Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dott, Robert H., Jr.
New York: McGraw-Hill , 1988
551.7 DOT e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
N. Daldjoeni
Yogyakarta: Ombak, 2019
911 DAL g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press , 1996
930.1 ARC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ching Yun Benzine
New York: Signet, 1991
813.52 CHI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yin, Robert K.
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004
001.432 YIN ct
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mbete, Aron Meko
"Penelitian linguistik historis komparatif ini mencakupi tiga bahasa di Nusa Tenggara, yaitu bahasa Bali, bahasa Sasak, dan bahasa Sumbawa. Ketiga bahasa itu dihipotesiskan memiliki keeratan hubungan kekerabatan. Melalui penelitian ini diperoleh bukti-bukti keeratan hubungan ketiga bahasa itu. Bukti kuantitatif yang ditemukan adalah kesamaan persentase rata-rata ketiga bahasa, berdasarkan 200 kata kosa kata dasar Daftar Swadesh, mencapai 50%. Persentase ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan bahasa Jawa dan bahasa Madura yaitu 41%, juga dengan bahasa Bima dan bahasa Manggarai yaitu 31%. Pada jenjang bawah, persentase kesamaan antara bahasa Sasak dan bahasa Sumabwa mencapai 64%.
Selanjutnya, bukti-bukti kualitatif ditemukan pula yaitu inovasi fonologis dan leksikal. Inovasi fonologis penguat kelompok berupa metatesis bersama, sedangkan inovasi leksikal mencakup 41 kata. Inovasi fonologis pemisah kelompok berupa hilangnya konsonan pertama (K1) pada deret konsonan di tengah kata; asimilasi nasal; dan perubahan =R > r dalam Bahasa Sasak dan bahasa Sumbawa. Dalam bahasa Bali *R > 0/4-, =R > O/V-V, dan =R > hi- #. Selain itu ditemukan pula 31 kata yang inovatif dalam bahasa Sasak dan bahasa Sumbawa.
Berdasarkan bukti-bukti kuantitatif dan kualitatif yang saling menunjang itu, dapat disimpulkan bahwa bahasa Bali, Sasak, dan Sumbawa merupakan satu kelompok tersendiri yang erat. Kelompok bahasa Bali-Sasak-Sumbawa beranggotakan bahasa Bali dan subkelompok Sasak-Sumbawa. Subkelompok Sasak-Sumbawa terdiri atas bahasa Sasak dan bahasa Sumbawa sebagai anggotaanggotanya.
Setelah direkonstruksi, ditemukan sistem fonem Protobahasa Bali-Sasak-Sumbawa (PBSS.). Fonem segemental PBSS terdiri atas enam vokal yaitu: *i 'u 'e *@ *o `a dan sembilan belas konsonan yaitu : *p *b in *t =d *n =r *R =s =1 *c "j `n `k g q n w y, konsonan-konsonan palatal hanya berdistribusi awal dan tengah; semi vokal' =w dan =y hanya berdistribusi tengah; glotalstop hanya berdistribusi akhir. Konsonan-konsonan lainnya berdistribusi lengkap. Selain itu ditemukan pula deret-deret vokal dan deret-deret konsonan. Kemudian, rekonstruksi leksikal menghasilkan 706 etimon. Selain itu, diperikan pula pantulan fonem Proto-Austronesia (PAN) dalam PBSS.

This historical comparative study is concerned with a group of three languages in Nusa Tenggara (Southeast Lesser Sunda islands), Indonesia, namely Balinese, Sasak, and Sumbawa. These three languages are-hypothesized to have a close genetic relationship. The result of the present study shows that the precentage of,similarity among the three languages, based on Swadesh 200-Wordlist is qualitatively 50%. This level of similarity is higher than the similarity to Javanese and Madurese, that is 36%, or to Bima and Manggarai which 31%. On the lower level, the similarity between Sasak and Sumbawa is 64%.
By the qualitative approach it was also found the lexical and phonological innovation were found. The phonological innovation that supports the grouping is the presence of mutual metathesis, while lexical innovation comprises 41 words. Phonological innovations that separate the group are the loss of the first consonant (C1) in consonant clusters in word medial position; nasal assimilation and the change of =R r are found in Sasak and Sumbawa. In Balinese 'R > 0/*-, *R > p (V-V), and *R > h/-#. 31 lexical innovation were found in Sasak and Sumbawa.
Based on the quantitative and qualitative approaches that are supporting each other, it is concluded that the three languages namely Balinese, Sasak, and Sumbawa belong to one exclusive group, that they are closely genetically related. Balinese-Sasak-Sumbawa is a group with Balinese and Sasak-Sumbawa subgroup as its members. The Sasak-Sumbawa subgroup consists of Sasak and Sumbawa.
As the recontruction of the family tree of the three languages is made, the phonemic. system of Proto Balinese-Sasak-Sumbawa (PBSS) can be found. The segmental phonemes of PBSS consist of six vowels, namely: *i 'u *e '@ *o *a and eighteen consonants namely: *p *b in *t d "n r R "s J. c *j n *k #g `q `n `w *y. Palatal consonants only occured initially and medially; the two semivowels =w *y only occured medially; and glotalstop 'q, only occured finally. Other consonants could occur elsewhere. Besides those consonants and vowel, there were vowel clusters and consonants clusters. Lexical recontruction produced 706 etyma which are listed, and finally the reflection of PAN phonemis in PBSS is also described.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
D210
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mulyana
"ABSTRAK
Disertasi ini berjudul "Melintasi Pegunungan, Pedataran, Hingga Rawa-Rawa Pembangunan Jalan Kereta Api di Priangan 1878-1924". Spasial yang diteliti adalah Priangan sebagai suatu keresidenan sedangkan periodisasi yang digunakan adalah periode pembangunan jalan kereta api pada awal hingga akhir pembangunan. Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana jalan kereta api dibangun? Metodologi yang digunakan adalah pendekatan struktural. Dalam pendekatan struktural sejarah dilihat sebagai proses perubahan yang ditulis secara deskriptif-analitis. Pembangunan jalan kereta api merupakan bagian dari perubahan teknologi transportasi.
Berdasarkan masalah penelitian yang diajukan tersebut ditemukan jawaban-jawabannya yang merupakan temuan dari penelitian ini. Temuan tersebut yaitu pertama, latar belakang pembangunan kereta api di Priangan dilatarbelakangi oleh kepentingan ekonomi dan pertahanan militer. Kedua, seluruh lajur kereta api di Priangan dibangun oleh pemerintah atau Staatsspoorwegen (SS). Banyak pihak swasta yang mengajukan konsesi tetapi mereka tidak mampu melaksanakan pembangunan. Hal ini disebabkan, keterbatasan dana yang dimiliki oleh pihak swasta. Pembangunan jalan kereta api di Priangan membutuhkan dana yang sangat besar karena kondisi geografis Priangan sebagian besar merupakan daerah pegunungan atau dataran tinggi. Ketiga, lajur kereta api yang dibangun meliputi lajur utama dan lajur simpangan. Arah pembangunan lajur utama yaitu dari barat ke timur, sedangkan lajur simpangan banyak yang mengarah ke selatan terutama ke daerah-daerah perkebunan. Keempat, pembangunan jalan kereta api di Priangan banyak melibatkan tenaga kerja. Tenaga kerja yang terlibat meliputi tiga golongan yaitu orang pribumi, Cina dan Eropa. Orang pribumi sebagian besar bekerja sebagai kuli. Katagori kuli yang bekerja pada pembangunan jalan kereta api yaitu kuli wajib, kuli bebas tetap dan kuli bebas tidak tetap atau musiman. Kuli yang terlibat dalam pembangunan jalan kereta api sebagian besar diperoleh dari daerah sekitar lokasi pembangunan. Ada pula kuli yang didatangkan dari daerah lain, manakala di daerah lokasi pembangunan tidak cukup tersedia kuli atau masyarakat sekitar menolak untuk menjadi kuli. Ketertarikan orang pribumi mau menjadi kuli disebabkan oleh pembayaran upahnya lebih besar dibandingkan dengan menjadi kuli pekerjaan lainnya. Selain itu, ada pula orang pribumi yang bekerja selain menjadi kuli. Orang Cina terlibat sebagai pemborong dan ada pula yang menjadi kuli. Hal yang diborongkan kepada orang Cina yaitu pekerjaan pembangunan dan bahan material pembangunan. Orang Eropa bekerja dalam pembangunan jalan kereta api sebagai Insinyur dan pemborong. Barang-barang yang diborongkan kepada orang Eropa sebagian besar merupakan barang-barang berat seperti besi yang didatangkan dari Eropa. Barang dan pekerjaan yang dilelangkan baik kepada orang Cina maupun kepada orang Eropa dilakukan rnelalui proses pelelangan. Lelang yang dilakukan meliputi lelang terbuka dan lelang gelap. Kelima, pembangunan jalan kereta api di Priangan menghadapi beberapa kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut disebabkan oleh faktor geografis lokasi pembangunan dan musim atau cuaca yang berlangsung ketika proses pembangunan. Faktor kesulitan tersebut berpengaruh pula kepada kesulitan pengerahan tenaga kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
D558
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lawson, Carlana Stone
"Carlana Stone chronicles her efforts to overcome injury and adversity after a car accident left her wheelchair-bound."
Jakarta: TransMedia, 2006
920.009 LAW n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : [T.P.], 1990,
R 367.959 8 D 469
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Prothero, Donald R.
Boston: McGraw-Hill Higher Education, 2004
R 551.7 PRO e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>