Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwo Husodo
Abstrak :
Spengler memandang morfologi sejarah dunia sebagai tema baru dalam filsafat yaitu tentang dunia sebagai sejarah yang dilawankan dengan morfologi dunia sebagai alam. Tema filsafat baru tersebut menggambarkan tentang kehidupan dan menghadirkannya tidak sebagai hal yang telah menjadi (thing-become) tetapi hal yang sedang menjadi (thing-becoming). Berdasarkan dengan morfologi dunia sebagai sejarah dan morfologi dunia sebagai alam, menurut Spengler ada dua metode atau cara memahami dunia yaitu metode fisiognomik dan sistematik. Berkaitan dengan hal tersebut Spengler membedakan apa yang ia namakan dengan pendekatan Ptolemaios dan Copernicus tentang sejarah. Dalam morfologi dunia sebagai sejarah, Spengler memakai analogi komparatif yang dalam bidang biologi diistilahkan dengan homologi. Prinsip homologi ini pada filsafat sejarah Spengler dikonotasikan dengan kata sejaman atau kontemporer. Spengler menunjukkan bahwa dua fakta sejarah yang terjadi dalam posisi yang sama di dalam kebudayaan-kebudayaan besar dan memiliki arti yang sama pentingnya adalah kontemporer. Spengler memandang kebudayaan sebagai kesatuan unsur-unsur yang saling berhubungan, seperti halnya yang terdapat dalam organisme. Setiap kebudayaan mengikuti keharusan kronologis seperti halnya siklus dalam organisme. Setiap kebudayaan memiliki musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Dalam kebudayaan Barat, menurut Spengler mengalami 4 tahap perkembangan yaitu: tahap prakultur, tahap kultur awal, tahap kultur akhir dan tahap peradaban. Menurut Spengler, gambaran sejarah dunia tidak bias diterangkan melalui peristiwa-peristiwa natural. Keruntuhan kebudayaan Mesir kuno misalnya, tidak bias diterangkan secara natural melainkan harus menggunakan ketelitian yang mendalam melalui observasi, simpati dan observasi. Dalam pandangan Spengler, simbol utama dan ekspresi jiwa kebudayaan ditentukan oleh bentuk ruang yang berbeda, sehingga mempunyai makna dan corak yang berbeda pula. Misalnya, simbol utama dan ekspresi jiwa kebudayaan Klasik adalah ruang yang terbatas sedangkan kebudayaan Barat adalah ruang yang tidak terbatas. Di dalam gambaran dunia, ide tentang nasib dan kausalitas sangat berperanan. Ide tentang nasib menuntut pengalaman hidup, sedangkan kausalitas menuntut pengalaman ilmiah. Ide tentang nasib tendapat suatu logika organis atau logika instingtif, sedangkan kausalitas mempunyai logika inorganis atau logika pemahaman. Kausalitas adalah . sesuatu yang dapat dipahami oleh akal tetapi nasib adalah suatu kata untuk suatu kepastian batiniah yang tidak dapat dilukiskan. Dengan demikian unsur morfologis dari, kausalitas adalah suatu prinsip dan unsur morfologis dari nasib adalah suatu ide. Ide tentang nasib mendominasi seluruh gambaran dunia tentang sejarah, sementara prinsip kausalitas mendominasi seluruh gambaran dunia tentang alam.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Southgate, Beverley
London: Routledge , 1996
901 SOU h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stanford, Michael
Oxford: Blackwell Publishers, 1998
901 STA i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Burckhardt, Jacob, 1818-1897
Stuttgart: Alfred Kroner Verlag, 1949
JER 900 BUR w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Romein, Jan
Amsterdam: N.V.EM.Quirido`s, 1950
BLD 900 ROM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Geyl, Pieter, 1887-1966
New York: The World Publishing, 1971
907.2 GEY d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jaspers, Karl
London: Routledge & Kegan Paul, 1949
907.2 JAS o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Collingwood, R.G.
Oxford: Clarendon Press, 1946
901 COL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hegel, George Wilhelm Friedrich
New York: Dover, 1956
109 HEG p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lovejoy, Arthur O.
New York: Harper Torchbooks, 1960
109 LOV g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>