Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Garland, Sarah
London: Francis Lincoln, 1995
635.7 GAR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anies Monica Adhitia
Abstrak :
ABSTRAK
Peperomia pellucida L. Kunth telah dilaporkan memiliki beberapa aktivitas biologis seperti antihipertensi, antioksidan, anti-inflamasi. Bahan herbal rentan terhadap kontaminasi selama pengolahan dan penyimpanan yang dapat menurunkan kualitas, memperpendek masa simpan dan membahayakan konsumen. Iradiasi sinar gamma merupakan bentuk radiasi pengion yang umum digunakan untuk metode pengawetan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh iradiasi sinar gamma pada ekstrak etanol 70 % herba P. pellucida L. Kunth terhadap penghambatan aktivitas Angiotensin Converting Enzyme dan profil kromatografi lapis tipis. Herba kering P. pellucida L. Kunth diekstraksi dengan metode refluks menggunakan etanol 70 % dan kemudian diiradiasi sinar gamma pada dosis 2,5; 5; 7,5; dan 10 kGy. Setiap kelompok ekstrak yang diiradiasi sinar gamma tersebut diuji penghambatan aktivitas ACE secara in vitro menggunakan substrat 3-Hidroksibutilil-Glisil-Glisil-Glisin dari ACE Kit-WST Dojindo. Hasil uji menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap nilai persen penghambatan aktivitas ACE antara ekstrak noniradiasi dan ekstrak yang diiradiasi sinar gamma hingga dosis 10 kGy. Profil kromatografi lapis tipis untuk ekstrak yang diiradiasi identik dengan ekstrak noniradiasi baik yang diuji sesaat setelah iradiasi maupun setelah dua bulan penyimpanan. Perlakuan iradiasi sinar gamma hingga dosis 10 kGy tidak memengaruhi aktivitas penghambat ACE secara in vitro dan profil KLT pada ekstrak etanol 70 % herba P. pellucida L. Kunth.
ABSTRACT
Peperomia pellucida L. Kunth has been reported to have biological activities such as antihypertensive, antioxidant, anti-inflammatory. Herbal materials susceptible to contamination during processing and storage which can shortens their shelf life and direct health hazard to consumers. Gamma-irradiation is an ionic, non-thermal process that has been used as a method for preservation. This research aimed to analyze the effect of gamma irradiation on inhibition activity of Angiotensin Converting Enzyme of ethanol 70 % extract P. pellucida L. Kunth herbs and their chromatogram profiles of thin layer chromatography. Dried P. pellucida L. Kunth herbs were extracted by reflux method using ethanol 70 %. These extracts were irradiated with 60Co gamma rays applying doses of 2,5; 5; 7,5; dan 10 kGy. Each group of irradiated and non-irradiated extracts were tested for their inhibitory activity of ACE using an in vitro assay with ACE Kit-WST Dojindo. No significant differences were noted in the inhibition activity of ACE between non-irradiated extract and irradiated extracts. The type of chromatogram profiles in irradiated extracts were similar to those of non-irradiated extract either immediately after irradiation or after two months of storage. Treatment of gamma-rays irradiation up to 10 kGy did not affect the activity of ACE inhibitor in vitro and TLC profiles on ethanol 70 % extracts of the herb P. pellucida L. Kunth
2016
S63410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Lestari
Abstrak :
Hipertensi di Indonesia merupakan permasalahan kesehatan yang penting, karena prevalensinya yang tinggi dan dampak jangka panjang yang ditimbulkan. Daun pare (Momordica charantia L.) telah banyak digunakan secara tradisional untuk mengobati hipertensi, namun belum banyak penelitian yang menyebutkan khasiat tanaman ini sebagai antihipertensi. Daun ini mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang dapat mengimbangi radikal bebas akibat stres oksidatif yang akan berpengaruh terhadap tekanan darah. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menguji khasiat daun pare sebagai antihipertensi dengan metode penghambatan aktivitas angiotensin-converting enzyme dari ekstrak etanol 80% menggunakan ACE kit-WST (Dojindo, Jepang) dan juga aktivitas antioksidan dari fraksi-fraksinya dengan metode FRAP. Selanjutnya aktivitas antioksidan akan dikorelasikan dengan kadar fenolik yang dinyatakan dalam ekuivalen asam galat (GAE) dan flavonoid total dalam ekuivalen kuersetin (QE). Hasil uji menunjukkan nilai IC50 yang diperoleh dari ekstrak etanol untuk penghambatan aktivitas ACE sebesar 7,52 μg/mL. Pengujian antioksidan menunjukkan bahwa aktivitas tertinggi terdapat pada fraksi etil asetat dengan nilai EC50 sebesar 69,387 μg/mL. Penentuan fenolik total dan flavonoid total juga menunjukkan kadar tertinggi pada fraksi etil asetat dengan nilai berturut-turut sebesar 18,752 mg GAE/gr ekstrak dan 8,310 mg QE/gr ekstrak. ......Hypertension in Indonesia is an important health problem, due to the high of prevalence and long-term impact. Bitter melon (Momordica charantia L.) leaves has been widely used as a traditional medicine to treat hypertension, but has not been studied as Angiotensin Converting Enzyme inhibitor. This leaves contain phenolic and flavonoids compounds that can counterbalance free radicals caused by oxidative stress which will affect blood pressure. The aims of study was to investigate potency of 80% ethanol extract from bitter melon leaves as antihypertensive using ACE-kit WST (Dojindo, Japan) and also the antioxidant activity of its fractions using FRAP method. Furthermore, the antioxidant activity would be correlated with total of phenolic expressed in gallic acid equivalents (GAE) and total flavonoids in quercetin equivalent (QE). The test results showed IC50 values from ethanol extract by inhibition of ACE activity was 7.52 μg/mL. The highest activity of antioxidants from the fractions was given by ethyl acetate fraction with EC50 values 69.387 μg/mL. Determination of total phenolic and total flavonoid also showed the highest levels in ethyl acetate fraction with values 18.752 mg GAE/g extract and 8.310 mg QE/g extract.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Kumala Sari
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan pemberian ekstrak etanol rimpang temu mangga (Curcuma mangga Val.) terhadap penurunan kadar SGPT dan SGOT darah tikus jantan (Rattus norvegicus L.) Galur Sprague-Dawley yang diinduksi CCl4. Sebanyak 30 ekor tikus dibagi ke dalam 6 kelompok, yaitu: kelompok normal (KK1), kelompok perlakuan yang diinduksi CCl4 dengan dosis 1 ml/kg BB (KK2) dan kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol rimpang temu mangga dengan 4 dosis yaitu 10, 20, 40, dan 80 mg/kg BB (KP1, KP2, KP3, dan KP4). Tikus diinduksi dengan karbon tetraklorida (CCl4) dosis 1 ml/kg BB, kemudian pemberian ekstrak etanol rimpang temu mangga dilakukan sebanyak empat kali dengan kurun waktu 48 jam. Berdasarkan hasil uji LSD (P<0,05) pada pengambilan darah yang terakhir menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara KK1 dengan KP2 dan KP1 dengan KP2, selain itu adanya perbedaan antar KK1 dengan KK2, KP1, KP3 dan KP4. Persentase penurunan rerata kadar SGPT dan SGOT dibandingkan dengan KK2 yaitu pada KP1 sebesar 51,20% dan 44,67%; pada KP2 sebesar 51,70% dan 44,95%; pada KP3 mengalami penurunan sebesar 50,17% dan 44,09%; dan pada KP4 mengalami penurunan sebesar 48,44% dan 43,40%. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa dosis 20 mg/kg BB tikus dapat menurunkan rerata kadar SGPT (66,62 U/l) dan SGOT (162,44 U/l) yang paling optimum hingga mendekati dosis pada kontrol normal. ...... The present study was conducted to assess the effects of ethanol extract rhizome mango ginger (Curcuma mangga Val.) in reducing levels of SGPT and SGOT of CCl4-induced in male Sprague-Dawley rats (Rattus norvegicus L.). Thirty male rats were devided into six groups, consisting of normal control group (KK1), treatment control group (KK2) CCl4- induced, and treatment group in different doses, 10; 20; 40 dan 80 mg/kg bw (KP1, KP2, KP3 and KP4) respectively. Ethanol extract of rhizome mango ginger was given orally and administrated for four times in 48 hours. The results of LSD test (P <0.05) in the last blood sampling indicates that there is no difference between KK1 with KP2 and KP1 with KP2, but difference between KK1 with KK2, KP1, KP3 and KP4. Percentage reduction in mean levels of SGPT and SGOT compared with KK2 is in KP1 by 51.20% and 44.67%; on KP2 51.70% and 44.95%; the KP3 50.17% and 44.09%; and the KP4 48.44% and 43.40%. The results demonstrated that dose of 20 mg/kg bw can decrease the rate of SGPT (66,62 U/l) and SGOT (162,44 U/l) near to normal level in normal control group.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Bilqis Chairunnisa
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini, penelitian untuk menemukan sumber karbon aktif yang murah dan terbarukan sedang banyak dilakukan. Salah satunya ada karbon aktif yang berasal dari rumput. Alang-alang yang mengandung 43,7% karbon merupakan biomassa yang berpotensi untuk menjadi sumber karbon aktif yang murah, mudah didapatkan dan terbarukan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi aktivasi yang optimal untuk mendapatkan karbon aktif dari alang-alang agar memiliki karakteristik yang baik. Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah pertama-tama menyiapkan alang-alang untuk proses karbonisasi dan aktivasi. Aktivasi fisika dilakukan pada suhu yang berbeda dengan waktu yang sama. Sementara aktivasi kimia dilakukan pada suhu yang berbeda namun untuk waktu yang sama. Kemudian karbon aktif akan dikarakterisasi dengan menggunakan uji SEM, BET, dan uji adsorpsi iodin. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai bilangan iod dan luas permukaan terbesar untuk metode aktivasi kimia dimiliki oleh sampel K2 (suhu 500oC), yaitu 598,05 mg/g dan 665,59m2/g. Sementara itu hasil pengujian nilai bilangan iod dan luas permukaan terbesar untuk metode aktivasi fisika dimiliki oleh sampel F1 (suhu 500oC), yaitu 573,72 mg/g dan 627,36 m2/g. Oleh karena itu, kondisi pembuatan karbon aktif dari daun alang-alang terbaik berdasarkan penelitian ini adalah dengan metode aktivasi kimia menggunakan H3PO4 pada suhu 500oC selama 2 jam dalam atmosfer nitrogen dengan laju alir 100mL/menit.
ABSTRACT
Nowadays, there are many researches to find a cheap and renewable activated carbon source. One of those is activated carbon from grass. Cogon grass (Imperata cylindrica) which has 43,7% carbon is a potential biomass to get the cheap, abundant, and renewable activated carbon source. This research has a purpose to know the optimum activation condition of activated carbon made from cogon grass leaf. First step is to prepare the cogon grass leaf for carbonization and activation process. Physical activation is done on different teperature with no variation on time. Chemical activation is done on different temperatures with no variation on impregnation ratio and time. Then the activated carbon produced from both methods is characterized by SEM, BET and iondine number test. The results show that biggest iodine number and surface area by chemical activation method is obtained from K2 sample (500oC), which are 598,05 mg/g dan 665,59 m2/g. Meanwhile, biggest iodine number and surface area for physical activation is obtained from sample F1 (500oC), which are 573,72 mg/g dan 627,36 m2/g. Therefore, optimum conditions to make activated carbon from cogon grass leaf based on this research are chemical activation with H3PO4 at 500oC for 2 hours in nitrogen gas atmosphere at flowrate 100mL/min.
2016
S64074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blose, Nora
New York : Sterling Publishing, 1993
R 635.7 BLO h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library