Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks Agama Hindu yang memuat judul Siwa Sasana, berawal dengan sebutan beberapa ajaran Sanghyang Siwa Sasana seperti; Siwa Sidanta, Wesnawa; Lepaka; , Ratna Hara dan Sambu, sebagai pedoman para pendeta dan guru besar (Dang Acarya) dalam mendidik para sisiwa. Dilanjutkan dengan uraian kewajiban para siwa (guru) terhadap siswanya atau sebaliknya. Seorang siwa seyogyanya mengajarkan tingkah laku yang baik (karma sila) terhadap siswanya, tidak marah, loba, iri hati dan pilih kasih. Begitu juga seorang murid hendaknya tidak berani (alpaka) terhadap siwa. Seorang siswa harus bakti, setia dan taat terhadap ajaran siwa. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.40-LT 262a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks Agama Hindu yang berjudul sarakusuma, menguraikan keadaan seseorang Brahmana yang sangat terkenal ilmunya dan telah menguasai Weda Sarakusuma. Beliau tak pernah mengenal rasa duka di hatinya. hal ini berkat keluhuran budi, kesucian batin, dan keutamaan ilmu yang ditekuni. Beliau senantiasa berbuat kebajikan untuk ketentraman dan kemakmuran dunia. Bandingkan naskah kirtya 926. Beberapa lempir pada bagian tengah naskah ini terdapat warna hitam (bukan tinta) di sela-sela baris lempir, namun tidak mengganggu bentuk-bentuk huruf disekitarnya. Warna hitam ini muncul mungkin karena pengolahan bahan yang kurang baik atau memang rontalnya mengandung warna seperti itu, atau mungkin juga kenagetah sehingga sulit untuk dibersihkan saat pengolahan bahan. Naskah ini tidak menyebutkan nama metrum secara jelas, namun dapat diketahui dari jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata tiap baris, dan jumlah guru lagu yang dipakai. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.37-LT 190
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah asal Bali. Mantra ini berisi segala macam ajaran dari Dewi Uma kepada putranya sang Kumara tentang asal mula adanya dunia beserta segala isinya, nama dan istana Dewa Nawa Sanga, pelaksanaan yoga untuk mencapai moksa, sapta tirta dan sapta samudra di dalam tubuh, tri bhuwana (bhur, bhurwah, swah), dan ajaran kediatmikan lainnya. Disebutkan juga pemcerminan makrokosmos (bhuwana agung) terhadap mikrokosmos (bhuwana alit), seperti sapta loka (bhur loka, bhuwah lika, swah loka, maha loka, jana loka, tapa loka dan satya loka) dan sapta petala (Manusa loka, candra ditya, wisnu loka, brahma loka, rudra loka, mahadewa loka, dan siwa loka). Semua ini tercantum di dalam tubuh manusia sebagai nadi, peryt, hati, kasta mula, mulut, hidung dan kepala. Disinggung juga tentang tri sakti (utpeti, stiti, pralina), lima bayu atau tenaga dalam tubuh manusia (pramana, apana, samana, utana dan byana), tryantah karana (brahma sebagai angkara/marah, Wisnu sebagai manah/pikiran, Iswara sebagai budi); dan Dewa Tri Guna yakni rudra sebagai Rajah, Sangkara sebagai Tamah dan Mahadewa sebagai satwam. Hampir di setiap lempir naskah ini terdapat mantra-mantra dan sloka-sloka berbahasa sanskerta sehubungan dengan ajaran Dewi Uma terhadap sang Kumara. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tida diketahui secara jelas. Hanya menyebutkan jabatan pemilik naskah yaitu Jro Mangku Penataran Agung (tanpa nama jelas) yang terdapat pada h.23b. Mengenai asal pemilik naskah maupun kapan naskah ini ditulis atau disalin tidak disebutkan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.27-LT 193
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Tingkah mamungkahang weda, berisikan mantra-mantra mohon keselamatan atau restu kepada sanghyang Guru Reka, Sanghyang Kawi Swara, dan Sanghyang Saraswati dalam rangka membuka dan membaca weda. Disebutkan juga tentang sarana yang dipakai sehubungan dengan mantra-mantra tersebut untuk dapat mulai membaca weda. Dilanjutkan dengan cara membuat tirta suci termasuk sarana yang diperlukan. Berakhir dengan mantra pengastawa saat diadakan upacara pujawali. Sisi lubang tengah dari semua lempir tidak memakai garis pinggir, teks ditulis secara berlanjut di atas atau di bawah lubang tengah. Khusus pada margin kiri h.1a terdapat hiasan pinggir. Pada lempir depan terdapat catatan tambahan (tulisan Bali dan Latin) yang menyebutkan nama pemilik, 'I.G. Jlantik (t.t) 9/3-1912'. Maka naskah ini mungkin selesai disalin (atau diperoleh ?) untuk I.G. Jlantik pada tangggal 9 maret 1912. Sedangkan tulisan 'kusuma dewa, 1-135' pada lempir itu juga, mungkin merupakan judul tersendiri yang berhalaman 1-135 dan mungkin semula menjadi satu dengan naskah AH.45 ini. Sekarang teks tersebut telah dipisahkan tempatnya. Maka naskah ini tidak jelas lagi penulis dan penyalinnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.45-LT 239
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar bali ini memuat tiga judul, yaitu tingkahing kahyangan mwang sanggar pawumahan (1-18); dharma satyeng laki (1-4); tingkah sarining galungan (1-3). Tingkahing kahyangan mwah sanggar pawumahan menguraikan pembangunan sanggar di tiap perumahan seperti bangunan padmasana, gedong alit, dan sanggar kamulan serta penanaman jenis pedagingan yang terdiri dari slaka, tembaga, nirah sebagai langkah awal pembangunan suci itu. Dilanjutkan dengan ajaran betari Durga kapada raja Bali (Sri Jaya Sunu) untuk melakukan upacara eka dasa rudra dan panca Bali krama di Pura Besakih. Dharma satyeng laki mengungkapkan tentang kesetiaan seorang istri sebagai pendamping suami yang diwujudkan dalam rasa cinta kasih yang mendalam dan kekal untuk kerukunan hidup mereka sebagai sepasang suami istri. Sedangkan tingkah sarining galungan, berisi tentang sesajen Galungn, mantra-mantra dan tata cara pelaksanaannya. Diakhiri dengan uraian sesayut Rsi Gana dan mantranya. Pada bagian akhir naskah ini terdapat 2 lempir kosong. Sedangkan pada sisi margi kanan nomor h.3b terdapat semacam rerajahan yang bernama surating tamas. Semua baris dari seluruh lempir tampak garis-garis horisontal dari tinta hitam sebagai pedoman atau panduan menulis di atas daun lontar. Informasi penulisan teks tidak ditemukan secara jelas. Menurut kolofon (h.18b, 4a), naskah disalin (atau diprakarsai ?) oleh I Gusti Putu Jlantik pada tahun 1904 di Singaraja Bali. Hal ini ditunjang juga dengan adanya catatan tambahan (tulisan tangan) pada sisi kiri nomor h.1a dan 3b menyebutkan 'djl (t.t) 1904'."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.46-LT 227
Naskah  Universitas Indonesia Library