Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marsdenia
Abstrak :
Peningkatan efisiensi pengelolaan Rumah Sakit secara terus menerus merupakan pedoman pengelolaan keuangan yang mutlak harus diadopsi oleh Rumah Sakit manapun, dimana efisiensi yang tinggi akan meningkatkan keunggulan kompetitif dan peningkatan pendapatan dan akhirnya meningkatkan kemampuan keuangan RS untuk mensejahterakan anggotanya. Berdasarkan Laporan Keuangan RSUBY diketahui bahwa laba atas operasi RSUBY ada kecenderungan terus menurun dari tahun ketahun (yang diperoleh dari laba operasi kotor dikurangi dengan biaya administrasi dan umum), bahkan untuk tahun 2001, saldonya sudah negatif, tetapi untuk laba bersih RSUBY masih positif walaupun 10 tahun terakhir juga terus mengalami penurunan. Salah satu penyebab turunnya laba operasi ini adalah karena kondisi likuiditas Rumah Sakit yang kurang bagus ditandai dengan penurunan modal kerja yang sangat drastis (50%) pada tahun 2001. Rasio likuiditas terlihat cenderung mengalami penurunan yang cukup lebar, terutama untuk angka rasio lancar untuk tahun 2001 (2,32 menjadi 1,42). Begitu juga dengan angka rasio cair, rasio kas cenderung terjadi penurunan yang segera harus dicermati penyebabnya dan dicari solusi bagaimana/apa untuk mengelolanya. Untuk mencapai tujuan penelitian dikembangkan rancangan penelitian operasional (Operation Research) yaitu penelitian yang menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dan data kuantitatif diperoleh dari laporan keuangan RS. Hasil penelitian menunjukkan Rasio Lancar RSUBY masih dalam ukuran baku kecuali pada tahun 2001 dibawah standar yaitu 1.42. Rasio yang lebih sensitif yaitu rasio cair untuk tahun 2000 dalam ukuran baku, tetapi untuk tahun 2001 dan 2001 batas bawah dari ukuran baku. Rasio kas dalam kondisi batas bawah juga kecuali untuk tahun 2000. Rasio perputaran piutang RSUBY untuk tiga tahun terakhir makin kecil yang artinya piutang makin lama waktu tertagihnya. Periode rata-rata pengumpulan piutang masih dalam ukuran baku 14-21 han . Rasio perputaran persediaan masih dibawah ukuran baku (24-32 kali setahun). Rasio rata-rata persediaan tersimpan di gudang tiga tahun terakhir adalah 16 dan 21 hari sampai pesan lagi. Rasio Lancar RSUBY secara nominal memang masih dibatas aman untuk tahun 2002 yaitu 13-2.00, tetapi nilai rill dari rasio tersebut sebenarnya jauh dibawah itu, hal ini karena: a) piutang jaminan yang overstated :yang dinilai terlalu tinggi, dan ada yang berumur diatas 3 tahun masih tercantum di Neraca sebagai harta lancar padahal harta lancar merupakan harta yang bisa dikonversikan menjadi tunai atau ekuivalennya dalam jangka waktu kurang dari satu tahun buku, yang artinya harta lancar dari RSUBY adalah overstated b) Piutang Perorangan yang overstated: Untuk Piutang perorangan ini ternyata sebesar 85% dari total saldo berumur diatas 3 bulan, yang artinya tingkat ketertagihannya adalah sangat kecil, apalagi piutang perorangan ini tidak dijamin dengan barang yang senilai dengan nilai dari piutang itu sandhi, sehingga sangat sukar untuk dikonversikan sebagai kas. Artinya Rasio Lancar adalah overstated. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa RSUBY masih bisa berbenah diri dan memperbaiki kondisi rasio lancarnya melalui pengelolaan yang tepat dan melakukan pengendalian yang memadai atas komponen rasio lancar yaitu pada saat proses terjadinya penerimaan kas, pengeluaran kas, proses terjadinya piutang dan pengadaan persediaan obat. Daftar bacaan : 31 (1968-2002)
RSU Bhakti Yudha's Current Ratio Analysis for the year 2000, 2001, 2002 The Persistent increase on hospital management efficiency is a basic guidance for financial management which should be adopted by all hospitals, as a high efficiency will increase competitive advantage and profit as the result of efficiency, the hospital ability to give financial benefits grows. Based on RSUBY Financial Statement, we know that the Return/Profit from Operating tends to decrease from year to year (Operating Profit = Gross Profit from Operating - General and Administrative Expense), in 2001 the Gross Operating Profit was on negative balance, even though Net Profit still has a positive balance. The Net Profit for the last 10 years tends to decrease, one reason of the decrease for Operating Profit was the liquidity problem, due to the drastic decrease of working capital (almost 50%) in the 2001 compared to 2000. Liquidity Ratio also tends to decrease decisively, for example current ratio in the 2001 was almost half compared to 2000 ratio (from 2.4 to 1.42). Other Ratios such as Acid Test Ratio, Cash Ratio and others liquidity ratio also have a tendency to go down, for which we should find out the reason and come up with solutions. In this Thesis, the author use Operation Research Method, namely The Method used quantitative data and qualitative data to rech the goals of the research. Quantitative data are got from RSUBY's Financial Statement; and Qualitative data are got from indepth interviews with the Staff. The Research shows that RSUBY's Current Ratio are still in a normal range except in the year of 2001 was below the standard (1.42). The more sensitive ratio, Acid Test Ratio, is still in normal range in the year of 2000, but in the year of 2001, and 2002, the ratios are in the lowest bend of normal range. Cash Ratios for many years are also in the lowest bend of the normal range except for the year of 2000. Receivable Turnover Ratios for the last three years go smaller showing that Receivables took longer time to collect, the normal range for Receivable Turnover is 14 up to 20 days, Stock Turnover Ratios are below the standard range ( 24- 32 times per year), The Average Stock held in The Warehouse is between 16 up to 21 days. The value of Current Ratio is got from comparison between Current Assets and Current Liabilities. Nominally, RSUBY's Current Ratio in 2002 is in the state bend; namely, 1.5 - 2.00, in the real term, the ratio shows on contradictory pictures. The reasons are a) Guaranteed Receivables are valued above the normal practice (Overstated) b) Over Stated of Non Guaranteed Receivables/Personal Receivables. Based on this research, the author thinks that there are some rooms for RSUBY's management to fit their current ratio problem. There are several suggestions that the management can adopt; namely controlling cash out flow and cash inflow, reevaluating Receivables Policy, reforming the supply of Inventories (Medicine) procedures. References : 31 (1968-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12728
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Gozali Surono
Abstrak :
Masalah kesehatan yang terjadi secara global saat ini adalah resistensi antimikroba. Resistensi ini menyebabkan meningkatnya mortalitas penyakit, memanjangnya lama hari rawat dan meningkatkan biaya perawatan. Salah satu strategi yang diusung untuk menanggulangi resistensi ini adalah dengan menerapkan pola kuman sebagai acuan dalam perumusan panduan penggunaan antibiotika yang rasional. Pola kuman berguna bagi para klinisi untuk membantu memberikan petunjuk dalam pemberian terapi empiris. Pola kuman juga berfungsi untuk menunjukkan tren sensitivitas jenis kuman terhadap suatu jenis antibiotika. Indonesia menunjukkan kepeduliaannya dengan membuat suatu peraturan tentang Program Pengendalian Resistensi Antibiotika (PPRA). Rumah sakit Santa Maria merupakan rumah sakit swsata yang sudah menerapkan pola kuman dalam panduan penggunaan antibiotika. Penelitian yang dilakukan terhadap kasus infeks jaringan lunak di RS Santa Maria mendapatkan bahwa Staphylococcus aureus merupakan jenis kuman yang paling banyak ditemukan di kasus infeksi jaringan lunak dan pada uji sensitivitas antibiotika masih mempunyai derajat sensitivitas yang cukup baik terhadap golongan cephalosporin generasi ketiga. Pola kuman ini juga mendorong para klinisi agar memberi pengobatan sesuai dengan panduan antibiotika yang diberlakukan di RS Santa Maria. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dengan penerapan pola kuman terhadap panduan penggunaan antibiotika, pasien mempunyai outcome sembuh dengan lama hari rawat yang lebih pendek (5.45 hari vs 4.3 hari dengan P<0.001), biaya belanja obat antibiotika berkuurang (Rp.79.982.730 vs Rp.41.020.622) dan rata-rata total biaya yang lebih efisien (Rp.13.854.266 vs Rp.11.930.250). Hal ini dikarenakan jumlah penggunaan antibiotika yang berkurang setelah PPRA. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan dalam ere PPRA di RS Santa Maria adalah mengoptimalkan pemakaian penggunaan jenis antibiotika spektrum sempit dan peningkata kualitas pengumpulan data pola kuman dengan teknik yang benar, alat yang menunjang dan sumber daya manusia yang berkompetensi di bidangnya . Beberapa hal yang harus diperhitungkan oleh rumah sakit terkait pola kuman ini adalah manfaat yang didapat haruslah lebih besar nilainya daripada biaya investasi, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan baik terhadap pasien, klinisi dan rumah sakit.
Global health issue that is crucial nowadays problems is antimicrobial resistance. This resistance leads to increased disease mortality, extended length of stay and increased cost of treatment. One of the strategies that is carried out to overcome this resistance is to apply antibiogra, patterns as a reference in the formulation for rational use of antibiotics guidelines. Antibiogram patterns are useful for clinicians in giving empirical therapy thorough an educated guess. Antibiogram patterns are also useful to show trends of antibiotic sensitivity againts certain type of germ. Indonesia shows its concern by making a regulation on the Antimicrobial Stewardship (AMS). Santa Maria Hospital, a private hospital has applied antibiogram patterns to formulate antibiotic guidelines. This thesis was conducted on soft tissue infections cases found in Santa Maria Hospital . The result was that Staphylococcus aureus is the most commonly germ found in cases of soft tissue infections and still has a moderate sensitivity to antibiotic such as third generation of cephalosporin. This antibiogram pattern also encourages clinicians to treat patient diagnosed with soft tissue infection based on the antibiotic guidelines that applicable in Santa Maria Hospital. The results of this study found that with the application of antibiogram patterns to formulate antibiotic guidelines, brings benefit such as not only patients were recovered from the infection but also recovery with shorter length of stay (and 5.45 days vs 4.3 days with P<0.001), cost expenses for phharmacy logistic decreased (Rp.79.982.730 vs Rp.41.020.622) and decreased mean of treatment cost (Rp.13.854.266 vs Rp.11.930.250). The reason for this to happened is that the amount of antibiotic used to treat pastient is decreased after AMS . Some matter that need to be improved in the AMS program at Santa Maria Hospital is to optimize the use of narrow spectrum antibiotics and to improve the quality of collecting data for antibiogram pattern by improving techniques, supporting tools and competent human resources. Consideration that must be taken into account is that regarding this antibiogram pattern bring benefits for patients, clinicians and hospitals which is more important than the investment costs, operational costs, and maintenance costs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renita Afriani Yohakim
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pengaruh stimuli pemasaran, psikologi dan keluarga pasien terhadap keputusan dalam membeli layanan rawat inap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masing-masing variabel baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini dengan jenis cross sectional, yang dilakukan di RS Anna Medika selama 3 bulan (Oktober – Desember tahun 2012), dengan sampel pasien berjumlah 105 pasien rawat inap dengan kriteria inklusi yaitu pasien yang dirawat selama 2 hari atau lebih, yang bersedia mengisi kuesioner sebagai data primer penelitian. Analisis penelitian dilakukan secara univariat dengan menghitung distribusi frekuensi setiap variabel, bivariat untuk menguji hubungan setiap variabel independen (Stimuli Pemasaran, Psikologi dan Keluarga Pasien) dengan variabel dependen (Keputusan Dalam Membeli Layanan Rawat Inap) menggunakan Uji Chi-Square, Uji Korelasi dan Regresi. Selain itu, untuk lebih lanjut mengetahui hubungan yang kuat seluruh variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan analisis multivariat menggunakan path analysis dan Uji Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu Variabel stimuli pemasaran mempunyai pengaruh yang terbesar terhadap keputusan pasien dalam membeli pelayanan rawat inap di RS Anna Medika Bekasi sebesar 5,27% dan 31,76% secara tidak langsung. Variabel keluarga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pasien dalam membeli pelayanan rawat inap di RS Anna Medika Bekasi sebesar 3,53% secara langsung dan 9,79% secara tidak langsung. Variabel psikologi pasien mempunyai pengaruh terkecil terhadap keputusan pasien dalam membeli pelayanan rawat inap di RS Anna Medika Bekasi sebesar 2,09% ......This thesis discusses the effects of marketing stimuli, psychology and the patient's family against the decision in buying the inpatient services. The purpose of this study to determine how much influence of each variable either directly or indirectly. Research with this kind of cross-sectional, conducted in the hospital Anna Medika for 3 months (from October to December in 2012), with a sample of patients totaling 105 patients hospitalized with inclusion criteria of patients treated for 2 days or more, who are willing to fill out a questionnaire as primary data research. Univariate analysis of research done by calculating the frequency distribution of each variable, to examine the bivariate relationship of each independent variable (Stimuli Marketing, Psychology and Family Patients) with the dependent variable (Decision In Buying Services Inpatient) using the Chi-Square, Correlation and Regression Testing. In addition, to further determine the relationship strong throughout the independent variable on the dependent variable multivariate analysis using path analysis and Multiple Linear Regression Test. The results obtained are marketing stimuli have the greatest direct influence on patients decisions to purchase services in a hospital inpatient Medika Anna Bekasi in 2012. But if all components performed simultaneously it will provide an even greater influence on patients decisions in purchasing inpatient services at Anna Medika Hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T40857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahulae, Joan Xaveria
Abstrak :
ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia dan pembiayaan penyakit stroke oleh BPJS menduduki peringkat kedua terbesar setelah penyakit jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dominan yang paling berhubungan dengan biaya klaim pasien stroke rawat inap peserta JKN yang dilakukan di RSU Tarutung dengan melakukan analisis multivariat dengan metode regresi linear. RSU Tarutung merupakan satu-satunya rumah sakit di Kabupaten Tapanuli Utara. Karakteristik yang berhubungan adalah kelas perawatan, jenis kepesertaan, umur, lama hari rawat dan tingkat keparahan. Ditemukan bahwa RSU Tarutung masih belum optimal dalam memberikan pelayanan akan penyakit stroke. Upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan tenaga ahli neurovaskular dan penyediaan peralatan diagnostik yang membantu dalam menetapkan diagnosasehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat.
ABSTRACT Stroke is one of the cause of high mortality rate in Indonesia and the funding forstroke by BPJS ranks second after heart disease. This study aims to determine the most dominant characteristics associated with the cost of claims of stroke patients covered by JKN that use inpatient rawat inap service at Tarutung Hospital by doing multivariate analysis with variable linear regression method. The mostrelated characteristics are type of health care, type of membership, age, length ofstay age, and level of severity. It was found that Tarutung Hospital is still not optimal in providing services for stroke. Some feasible efforts that can be considered are increasing the neurovascular experts and providing better diagnostic equipments in order to deliver the necessary treatment.
2017
T47799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Norma Dorine
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, perubahan pola penyakit dimasa yang akan datang serta tuntutan masyarakat untuk mendapatkan suatu pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi akan menyebabkan biaya pelayanan kesehatan menjadi semakin mahal. Dengan demikian manajemen keuangan dirumah sakit menjadi sedemikian penting sehingga memerlukan suatu sistem pengelolaan keuangan secara profesional yang dimulai dari perencanaan sampai pada pengendalian keuangan yang baik.

Dalam penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja suatu rumah sakit diperlukan informasi mengenai besarnya biaya satuan unit pelayanan sehingga dapat ditetapkan tarif pelayanan mengikuti kebijakan tarif yang telah digariskan oleh rumah sakit.

Penelitian ini melakukan perhitungan biaya satuan di unit ginjal hipertensi Rumah Sakit PGI CIKINI dengan 2 cara perhitungan biaya satuan yaitu analisis biaya dengan metode double distribution dan analisis titik impas.

Hasil penelitian perhitungan biaya satuan dengan analisis biaya didapatkan biaya satuan sebesar Rp.161.200,dan perhitungan dengan analisis titik impas didapatkan biaya satuan sebesar Rp.151.348, pada jumlah layanan sebanyak 7735 per tahun.

Perhitungan biaya satuan memakai cara analisis titik impas adalah lebih sesuai untuk dipergunakan di unit ginjal hipertensi R.S.PGI CIKINI oleh karena pembebanan biaya operasional adalah berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung sehingga dapat dilakukan pemisahan antara biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Aplikasi beberapa model tentang hubungan antara biaya, jumlah layanan dan laba operasional memberikan gambaran kepada R.S.PGI CIKINI mengenai penentuan tarif pelayanan di unit ginjal hipertensi dengan mengingat misi rumah sakit.

Daftar bacaan 21 (1989 - 1991)
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Catherine Malonda
Abstrak :
ABSTRAK
Meningkatnya tingkat persamgan dalam industri jasa seperti rumah sakit mendorong rumah sakit untuk meningkatkan kualitas fasilitas dan kemampuan pelayanan medik yang berperan dalam penentuan klasifikasi akreditasi rumah sakit. Salah satu fasilitas pelayanan medik adalah instalasi radiologi yang mengacu pada perkembangan teknologi industri electro medical equipment, yang mengandalkan high technology diagnostic services. Bagaimana memilih peralatan radiologi yang applicable merupakan alasan mengapa topik ini ditelaah. Tujuan penulisan adalah memberi masukan kepada rumah sakit mengenai metode analisa dalam pemilihan dan pembiayaan investasi terhadap electro medical equipment khususnya computed tomography yang beresiko tinggi, dalam arti membutuhkan dana besar. Penelaahan dan studi literatur dilakukan dengan studi kasus pada ru'mah sakit "X" khususnya divisi CT scan pada instalasi radiologi.

Dari hasil penelaahan mennjukkan bahwa rumah sakit telah memiliki CT scan merek General Electric yang selama ini ditempatkan pada instalasi radiologi yang merupakan divisi profit center. Dan berdasarkan kebijakan pihak manajemen rumah sakit divisi ini harus menghasilkan expected return sebesar 25%. Dengan melihat kondisi ini, maka langkah terbaik guna mempertahankan profitabilitas divisi perlu adanya efisiensi biaya, mengingat tarif yang dibebankan kepada pasien tidak dapat dinaikkan sedemikian rupa karena tingkat persaingan yang cukup tinggi antar rumah sakit khususnya rumah sakit swasta.

Untuk mempertahankan profitabilitas divisi, pihak manajemen rumah sakit perlu mengadakan analisa strategi pemilihan dan pembiayaan CT scan. Analisa ini ditinjau dari tiga perspektif yaitu manajemen strategik, akuntansi manajemen dan manajemen keuangan. Dari sisi manajemen strategik digunakan analisa bussiness unit strategy terhadap hospital's life cycle guna menentukan strategi bersaing yang ditunjang dengan analisa five forces, serta analisa penilaian berdasarkan sistem bobot terhadap berbagai altematif merek CT scan yang terbaik di dunia yang akaN membantu dalam pemilihan merek CT scan yang paling applicable. Tahap selanjutnya membalias divisi CT scan rumah sakit "X" sebagai p_ro 1t center dengan pendekatan efisiensi iaya melalui indikator contribution margin. Dalam hal efisiensi biaya, Qengurangan non value added cost berdasarkan pemilihan merek CT scan yang tepat akan meningkatkan profitabilitas. Pada tahap akhir P.enulisan dibahas pendekatan dari sisi manajemen keuangan yaitu pemilihan altematif pembiay: an yang tepat untuk electro medical equipment yang bersifat high technology.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa temyata ICasus non emergency lebih besar dari kasus emergency. Kedua, reaserch and developmet sangat mempengaruhi kemampuan CT scan dalam efisiensi biaya.

Oleh sebab itu berdasarkan analisa dari ketiga perspektif di atas, CT scan Siemens lebih applicable daripada General Electric untuk kondisi kasus non emergency. Dan untuk melakukan pembiayaan, sewa guna usaha dengan hak opsi adalah metode yang tepat untuk electro medical equipment yang bersifat high technology, karena metode pembiayaan tersebut memberi kesempatan kepada lessee untuk menukar alat yang dilease dengan alat baru yang sejenis dan berteknologi lebih tinggi. Di samping itu tidak tertutup kemungkinan adanya fluktuasi return pada profit center. Untuk mengantisipasi keadaan ini, WACC dapat digunakan jika pada suatu periode return tidak mencukupi untuk pembayaran angsuran sewa guna usaha dengan cara meminjam dana dari rumah sakit.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi Wirawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi biaya satuan layanan rawat jalan Diabetes Melitus Tipe II agar Manajemen Rumah Sakit dapat menentukan upaya efisiensi kedepannya dalam rangka menutup kesenjangan antara tarif Rumah Sakit dengan tarif INA CBG's. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi serta telaah dokumen terkait penelitian. Informan dalam penelitian adalah Kepala Bagian Keuangan, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Kepala Unit Rawat Jalan serta Petugas Bagian Farmasi. Total biaya Rajal DM sebesar Rp 369.573.586,- Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar unit cost untuk Rajal DM Tipe II adalah sebesar Rp 251.069,- dimana tarif INA CBGs untuk Rajal DM Tipe II hanya sebesar Rp 192.100,- yang berarti terdapat kesenjangan sebesar Rp 58.969,- . Efisiensi untuk menekan biaya tidak tetap dan mengurangi variasi pemberian obat serta pemeriksaan laboratorium Diabetes Melitus Tipe II dengan membuat clinical pathway Diabetes Melitus Tipe II. Untuk mengurangi beban biaya tetap, tindakan efisiensi yang dapat dilakukan adalah menaikkan angka kunjungan pasien Diabetes Melitus Tipe II dengan menyediakan dokter spesialis tetap untuk penyakit dalam agar pelayanan untuk pasien dapat maksimal serta kunjungan dapat meningkat.
ABSTRACT
This study aims to determine the unit cost position of Diabetes Mellitus Type II outpatient services so that Hospital Management can determine future efficiency efforts in order to close the gap between Hospital rates and INA CBG rates. Using qualitative research methods with in-depth interviews, observation and study of research related documents. Informants in the study were the Head of Finance, Internal Medicine Specialist, Head of the Outpatient Unit and the Pharmacy Section Officer. The total cost of DM Type II outpatient is Rp 369.573.586,- the calculation results show that the unit cost for DM Type II outpatient is Rp 251.069,- where the INA CBGs rate for DM Type II outpatient is only Rp 192.100,- there's still a gap about Rp 58.969,-. Efficiency to reduce variable costs and reduce variation of diabetes mellitus's drugs and laboratory examinations by creating a clinical pathway for diabetes mellitus type II. To reduce the high fixed costs, efficiency that can be taken are to increase the number of visits of diabetes mellitus type II patients by providing full timer specialists for internal medicine so that service for patients can be maximized and the number of visits can be increased.
2019
T54975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitta Yustisia
Abstrak :
Anggaran berbasis kinerja merupakan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang berorientasi pada kinerja, kebijakan ini bertujuan untuk menumbuhkan fleksibilitas pengelolaan anggaran dalam mencapai hasil yang optimal. Dalam hal ini, program dan kegiatan harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran yang telah ditetapkan dalam rencana. Badan Layanan Umum merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah sebagai program dari Anggaran Berbasis Kinerja yang memiliki arti untuk mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat, pelaksanaan anggaran berbasis Badan Layanan Umum berawal dari dibuatnya Rencana Strategis Bisnis yang kemudian diimplementasikan ke dalam Rencana Bisnis dan Anggaran. Pada kebijakan Badan Layanan Umum ini pemerintah memberikan fleksibilitas kepada RSUP Fatmawati dalam mengelola keuangannya, akan tetapi pemerintah memiliki tanggungjawab kepada masyarakat untuk mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat dengan memberikan anggaran kepada RSUP Fatmawati. Anggaran yang diberikan oleh pemerintah hanya 20% dari dana APBN, hal tersebut menuai permasalahan dalam RSUP Fatmawati dan membuat RSUP Fatmawati menarik pendapatan dari jasa pelayanan dan lain-lainnya.
Performance-based budgeting is a policy made by government performanceoriented,this policy aims to foster flexibility in budget management to achieve optimal results. In this case, programs and activities should be directed to achieve the outcomes and outputs specified in the plan. Public Service Board is a policy made by the government as a program of Performance Based Budgeting that has meaning to the intellectual and the welfare of society, the implementation of the Public Service Board based budgeting starts from a Business Strategic Plan made then implemented in the Business Plan and Budget. In the Public Service Board's policy gives the government the flexibility to RSUP Fatmawati in managing its finances, but the government has a responsibility to the public to educate and welfare of the community by providing a budget to RSUP Fatmawati. Budget provided by the government only 20% of the state budget, it is reaping the problems in RSUP Fatmawati interesting and make revenue from services and others.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Jeremy T.
Abstrak :
Latar Belakang: Durasi pengobatan untuk cedera uretra rata-rata memakan waktu 3-6 minggu, durasi pengelolaan yang lebih lama ini memengaruhi biaya prosedur. Kami bermaksud untuk membandingkan analisis efektivitas biaya dan rata-rata biaya pengobatan untuk cedera uretra, khususnya untuk total gangguan cedera uretra di Rumah Sakit Umum H Adam Malik dengan studi lainnya. Metode: Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Adam Malik antara tahun 2014 dan 2019. Kami mencakup setiap prosedur Reseksi dan Anastomosis Uretra. Biaya dihitung dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS), dan kemudian data dibandingkan dengan data dari negara-negara lain. Hasil: Sebanyak 18 reseksi anastomosis uretra antara tahun 2014-2019 dimasukkan dalam penelitian ini. Rata-rata biaya total adalah Rp21.850.856, dengan biaya total minimum sebesar Rp8.407.624, dan biaya total maksimum sebesar Rp74.432.827. Biaya tersebut dibagi oleh BPJS menjadi tiga tingkat: tingkat 3 (terendah), tingkat 2, dan tingkat 1 (tertinggi). Namun, program ini hanya mencakup rentang 9.567.700 IDR hingga 21.170.500 IDR, yang menyebabkan disparitas yang signifikan. Disparitas ini telah mengakibatkan rumah sakit di seluruh Indonesia harus membatasi jumlah layanan urologi yang dapat mereka berikan. Sebagai perbandingan, biaya total rata-rata prosedur reseksi dan anastomosis uretra dari beberapa studi di Amerika Serikat menunjukkan biaya minimal sebesar Rp120.167.068,45, hingga Rp242.624.550,80. Kesimpulan: Disparitas antara biaya yang dikembalikan oleh BPJS dan biaya aktual yang ditanggung oleh rumah sakit untuk prosedur reseksi dan anastomosis uretra mengakibatkan kerugian keuangan bagi rumah sakit. Akibatnya, prosedur-prosedur ini tidak dapat dilakukan secara rutin. ......Background: Treatment duration for urethral trauma took on average 3-6 weeks, this extended management duration affects the cost to the procedure. We thought to compare the cost-effective analysis and the mean cost of treatment in urethral injury specially for total disruption of urethral injury in H Adam Malik General Hospital with other studies. Background: The average duration of treatment for urethral trauma is 3-6 weeks. This extended management duration affects the cost of the procedure. We aim to compare the cost-effective analysis and the mean cost of treatment for urethral injury, specifically for total disruption of urethral injury in H Adam Malik General Hospital, with other studies. Methods: This study was conducted at Adam Malik General Hospital between 2014 and 2019. We included every Urethral Resection and Anastomosis procedure. The Cost was calculated from The Department of Social Security, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS), and then the data compare with data from other countries Result: A total of 18 urethral anastomosis resection between 2014-2019 were included in this study. The mean total cost was Rp21,850,856, with a minimum total cost of Rp8,407,624, and a maximum total cost of Rp74,432,827. The cost was stratified by BPJS into three level from levels: level 3 (lowest), level 2, and level 1 (highest). However, the program only covered a range of 9,567,700 IDR to 21,170,500 IDR, leading to a significant disparity. This disparity has resulted in hospitals across Indonesia having to limit the number of urological services they can provide. In contrast, the mean total urethral resection and anastomosis procedure cost from several studies in USA shows a minimal cost of Rp120,167,068.45, to Rp242,624,550.80. Conclusion: The disparity between the cost reimbursed by BPJS and the actual cost incurred by the hospital for urethral resection and anastomosis procedures results in financial losses to the hospital. As a result, these procedures cannot be performed routinely.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shepard, Donalds S.
Geneva: World Health Organization, 2000
338.473621 SHE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>