Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutji Muljati
Abstrak :
Ruang lingkup dan metodologi penelitian Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan pengawasan terhadap pelaksanaan SOP, telah dilakukan penelitian pada 172 orang karyawan Unit Transfusi Darah ( UTD ) di Jakarta yang bekerja langsung kontak dengan darah. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner dan pengamatan langsung oleh peneliti yang masih bekerja di UTD dengan menggunakan chek list. Hasil : Hasil penelitian mencatat jumlah karyawan terbanyak pada 3 bagian yaitu ; bagian seleksi calon donor darah 38,4%, bagian pelayanan pasien 24% dan bagian pembuatan komponen darah 23%. Berdasarkan kelompok usia yang diatas 35 tahun sebanyak 57% dan menurut pendidikan formal masih ada yang berpendidikan rendah sebanyak 28,5%. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap kualitas pelaksanaan SOP, juga digunakan data sekunder sebagai pendukung. Pada umumnya pelaksanaan SOP sudah berjalan baik, dan agar kualitas pelaksanaan SOP meningkat, dari hasil uji statistik dapat diperhatikan bahwa pendidikan formal, tingkat pengetahuan SOP dan pengawasan terhadap pelaksanaan SOP pada bagian pelayanan pasien dan bagian seleksi calon donor darah mempunyai arti yang bermakna ( p< 0,05 ), sedangkan pada bagian pembuatan komponen darah tidak bermakna ( p>0,05 ). Kesimpulan: Pengawasan terhadap pelaksanaan SOP mempengaruhi kualitas pelaksanaan SOP.
Scope and methodology In order to find the relationship between knowledge and supervision in SOP"s realization, a cross-sectional study is conducted toward 172 workers in Blood Transfusion Unit (BTU) in Jakarta that working directly contact with blood. The data was collected using questioner and direct observed with chek list by the author that still working in BTU. Results : The study find out that the largest employees work in 3 department : 38,4% in donor election department, , 24% in patient service and 23% in making blood component . Group over 35 years is 57% with lower grade education were 28,5%. Secondary data also used to know about linked between grade of knowledge and quality of SOP's workable. Generally SOP's workable is good, to increase the quality the statistic result attest that formal education, SOP knowledge and supervision in SOP's realization is significant in patient services and donor selection department ( p< 0,05 ), but not in making blood component department ( p> 0,05 ). Conclusion : The quality of SOP's realization was influenced SOP's supervision.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nienne Aridayanthi Hainun
Abstrak :
Kepatuhan adalah sikap mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih. Rendahnya tingkat kepatuhan dokter spesialis terhadap kebijakan dan aturan di rumah sakit penting untuk segera ditangani oleh manajemen. Tujuan penelitian obsevasional ini, dengan pendekatan rancangan penelitian cross sectional, adalah mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kepatuhan dokter spesialis terhadap kebijakan dan aturan di RS Hermina Daan Mogot. Populasi penelitian: seluruh dokter spesialis di RS Hermina Daan Mogot. Analisis statistik yang digunakan: analisis bivariat dengan uji Chi Squre. Uji statistik Chi Square menghasilkan variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kepatuhan dokter spesialis yaitu p-value ≤ 0,05 adalah motivasi (p-value = 0,043). Dari analisis diperoleh pula nilai OR=2,4, artinya dokter yang motivasinya lebih mempunyai peluang 2,4 kali lebih baik dalam kepatuhan dibanding dokter yang motivasinya kurang. Perlu upaya mempertahankan motivasi kerja para dokter agar tetap di level yang tinggi, sehingga akhirnya berdampak positif bagi perkembangan rumah sakit kedepan. ...... Compliance is the attitude of obeying the rules and conditions set unconditionally. Low levels of compliance specialist in the policies and rules of the hospital is important to be addressed by management. The purpose of this observational research, with cross-sectional study design approach, is to know the internal and external factors affecting the specialists adherence to policies and rules in Hermina Daan Mogot Hospital. Study population: all specialists in Hermina Daan Mogot Hospital. Staristical analysis used: bivariate analysis with Chi squre test. Chi Square statistical test results in variables that have a significant relationship with compliance specialists where p-value ≤ 0.05 is motivation (p-value = 0.043). Obtained also from the analysis of the value of OR = 2.4, meaning that physicians with more motivation have greater odds 2.4 times better adherence than physicians with less motivation. Necessary efforts are to maintain the motivation of doctors to remain at a high level, so that ultimately have a positive impact on the future development of the hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Daniel Wisuda
Abstrak :
Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang melayani pasien dengan berbagai jenis pelayanan, dan harus ditunjang dengan mutu pelayanan yang bagus untuk mencapai kepuasan pelanggan. Sedangkan kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapannya. Dengan demikian, kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari persepsi atas kinerja, dan harapan.

Tujuan dari penelitian adalah: 1) untuk mengetahui karakteristik pelanggan rawat inap RSPMK; 2) untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan rawat inap RSPMK di Jakarta Barat.

Penelitian ini dilakukan dengan survei memakai sampel pasien RSPMK, dan dilaksanakan sepanjang bulan Desember 2011, serta sifat penelitian adalah perpaduan kuantitatif dan kualitatif. Sampel diambil dari semua pasien rawat inap RSPMK sebanyak 63 responden.

Ada dua jenis pertanyaan pada kuesioner yaitu: 1) Pertanyaan tertutup dengan skala ukuran sikap dari Likert, dan diurut dari sikap yang negatif sampai dengan sikap positif; 2) Pertanyaan terbuka yang bersifat komentar jawaban skala ukuran sikap dari Likert tersebut. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan teknik analisis statistik menggunakan aplikasi perangkat lunak SPSS Release 17.

Hasil olah data dan analisa data dapat ditarik kesimpulan mengenai karakteristik responden adalah mayoritas responden berumur antara 21 sampai dengan 30 tahun dengan tingkat pendidikan dengan pendidikan strata satu. Kebanyakan mereka bekerja sebagai karyawan serta memiliki penghasilan lainnya diluar pilihan yang telah ditetapkan dalam kuesioner.

Sedangkan hasil olah data dan analisa data tingkat kepuasan pelanggan rawat inap RSPMK baik itu dalam dimensi yang berwujud (tangibles), keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), keyakinan (assurances), dan empati (emphaty) dari RSPMK baik itu dalam pertanyaan tertutup maupun pertanyaan terbuka yang disebarkan lewat kuesioner dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan RSPMK adalah baik. Meskipun demikian, ditemukan pula beberapa komentar positif dan negatif dari responden.

Komentar positif mengenai tingkat kepuasan pelanggan RSPMK antara lain kamarnya nyaman, menu makanannya lumayan, gedungnya bagus, dan memiliki standar rumah sakit swasta agar terus dipertahankan terutama dalam jaminan perusahaan cepat sekali pelayannya termasuk konfirmasi ke perusahaan asuransi, sudah cukup baik pelayanannya, terutama dokternya baik apalagi dokter anastesinya, ramah dan santun, juga perawatnya baik, pertahankan kualitas kamar, dan yang penting murah tarifnya.

Sedangkan komentar negatif mengenai kepuasan pelanggan RSPMK antara lain fasilitasnya mohon lebih diperhatikan terutama kamar mandinya, pelayanannya kurang bersahabat terutama pelayanan administrasi lebih diperhatikan pada bagian pendaftaran, perawatnya lamban sekali dalam bekerja serta kurang empati, penangan pasien lama, berisik karena pengunjung malam hari masih ada dikamar, pelayanan dokternya tidak jelas jam kunjungnya, dan kebanyakan datang pada sore hari, tarifnya agak agak mahal, ada beberapa lalat yang mengganggu di ruang perawatan, jam kunjungan atau besuk tidak jelas.
The hospital is an integral part of overall health care system which serves patients with various types of service, and must be supported with a good quality service to achieve customer satisfaction. While customer satisfaction is feeling happy or disappointed someone who comes from a comparison between his impression on the performance of a product and hope. Thus, customer satisfactionis a function of perceptions of performance, and expectations.

The purpose of the study are: 1) to investigate the characteristics of inpatient customers RSPMK; 2) to assess the extent of customer satisfaction RSPMK hospitalization in West Jakarta.

This research was conducted with a survey using a sample of patients RSPMK, and carried out throughout the month of December 2011, as well as the nature of the study is a combination of quantitative and qualitative. Samples were taken from all patients hospitalized RSPMK were 63 respondents.

There are two types of questions on the questionnaire were: 1) Closed questionswith a Likert scale measure of attitude, and sorted from negative attitudes topositive attitudes, 2) Open-ended questions which answers are comments from the Likert scale that measures attitudes. The data collected was then processed andanalyzed with statistical analysis techniques using SPSS software applications Release17.

Results and analysis of data if the data can be deduced about the characteristics ofthe respondents are the majority of respondents aged between 21 to 30 years by level of education with undergraduate education. Most of them work as employeesas well as having other income outside the selections you have made in the questionnaire.

Positive comments about the level of customer satisfaction RSPMK includecomfortable rooms, decent food menu, great building, and has a standard private hospitals in order to be maintained, especially in fast company guarantees servants including confirmation to the insurance company, the service is quite good, especially the good doctor let alone anastesinya doctor, friendly and courteous, also a good nurse, maintain quality of the rooms, and an important low-costtariffs.

As for negative comments about customer satisfaction among other amenities RSPMK more please note especially the bathroom, his ministry of service, especially unfriendly administration of more attention on the part of the registration,the nurse slow once in work as well as less empathetic, patient handling long, noisy evening because visitors are still there's room, physician services is not clear at his visit, and most came in the afternoon, the tariff is somewhat a bit expensive, there are some flies that interfere in the treatment room,visiting hours are not clear.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bailey, Norman D.
Berwyn: Physicians Record Company, 1959
658.3 BAI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ardita Sofyani
Abstrak :
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat pasien di rumah sakit. Infeksi ini dapat terjadi akibat kuman dari pasien lain ataupun dari lingkungan berpindah melalui tangan perawat pada saat perawat melaksanakan berbagai asuhan keperawatan pada pasien. Infeksi nosokomial akan memperparah kondisi pasien, memperpanjang hari rawat pasien, bahkan sampai menjadi penyebab kematian. Pasien di ruang ICU turut terkena risiko infeksi nosokomial. Ruang ICU sebagai salah satu tempat untuk menangani pasien yang memerlukan pelayanan intensif ditempati oleh pasien yang butuh perawatan total. Daya tahan tubuh pasien ICU tidak sebaik daya tahan tubuh pasien yang tidak memerlukan perawatan total. Oleh karena itu pasien ICU lebih rentan terhadap infeksi. Hand hygiene merupakan salah satu tindakan yang mudah dan efektif untuk penurunan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial memiliki keterkaitan langsung dengan pemenuhan pelaksanaan hand hygiene. Pelaksanaan hand hygiene yang sesuai dengan teknik dan waktu yang telah ditentukan akan menurunkan insiden infeksi nosokomial. Namun sayangnya, pemenuhan pelaksanaan hand hygiene oleh petugas kesehatan masih tergolong rendah. Masih ditemukannya kejadian infeksi nosokomial di Rumah Sakit MH. Thamrin Salemba mengindikasikan hand hygiene petugas kesehatannya belum berjalan sesuai prosedur. Dari hasil observasi di ruang ICU ditemukan bahwa rata – rata pemenuhan hand hygiene oleh perawat yang bertugas di ICU Rumah Sakit MH. Thamrin Salemba baru mencapai 48%. Peneliti ingin mengetahui persepsi perawat mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi pemenuhan pelaksanaan hand hygiene di ICU Rumah Sakit MH. Thamrin Salemba. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menggali lebih jauh persepsi perawat mengenai faktor – faktor pemenuhan pelaksanaan hand hygiene. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara mendalam dan hasil observasi penelitian pendahuluan dan data sekunder diperoleh dari data SDM perawat Rumah Sakit MH. Thamrin Salemba. Dari hasil penelitian diketahui persepsi perawat mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi pemenuhan hand hygiene di ICU Rumah Sakit MH. Thamrin Salemba adalah faktor kurangnya pengetahuan perawat mengenai teknik dan lima waktu pelaksanaan hand hygiene, beban kerja perawat yang lebih tinggi dan kekurangan tenaga, masih kurangnya jumlah wastafel dan letaknya yang jauh. Alasan lainnya yaitu saat manangani kondisi darurat, perawat merasa prosedur hand hygiene merepotkan, faktor malas, air yang mati atau keran yang rusak. Beberapa dari faktor di atas sesuai juga dengan hasil yang ditemukan penelitianterdahulu terkait topik ini. Untuk itu, sebaiknya pihak rumah sakit kembali melaksanakan program penyegaran untuk perawat agar pengetahuan perawat dan kesadaran akan pentingnya hand hygiene dapat meningkat. Selain itu, perlu adanya penambahan jumlah wastafel seperti yang diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan mengenai Standar Pelayanan ICU. Menambah jumlah perawat atau tetap mempertahankan sistem subtitusi perawat dengan kemampuan sama dalam menangani pasien intensif, namun lebih mematangkan sistemnya. Kepala ICU mengingatkan perawat agar tetap tenang saat kondisi darurat dan selalu menyediakan alkohol hand rubbing di dalam kantong. ......Nosocomial infections are infections acquired in hospital patients. These infections can occur due to germs from other patients or from the environment can be transferred through the hands of nurses at the variety of nursing care to patients. Nosocomial infections will exacerbate the patient's condition, extending the day care of patients, even to the cause of death. Patients in the ICU also exposed to the risk of nosocomial infection. ICU is a place for patients who need intensive care and total care. ICU patient's immune system is certainly not as good as the patient's immune system does not require total care. ICU patients therefore more susceptible to infection. Hand hygiene is the one of easy and effective measures to decrease nosocomial infections. Nosocomial infections have a direct connection with the implementation of hand hygiene compliance. Implementation of appropriate hand hygiene techniques and the time allowed will reduce the incidence of nosocomial infections. But unfortunately, the implementation of hand hygiene compliance by healthcare workers is still low. The incidence of nosocomial infections is still found at MH Hospital. Thamrin Salemba. It indicates hand hygiene of health workers has not been appropriate to the procedure. From the observation in the ICU was found that the average of hand hygiene compliance by nurses who worked in the ICU MH. Salemba Thamrin Hospital only reached 48%. Researchers want to know nurses’perception about the factors that affect the implementation of hand hygiene compliance in ICU MH. Thamrin Salemba hospital. Researchers using qualitative research methods to explore further nurses’ perception about the factors in implementation of hand hygiene compliance. In this study, researchers used the primary data and secondary data. Primary data obtained from in-depth interviews and the results of preliminary research observations. The secondary data obtained from Human Resources data. From the results of research known nurses’ perception about the factors that influence hand hygiene in ICU MH. Thamrin Salemba Hospital. Nurses’ perception about factors in hand hygiene practice compliance are lack of knowledge of nurses regarding the implementation of the technique and five moments for hand hygiene, nursing workload and lack of higher power, insufficient numbers of the sink and the remoteness. Another reason are when emergencies situation, nurses feeling of involute hand hygiene procedure, lazy factor, die or tap water damaged. Therefore, we recommend the hospital to re-implement hand hygiene program for nurses so that the nurse's knowledge and awareness of the hand hygiene importance can be improved. In addition, the need for addition of sinks based on rules in the Decree of the Minister of Health on Service Standards of ICU. Increase the number of nurses or hospital still uses nurse subtitution system, but hospital should make the system better. ICU head remind the nurses to keep calm during emergency conditions and always provides a handrubbing alcohol inside the pocket
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diekelmann, Nancy L.
Reading, Mass: Addison-Wesley, 1997
658.302 DIE n (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bean, Joseph J.
Reading, MA: Addison-Wesley Publ., 1980
658.91 BEA d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diekelmann, Nancy L.
Reading, MA: Addison-Wesley, 1985
362.11 DIE n (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library