Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ary Retnowati,
Abstrak :
Sambung nyawa {Gynura procumbens [Lour] Merr.) merupakan tanaman berkhasiat yang banyak ditemukan di beberapa negara di Asia. Untuk pengobatan, bagian tanaman yang digunakan adalah daunnya. Daun sambung nyawa banyak dimanfaatkan untuk mengobati beberapa jenis penyakit seperti diabetes mellitus, darah tinggi, antiinflamasi, luka bakar, dan beberapa jenis penyakit kulit lainnya. Bahkan akhir-akhir ini banyak dipakai sebagai obat anti kanker dan obat antihiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur senyawa kimia yang terdapat dalam fraksi n-heksana daun sambung nyawa. Isolasi senyawa kimia ini dilakukgp dpngan cara merendam daun tersebut dengan n-heksana disertai pengadukan agar proses ekstraksi berjalan dengan baik. Filtrat n-heksana yang diperoleh dipekatkan dan dilakukan uji bercak memakai KLT dengan pelarut pengembang yaitu /?-heksana dan etil asetat pada perbandingan 4: 1. Kemudian dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi kolom dengan silika gel sebagai fasa diam dan fasa geraknya berupa campuran n-heksana dan etil asetat dengan gradien kepolaran yang meningkat. Fraksi yang diambil untuk analisa lebih lanjut adalah komponen A dan komponen B. Setelah proses rekristalisasi, komponen A berupa padatan putih dan komponen 8 berupa kristal putih berbentuk jarum. Kedua komponen ini ditentukan strukturnya dengan menggunakan spektrofotometer FT-IR dan GCMS. Komponen A merupakan senyawa hidrokarbon yaitu n4)entakosana dengan rumus molekul C25H52- Sedangkan komponen B merupakan senyawa golongan steroid yaitu Bi adalah stigmaterol dengan rumus molekul C29H48O dan 82 adalah (3-sitosterol dengan rumus molekul C29H50O.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zully Achmad Fattatulhidayat
Abstrak :
Analisis senyawa organik di laboratorium umumnya menggunakan pelarut organik untuk keperluan ekstraksi dan destilasi. Pelarut organik yang banyak digunakan adalah diklormetan dan n-heksan. Penggunaan diklormetan dan nheksan berisiko terhadap kesehatan pekerja laboratorium. Diklormetan adalah senyawa karsinogenik kategori 2 B menurut IARC, sedangkan pajanan heksan berisiko terhadap kerusakan sistem syaraf. Penelitian ini untuk mengetahui sebaran konsentrasi diklormetan dan n-heksan di ruangan laboratorium, profil pajanan dan pengendalian yang sudah dilakukan dan risiko pajanan berdasarkan konsentrasi diklormetan dan n-heksan pada pengambilan sampel perseorangan, durasi pajanan dan hazard rating. Hasil analisis konsentrasi diklormetan dan nheksan di seluruh ruangan laboratorium masih di bawah nilai rekomendasi treshold limit value dari American Conference of Governmental Industrial Hygienist. Sistem pengendalian pajanan secara administratif dan penggunaan alat pelindung diri sebagai pencegahan pajanan diklormetan dan n-heksan di laboratorium sudah memadai, namun diperlukan perbaikan untuk kondisi ventilasi di laboratorium sebagai bagian dari pengendalian teknis. Hasil analisis risiko kesehatan menggunakan sistem risk rating adalah teknisi laboratorium 1, operator GC ECD dan asisten laboratorium memiliki risiko kesehatan medium sedangkan operator GC MS dan Teknisi laboratorium 2 memiliki risiko kesehatan rendah terhadap pajanan n-heksan. Teknisi laboratorium 1, teknisi laboratorium 2 ,operator GC MS dan asisten laboratorium memiliki risiko kesehatan medium sedangkan operator GC ECD memiliki risiko kesehatan rendah terhadap pajanan diklormetan.
Generally organic coumpound analysis in laboratory need organic solvent for extraction and distilation purpose. Dichlormethane and n-hexane are a common organic solvent for laboratory analysis. The use of dichlormethane and n-hexane in laboratory have a high risk for employees health. Diclormethane is classify as 2 B group of carcinogenic material of IARC, while n-hexane could chronically cause a nervous system damage. The purposes of this research are to determine the concentration of dichlormethane and n-hexane in workplace, the exposure and exist control profile in laboratory and to do chemical exposure risk assessment according to dichlormethane and n-hexane analysis from employees personal sampling, duration of exposure and hazard rating. The result of dichlormethane and n-hexane analysis in workplace are still below the value of treshold limit value of american conference of governmental industrial hygienist. Laboratory has a good administratif control and PPE control to prevent the exposure of dichlormethane and n-hexane but the enginering control need improvement for ventilation system. The result of n-heksan exposure health risk assessment using risk rating system are laboratory technician 1, GC ECD operator, and laboratory assistance were categorized as medium risk, while GC MS operator and laboratory technician 2 were categorized as low risk. The result of diklormetan health risk assesment were laboratory technician 1, laboratory technician 2, GC MS operator and laboratory assistance are categorized as medium risk, while GC ECD operator was categorized low risk.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31763
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library