Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mellisa Efiyanti
Abstrak :
Farmasi Rawat Jalan adalah bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang melayani resep pasien Poliklinik. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit untuk pelayanan farmasi antara lain waktu tunggu pelayanan obat jadi < 30 menit dan waktu tunggu pelayanan obat racik < 60 menit. Pada tahun 2017, waktu tunggu pelayanan obat jadi RSUD Kota Depok dalah 43,64 menit dan waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah 66,77 menit. Berdasarkan kotak saran dari 200 keluhan pelayanan rumah sakit ditemukan 40 keluhan pelayanan farmasi rawat jalan yang kurang memuaskan. Penelitian ini adalah kualitatif, menggunakan konsep lean adalah mengurangi waktu tunggu pelayanan farmasi rawat jalan dengan memperbaiki aliran kerja, meminimalisasi kegiatan non-value-added dan mengeliminasi waste. Future state map memperlihatkan bahwa waktu tunggu obat jadi turun menjadi 15,67 menit dan waktu tunggu obat racik menjadi 51,15 menit. Persentase kegiatan non-value added pelayanan obat jadi turun 12,1 % dan kegiatan non- value added obat racik turun 4,04 %. Penerapan lean mengurangi waktu tunggu pelayanan obat jadi dan waktu tunggu pelayanan obat racik, menurunkan persentase kegiatan non-value added dan meningkatkan kegiatan value added di Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota Depok. Perbaikan yang dilakukan adalah redesain alur pelayanan resep dengan input administrasi obat dilakukan di akhir proses pengerjaan resep, penambahan visual management dan penerapan 5S yang baik.
Outpatient Pharmacy is part of Hospital Pharmacy Installation which serves patient prescription of Polyclinic. Minimum Hospital Service Standards for pharmaceutical services include lead time of drug service <30 minutes and lead time of drug treatment <60 minutes. In the year 2017, lead time of finished drug was 43.64 minutes and lead time of concoction drug service was 66.77 minutes. Based on the suggestion box of 200 hospital service complaints found 40 complaints of outpatient pharmacy service is less satisfactory. This research is qualitative, using lean concept is to reduce lead time of outpatient pharmacy service by improving work flow, minimizing non-value-added activities and eliminating waste. Future state map shows that the waiting time of the drug so decreased to 15.67 minutes and the time of rconcoction drug to 51.15 minutes. The percentage of non-value added activities of finished drugs service decreased by 12.1% and non-value added activities of concoction drugs decreased 4.04%. The application of lean reduces the lead time of finished drug service and the lead time of concoction drug service, decreases the percentage of non-value added activity and increases the value added activity in Outpatient Pharmacy. Improvements made by redesigning prescription service flow that the administration of drug is done at the end of the process of prescription, the addition of visual management and good application of 5S.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Dima Fajar Prawesti
Abstrak :
Pengkajian resep merupakan kegiatan farmasi klinik yang meliputi pengkajian admininstratif, kesesuaian farmasetis, dan kesesuaian klinis untuk meminimalkan terjadinya kesalahan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan dari petugas farmasi dan menganalisa hubungan karakteristik individu, motivasi, kepemimpinan, imbalan dan suber daya terhadap kepatuhan dari petugas farmasi dalam melaksanakan pengkajian resep di Rumah Sakit Umum Ganesha Tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan kuisioner yang disebar ke seluruh petugas farmasi. Total jumlah sampel sebanyak 31 orang petugas farmasi. Hasil penelitian menyatakan lebih dari setengah petugas farmasi memiliki kepatuhan kurang terhadap pelaksanaan pengkajian resep. Variabel yang mempengaruhi kepatuhan petugas farmasi dalam melaksanakan pengkajian resep adalah masa kerja p=0,003, kepemimpinan p=0,017 dan imbalan p=0,001. Perlu dilakukan manajemen SDM yang baik, evaluasi pemberian imbalan dan membuat kebijakan terkait reward serta punishment yang adil bagi petugas farmasi. Selain itu, rutin dilaksanakannya pelatihan dan pengawasan untuk mengevaluasi hasil kerja dari petugas farmasi dalam melaksanakan pengkajian resep.Kata Kunci :Kepatuhan, pengkajian resep, petugas farmasi.
Prescription screening is a clinical pharmacy activity contain of an administrative screening, pharmaceutics compatibility and clinic compatibility to minimalize medication errors. The aims of this study is to understand compliance overview from the pharmacy officer and analyze the relationship of individual characteristic, motivation, leadership, reward and resources with compliance from pharmacy officer in order to do screening prescription at Ganesha General Hospital in 2018. The method of this study was a cross sectional quantitative study using questionnaire to 31 pharmacy officer as a sample. The result of the study showed that more than half of the pharmacy officer have less compliance to prescription screening activity. The variables that affected pharmacy officer compliance in doing prescription screening was working period p 0,003, leadership p 0,017 and reward p 0,001. An effective human resource management, reward evaluation, a fair reward and punishment policyfor pharmacy officer are needed. In addition, routine training and supervision are also important to evaluate the performance of pharmacy officer in doing prescription screening.Key Words Compliance, prescription screening, Pharmacy officer.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library