Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Setiawan
"Indonesia merupakan negara kepulauan di daerah tropis dengan 2 (dua) musim (hujan dan kemarau), yang sebagian besar daerahnya merupakan daerah lautan. Musim di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aktivitas monsun dingin Asia Timur yang juga memberikan pengaruh terhadap munculnya aktivitas seruakan dingin Asia yang membawa massa udara dingin dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan melewati daerah kepulauan maritim (cross equatorial flow). Kondisi ini kemudian menyebabkan terbentuknya awan ? awan hujan yang merata dengan durasi yang cukup lama di daerah tersebut. Selain berdampak pada meningkatnya intensitas dan durasi hujan, seruakan dingin Asia diduga kuat juga memberikan dampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di daerah tersebut. Hal ini dikarenakan pergerakan angin dominan yang bertiup cukup lama sehingga meningkatkan ketinggian gelombang, terutama di Selat Karimata dan Laut Jawa.
Oleh karena masih sedikitnya penelitian mengenai hal tersebut, maka dianggap perlu untuk mencari hubungan antara seruakan dingin Asia dengan peningkatan tinggi gelombang, dalam hal ini di Selat Karimata dan Laut Jawa. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sebab akibat, guna memperoleh gambaran mengenai akibat yang ditimbulkan oleh seruakan dingin terhadap kenaikan tinggi gelombang maksimum. Terdapat jeda waktu antara meningkatnya aktivitas seruakan dingin Asia di Laut Cina Selatan dengan meningkatnya tinggi gelombang di Selat Karimata dan Laut Jawa, sehingga dapat dilakukan antisipasi dini dampak gelombang tinggi yang ditimbulkan. Akhirnya hasil yang diharapkan dalam penelitian ini diharapkan mampu menjadi pengetahuan baru dalam melakukan prediksi tinggi gelombang di Selat Karimata dan Laut Jawa ketika terjadi seruakan dingin Asia.

Indonesia is an archipelagic state in the tropical area with 2 (two) seasons (rainy season and dry season), which is predominantly covered by ocean. Seasons in Indonesia are highly affected by the activity of East Asian cold monsoon that also plays the role in the appearance of Asian cold surge activity which brings cold air mass from the northern hemisphere to the southern hemisphere through the maritime continent (cross equatorial flow). These condition consequently causes the formation of distributed rain clouds with relatively long duration in that area. In addition to the increases of rainfall intensity and duration, it is highly suspected that Asian cold surge also gives the impact in escalating wave height in the area. These are because the movement of prevailing wind in which it flows in a relatively long time so that it raise the height of the wave, especially in Karimata Strait and Java Sea.
Due to the lack of research on that topic, it is necessary to find the relationship between Asian cold surge and the escalation of wave height, which in this case, is focused in the area of Karimata Strait and Java Sea. Cause-effect approach is used, in order to acquire the depiction regarding the resulting effect of cold surge on maximum wave height escalation. There is a time delay between the increase of Asian Cold Surge activity and the escalation of wave height in Karimata Strait and Java Sea. Due to this premise, it is possible to perform an early anticipation on the upcoming impact of high wave. Finally, results of this research are expected to become a new knowledge in performing the prediction of wave height in Karimata Strait and Java Sea should the Asian cold surge occurs.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T45510
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnainda Rusdian Putra
"Pengelasan aluminium paduan dengan metoda GMAW konvensional masih memiliki kelemahan, yaitu terjadinya porositas dan penurunan kekuatan di area Heat Affected Zone (HAZ). Oleh karena itu perlu digunakan metoda alternatif seperti metoda pulse GMAW. Pada metoda pulse GMAW dihasilkan gaya elektromagnetik yang menyebabkan tingginya pergerakan konveksi dalam kampuh lasan. Hal ini menyebabkan aliran logam cair akan merusak pembentukan dendrit sel-sel selama pembekuan sehingga pembentukan porositas dalam ruang antar dendrit dapat ditekan.
Pada penelitian ini pengelasan dilakukan dengan metoda pulse GMAW dengan kecepatan las yang divariasikan namun variabel lain dijaga konstan. Kemudian kawat las yang digunakan terdapat dua macam, yaitu ER5356 dan ER4043.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kandungan porositas yang dihasilkan dengan metoda pulse GMAW lebih sedikit daripada GMAW konvensional. Kemudian bertambahnya kecepatan las dapat meningkatkan kandungan porositas akibat laju pembekuannya meningkat. Selanjutnya dapat diketahui juga bahwa dengan metoda pulse GMAW, kekerasan hasil lasan dapat ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena ukuran butir yang dihasilkan lebih halus.

Welding of aluminum alloys by using conventional GMAW method has limitations, such as occurrence of porosity and decrease in strength in the area of Heat Affected Zone (HAZ). Therefore it is necessary to use alternative methods such as pulse GMAW method. In the pulse GMAW method high electromagnetic force was generated which causes the high movement of convection in the weld seam. It causes the flow of molten metal will damage the formation of dendritic cells during solidification so that the formation of porosity in the space between the dendrite can be suppressed.
This research was conducted by pulse GMAW method with varying welding speeds holding other variables constant. Then there are two kinds of welding wire is used, namely ER5356 and ER4043.
From these results it can be seen that the content of porosity produced by pulse GMAW method less than conventional GMAW. Then increasing welding speed can improve the content of porosity due to increasing solidification rate. Furthermore, it is known also that pulse GMAW method can increase the hardness of the weldments. This is because the grain becomes finer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T42872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinda Veratamala
"Tinggi badan seseorang dipengaruhi berbagai faktor mulai dari masa kehamilan sampai remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan TB/U pada remaja perempuan usia 15-17 tahun. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan terhadap 135 siswi kelas X di SMA Negeri 2 Depok pada bulan April-Mei 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tinggi badan dan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Uji statistik yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat (uji chi-square), dan analisis multivariat (uji regresi logistik ganda).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 17% responden yang termasuk pendek (TB/U <2 SD). Terdapat hubungan yang bermakna antara berat lahir (pvalue = 0,015), panjang lahir (p-value = 0,001), frekuensi konsumsi sumber protein hewani (p-value = 0,036), frekuensi konsumsi sumber protein nabati (p-value = 0,043), dan tinggi badan ibu (p-value = 0,036) dengan TB/U remaja perempuan. Hasil analisis multivariat menunjukkan panjang lahir sebagai faktor dominan terhadap TB/U remaja perempuan, setelah dikontrol variabel tinggi badan ibu, tinggi badan ayah, berat lahir, frekuensi konsumsi sumber protein hewani, dan frekuensi konsumsi sumber protein nabati.

Height is affected by many factors, from pregnancy to adolescence. This study is purposed to determine the dominant factor that related to height-for-age in adolescent girls around 15-17 years old. The method used in this study is crosssectional design which was conducted with 135 girl student in X class of 2nd State Senior High School Depok on April-Mei 2015. Data were collected by height measurement and self-administrative questionnaire. This study use univariate analysis, bivariate analysis (chi-square test), and multivariate analysis (double logistic regression) as a statistical test.
The result in this study showed that 17% respondent are stunting (height-for-age <-2 SD). There was a statistically significant relationship between birth weight (p-value = 0,015), birth length (pvalue = 0,001), consumption frequency of animal protein (p-value = 0,036), consumption frequency of vegetable protein (p-value = 0,043), and maternal height (p-value = 0,036) with height-for-age of adolescent girls. The result of multivariate analysis showed that birth length as dominant factor of height-for-age of adolescent girls, after controlled variable maternal height, paternal height, birth weight, consumption frequency of animal protein, and consumption frequency of vegetable protein.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Vermona
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mutu lulusan Program Diploma III Kebidanan Sekolah Tingi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia Periode Tahun 2005-2008. Dalam upaya perbaikan mutu yang berkelanjutan diperlukan kajian terhadap mutu lulusan program Diploma III Kebidanan Sekolah Tingi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia dari sisi pengguna lulusan dalam aspek kompetensi pendukung dan utama.
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk mendapatkan gambaran mutu lulusan. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif pada karakteristik, tingkat penilaian dan harapan pengguna lulusan serta mutu lulusan melalui perhitungan persen kesesuaian. Selanjutnya dilakukan uji hubungan karakteristik dan dilakukan uji multivariat untuk mendapatkan informasi mengenai variabel penentu mutu lulusan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lulusan memiliki nilai ujian saringan masuk yang tinggi, berasal dari sekolah menengah swasta, memiliki IPK yang tinggi, lulus tepat waktu dan tidak aktif dalam kegiatan organisasi. Dalam aspek kompetensi pendukung sebagian besar (59,8%) memiliki mutu yang baik, dengan rata-rata sebesar 82,17%, dimana nilai terendah adalah untuk atribut kepercayaan diri (67,02%) dan tertinggi pada atribut kemampuan sosialisasi (88,29%). Dalam aspek kompetensi utama, sebagian besar (66,0%) memiliki mutu yang baik. Dalam kompetensi utama, rata-rata mutu lulusan sebesar 83,23%. Persen kesesuaian tertinggi (89,42%) adalah pada kemampuan identifikasi data kesehatan ibu nifas dan terendah (69,49%) pada kemampuan melakukan konseling pada ibu hamil. Pada aspek kompetensi pendukung, semua karakteristik individu lulusan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap mutu lulusan, demikian juga pada aspek kompetensi utama. Hasil Uji multivariat menunjukkan bahwa tidak yang variabel yang menentukan secara dominan terhadap mutu lulusan dalam kedua aspek kompetensi.
Dari temuan berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada Sekolah Tingi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia untuk melakukan perbaikan internal untuk lebih meningkatkan mutu lulusan menjadi lebih baik lagi dan melakukan evaluasi secara periodik terhadap mutu lulusannya.

ABSTRACT
This thesis explores the quality of graduates of the Midwifery Diploma Program of Medistra Health Sciences Institute of Indonesia Period 2005 to 2008. Continuous study is need to be done in order to improve and develop to the quality of graduates of the Midwifery Diploma Program of Medistra Health Sciences Institute of Indonesia graduates from the user point of view in the main and supporting aspects of competencies.
This study used a descriptive survey with cross sectional approach to obtain the quality of graduates. The collected data were analyzed descriptively on the characteristics, level of assessment and user expectations of quality graduates and graduates through the calculation of percent compliance. More further testing of the relationship characteristics and multivariate testing to obtain information about the variable quality of graduates? determinants.
The result has presented that most graduates have entrance test scores are high, came from private secondary schools, have a high GPA, graduating on time and not active in organized activities. In supporting the competence aspect of most (59.8%) had good quality, with an average of 82.17%, which was the lowest value for the attribute of self-esteem (67.02%) and highest on the ability of socialization (88, 29%). In the aspect of core competencies, most (66.0%) had good quality. In the main competencies, the average quality of graduates is 83.23%. The highest suitability percentage (89.42%) is on the ability to identify data and the lowest puerperal women (69.49%) on the ability to do counseling in pregnant women. In the aspect of supporting competence, all the individual characteristics of graduates did not show any significant correlation to the quality of graduates, as well as on aspects of the core competencies. Multivariate test results has presented that there is a dominant variable that determines the quality of graduates in these two aspects of competence.
From the discovering result of this study is recommended to the Midwifery Diploma Program of Medistra Health Sciences Institute of Indonesia to make internal improvements for improving the quality of graduates and conduct periodically evaluations of quality of its graduates.
"
2010
T29378
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Solihah Widyastuti
"Berat Lahir rendah terkait dengan morbiditas dan mortalitas janin dan neonatal, gangguan pertumbuhan dan perkembangan kognitif, dan penyakit kronis di kehidupan mendatang. Bayi berat lahir rendah masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia maupun di Indonesia. Angka kejadian BBLR di Indonesia berkisar 9% (UNICEF, 2004). Kejadian BBLR terkait dengan kondisi perkembangan kesehatan ibu dan janin serta pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan hipertensi pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah di Indonesia. Desain penelitian adalah kasus kontrol dengan menggunakan data Riskesdas 2007. Data dianalisis dengan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat (regresi logistik ganda). Pada analisis bivariat hubungan hipetensi pada ibu dengan kejadian bayi berat lahir rendah didapatkan nilai OR = 2,74 (95% Cl: 1,35-5,5S). Dari hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diperoleh adanya hubungan bermakna antara hipertensi pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat Iahir rendah setelah dikontrol dengan variabel umur dan pendidikan sebagai konfounder dengan nilai OR = 2,38 (95% CI: l,l6-4,9l). Variabel kovariat yang terbukti signifikan secara statistik dengan kejadian bayi berat lahir rendah adalah umur dengan nilai OR = 1,98 (95% Cl: 1,22-3,22) dan pendidikan dengan nilai OR = 1,52 (95%Cl: 1,02-2,29) Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka perlu peningkatan konseling dan KIE kepada remaja dan wanita dewasa tentang faktor risiko yang dapat membahayakan kehamilan dan hasil akhir kehamilan, serta agar merencanakan kehamilan di usia yang tidak terlalu muda atau terlalu tua.

Low birth weight is associated with foetal and neonatal mortality and morbidity, inhibited growth and cognitive development, and chronic disease later in life. Low birth weight baby is still a major health problem worldwide including Indonesia. The incidence of low birth weight baby in Indonesia ranges from 9% (UNICEF, 2002). The incidence of low birth weight baby is associated with the development of maternal and foetal health and health service. The purpose of this study is to assess the relationship between maternal hypertension and low birth weight in Indonesia. Design of this study is case control using data from Riskesdas 2007. Data analysis using univariate analysis, bivariate analysis and multivariate analysis by multiple logistic regression. On bivariale analysis of relationship between matemal hypertension and low birth weight baby found OR = 2,74 (95% Cl: l,35-5,55). While through multivariate analysis by multiple logistic regression, it was obtained a very close relationship between maternal hypertension and low birth weight baby after controlling with maternal age and education as confounders, OR =2.38 (95% Cl: l,l6-4,91 ). Covariate variables that found to be statistically significant were maternal age (OR = 1,98 or 95% Cl: l,22-3,22) and education (OR = l,52 or 95%CI: 1,02-2,29) Based on these result, it is necessary to increase EIC (Education Information, and Communication) and counseling for adolescent and adult women about risk factors that endanger pregnancy and the outcome as well as planning a pregnancy not at too young or too old ages."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33955
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrul Firdaus
"Dalam pembangunan suatu negara, sektor konstruksi merupakan sektor yang sangat penting, menurut data "Oxford Economic", sektor konstruksi ini seluruh dunia akan mengalami peningkatan 3,9 persen per tahun hingga tahun 2030. Selama proses konstruksi, ada risiko keselamatan yang menjadi penting untuk diperhatikan. Di beberapa negara telah terjadi kecelakaan serius dan fatal pada sektor konstruksi yang disebabkan oleh kejadian terjatuh dari ketinggian. Beberapa penyebab yang dapat berkontribusi pada kecelakaan fatal karena jatuh dari ketinggian adalah masalah keuangan, kurangnya prosedur kerja, lubang atau tepi yang tidak dilakukan pemasangan pelindung atau pengaman, tidak sabar untuk menyelesaikan pekerjaan, faktor usia, jenis kelamin, lama pengalaman kerja, dan penggunaan alat pelindung diri. Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan desain potong lintang (cross sectional) dengan dengan menggunakan konsep theory of planned behavior dan pengumpulan data melalui kuesioner dengan 422 responden dengan kurun waktu April sampai dengan Juni 2023. Hasil dari penelitian ini variabel sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku secara simultan berhubungan dengan intensi perilaku 100% tie-off pada pekerja dengan menyumbang 72,9 % variasi dari intensi dengan signifikansi 0,000. Variabel sikap penilaian positif/negative memiliki hubungan paling tinggi terhadap intensi melakukan “100% tie-off dengan nilai β sebesar 0,398 diikuti oleh variabel norma subjektif (motivasi) dengan nilai β sebesar 0,243, variabel presepsi kontrol perilaku dengan nilai β sebesar 0,218, variabel sikap kepercayaan terhadap konsekuensi dengan nilai β sebesar 0,080, dan variabel norma subjektif (kepercayaan normatif) dengan nilai β sebesar - 0,076.

In the development of a country, the construction sector is a very important sector, according to "Oxford Economic" data, this construction sector worldwide will experience an increase of 3.9 percent per year until 2030. During the construction process, there are safety risks that are important to pay attention to . In several countries there have been serious and fatal accidents in the construction sector caused by falling from heights. Some of the causes that can contribute to fatal accidents due to falling from a height are financial problems, lack of work procedures, holes or edges that are not installed with protection or safety, impatient to finish the job, age, gender, length of work experience, and use of tools. self protection. This research is a quantitative analytic study with a cross-sectional design using the theory of planned behavior concept and collecting data through a questionnaire with 422 respondents from April to June 2023. The results of this study are attitude, subjective norm, and perception variables. Behavioral control is simultaneously related to behavioral intention with a 100% tie-off in workers by contributing 72.9% of the variation of intention with a significance of 0.000. The positive/negative attitude variable has the highest relationship to the intention to do a "100% tie-off with a β value of 0.398 followed by the subjective norm variable (motivation) with a β value of 0.243, the perception variable of behavior control with a β value of 0.218, the attitude variable belief in consequences with a β value of 0.080, and subjective norm variables (normative beliefs) with a β value of -0.076."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Airina
"ABSTRAK
Abstrak. Inovasi terbaru untuk mendapatkan regenerasi jaringan periodontal adalah dengan bahan platelet rich fibrin (PRF) dan cangkok tulang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis. Tujuan: Mengevaluasi perbedaan tinggi tulang alveolar pada terapi bedah flep poket infraboni menggunakan Platelet rich fibrin dan kombinasi dengan cangkok tulang. Metode penelitian: Evaluasi radiografis periapikal sebelum dan sesudah perawatan menggunakan PRF dan kombinasi dengan cangkok tulang Hasil: secara statistik, terdapat perbedaan tinggi tulang yang bermakna pada terapi bedah poket infraboni dengan PRF dan kombinasi dengan cangkok tulang. Kesimpulan: Platelet rich fibrin dan kombinasi dengan cangkok tulang memiliki hasil yang sama pada evaluasi radiografis ketinggian tulang secara statistik

ABSTRACT
Abstract. The new innovation to enhance periodontal tissue regeneration are using PRF and bone graft material. The study was clinical experimental. Purpose:To evaluate the difference of alveolar bone heigh on periodontitis therapy using PRF and combination with bone graft.Research methods: periapical radiograph evaluation before and after periodontitis therapy using PRF compare to combination with bone graft. by assessing alveolar bone height. Results: Statistically, there were no significant difference between alveolar bone height on periodontitis therapy PRF compare to combination with bone graft. Conclusion: PRF and combination with bone graft has the same result statictically in radiographic evaluation of alveolar bone height."
2013
T32781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadette Jessica Rosaline
"Latar belakang: Pasien kanker rentan mengalami malnutrisi dan disabilitas menyebabkan sulitnya pengukuran tinggi badan aktual untuk penentuan status gizi dan tata laksana nutrisi optimal. Penelitian membahas korelasi antara panjang depa dengan tinggi badan aktual yang diharapkan menghasilkan rumus estimasi.
Metode: Penelitian observasional potong lintang pada 68 pasien rawat jalan di poliklinik radiologi RSCM Agustus-September 2019 yang dipilih menggunakan simple random sampling. Pelaksanaan penelitian di departemen ilmu gizi FKUI-RSCM menggunakan data sekunder; dianalisis memakai SPSS versi 20.0. Analisis univariat uji Kolmogorov-Smirnov pada variabel usia, status gizi pasien, tinggi badan, dan panjang depa pasien. Analisis bivariat dengan uji spearman’s correlation.
Hasil: Pasien rata-rata berusia 46,4(10,8) tahun; mayoritas berjenis kelamin laki-laki (51,5%), tingkat pendidikan SMA (35,3%), kanker kepala leher (64,7%), stadium kanker 3 (36,6%), dan status gizi normal (38,2%). Rata-rata panjang depa 161(47,7-204) cm, rata-rata tinggi badan 157(39-180) cm. Korelasi yang sangat kuat antara panjang depa dengan tinggi badan (r = 0,924); signifikan secara statistik (p < 0,001).
Kesimpulan: Hubungan antara panjang depa dengan tinggi badan pada pasien poliklinik radioterapi RSCM menunjukkan derajat hubungan yang sangat kuat serta signifikan secara statistik dan dapat dipakai sebagai alternatif pengukuran tinggi badan.

Introduction: Cancer patients are prone to malnutrition and disability, which makes it difficult to measure actual height for nutritional status and optimal nutritional management. The study discusses the correlation between arm span and height which is expected to produce an approximate formula.
Method: A cross-sectional observational study on 68 outpatients at the radiology polyclinic RSCM August-September 2019 selected using simple random sampling. Implementation of research in the department of nutrition science FKUI-RSCM using secondary data; analyzed using SPSS version 20.0. Kolmogorov-Smirnov test univariate analysis on the variables of age, nutritional status of patients, height, and arm span of patients. Bivariate analysis with Spearman correlation test.
Result: The mean age of patients was 46.4(10.8) years; the majority were male (51.5%), high school education level (35.3%), head and neck cancer (64.7%), cancer stage 3 (36.6%), and normal nutritional status (38, 2%). The average arm span is 161(47.7-204) cm, the average height is 157(39-180) cm. Very strong correlation between arm span and height (r = 0.924); statistically significant (p < 0.001).
Conclusion: The relationship between arm span and height in RSCM radiotherapy polyclinic patients shows a very strong and statistically significant degree of relationship and can be used as an alternative height measurement.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library