Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siahaan, M. Rondang
Abstrak :
Fenomena sosial di perkotaan yang kini menarik perhatian dari berbagai pihak yaitu anak jalanan yang merupakan bagian dari komunitas kota. Anak jalanan menyatu dengan kehidupan jalanan dimana jalanan menjadi lapangan hidup, tempat memperoleh pengalaman hidup dan sarana untuk mencari penyelesaian masalah ekonomi maupun sosial. Kampanye sosial penanggulangan Anak JaIanan Studi yang dilakukan oleh Direktorat Kesejahteraan Anak, Departemen Sosial RI di satu sisi bertujuan untuk membangkitkan perhatian masyarakat luas agar mereka mengetahui, dan memanfaatkan program penanganan anak jalanan khususnya kelompok sasaran yaitu keluarga miskin dan anak jalanan; sedangkan di segi lain bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap masalah-masalah sosial khususnya penanganan anak jalanan. Analisa kebijakan program jaring perlindungan sosial Melalui rumah singgah bagi kehidupan anak jalanan menggunakan tahapan analisis kebijakan penanganan anak jalanan yang diawali dari tahap verifikasi, definisi dan rincian masalah kebijakan program penanganan anak jalanan, kedua, penentuan kriteria dan evaluasi program penanganan anak jalanan, ketiga, melakukan identifikasi alternatif kebijakan program penanganan anak jalanan, keempat, melakukan evaluasi kebijakan program penanganan anak jalanan, kelima, display dan seleksi diantara alternatif program penanganan anak jalanan dan keenam, monitoring outcomes dan kebijakan program penanganan anak jalanan. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan informasi-informasi yang belum didapatkan dari jawaban yang ada dalam kuesioner. Pendekatan kualitatif menggunakan wawancara kualitatif (terbuka atau berstruktur) agar dapat memberikan gambaran lebih detail dengan cara wawancara intensif, observasi dan partisipasi. Pendekatan kualitatif digunakan untuk melihat bagaimana kampanye sosial penanggulangan anak jalanan yang dilakukan oleh Departemen Sosial RI terhadap tanggung jawab sosial masyarakat kepada anak jalanan di empat kota di Indonesia yaitu kota Jakarta, Bandung, Surabaya dan Makasar. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa peran pemerintah pusat dalam merumuskan kebijakan penanganan anak jalanan tampak dominan. Peran tersebut didelegasikan kepada departemen-departemen pemerintah yang terkait. Sejak tahun 1995, Departemen Sosial RI merupakan departemen yang paling bertanggung jawab dalam merumuskan kebijakan penanganan anak jalanan. Namun demikian, Departemen Sosial RI sebenarnya bukanlah sebagai aktor tunggal. Sebagian besar kebijakan yang dirumuskan adalah hasil tawar menawar dengan Sappenas dan DPR. Institusi lainnya seperti pemerintah daerah dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat belum berperan banyak dalam merumuskan kebijakan mengenai anak jalanan secara nasional. Namun akhir-akhir ini mulai ada upaya Departemen Sosial RI untuk membangun kemitraan dengan para wakil rakyat untuk turut serta merumuskan kebijakan anak jalanan. Model pemusatan kebijakan itu dikenal dengan model imperalif atau kebijakan terpusat (Dye, I976). Namun sekarang ini telah bergeser paradigma dari kebijakan imperatif ke kebijakan Endikalif atau partisipatif, dimana pemerintah pusat hanya menentukan besaran kebijakan dan pelaksanaannya diserahkan kepada LSM dan masyarakat lokal. Kondisi ini merupakan hal yang seharusnya dilaksanakan di masa depan sejalan dengan berlakunya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Produk legislasi tersebut menjadi tantangan bagi Pemda, masyarakat maupun LSM untuk berpartisipasi melahirkan kebijakan yang sesuai dengan kondisi di daerah, Namun apakah kebijakan terpusat sudah sepenuhnya ditinggalkan, atau integrasi kedua model kebijakan itukah yang menjadi alternatif terbaik bagi pemecahana permasalahan anak jalanan. Dalam hal ini sangat diperlukan restrukturisasi kebijakan pada tingkat makro (nasional), mezzo (propinsi) sampai mikro (kabupatenikota); yang dapat memadukan perencanaan dari atas dan dari bawah secara proporsional. OIeh karena itu, tujuan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan anak tetap harus memadukan komitmen nasional yang hams didukung dengan kebijakan operasional yang sesuai dengan kondisi daerah yang beragam. Untuk mengantisipasi berkembangnya permasalahan yang dialami anak-anak jalanan, perlu ditindaklanjuti pengembangan program penanganan anak jalanan, beberapa alternatif yang dapat ditawarkan melalui pertama, Pengembangan Sistem Pelayanan Rumah Singgah, Kedua, Child Protection Program (CPP) terdiri dari Residential Care Program (Home Life), Program Pendidikan, Program Pemeliharaan Kesehatan dan Gizi, Program Manajemen Kasus, Program Pengembangan Jaringan Kerja, Konsultasi dan Advokasi, Pusat Pelayanan Kesejahteraan Anak (Child Centre) dengan Sistem Terbuka, Ketiga, Family Support Programs (FSP), Keempat, Community Building Program.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwi Alimuddin
Abstrak :
Krisis moneter yang terjadi menyebabkan kesejahteraan keluarga menurun dan mengakibatkan anak terpisah dari orang tuanya. Hal ini yang menyebabkan anak turun kejaian. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan sosial yang kompleks. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi "masalah" bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan negara. Namun, perhatian terhadap anak jaianan tampaknya belum begitu besar dan solutif Padahal mereka adalah saudara kita. Mereka adalah amanah Allah yang harus dilindungi, dijamin hak- haknya, sehingga tumbuh kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa depan cerah. Dalam kaitan ini peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peranan Rumah Singgah insan Mandiri dalam membina anak jalanan. Tujuan penelitian ini pertama adalah mengidentifikasi karakteristik anak jalanan yang dibina oleh Rumah Singgah Insan Mandiri, mengevaluasi keberhasilan Rumah Singgah Insan Mandiri, mengetahui peranan Rumah Singgah Insan Mandiri dalam upaya meningkatkan Ketahanan Wilayah DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang menghasilkan data diskriptif yang menggambarkan tentang peranan Rumah Singgah dalam membina anak jalanan. Penelitian ini dilakukan di Rumah Singgah Insan Mandiri, Kelurahan Bukit Dud, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan teknik pengamatan partisipatif terhadap objek penelitian, teknik wawancara terhadap informan sebagai narasumber yang terkait langsung. Teknik analisa data dilakukan dengan mendiskripsikan data yang diperoleh balk data primer maupun sekunder dengan analisis secara kualitatif untuk melihat keberhasilan Rumah Singgah. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Anak Jalanan Binaan Rumah Singgah Insan Mandiri memiliki karakteristik Umur, terbanyak 11-19 tahun (67,53%), Pekerjaan di jaian, terbanyak pengarnen (50,6%), Penghasilan anak, terbanyak Rp. 11.000- Rp. 15.000 (54,5%), Lama dijalan 1-6 jam (63%), Pendidikan pelajar sekolah ( 67,53 %), Pekerjaan orang tua, pemulung (48%). Memiliki ciri fisik; warna kulit sawo mating, pakaian tidak terurus, rambut tidak terurus, kondisi badan tidak terurus, Ciri Psikis; mobilitas tinggi, kreatif, semangat hidup tinggi, berwatak keras, berani menangg ung resiko, mandiri. Berdasarkan pembentukannya, Rumah Singgah Insan Mandiri telah berhasil mencapai tujuan dad apa yang diharapkan dalam rangka pembinaan anak jalanan, 26 orang sudah tidak di]aian lagi, ada 5 orang di bina ke panti sosial Bambu Apus, 4 orang dibina ke Panti Sosial Asuhan Anak ( PSAA) Putra Utama Lima Duren Sawit, 34 orang sedang mengikuti pelatihan. Keberadaan Rumah Singgah Insan Mandiri dapat mendidik dan mengembangkan moral anak jalanan menjadi warga masyarakat yang produktif dan berguna sehingga mampu memberikan konstribusi terhadap peningkatan Ketahanan Wilayah DKI Jakarta.
Monetary crisis which has happened cause family welfare decrease and many children separated from their parents. Those cause children come to the street to find job. Those phenomenon spread in all over Indonesia and become as complex social problems. Life as street children is not a comfortable option, because they are in the condition of unclear future, their existing is often become problems for many parties, families, public and nation. However, attention to street children look like not yet too enough to find solution. Whereas they are as apart of us. They are as a mandate from Allah which should be protected, guaranteed their rights, so they can grow as a useful, civilized adult and have good future. In relation to those matters, the author intend to study how the role of Rumah Singgah Insan Mandiri is in building those street children. The purpose of this research, firstly, is to understand the success of Rumah Singgah, to know the implementation of vision and mission of Rumah Singgah Insan Mandiri, to understand the role of Rumah Singgah in giving contribution to the tenacity of DKI Jakarta area. Research Method used is qualitative method, which produce descriptive data explain concerning the role of Rumah Singgah in building street children. This research is done in Rumah Singgah Insan Mandiri, village of Bukit Duri, sub-district of Tebet, Jakarta Selatan. To collect data, this research use participative observation technique to research objects, interview technique for informants as resource person who have direct relation. Data analysis technique is done by describing data collected, either primary or secondary data to analysis qualitatively in order to see the success of Rumah Singgah. Based on the result of research, that Street Children of Rumah Singgah Insan Mandiri has characteristics of age, the most 11-19 years old (67,53%), has job on the street (50,6%), the most income around Rp 11.000 - Rp. 15.000 (54,5%), period in. the street 1-6 hours (63%), school education (56,53%), their children as rubbish picker (48%). Based on the established of Rumah Singgah, Rumah Singgah Insan Mandiri has attained their purposes and objectives to build street children. There are 26 children have not been on the street anymore, and 5 children in social house Bambu Apus, 4 children are built in Social Agency Duren Sawit, 34 children is in training. The existing of Rumah Singgah Insan Mandiri can educate and develop morality of street children become productive and beneficial people, so they can give contribution to the increasing of tenacity of DKI Jakarta area.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2007
T20737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kris Hendrijanto
Abstrak :
Krisis ekonomi yang berlanjut dengan krisis multidimensi yang dialami Indonesia, telah mengakibatkan melonjaknya jumlah keluarga miskin. Tekanan ekonomi yang dialami oleh keluarga miskin tersebut, menempatkan 'anak' sebagai pihak yang paling sering dikorbankan, mulai dari anak yang harus berhenti sekolah di usia dini, hingga anak yang terpaksa harus ikut bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Tak urung, jalanan menjadi pilihan yang rasional bagi anak-anak tersebut untuk mencari nafkah. Kehidupan sebagai anak jalanan menghadapkan anak-anak tersebut pada kondisi yang rawan bagi terjadinya berbagai bentuk tindak kekerasan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi berbagai dimensi dan pola kekerasan yang dialami oleh anak jalanan, berikut siapa saja pihak-pihak yang menjadi pelaku kekerasan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu sebuah pendekatan penelitian yang bertitik tolak dari paradigma fenomenologis yang objektivitasnya dibangun atas rumusan tentang situasi tertentu sebagaimana yang dihayati oleh individu atau kelompok sosial tertentu. Pendekatan kualitatif dipilih karena sasaran atau obyek penelitian dalam penelitian ini dibatasi, yang hal ini dimaksudkan agar penggalian data dapat dilakukan secara lebih mendalam. Interaksi antara peneliti dan .informan menjadi hal yang sangat esensial dan menjadi fokus dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian studi kasus, dengan menempatkan 3 (tiga) anak jalanan yang tinggal di Yayasan SEKAR Tanjung Priok Jakarta Utara sebagai subyek kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (depth interview), observasi, dan studi dokumentasi. Analisa data dilakukan melalui proses mulai dari pembuatan transkrip wawancara, membuat terra-tema dan sub tema berdasarkan instrumen penelitian dan pengembangannya di lapangan, kernudian mengkategorisasikan keseluruhan informasi (transkrip) berdasarkan tema yang ditetapkan dan mereduksi informasi yang tidak sesuai dengan tema-tema tersebut, sampai dengan melakukan interpretasi untuk menyimpulkan temuan-temuan di lapangan tersebut berdasarkan pertanyaan penelitian. Teori-teori yang diperlukan untuk memperluas wawasan peneliti sebelum turun ke lapangan dan sebagai dasar pijakan teoritis bagi pelaksanaan analisis terhadap hasil penelitian ini meliputi teori tentang anak jalanan (pengertian anak jalanan, karakteristik anak jalanan, dan faktor penyebab menjadi anak jalanan), serta teori tentang kekerasan (pengertian kekerasan, kekerasan terhadap anak, dimensi-dimensi kekerasan, pola kekerasan, pelaku kekerasan, dan faktor penyebab terjadinya kekerasan, serta hak-hak dan kebutuhan anak). Selanjutnya, teori yang dikemukakan oleh Galtung menjadi teori utama yang digunakan untuk menganalisis tentang dimensi dan pola kekerasan, berikut pelaku kekerasan terhadap anak jalanan, sebagaimana yang menjadi tujuan penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis penelitian, dapatlah disimpulkan bahwa anak jalanan memang hidup dalam situasi yang penuh dengan kerawanan. Mereka seringkali menjadi korban dari berbagai bentuk tindakan kekerasan, baik kekerasan yang bersifat personal maupun struktural, baik yang menampakkan dimensi fisik maupun psikologis, baik yang ada obyek maupun tanpa obyek, serta baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Kekerasan personal atau disebut juga dengan kekerasan langsung adalah kekerasan yang menyangkut pribadi (person), karena baik subyek maupun obyek- dari kekerasan tersebut adalah manusia konkrit. Kekerasan personal memiliki sifat dinamis, mudali diamati, memperlihatkan fluktuasi yang hebat yang dapat menimbulkan terganggunya 'realisasi jasmani dan mental aktual' seseorang berada di bawah 'realisasi potensialnya'. Adapun kekerasan struktural atau disebut juga dengan kekerasan tidak langsung adalah kekerasan yang terjadi karena munculnya situasi-situasi negatif seperti ketimpangan-ketimpangan dalam sumber daya, pendapatan, kepandaian, pendidikan dan monopoli kekeasaan pada sekelompok orang tertentu yang mengakibatkan terjadinya kemiskinan atau ketidakadilan sosial. Situasi seperti itu menyebabkan sekelompok orang tertentu berada pada posisi sub-ordinat, tersisih, termarginalkan, dan tereksploitasi, sedemikian hinga realisasi aktualnya berada di bawah realisasi potensialnya. Penelitian ini juga berhasil memetakan bahwa terdapat pihak-pihak yang dapat menjadi pelaku kekerasan terhadap anak jalanan. Pihak-pihak tersebut terdiri atas; orang tualkeluarga anak jalanan, anak jalanan yang lain (sesama anak jalanan), masyarakat umum, dan pemerintah (aparat). Oleh karena itu, tesis ini mengakhiri tulisannya dengan memberikan rekomendasi terhadap pihak-pihak tersebut, dengan harapan keberadaan anak jalanan maupun tindakan kekerasan yang terjadi terhadapnya dapat diminimalisir di waktu-waktu ke depan.
Economic crisis which is continued by multidimensional crisis that is suffered by Indonesia, has increased quantity of poverty family. The economic pressure which is suffered by that poverty family, put children as injured party, start on children which must stop their school in young age, until children which must work to increase family's income. For sure, street is a rational choice for that children to get income. Living as street children make them very anxious for many violence. This research is aimed to identify all dimension and violence model which is suffered by street children, and also who do the violence. This research use qualitative approach, it is a research approach which is based on phenomenological paradigm that it's objectivity is built on formulation about certain situation as being felt by person or any social community. A qualitative approach is choused because of target or object of research in this research is limited, in order to gather data can be done deeper. Interaction between researcher and informant is being very essential and being focus of research. This research use case study research type, which put 3 (three) street children that live in Yayasan SEKAR Tanjung Priok, North Jakarta as case subject. Data gathering is done by depth interview, observation and documentation study. Data analyzing is done by process, start on making interview transcript, making themes and sub theme base on research instrument and its field improvement, and then categorizing all information (transcript) base on decided theme and information reduction which not correspond with the themes, until interpretation to summarize data in the field by research question. Theory which is needed to extend the researcher knowledge before to go to field and as base of theoretical stepping for implementation of analyze by result of this research including the theory about street children (definition, characteristic, and cause factor its become to the street children), and also theory about violence (definition of violence, violence for the street children, violence's dimension, violence's pattern, violence perpetrator, and cause factor of violence, also rights and child requirement). Hereinafter, theory which is opened by Galtung has become the major theory which is used to analyze about dimension and violence's pattern, following violence perpetrator to street children, as becoming this research target. Pursuant to result of analyze the research, inferential that the street children it is true live in the situation which is full of crisis. They oftentimes have become the victim from various form of violence action, including of violence having the character of personal and also structural, both of looking at physical dimension and psychological, both of there is object and without object, and also both of willful and do not willful. Personal violence or referred as also direct violence is violence which is concerning personal, because of both of subject and also object from the violence is human real. Personal violence have a dynamic quality, it is easy to perceived, showing good fluctuation which can generate annoying of 'physical realization and the actual of mentality' somebody under its 'potential realization'. As for structural violence or referred as also indirect violence its happened because of negative situations appearance like lameness in resource, income, cleverness, education and the power monopolies at certain community which is resulting both of poverty and social injustice. Its condition have caused it certain community to be at sub-ordinate position, excluded, marginal, and exploited, thus the actual realization its under the potential realization. This research also succeed to map the presence of violence perpetrator to the street children, that are; their parent or their family, other street children, public society, and government. Therefore, this thesis terminate its article by giving recommendation to all of them with expectation that the existence of street children and also violence action that happened for them can be minimized to the future.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Purwaningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah Pemeliharaan anak merupakan suatu masalah sosial yang ada pada setiap negera manapun, khususnya terhadap pemeliharaan anak-anak terlantar. Sebagai contohnya di Indonesia ini masalah pemeliharaan anak terlantar mendapat perhatian yang cukup besar dari Departemen Sosial antara lain yaitu dengan menyalurkan anak-anak terlantar tersebut pada lembaga-lembaga atau dinas sosial seperti misalnya Yayasan Panti Asuhan. Panti Asuhan sebagai suatu lembaga sosial memegang peranan penting dalam hal pemeliharaan anak, khususnya anak-anak tenlantar. Dengan disalurkannya anak-anak terlantar ke lembaga sosial maupun dinas sosial seperti yang disebutkan di atas maka diharapkan anak-anak terlantar ini dapat menikmati kehidupan yang layak, kehidupan yang layak di sini maksudnya adalah kehidupan yang wajar yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan dan kasih sayang. Namun selain adanya kebutuhan tadi, masih diperlukan lagi adanya suatu perlindungan hukum bagi anak-anak, terutama yang berada di panti asuhan. maksudnya adalah agar diperoleh rasa aman di dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di dalam panti. Dengan demikian diharapkan anak anak terlantar yang bernaung pada yayasan panti asuhan dapat benar-benar menjadi generasi muda penerus cita-cita bangsa seperti yang diharapkan oleh seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Puspita
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1996
S26325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Silvia Salsabila
Abstrak :
ABSTRAK
Fenomena anak jalanan merupakan sebagian kecil dari fenomena ?nyata? yang menggambarkan ketidakadilan yang dialami oleh anak-anak. Fenomena ini terdapat hampir di seluruh dunia, baik pada negara-negara maju maupun negara-negara berkembang dengan jumlah atau proporsi yang beragam. Permasalahan tersebut hingga saat ini masih merupakan permasalahan sosial yang belum kunjung terselesaikan.

Beberapa program telah dirancang dan diimplementasikan untuk pengentasan masalah ini, namun masih belum dinilai dapat memuaskan dan menuntaskan permasalahan ini disebabkan oleh satu dan lain hal. Sebagian besar program-program yang ada, menitikberatkan pada upaya penyediaan ?rumah? bagi anak-anak ini. Hal ini mengindikasikan adanya pandangan yang menganggap keberadaan ?rumah? bagi anak- anak jalanan adalah panting. Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian berkembang Iebih jauh, karena berdasarkan observasi yang dilakukan, ternyata tidak hanya rumah ?buatan" hasil dari program, melainkan juga rumah orang tua atau rumah sendiri, pun tidak berhasil membuat anak-anak jalanan merasa ?at home?. Bagaimana sebenarnya arti ?rumah? yang bagi anak-anak jalanan ini?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori psikologi perkembangan bagi anak dalam usia sekolah yang di antaranya dikemukakan oleh Piaget dan Erikson, teori mengenai anak jalanan dari Lucchini, YKAI dan lain sebagainya, teori-teori mengenai persepsi, rumah, dan teori hirarki kebutuhan dari Maslow.

Penelitian yang dilakukan disini bersifat kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara dan observasi. Keempat responden ternyata memiliki penghayatan arti ?rumah? yang bersifat sangat subjektif; yang dipengaruhi oleh pengalaman., kebutuhan dan harapan yang dimiliki oleh masing-masing responden terhadap rumah. Setelah dilakukan analisis individual bagi setiap kasus, penulis juga melakukan analisis banding antar kasus, yang berusaha menemukan persamaan dan perbedaan untuk setiap kategori pengalaman, kebutuhan dan harapan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keempat responden memiliki persepsi mengenai rumah yang kurang lebih sama, pada setiap kategori pengalaman, kebutuhan dan harapan. Hanya ada satu responden yang memiliki perbedaan yang berarti dalam kategori kebutuhan (Maslow) dengan mengungkapkan adanya kebutuhan untuk menjadikan rumah sebagai tempat untuk mengaktualisasikan diri.

Selain itu juga dilakukan pembahasan mengenai faktor-faktor yang menimbulkan perasaan ?lekat? (place of attachement) terhadap rumah. Analisis-analisis yang dilakukan ini juga melibatkan analisis banding dengan proporsi-proporsi teoritis yang berkaitan dengan hal yang dianalisis.
2000
S3009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riordan, Rick
Jakarta: Mizan Pustaka, 2013
813.6 RIO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Riordan, Rick
Abstrak :
Thor's hammer is missing again and this time it isn't just lost, it has fallen into enemy hands. If Magnus Chase and his friends can't retrieve the hammer quickly, the mortal worlds will be defenseless against an onslaught of giants.
Jakarta: Mizan Publika, 2016
813.6 RIO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library