Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rivie Rianda Iskandar
Abstrak :
Pelayanan rawat jalan sebagai unit terdepan yang menampilkan citra rumah sakit dan merupakan penyumbang pasien terbesar harus dikelola dengan baik, salah satunya adalah dengan meperbaiki waktu tunggunya. Waktu tunggu merupakan salah satu dimensi mutu dalam pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa waktu tunggu pelayanan rawat jalan di RSIA Aulia tahun 2014. Penelitian dilakukan dengan metoda penelitian kualitatif dan kuantitatif pada unit rawat jalan, mulai dari pendaftaran, poliklinik, farmasi, dan kasir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu pendaftaran rata-rata adalah 8,77 menit saat peak hours dan 7,37 menit saat non peak hours. Lama waktu tunggu poliklinik paling lama adalah pada poliklinik anak dengan waktu tunggu rata-rata 63,82 menit saat peak hours dan 40,27 menit saat non peak hours. Waktu tunggu farmasi rata-rata saat peak hours adalah 21,39 menit untuk obat jadi, dan 33,92 menit untuk obat racikan, sedangkan saat non peak hours 17,50 menit untuk obat jadi dan 31,23 menit untuk obat racikan. Waktu tunggu pelayanan kasir adalah 15,09 menit saat peak hours dan 9,43 menit saat non peak hours. Semua waktu tunggu sudah sesuai Standar Pelayanan Minimal untuk Rumah Sakit menurut Kepmenkes no.129 Tahun 2008 dan RS kecuali untuk waktu tunggu polilinik. Waktu tunggu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Man, Material, Methode, Mechine, dan Money. Pada poliklinik, waktu tunggu yang lama terutama disebabkan oleh faktor SDM, yaitu ketidakdisiplinan dokter terhadap jam praktek, sehingga hasil penelitian ini menyarankan kepada managemen untuk menganalisis kembali dan memperbaiki ikatan kerja sama dengan para dokter praktek guna mempersingkat waktu tunggu, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan dimasa yang akan datang. ......Outpatient services as the leading unit which displays image of the hospital and the largest contributor to patient must be properly managed, one of which is improving wait-times. Wait-times is one of the dimensions of quality in health care. This research aims to analyze the wait-times in outpatient services at Rumah Sakit Ibu Dan Anak Aulia for 2014. This research is using the qualitative and quantitative methods in outpatient services, starts from registration, polyclinic, pharmacy, and cashier. The results showed that approximate time for registration is 8.77 minutes at peak hours and 7.37 minutes at non peak hours. The longest wait-times is in the children's polyclinic with approximate wait-times about 63.82 minutes at peak hours and 40.27 minutes at non peak hours. The approximate wait-times in pharmacy at peak hours is 21.39 minutes for generic medicine and 33.92 minutes for personalized medicine, while approximate wait times at non peak hours is 17.50 minutes for generic medicine and 31.23 minutes for personalized medicine. At cashier, the approximate wait times is 15.09 minutes in peak hours and 9.43 minutes in non peak hours. All wait times is already referred to Minimum standard of services for hospital according to Kepmenkes no. 129/2008 except for the polyclinic's wait times. Wait times is influenced by some factors, consists of man, material, method, machine, and money. At polyclinic, the long wait times is mainly due to human resources factor, which is indiscipline doctor to practice hours, so the result of this research suggests the management to re-analyze and restore the agreement with the doctors to shorten the wait times so the quality of service in the future will improve.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Na`ila Rahmita Sari
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran persepsi pasien pada kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, kualitas hasil, dan kualitas jasa keseluruhan Instalasi Rawat Inap B dan C RS Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto dengan dasar adanya penurunan jumlah pasien rawat inap pada tahun 2010-2011 (17,3%) dan belum terwujudnya kebijakan Zero Complaint di lingkungan pelayanan rumah sakit. Penelitian diselenggarakan dengan desain cross sectional dan dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pasien baik pada kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, kualitas hasil, maupun persepsi kualitas jasa keseluruhan tergolong dalam kategori baik. Meskipun demikian kualitas lingkungan fisik merupakan variabel dengan persentase kategori buruk terbesar diantara variabel-variabel lainnya (36,5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek lingkungan fisik rumah sakit masih memerlukan banyak perbaikan agar dapat memberikan pelayanan secara maksimal. Peneliti menyarankan diadakan peningkatan upaya pemeliharaan fasilitas fisik secara berkelanjutan. ......This research was conducted to get the description of patient perception on the interaction quality, physical environment quality, outcome quality, and overall service quality of B and C Inpatient Wards at Bhayangkara Tk.I Raden Said Sukanto Hospital, based on the decreasing amount of inpatients during 2010-2011 (17,3%) and the Zero Complaint in the hospital service area which can not be established yet. This research employed cross sectional research design with unvaried analysis. The result showed that whether interaction quality, physical environment quality, outcome quality, or service quality were categorized to the good category. Nevertheless, physical environment quality is variable with the highest bad category percentage among the others (36,5%), so it can be concluded that the hospital physical environment aspect still needs more improvement in order to provide the maximum service. The researcher suggests establishing a continuous physical facility maintenance.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library