Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soibah Hasni Fitrida
Abstrak :
Penulisan ini mengangkat permasalahan mengenai perjuangan yang dilakukan oleh seorang tokoh dari Betawi asal Klender bernama Haji Darip, mulai dari awal revolusi kemerdekaan Indonesia di Klender sampai setelah tertangkapnya ia oleh tentara Belanda di Purwakarta. Di antaranya tentang latar belakang Haji Darip, yang merupakan rakyat biasa tanpa dasar pendidikan politik apapun, ikut berjuang melawan tentara Sekutu Inggris dan Belanda (MICA); dan potensi-potensi yang ada di Klender yang menjadi faktor pendukung perjuangan Haji Darip dan rakyat Klender. Tujuan penulisan ini ialah untuk menampilkan kisah perjuangan seorang tokoh lokal (Haji Darip) dalam memimpin barisan rakyat dan berhasil membuat Klender menjadi daerah pertahanan yang kuat sampai akhir tahun 1945.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggit Nirwaningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia dihadapkan lagi pada gejolak kekerasan yang dilakukan oleh tentara Sekutu. Kedatangan tentara Sekutu setelah kemerdekaan Indonesiatersebut tentu saja tidak bisa diterima bangsa Indonesia, sebab kedatangan mereka tidak lain ingin mengambil lagi kekuasaan di Indonesia.

Pada bulan September 1945 setelah mendaratnya kapal Sekutu di Tanjung Priok para pemuda pejuang Bekasi mengadakan pembalasan setelah tentara Sekutu melakukan kekerasan terhadap penduduk sipil. Pertempuran di Bekasi antara pemuda pejuang Bekasi melawan tentara Sekutu dalam mempertahankan kemerdekaan akan terungkap dalam skripsi ini. Di daerah Bekasi ini nantinya dijadikan daerah pertahanan oleh pemuda pejuang untuk menangkal serangan tentara Sekutu yang datang dari Jakarta.
1990
S12138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daryono Setiawan
Abstrak :
Pada tanggal 19 Desember 1948, tentara Belanda melancarkan Agresi Militernya yang ke dua dan menduduki Ibukota RI Yogyakarta. Serangan Belanda dilancarkan dari udara dan berbagai arah, dari arah Banyumas, Semarang, Laut Jawa (pendaratan marinir). Sedangkan dari arah timur serangan dilancarkan dari Mojokerto dan Malang. Selama Perang Kemerdekaan II Karesidenan Surakarta ditetapkan menjadi wilayah Wehrkreise I dibawah komandan Brigade 5 Letkol Slamet Riyadi dan Wehrkreise I dibagi menjadi enam sub Wehrkreise (SWK) yaitu: SWK 100, 102, 103, 104, 105, 106. SWK 100 di bawah pimpinan Mayor Suradji, SWK 101 di bawah pimpinan Mayor Sunitoyoso, SWK 102 di bawah pimpinan Mayor Soenaryo, SWK 104 di bawah pimpinan Mayor Soeharto, SWK I05 di bawah pimpinan Mayor Hartadi, dan SWK 106 di bawah pimpinan Mayor Achmadi (Tentara Pelajar/TNI Detasemen II Brigade 17). Mendengar perundingan Indonesia-Belanda terbuka kembali pada bulan April 1949, berita desas-desus akan diadakannya gencatan senjata semakin ramai yang dapat berakibat pada melemahnya semangat perjuangan karena kondisi yang tidak menentu. Untuk menghadapi segala kemungkinan selanjutnya selaku komandan SWK 106 maka Mayor Achmadi pada tanggal 25 April 1949 mengeluarkan Pedoman Rencana Masuk Kota yang menjadi pegangan bagi para komandan rayon. Kemudian pada awal Mei 1949 di Rayon II tepatnya di Dukuh Wonosido kelurahan Sidokerto diadakan rapat antara Rayon yang ada yang bertujuan untuk mengembangkan kekuatan yang ada. Keadaan yang tidak menentu tersebut berakhir dengan keluarnya instruksi Gubemur Militer Daerah Militer II KoloneI Gatot Subroto yaitu Instruksi No.16A tanggal 10 Juni 1949. Dengan instruksi tersebut maka semangat para pelajar pejuang bangkit kembali yang terbukti dengan segera dikeluarkannya perintah siasat no.447/VI/M.P2 SV/P.S 49 tanggal 26 Juni 1949 untuk mengadakan serangan_-serangan secara gerilya baik siang maupun malam. Setelah temyata kota Solo tidak dapat dipertahankan lagi, maka seluruh pelajar pejuang keluar kota menuju arah Timur ke Bekonang selanjutnya Mayor Achmadi diangkat sebagai komandan pertempuran kota Solo yang mempunyai daerah operasi terhadap kota Solo dan sekitarnya. Wilayah operasi ini kemudian disebut Sub Wehrkreise Arjuna 106 atau disingkat SWK Arjuna106. Selama perang gerilya tersebut pernah diadakan Serangan Umum (SU) I ke kota Solo pada tanggal 8 Februari 1949 yang hasilnya kurang memuaskan dan kemudian diadakan Serangan Umum (SU) II ke kota Solo pads tanggal 2 Mei 1949, yang kali ini mendapatkan hasil yang memuaskan dibandingkan SU I.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library