Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Conant, James B.
Massachusetts: Harvard University Press, 1958
943 CON g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dudy Syafruddin
Abstrak :
Globalisasi yang berkembang Pascaperang Dunia II telah meningkatkan mobilitas manusia dan informasi secara masif serta menyebabkan pertukaran budaya yang semakin luas dan intens. Masifnya pergerakan dan pertukaran tersebut mengubah paradigma dalam memandang ruang, waktu, dan budaya. Semua itu tidak lagi dianggap sebagai entitas yang homogen dan statis melainkan cair dan heterogen. Transkulturalitas menjadi salah satu fenomena yang muncul sebagai pembacaan ulang atas postkolonialisme yang telah berkembang sejak dua dekade akhir abad ke-20. Transkulturalitas melihat pertemuan budaya lebih dicirikan oleh porositas, pertukaran, keterjeratan, dan hibriditas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi wacana kolonial dalam novel Sturm über Südwest-Afrika, karya Ferdinand May (1962) yang terbit di Jerman Timur dan Morenga karya Uwe Timm (1978) yang terbit di Jerman Barat Pascaperang Dunia II melalui pendekatan transcultural. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis representasi dan rekonstruksi memori kolonial Jerman Pascaperang Dunia II dalam kedua novel tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan transkultural yang mencoba mendekonstruksi konsep-konsep pertemuan budaya dan memori budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di ruang koloni terjadi relasi yang saling terjerat dan meresap sehingga memungkinkan adanya kesalingtergantungan di antara pendatang Jerman dan penduduk pribumi di Afrika Barat Daya. Kompleks pemukiman dan lahan pertanian menunjukkan adanya kesaling tergantungan tersebut. Sementara pertemuan spiritualitas kristen dan animisme menunjukkan adanya pori yang memungkinkan menyerapnya pengaruh ke dalam ajaran Kristen. Demikian pula dengan kapal dan pelabuhan yang menunjukkan keterjeratan antara metropolitan dan pinggiran melalui komoditas kolonial. Pertemuan budaya di ruang koloni tersebut telah berusaha dijembatani oleh para perantara budaya. Namun demikian, transkulturalitas secara makro tidak terbentuk karena transkulturalitas secara mikro masih belum dimiliki oleh kebanyakan pendatang Jerman. Sementara itu, konstruksi memori kolonial dalam kedua novel menunjukkan adanya pergerakan dan kesalingpengaruhan dalam memaknai memori kolonial. Kedua novel dibangun oleh kesamaan ideologi antikapitalisme dan antifasisme. Namun demikian terdapat perbedaan dalam mengungkapkan keduanya. Di Jerman Timur konstruksi memori kolonial terbentuk karena batasan yang dibuat oleh negara, Sementara di Jerman Barat memori kolonial lebih tampak sebagai memori yang dipengaruhi secara terbuka oleh berbagai pihak. ......Globalization developing after World War II has increased human mobility and massive information. In addition, it also contributes to cultural encounter which becomes wider and more intensive. This massive movement and exchange change paradigm in viewing space, time, and culture. All of those are no longer viewed as homogeny and static, but fluid and heterogenic. Transculturality has become one of the phenomena appearing as re-reading of post-colonialism which has developed since the last two decades at the end of the 20th century. Transculturality perceives that cultural encounter is marked as porosity, exchange, entanglement, and hybridity. This research aimed to analyze colonial discourse construction in the novel Sturm über Südwest-Afrika by Ferdinand May (1962) published in East German and Morenga by Uwe Timm (1978) published in West German after World War II through a transcultural approach. Moreover, this research also analyzed the representation and reconstruction of German colonial memory after World War II in those both novels. Furthermore, this research employed a transcultural approach attempting to deconstruct concepts of cultural encounters and cultural memory. The research result proved that in colonial space, entanglement might have happened, and then it was absorbed. As a result, it allowed interdependence among the German immigrants and native people of Southwest Africa. As a matter of fact, settlement complex and farming land identified the interdependence. On the other hand, Christian spirituality and animism showed a space allowing the influence to be absorbed in Christian values. Likewise, ships and harbors also indicated entanglement between metropolitan and suburban through colonial commodities. That cultural encounter in colonial space had been bridged by cultural agents. Nevertheless, macro transculturality was not established since micro transculturality was not owned by most German immigrants. Colonial memory construction in both novels identified movement and interdependence in interpreting the colonial memory. Both novels were created by similar ideologies; anti-capitalism and anti-fascism. Nonetheless, there are differences in expressing those terms. In East Germany, colonial memory construction was shaped due to restrictions made by the state. On the other hand, in West Germany it was viewed as a memory influenced openly by various parties.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Hanifia
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai pergeseran bentuk dan pergeseran makna yang terjadi pada hasil terjemahan artikel Massenmord und Holocaust dalam majalah digital Informationen 316: zur politischen Bildung yang terbit pada Maret 2012 oleh Google Translate dari bahasa Jerman ke bahasa Indonesia. Penerjemahan merupakan hal yang lazim dilakukan untuk memahami suatu informasi dari bahasa sumber BSu ke bahasa sasaran BSa . BSu dan BSa memiliki kaidah kebahasaan yang berbeda, dan hal tersebutlah yang menyebabkan terjadinya pergeseran bentuk dan pergeseran makna. Teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah teori penerjemahan oleh Newmark, Machali, dan Simatupang sebagai teori yang utama. Teori mengenai kategori sintaksis bahasa Jerman oleh Pittner dan Berman, teori kategori sintaksis bahasa Indonesia oleh Supriyadi, dan juga teori semantik digunakan sebagai teori penunjang. Selain pergeseran bentuk dan pergeseran makna, ketepatan hasil terjemahan yang mengalami pergeseran bentuk dan makna yang mengandung kesalahan yang menyebabkan kesalahpahaman disepadankan ke dalam BSa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kesalahan pergeseran bentuk sebesar 7,73 , begitu juga pada pergeseran makna terdapat kesalahan sebesar 7,73 .
ABSTRACT<>br> This research discusses about translation shift and modulation in the translation of Massenmord und Holocaust article from Informationen 316 zur politischen Bildung magazine published on March 2012 from german to indonesian by Google Translate. Translation is a common thing to do to understand informations from source language SL to target language TL . SL and TL have different language norms and that causes the translation shift and modulation. Translation theories by Newmark, Machali and Simatupang are the main theories, meanwhile theory about german syntax by Pittner and Berman, indonesian syntax category by Supriyadi and semantic theory are also used as supporting theories. In addition to translation shift and modulation, the accuracy of the translation rsquo s meaning mistakes are equivalenced to TL. This study shows that translation shift has 7,73 meaning mistakes, at the same time in modulation occurs 7,73 meaning mistakes.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahlert, Ulrich
Munchen: C.H. Beck, 1998
943.108 7 MAH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Treue, Wolfgang
Bonn : Inter Nationes, 1969
943.087 TRE g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zettl, Erich
Munchen : Max Hueber Verlag, 1972
943 ZET d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Klessmann, Christoph
Abstrak :
Buku ini merupakan ringkasan mengenai sejarah jerman timur dan barat sejak tahun 1945 hingga 1955 yang merupakan perkembangan masa depan dari kedua negara jerman tersebut. Hal-hal yang dibicarakan antara lain keadaan Jerman pasca terjadinya perang dunia. Dalam buku ini terdapat kumpulan gambar Jerman pasca perang dunia, keadaan kehidupan di Jerman, organisasi politik dan perkembangan mengenai poltik jerman.
Gotingen: Vandenhoeck & Rupert in Gottingen, 1991
JER 943.087 KLE d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Geiss, Imanuel
London: Routledge, 1997
943.07 GEI q
Buku Teks  Universitas Indonesia Library