Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afiansyah
"Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai unsur pelaksana pelayanan kesehatan, telah berupaya memberkan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat, salah satunya melalui Puskesmas Latihan. Salah satu unit pelayanan yang dimiliki oleh Puskesmas Latihan adalah poli gigi, dimana fasilitas yang dimilki terdiri dari 5 unit peralatan gigi yang terdiri dari 1 unit fuel elektrrc dan 4 unit sederhana yang dilayani oleh tenaga dokter gigi 2 orang, perawat gigi 9 orang serta 1 orang petugas kartu. Jumlah dokter gigi hanya 2 orang sedangkan beban kerja dokter gigi cukup besar antara lain mengawasi kerja perawat gigi, pencatatan kartu, penulisan resep sampai pembayaran pasien. Akibatnya waktu komunikasi dengan pasien menjadi berkurang, sehingga kemungkinan pasien menjadi kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan. Jumlah pasien mencapai 60-80 orang perhari dengan berbagai kasus perawatan. Banyaknya pasien mengakibatkan permasalahan permasalahan antara lain :
1. Fasilitas yang tidak mendukung sehingga apabila dibutuhkan pelayanan yang memerlukan mesin bor untuk preparasi kavitas mengakibatkan pasien menunggu terlalu lama. Data tahun 1998 menyatakan hampir 17,31 % setiap bulan pasien dirujuk akibat kurangnya alat ini.
2. Waktu komunikasi yang kurang akibat banyaknya pasien yang berobat, sehingga infonnasi yang disampaikan pasien mengenai penyakit giginya kurang mendapat respon.
3. Krisis ekonomi mengakibatkan harga obat melonjak sampai empat kali lipat sehingga mengakibatkan terbatasnya obat gigi yang digunakan sehingga ada kasus-kasus tertentu dilakukan pengobatan tidak sesuai dengan indikasinya. Data tahun 1998 jumlah kasus tambalan 1487 orang, yang mendapat tambalan tetap hanya 503 orang (25,3 %).
4. Kurangnya jumlah Instrumen dan alat sterilisasi yang hanya satu buah yang tidak sesuai dengan jumlah pasien mengakibatkan pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan SOP (Standar Opertional Prosedur). Data dari Dinas Kesehatan Tingkat I tahun 1998 jumlah kasus abces 955 orang (10,8 %).
Penelitian ini hanya menganalisa hubungan antara pelayanan tenaga kesehatan dengan kepuasan berdasarkan karakteristik pasien yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan jenis penyakit. Variabel penelitian dibatasi pada responden yang telah berumur 15 tahun keatas, dengan jumlah sampel 399 orang.
Penelitian ini menggunakan rancangan belah lintang ( cross sectional ) untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan dan mendapatkan informasi tentang hubungan pelayanan tenaga kesehatan dengan kepuasan pasien.
Pada pelayanan penerimaan pasien, pelayanan dokter gigi, pelayanan perawat gigi, proporsi pasien yang puas lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak puas. Tetapi pada fasilitas medis dan penunjang medis proporsi pasien yang tidak puas lebih banyak dari pada yang puas. Untuk pelayanan tenaga kesehatan proporsi pasien yang puas terhadap pelayanan perawat gigi lebih besar dibandingkan yang puas atas pelayanan dokter gigi.
Setelah dilakukan pengujian secara statistik dengan Chi- Square maka diperoleh hubungan yang bermakna antara pelayanan tenaga kesehatan dengan kepuasan berdasarkan umur (> 25 tahun ), jenis kelamin (laki-laki dan wanita), pendidikan (pendidikan tinggi), pekerjaan ( yang bekerja dan tidak bekerja ), penyakit gigi (berlobang).
Kesimpulannya, hampir semua responden menyatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan dan hanya sebagian kecil saja yang meyatakan tidak puas.
Daftar bacaan: 25 ( 1969 -1997 )

The Relationship Between Health Provider Service With The Patient Satisfaction for Mouth and Dental Health Service in Public Health Center Latihan Blang Padang Banda Aceh in 1999.Health District in Aceh Province as health service provider had given their best effort to give the optimum service for the community, one of them through the Latihan Public Health Center. One of the service is dental clinic equiped with five dental unit, one fully elektric and the other four are non elektric, manned by two dentists, and nine dental nurses and one medical registrar. As many as 60-80 patients visits per day needing various dental care. The two dentists, have heavy work load such as suvervising the work of the dental nurses. and medical registran, as well as receiving payment from the patients limiting the contact between them and the patients they attended, thus affecting the patients satisfaction.
Problem arise from serving too many patients included:
1. Long waiting time at the result of too few equipments including the drill machine for filling dental cavity. Almost 17,3 % of patients were referred to other dental facilities per month.
2. Limited time for communication renders the officials as unresponsive to their patients complaints.
3. Economics crisis forced the drug price up four times their original price limiting the amount of drug available in the health center, so that many cases were treated inadequadely. In 1998 as many as 1487 cases needed dental repair, only 503 ( 25,3 %) got permanent filling.
4. Too few instruments and only one sterilizer makes it difficult to fulfil the SOP in dental care. 1998 data shows the sum % 955 persons (10,8 %) with abcess after being treated at the health center.
This research is limited to the analysis of the relationships between health provider service with patients' satisfaction with respect to patients' characteristic such as: age, sex, education, job and types of symptoms. Respondents were limited to patients who were more than fifteen years old, numbering 399 person.
Design of this research was cross sectional study to describe the patients satisfaction to the service available at the health center and providing information on the relationship between provider service with patients satisfaction.
In patient admission service, dental service, dental nurse service the proportion of patients who were satisfied with the service is larger than those who were unsatisfied. On the other hand, the proportion of those satisfied with the medical fasilities and supports was smaller than those unsatisfied. With respect to type of personel rendering the service, the proportion of patients who were satisfied with.the dentist's service was smaller than those who were satisfied with the dental nurses's service.
Testing using Chi-square, showed significant relationship between health provider service with satisfaction according to patients characteristic such as age (more 25 years), sex (male and female), education (high), (job and jobless), dental cavity. Conclusion: most of the respondents stated their satisfaction service given in health center only few respondents remain unsatisfied.
References : 25 ( 1969 -1997 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Karinadewi
"Industri hospitaliti, terutama sektor perhotelan, adalah salah satu industri dengan tingkat perpindahan pekerja tertinggi di dunia. Di Indonesia, sektor hotel mengalami berbagai permasalahan yang disebabkan oleh tingginya tingkat perpindahan pekerja. Hal ini juga dialami oleh berbagai perusahaan operator hotel terkemuka, termasuk PT. Archipelago International. Dalam studi ini, peneliti mengkaji bagaimana pekerja hotel di PT. Archipelago International memaknai pekerjaan mereka dan bagaimana variabel ini berkontribusi terhadap keterlibatan kerja, komitmen organisasional dan intensi pindah kerja. Dalam studi ini dilakukan pula kajian terhadap peran dari keterlibatan kerja sebagai mediator pada hubungan antara makna pekerjaan dan komitmen organisasi. Structural equation model (SEM) digunakan untuk menganalisa data penelitian. Berdasarkan data yang didapatkan dari 406 pekerja hotel di Jakarta dan Bali, hasil penelitian menunjukkan bahwa makna pekerjaan secara positif memengaruhi keterlibatan kerja, dan keterlibatan kerja secara positif memengaruhi komitmen organisasional. Keterlibatan kerja merupakan mediator penuh pada hubungan antara makna pekerjaan dan komitmen organisasional. Selain itu, ditemukan pula pengaruh negatif komitmen organisasional terhadap intensi pindah kerja. Implikasi manajerial dan ide penelitian berikutnya akan dibahas pada akhir studi.

The hospitality industry, especially the hotel sector, was one of the world’s highest in staff turnover rate. This is also the case in Indonesia, where the hotel sector is rife with problems related to high staff turnover. The situation is felt by hotel management companies in Indonesia, including PT. Archipelago International. In this paper, we explore how PT. Archipelago International’s hotel employees view the meaning of their work and how it contributes to their work engagement, organizational commitment, and turnover intention, along with the role of work engagement as mediator in the relationship between meaning of work and organizational commitment. Structural equation model (SEM) was used to examine the data. Based on the data collected from 406 hotel employees in Jakarta and Bali, results indicated that employees’ meaning of work positively influenced work engagement, and work engagement positively influenced organizational commitment. Work engagement was found to be a full mediator in the relationship between meaning of work and organizational commitment. Additionally, organizational commitment was also found to negatively influence turnover intention. Managerial implications and ideas for future research will be discussed at the end of the paper."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noni Sofyati
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas higiene dan sanitasi pengelolaan makanan dan minuman di Rumah Sakit dr. Suyoto Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan. Desain penelitian ini menggunakan studi deskriptif yang dilakuakn di Rumah Sakit dr. Suyoto pada bulan Mei-Juni 2017. Subyek dalam penelitian ini adalah 25 orang pegawai unit gizi terdiri dari 1 penjaga gudang, 10 pengolah makanan, 11 pantry dan 3 ahli gizi di Rumah Sakit dr. Suyoto. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini adalah Higiene sanitasi pengelolaan makanan di unit gizi RS dr. Suyoto Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan secara keseluruhan uji kelaikan fisik higiene dan sanitasi di unit gizi berdasarkan Permenkes RI No. 1906/Menkes/Per/VI/2011 kurang memenuhi syarat yaitu dengan nilai 68 dengan skor 73,91 % untuk kategori rumah sakit golongan B (pelayanan kesehatan) minimal nilai yang harus dimiliki adalah 83 dengan skor 92,20%. Penulis menyarankan agar Rumah Sakit dr. Suyoto melakukan pelatihan higiene sanitasi makanan terhadap penjamah makanan, membuat buku saku kesehatan penjamah makanan dan pengawasan prilaku cuci tangan penjamah makanan.

ABSTRACT
The purpose of this research is to know the quality of hygiene and sanitation of food and beverage management in dr. Suyoto Ministry of Defense Rehabilitation Center. The design of this study using descriptive study conducted in the Hospital dr. Suyoto in May-June 2017. Subjects in this study were 25 employees of nutrition unit consisting of 1 warehouse keeper, 10 food processors, 11 pantry and 3 nutritionists in dr. Suyoto. Data collection using interview and observation method. The result of this research is hygiene sanitation management of food in unit nutrition dr. Suyoto Ministry of Defense Rehabilitation Center as a whole test of physical toughness of hygiene and sanitation in nutrition unit based on Permenkes RI. 1906 / Menkes / Per / VI / 2011 less fulfilling the requirement that is with value 68 with score 73,91% for category hospital B class (health service) minimum value that must have is 83 with score 92,20%. The authors suggest that the Hospital dr. Suyoto undertook food hygiene sanitation training to food handlers, made a handbook of health food handlers and supervision of hand-washing behavior of food handlers.
"
[;, ]: 2017
S69666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Febrian Karamoy
"Membaiknya ekonomi nasional yang ditandai dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar serta terkendalinya tingkat inflasi temyata belum banyak
memberikan pengaruh terhadap bisnis hotel di tanah air. Pada 6 bulan pertama tahun
1999 ini tingkat hunian kamar hotel berbintang di sejumlah kota besar di Jakarta dan Yogyakarta, belum bergerak ke angka yang menarik. Okupansi rata-rata rnasih 30%. Sedangkan di Bali tingkat huniannya masih relatif stabil di atas 60%. Sementara harga jual rata-rata kamar hotel (average room rate=ARR) selama bulan pertama ini juga tidak beranjak naik. Ada kecenderungan ARR dibawah USD 25, jauh di bawah ARR sebelum terjadi krisis moneter yang sempat mencapai USD 60. Para pelaku bisnis perhotelan melihat bahwa lesunya tingkat hunian dan rendahnya harga jual kamar rata-rata yang terjadi selama semester pertama 1999 lebih banyak dipengaruhi faktor kepercayaan dan
keamanan dalam negeri. PT Patra Jasa sebagai salah satu pelaku bisnis hotel di Indonesia juga mengalami kondisi yang sarna. Tingkat okupansi rata-rata dari seluruh unit hotel yang ada pada tahun laporan April 1998-Maret 1999 berada pada angka 44%. Dengan unit hotel Bali
mempunyai tingkat okupansi tertinggi yaitu 65% dan unit Parapat memiliki tingkat
okupansi paling rendah yaitu 7%. Selain itu harga jual kamar rata-rata pada hotel-hotel di dalam PT Patra Jasa adalah Rp 137.150 yang bila dikonversikan ke dalam nilai dollar saat ini sarna dengan USD 19.50. Kontribusi cabang Bali untuk ARR adalah yang paling tinggi yaitu Rp 249.826 sedangkan cabang Parapat yang paling rendah pada angka Rp50.256.
Pertumbuhan laba bersih PT Patra Jasa yang dihitung dari periode 1994/1995 sampai dengan periode 1998/1999 berada pada angka 118% dengan peningkatan tajam di periode 1998/1999 diakibatkan oleh adanya windfalL profit akibat penurunan nilai rupiah terhadap dollar. Kemudian dari analisa rasio dapat disimpulkan bahwa
perusahaan belum melakukan pemanfaatan aset dengan optimal artinya masih banyak
aset yang menganggur dan bila dimanfaatkan dengan baik dapat memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap peningkatan laba perusahaan. Dengan analisa SWOT yang dilakukan melalui hasil angket dan wawancara dengan fungsi-fungsi pada PT Patra Jasa ditetapkanlah posisi perusahaan pada kuadran I grafik SWOT. Walaupun berada pad a kuadran I, PT Patra Jasa memiliki posisi yang kurang baik yaitu dari sisi kekuatan perusahaan berada pada angka 0,25 dan nilai total dan bila dilihat sisi peluang bisnis berada pada angka 1 dan nilai total 5.
Dengan kondisi yang demikian ini, PT Patra Jasa harus menentukan strategi yang
tepat untuk mengatasi kendala-kendala baik internal maupun ekstemal. Salah satu
kendala internal yang penti0g adalah kemampuan keuangan yang ter~atas dan di lain pihak fasilitas yang amat mendesak untuk dikembangkan. Sebagai kendala eksternal yang harus dihadapi adalah krisis ekonomi nasional, persaingan dengan hotel-hotel baru yang lebih baik dan kondisi keamanan yang masih rawan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gray, William S.
Upper Saddleriver, N.J: Prentiee-Hall, 1996
657.837 GRA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sugoto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Setiati
"ABSTRAK
Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di rumah sakit meliputi pelayanan rawat jalan, rawat-inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan pelayanan non medik.
Berdasarkan bentuk pe1ayanannya rumah sakit dapat dibedakan:
1. Rumah Sakit Umum (RSU): yaitu Rumah Sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dan yang bersifat dasar sampai
dengan sub spesialistik.
2. Rumah Sakit Khusus (RSK): yaitu Rumah Sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu.
Untuk meningkatkan tujuan pelayanan masyarakat yang dimaksudkan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak Lestari, diperlukan pengembangan disegala bidang untuk dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Hal ini dapat didapal dengan pengimplementasian manajemen strategi.
Manajemen strategi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi untuk dapat mencapai tujuan perusahaan dengan melakukan analisa eksternal dan internal. Visi, misi dan tujuan harus ditentukan dahulu untuk dapat membuat strategi, sebab misi merupakan pedoman strategi yang akan dibentuk guna mencapai tujuan perusahaan sedangkan visi merupakan gambaran ideal yang ingin dicapai perusahaan dimasa yang akan datang.
Pada tugas akhir ini peneliti menganalisa Iingkungan ekstemal dan internal dari
data-data yang diperoleh dari kuesioner pihak Rumah Sakit lbu dan Anak Lestari
dan sumber-sumber Iain. Dari analisa Iingkungan tersebut didapat faktor-faktor
utama yang menjadi peluang dan ancaman (Iingkungan eksternal), faktor-faktor
utama kekuatan dan kelemahan (Iingkungan internal) yang dimiliki oleh Rumah
Sakit lbu dan Anak Lestari. Dengan teknik analisa Iingkungan Matriks EFE
(Iingkungan eksternal) dan Matriks IFE (Iingkungan internal) akan diperoleh faktor- faktor yang paling berpengaruh dengan menentukan bobot dan peringkatnya.

"
2001
S49927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rachmanto
"Perkembangan industri rumah sakit tidak hanya menuntut peningkatan pelayanan dan fasilitas namun juga menuntut pada sinergitas dari pihak manajemen untuk dapat mengelola semua hal yang akan mendukung meningkatnya kelayakan rumah sakit, termasuk dalam hal manajemen pemeliharaan.
Indikator kinerja kunci dirancang agar dapat memberikan acuan terhadap proses penilaian kinerja manajemen dalam hal ini manajemen pemeliharaan industri rumah sakit. lndikator kunci kelayakan ini disusun berdasarkan studi literature dan pengambilan data mengenai hal - hal pokok / kunci berkaitan dengan pemeliharaan rumah sakit berdasarkan skor terbesar hasil rekomendasi responden melalui kuesioner.
Dalam penelitian ini dihasilkan sebanyak 23 indikator kunci manajemen pemeliharaan RS yang terbagi dalam 8 kelompok Indikator utama. Dengan hasil penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan acuan bagi manajemen rumah sakit khususnya bagian pemeliharaan agar dapat mengevaluasi operasi pemeliahraannya dengan lebih mudah dan tepat sebagai bagian dari penilaian kinerja pemeliharaan secara keseluruhan.

Growth of hospital industry not only claiming for the make-up of facility and service but also claim to the synergy of management to be able to manage everything that will be able to support eligibility of the hospital, included hospital maintenance management.
Key perfomance Indicators designed so that can give reference to the process assessment of management performance, in this ease discussed the performance of maintenance management in hospital industry. This Key Performance Indicators are compiled pursuant to study of literature and intake of data concerning fundamental matter relate to maintenance of hospital facilities, according to the biggest score result of respondent’s recommendation through the questioner.
This research results 23 indicators as key performance indicator of maintenance in hospital facilities which divided in 8 main indicator groups. The result of this research hopefully will become a guidance for hospital management especially maintenance unit to be able to evaluate its maintenance operations precisely and easily as the part of the maintenance performance measurements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
DeFranco, Agnes L., 1961-
Hokoben: John Wiley & Sons, 2007
647.94 DEF h (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Widyani Kartiwa
"Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD), saat ini telah menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Dari data-data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI dan tahun ke tahun mempenlihatkan adanya
kecenderungan peningkatan angka kematian akibat penyakit tersebut. Seringkali penyakit ini mengakìbatkan kematian mendadak, ketika karier korban mutai menanjak atmi mencapai puncaknya. Hal tersebut tentu saja mencemaskan bagi para pengambil keputusan di negara kita.
Dari pasien poliklinik jantung di Rumah Salcit X yang terdiagnosa Penyakit Jantung Koroner yang mempunyai prevelensi tertiuggi maupun jenis penyakit jantung lainnya, sebelumnya selalu dinijuk ke ruxnah sakit yang memiliki layanan bedah jantung.
Berangkat dan adanya kebutuhan daii pasien penderita penyakit jantung yang menginginkan kualitas hidup yang tebih baik, maka sejak bulan Juli 1999 Rumah Sakit X
yang merupakan rumah sakit swasta dengan kelas madya, mengembangkan layanan barunya yaitu Unit Bedah Jantung (Cardiac Surgery Unit). Rumah Sakit X juga menetapkan target jangka pendek yang alcan dicapai yaitu 1 minggu 1 kasus.
Karya akhir ini mengambil topìk tentang perumusan strategi pemasaran Unit Bedah Jantung Rumah Sakit X yang merupakan institusi kesebatan yang bersifat sosio ekonoinik Langkah-langkah dalam menentukan usulan strategi tersebut berupa analisa Berdasarkan analisa SWOT, sasaran strategi yang disarankan untuk Rumah Sakit X adala1ah pangsa pasar. Untuk mencapai sasaran tersebut maka alternatif strategi yang dapat dipilih adalah strategi O-S dan strategi O-W yaitu sebagai berikut:
. Menambah intangible services
. Menghilangkan ketergantungan pada 1 pemasok
. Menambah jumlah personil pemasaran dengan kualifikasi yang lebih baik.
Melakukan publikasi dan iklan Pada saat ini, Rumah Sakit X belum menetapkafl target pasar yang spesifik utk
layanan barunya yaitu Unit Bedah Jantung, melainkan masih dalam tahap pengenalan sehingga tujuannya masih murni sosial.
Strategi kemudian dijabarkan ke dalarn strategi bauran pemasaran, yang meliputi strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>