasan pelanggan berdasarkan harapan dan presepsi mereka terhadap mutu pelayanan yang dikembangkan oleh parasuraman ( 1985 ) kemudian dilakukan juga penelitian terhadap minat beli Mang. Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan cross sectional dengan analisis deskriptif dan merupakan penelitian survey terhadap 384 orang pasien yang dirawat di RS Pertamina Klayan dengan menggunakan kuesioner Parasuraman dkk yang telah disesuaikan dengan kepentingan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dimensi Servqual dan kepuasan serta minat beli ulang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan pasien RS Pertamina Klayan periode Januari - Maret 2003 merasa puas, dengan dimensi variabel assurance memiliki hubungan yang paling kuat terhadap kepuasan pasien sebesar 0,879 . Sedangkan minat beli ulang yang paling kuat hubungannya dengan kepuasan adalah pelayanan perawat sebesar 0,713. Berdasarkan penelitian ini, disarankan untuk memperhatikan besamya pengaruh variabel-variabel mutu pelayanan terhadap kepuasan pelanggan yang selanjutnya dapat dibakukan sebagai standar kepuasan pasien dengan metode Servqual. Kemudian perlu dipikirkan informasi yang berasal selain dari pasien, dalam bentuk lain guna meningkatkan minat penggunaan rumah sakit Pertamina Klayan.
Emulation of service activities of health of hospital in Indonesia lately experiencing of many caused change for example, economic pressure and Indonesia politics, information current which is too fast, awareness of service user of steward of requirement of health will and also increasing good hospital it's ownership of individualness and also group. Service manual which orienting to customer/ client become condition to face this emulation. In the effort for the accomplishment of the demand hence hospital management as organization of health service have to always cope to increase quality of its service. Realizing that quality very hand in glove its bearing with embraced values either by hospital as organization of health service of patient and also service as receiver of health service require to check to health service. In research used by method of servqual to measure satisfaction of [customer/ client] pursuant to and expectation of perceive their to quality of service developed by Parasuraman ( 1985 ) and then conducted also research to enthusiasm re-buying. In this research used by design sectional cross with descriptive analysis and represent research of survey to 384 patient people which taking care of in Pertamina Klayan Hospital by using Parasuraman et.al questioner which have been adapted for importance of hospital. This research aim to see of relation between dimension of Servqual and satisfaction and also enthusiasm re-buying. From result of this research indicate that as a whole patient of Pertamina Klayan Hospital period of January- March 2003 licking lips, with variable dimension of assurance have strongest relation to satisfaction of patient equal to 0,879 or 87,9%. While enthusiasm buy to repeat strongest of its relation with satisfaction is nursing services equal to 0,713 or 71,3%. Pursuant to this research, is suggested to pay attention the level of influence of variables quality of service to satisfaction of [customer that later on can be settled as standard satisfaction of patient with method of servqual. Later then require to be thought of information coming apart from patient, in the other of utilize to improve enthusiasm usage of hospital of Pertamina KIayan Hospital.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Gede Utara Hartawan
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan jumlah kunjungan pasien di UGD Rumah Sakit Bali Royal tidak diikuti dengan perubahan jumlah ketenagaan perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beban kerja perawat dan kebutuhan perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui waktu yang dihabiskan oleh perawat dalam melayani pasien dengan menggunakan metode Time Motion Study. Hasil penelitian menunjukkan beban kerja untuk pasien gawat darurat sebesar 63,4 menit per hari (1,1 jam per hari), pasien gawat tidak darurat 1.585,5 menit per hari (26,4 jam per hari), dan pasien darurat tidak gawat 2.187,7 menit per hari (36,5 jam per hari) dan kebutuhan tenaga perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal sebesar 17 orang. Diperlukan penambahan tenaga perawat pelaksana sebanyak 3 orang.
ABSTRACT
The increasing number of patients visit in the Emergency Unit of Bali Royal Hospital is not followed by a change in the number of nurses. The purpose of this study was to determine the workload of nurses and nurses needs in the Emergency Unit of Bali Royal Hospital. This research was a descriptive quantitative research. Observations were made by the researcher to determine the time spent by nurses in serving patients by using the Time Motion Study. The results shown the workload for critically emergency patients at 63.4 minutes per day (1.1 hours per day), critically non emergency patients 1,585.5 minutes per day (26.4 hours per day), and 2,187 minutes per day (36.5 hours per day) for non critical-but emergency patients and the need for nurses in the Emergency Unit of Bali Royal Hospital was 17 people. Nurses needed additional power as much as 3 people.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Pringgayuda
Abstrak :
ABSTRAK
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang dapat menyebabkan perawat tertular infeksi. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi hubungan penerapan nilai Kemuhammadiyahan dengan upaya menjaga keselamatan diri dari infeksi. Desain pada penelitian ini menggunakan Studi Korelasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling pada 70 perawat alumni Muhammadiyah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara penerapan nilai-nilai kemuhammadiyahahn dengan upaya menjaga keselamaan diri dari infeksi.
Abstract
Hospital is a workplace with high risk in health and safety. Research on cross-sectional descriptive correlation aimed to analyze the relationship application of muhammadiyah values with efforts to maintain safety of Infection in Muhammadiyah General Hospital Metro. The samples obtained by purposive sampling consisted of 70 nurses graduated from Muhammadiyah. These results indicate that there is a connection between the application of the values kemuhammadiyahah with efforts to maintain the safety of themselves from infection.
2012
T30427
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Dwi Lestari
Abstrak :
Propinsi Bengkulu memiliki 12 unit nimah sakit dengan 10 unit Rumah Sakit Pemerintah dengan variasi jumlah tempat tidur, kelas dan alokasi dana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. DaIam pengalokasian anggaran untuk pembiayaan RSUD di propinsi Bengkulu ternyata tidak ada kaitan dengan luas wilayah, jumlah penduduk dan jumlah penduduk miskin. Pernbiayaan di tiga RSUD kelas C sumber subsidi terbesar dari APBD Rp.4.916.765.000,- ski Rp.32.271.723.867,- (48,3%-68%). Sumber lainnya. adalah APBN 12,7%-33,9%, OOP 7,6%-9,8%, Askes PNS 2,8%-3,6%, pasien miskin 0,9%-5,3% dan sumber lain 0,7%. Pembiayaan pada tahun 2006 terbesar fungsi rawat inap mencapai proporsi 33%-40%. Pembiayaan RSUD kelas 0 menurut sumber tahun 2006 sampai 2007 terbesar adalah APBD dan tahun 2008 adalah APBN dan dana Ad Hoc. Sumber OOP memiliki kecenderungan meningkat, sementara sumber asuransi hanya berkisar 0,2%4,9%. Berdasarkan jenis belanja, tahun 2006 di RSUD keIas D terbesar belanja operasional, tahun 2007 belanja gaji sedangkan tahun 2008 belanja modal. Pembiayaan RSUD Non Kelas tahun 2006 terbesar adalah bersumber APBN, sedangkan tahun 2006 dan 2008 adalah APBD dan APBN. Output kinerja dari RSUD belum menunjukkan efisiensi, hanya RSUD Manna sudah efisien. Lima RSUD di propinsi Bengkulu masih mensubsidi semua pasien baik miskin maupun kaya menunjukkan belum equity. Implikasi pembiayaan terhadap sustainability, hanya tiga rumah sakit yaitu RSUD Manna, RSUD Argamakmur dan RSUD Kepahiang yang seialu menaikkan proporsi anggaran.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33904
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Perdhaki Pusat Jakarta, [date of publication not identified]
R 362.11 KUM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Olivia Kuswandani
Abstrak :
Pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Menurut indikator Human Development Index Indonesia adalah peringkat 110 dari 177 negara. Dafam menuju visi Indonesia Sehat 2010, pembiayaan merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat. Tujuan pembiayaan kesehatan adalah agar setiap individu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan pribadi maupun masyarakat melalui penyediaan dana dan terciptanya insentif finansial yang benar bagi para penyedia pelayanan kesehatan. Rurnah sakit milik pemerintah adalah salah satu fasilitas kesehatan yang disediakan untuk melayani dan menjamin kesehatan warganya. Penelitian ini me!akukan analisis terhadap kebijakan pembiayaan rumah sakit miiik pemerintah DKI Jakarta taahun 2004 - 2008. Penelitian ini merupakan peneiitian kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam sebagai data primer yaitu peraturan dan regulasi terkait serta data keuangan rumah sakit, Penelitian ini meiibatkan dua rumah sakit milik pemrintah DKi Jakarta yaitu Rumah Sakit Pasar Rebo dan Rumah Sakit Duren Sawit. Hasil penelitian ini yaitu kebijakan pembiayaan rumah saJdt milik pemerintah terdiri kebijakan tarif, kebijakan subsidi APBD, kebijakan dan GAKIN dan SKTM, serta keterkaitan dengan status kelernbagaan dan pola keuangan rumah sakit. Pada pembuatan kebijakan, didapatkan bahwa aktor yang paling menentukan adalah pihak DPRD DKI Jakarta, tetapi pihak tersebut masih memiliki keterbatasan pengetahun dan infonnasl. Ada beberapa ketidaksempumaan dalam proses pembuatan kebijakan yaitu penentuan agenda dan fonnulasi kebijakan, sehingga menimbulkan kendata pada implementasinya. serta evaluasi dan adaptasi yang belum maksimal dilakukan. Sehingga kesimpulannya dibutuhkannya kerjasama dan diskusi antara berbagai aktor kebijakan untuk menghasilkan sebuah kebijakan. Administrator rumah sakit yang memiliki fungsi strategis haros melakukan usaha peningkatan baik kearah internal rumah sakit menuju kemandirian maupun kearah ekstemal melakukan advokasi dengan pihak legislatif untuk memperbaiki kebijakan selanjutnya. ......Development of health addressed to realize the healthy human) productive and smart, According to indicator Human Development Index Indonesia is rank 110 from 177 states. In going to the Indonesia health vision 2010, defrayal is the significant factor influence the quality health of society. Purpose of defrayal of health is each individual have to access to service of health of person and society through ready incentive creation and fund financial the correctness to all service provider of health. Governmental hospital is one of reserved for health facility serve and guarantee health of his citizen, This research analyze to politics policy of defrayal of governmental property hospital DKI Jakarta year of 2004 - 2008. This research is research qualitative by using circumstantial interview as primary data that is regulation and relevant and also hospital finance data. This research entangles two hospital property of DKI Jakarta governmental that is Pasar Rebo Hospital and Duren Sawit Hospital. Result of this research that is policy of defrayal of governmental property hospital compose policy of tariff, policy of subsidy APBD, policy and GAKIN and SKTM, and also related to hospital finance pattern and institute status. In making of policy, please get that actor most detennining is DPRO DKI Jakarta, but them still having limitation knowledge and information. Th.ere are some imperfection in the process of policy that is determination of agenda and policy formulation causing constraint his implementation. and also the adaptation and evaluation not yet ever been maximal done, So that his conclusion cooperation and discussion among various policy actor to yield a policy. Administrator the hospital have the strategic function have to do the effort improvement of good toward internal hospital to independence and toward external do advocacy with legislative to improve policy hereinafter.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32414
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Suryani
Abstrak :
ABSTRAK
Implementasi Promosi Kesehatan di Rumah Sakit PKRS sangat penting karena tidak hanya bermanfaat bagi pasien untuk mendorong perilaku sehat, mencegah pasien berobat ulang dan juga menjaga kualitas hidup pasien, meningkatkan status kesehatan staf Rumah Sakit, serta berdampak pula pada peningkatan mutu layanan dan citra nama baik rumah sakit itu sendiri. Berdasarkan hasil observasi bahwa masih ada beberapa orang yang merokok di Lingkungan Rumah Sakit dan masih ditemuinya sebagian petugas pemberi pelayanan kesehatan yang tidak melakukan konseling terhadap pasien/ kliennya. Meskipun telah ada Tim PKRS namun implementasi PKRS di RSUD Pringsewu dirasa masih belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor Penentu Belum Optimalnya Implementasi Promosi Kesehatan di Rumah Sakit PKRS pada RSUD Pringsewu pada tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa Implementasi Promosi Kesehatan di Rumah Sakit PKRS Pada Rumah Sakit Umum RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi belumlah berjalan secara optimal. Faktor penentu yang mempengaruhi implementasi PKRS di RSUD Pringsewu adalah kualitas dan kuantitas SDM yang belum optimal, proses komunikasi yang belum efektif dan struktur birokrasi yang belum melibatkan banyak sektor serta belum adanya SOP terkait pelaksanaan PKRS.
ABSTRACT
Implementation of Health Promotion in Hospital HPH is very important because it is not only beneficial for patient to encourage healthy behavior, but also to the prevent patient from re treatment and maintain the patient 39 s quality of life, improve the health status of hospital staff, and also impact on improvement of service and prestige good name of the hospital it self. Based on the observation result, there are still some people who smoke in the Hospital environment and still meet some health service providers who do not counsel to patients clients. Although HPH Team has existed, implementation of HPH in Pringsewu is Hospital is still not optimal. This study aims to know the Determinant Factor of Optimal Implementation of Health Promotion in Hospital HPH at Pringsewu is Hospital in 2018. This research is a qualitative research through primary data collection and secondary data. The result of research shows that Implementation of Health Promotion in Hospital HPH at Pringsewu General Hospital is influenced by 4 factors, these are communication, resources, disposition and bureaucracy structure has not run optimally yet. The determinant factors affecting the implementation of HPH in Pringsewu is Hospital are the quality and quantity of human resources that have not been optimal, the communication process has not been effective and the bureaucratic structure has not involved many sectors and the lack of SOP related to the implementation of HPH.
2018
T50871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Permata Sukma
Abstrak :
Salah satu bentuk reformasi dibidang keuangan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat ini ialah dengan melakukan perubahan sistem penganggaran dari sistem tradisional menjadi sistem anggaran berbasis kinerja, hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Sebagai organisasi pemerintahan RSUD Raden Mattaher saat ini menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja dengan memperhatikan setiap komponen yang ada yaitu tujuan, ukura kinerja serta evaluasi. Skripsi ini membahas mengenai penerapan sistem anggaran berbasis kinerja yang dilakukan oleh RSUD Raden Mattaher Berdasarkan komponen utama dalam penerapan sistem anggaran berbasis kinerja yang disampaikan oleh Hanger yaitu tujuan, ukuran kinerja, keterkaitan dan akuntabilitas. Penelitian ini dilakukan secara post positivist dengan desai deskriptif. Hasil penelitian ini menujukan bahawa penerapan sistem penganggaran berbasis kinerja di RSUD Raden Mattaher masih belum berjalan dengan ideal karena masih terdapat program yang tidak memiliki inidikator Kinerja Kegiatan (IKK), selain itu masih rendahnya pemahaman SDM yang ada mengenai sistem Anggaran Berbasis Kinerja serta perencanaan yang kurang baik.
Through Law number 17 year 2003 about Keuangan Negara, there was reform in finance sector that implemeted by Indonesian Goverment from traditional budgeting system to performance budgeting system. As local organization, RSUD Raden Mattaher is using performance budgeting system. Implementation of Performanced Based Budgeting System in RSUD Raden Mattaher concerns in organization goal, performance measurement, and evaluation. This thesis disscuses about implementation of performance based budgeting in RSUD Raden Mattaeher based main components by hanger is objectives, performance measures, linkage and accountability.. This research uses post positivit with descriptive design. The result shows that implementation of performance based budeting in RSUD Mattaher is still not good enough because there is performance activity indicators in several programs. In addition, human resources in RSUD Mattaher is not understanding enough about Performanced Based Budgeting System, also the planning is not good enough.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2016
S63715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>