Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eny Prawasti Handayani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Savirania
"Telah dilakukan penelitian mengenai kandungan logam berat pada 2 spesies Phyllidiella di beberapa pulau Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pencemaran logam berat di Teluk Jakarta saat ini sangat memprihatinkan yang bersumber dari aktivitas daratan utama Jakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisa perbedaan kandungan logam berat Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada Phyllidiella pustulosa dan Phyllidiella nigra di Pulau Pramuka, Pulau Damar Besar dan Pulau Rambut, kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Januari—Februari 2021. Analisis logam berat dilakukan dengan menggunakan Inductively Coupled Plasma Mass Spectometry (ICP-MS). Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan Cd tertinggi pada Phyllidiella pustulosa terdapat di Pulau Pramuka (681,93±190,38 g/kg) dan Pb tertinggi terdapat di Pulau Damar Besar (4220,82±784,90 g/kg); sementara itu kandungan Cd tertinggi pada Phyllidiella nigra yang hidup di perairan Pulau Pramuka (369,38±156,07 g/kg) dan nilai Pb tertinggi di perairan Pulau Rambut (5553,34±1781,81 g/kg). Berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi, kandungan Cd dan Pb pada Phyllidiella pustulosa dan Phyllidiella nigra tidak memiliki perbedaan yang nyata dan memiliki pola yang sama.

Research about heavy metal content in 2 Phyllidiella species in several islands Seribu Islands, DKI Jakarta has been conducted. Heavy metal pollution in Jakarta Bay is currently very concerning that sourced from the activities of mainland Jakarta. The aim of this study was to analyze the heavy metal content of Cd and Pb in Phyllidiella pustulosa and Phyllidiella nigra in Pramuka Island, Damar Besar Island and Rambut Island, Seribu Islands, DKI Jakarta. The study was conducted in January until February 2021. Heavy metal analysis was performed using Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS). The analysis results showed that the highest Cd heavy metal content in Phyllidiella pustulosa was in Pramuka Island (681,93±190,38 g/kg) and the highest Pb was in Damar Besar Island Besar (4220,82±784,90 g/kg); meanwhile, the highest Cd heavy metal content in Phyllidiella nigra that lived in Pramuka Island (369,38±156,07 g/kg) and the highest Pb value was in Rambut Island (5553,34±1781,81 g/kg). Based on the average and standard deviation value, the heavy metal content of Cd and Pb in Phyllidiella pustulosa and Phyllidiella nigra did not have a significant difference and have the same pattern."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Rizky Purwaningdyah
"Telah dilakukan penelitian mengenai analisis logam berat Pb, Cd, dan Zn pada materi organik dan anorganik spons Spheciospongia vagabunda di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisa kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn pada spons Spheciospongia vagabunda dan menganalisa perbandingan kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn yang terdapat pada materi organik dan anorganik spons di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juni 2020 selama 3 hari. Metode yang digunakan yaitu metode jelajah bebas dengan mengambil sampel spons, air, dan sedimen dari 3 stasiun, dengan 3 ulangan untuk masing-masing sampel di setiap stasiun. Analisis logam berat dilakukan dengan menggunakan Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari ketiga stasiun, logam berat Pb, Cd, dan Zn pada spons Spheciospongia vagabunda yang paling tinggi terdapat di Stasiun 1, dimana logam berat yang paling banyak ditemukan pada spons Spheciospongia vagabunda adalah logam Zn dengan kisaran konsentrasi antara 113,59 ppm—311,41 ppm. Materi organik spons Spheciospongia vagabunda mampu mengakumulasi logam Pb, Cd, dan Zn berturut-turut sebesar 0,28 ppm—1,02 ppm, 1,54 ppm—8,65 ppm, dan 87,22 ppm—144,82 ppm, sementara materi anorganik spons Spheciospongia vagabunda mampu mengakumulasi logam Pb, Cd, dan Zn berturut-turut sebesar 3,36 ppm—4,22 ppm, 0,47 ppm—2,54 ppm, dan 26,36 ppm—166,59 ppm. Berdasarkan Uji Mann Whitney, kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn pada materi organik dan anorganik spons Spheciospongia vagabunda memiliki perbedaan yang nyata dimana materi organik pada spons Spheciospongia vagabunda memiliki kecenderungan dalam mengakumulasi logam berat lebih besar dibandingkan dengan materi anorganiknya.

Research about analysis of heavy metal Pb, Cd, and Zn on organic and inorganic materials of Spheciospongia vagabunda in Pramuka Island, Seribu Islands, Jakarta has been conducted. The aim of this study was to analyze the heavy metal content of Pb, Cd, and Zn in Spheciospongia vagabunda and to analyze the comparison of heavy metal content of Pb, Cd, and Zn in organic and inorganic of the sponge in Pramuka Island, Seribu Islands, Jakarta. Sample collection was conducted in June 2020 for 3 days. The method used was the exploration method by taking samples of sponge, water, and sediment from 3 stations, which 3 replicates of respective were taken from each station. Heavy metal analysis was performed using Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP MS). The results showed that of the three stations, heavy metals Pb, Cd, and Zn in the Spheciospongia vagabunda were the highest at Station 1, where the most heavy metal found in Spheciospongia vagabunda was Zn with a concentration range between 113,59 ppm—311,41 ppm. The organic material of Spheciospongia vagabunda was able to accumulate Pb, Cd, and Zn respectively 0,28 ppm—1,02 ppm, 1,54 ppm—8,65 ppm, and 87,22 ppm—144,82 ppm, meanwhile the inorganic material was able to accumulate Pb, Cd, and Zn respectively 3,36 ppm—4,22 ppm, 0,47 ppm—2,54 ppm, and 26,36 ppm—166,59 ppm. Based on the Mann Whitney test, the content of heavy metals Pb, Cd, and Zn in the organic and inorganic material of Spheciospongia vagabunda has a significant difference, where the organic material in Spheciospongia vagabunda has a tendency to accumulate heavy metals greater than the inorganic material."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggito Abimanyu Arifin
"Penelitian ini menganalisis kandungan logam berat seng (Zn) pada mikroplastik yang ditemukan pada air, sedimen, dan ikan kembung Rastrelliger kanagurta di perairan Muara Angke dan Muara Karang, Teluk Jakarta. Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada 3 titik di tiap perairan. Sampel ikan diambil sebanyak 5 ekor pada tiap perairan dengan bobot ±259 gr dengan panjang ±27 cm. Saluran pencernaan di ekstraksi dari tiap ikan dan dihancurkan menggunakan reagen asam nitrat kuat (HNO3 65%). Sampel mikroplastik dilakukan dengan metode floating menggunakan NaCl jenuh dan diamati diatas kertas Whatman Cellulose Nitrate 0.47μm. Sampel mikroplastik dianalisis polimer menggunakan uji Micro-raman spectroscopic dan kandungan logam berat dengan uji AAS. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik pada sampel air berkisar 175.56—466.67 partikel L-1, pada sampel sedimen berkisar 494.22—790.76 partikel Kg-1, dan pada sampel ikan berkisar 98.5—159 partikel individu-1. Polimer mikroplastik yang teridentifikasi antara lain polyethylene (PE), polypropylene (PP), dan polystyrene (PS). Kandungan logam berat Zn pada mikroplastik pada sampel air memiliki rata–rata 79.47 mg Kg-1, pada sampel sedimen 153.09 mg Kg-1, dan pada sampel ikan 7.20 mg Kg-1. Uji korelasi Spearman menunjukan bahwa tidak adanya korelasi antara kelimpahan mikroplastik dengan kandungan logam berat Zn pada mikroplastik yang ditemukan.

This study analyzed the content of heavy metal zinc (Zn) in microplastics found in water, sediment, and mackerel Rastrelliger kanagurta in the waters of Muara Angke and Muara Karang, Jakarta Bay. Sampling of water and sediment was carried out at 3 points in each waters. Mackerel were taken 5 in each waters with a weight of ±259g and a length of ±27cm. The digestive tract was extracted from each fish and crushed using strong nitric acid reagent (HNO3 65%). Microplastics were carried out using the floating method using saturated NaCl and observed on 0.47μm Whatman Cellulose Nitrate paper. The microplastics were analyzed by polymer using Micro-raman spectroscopic test and heavy metal content by AAS test. The results showed that the abundance of microplastics in water ranged from 175.56-466.67 particles L-1, in sediment ranging from 494.22-790.76 particles Kg-1, and in mackerel ranging from 98.5-159 individual particles-1. The identified microplastic polymers are polyethylene (PE), polypropylene (PP), and polystyrene (PS). The heavy metal content in water has an average of 79.47 mg Kg-1, in sediment 153.09 mg Kg-1, and in mackerel 7.20 mg Kg-1. The Spearman correlation test showed that there was no correlation between the abundance of microplastics and the heavy metal content."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifia Auni Oktafianti
"Atap hijau/Green Roof sebagai Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH) merupakan salah satu upaya alternatif penyediaan air bersih sekaligus menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh perbedaan ketebalan zeolit terhadap penghilangan logam timbal (Pb) dan kadmium (Cd) pada limpasan air hujan serta potensi penggunaan limpasan air hujan sebagai alternatif sumber air bersih di permukiman kawasan industri. Penelitian ini menggunakan zeolit dengan variasi ketebalan 5 cm, 10 cm, dan 15 cm serta tanaman Hanjuang merah (Cordyline fruticosa sp.) yang telah diketahui sebagai hiperakumulator bagi logam timbal (Pb) dan kadmium (Cd). Sampling dilakukan sebanyak 17 kali pada rentang bulan Oktober 2020 – Mei 2021 dengan rentang pengambilan selama ±2 minggu. 3 buah reaktor yang masingmasing berukuran 60 cm × 48 cm × 43 cm digunakan dalam penelitian untuk kedalaman zeolit 5 cm (reaktor 1), 10 cm (reaktor 2), dan 15 cm (reaktor 3). Sampel yang telah diketahui kandungannya melalui uji laboratorium dianalisis menggunakan Statistik Deskriptif, Uji Anova Satu Arah, dan Uji Hipotesis t-test guna mengetahui sifat sebaran data dan pengaruh perbedaan ketebalan zeolit terhadap kualitas air limpasan. Perhitungan efektivitas penghilangan dilakukan untuk mengetahui potensi penerapan atap hijau sebagai SPAH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ketebalan zeolit memengaruhi penghilangan logam timbal dan kadmium pada air limpasan. Efektivitas penghilangan maksimum dimiliki oleh reaktor 3 dengan efektivitas penghilangan untuk timbal adalah 66.67% dan 50% untuk kadmium. Rerata efektivitas penghilangan reaktor 1, reaktor 2, dan reaktor 3 untuk timbal (Pb) adalah sebesar 17.63%, 25.12%, dan 28.40%. Sedangkan untuk logam kadmium (Cd) adalah sebesar 2.50%, 12.50%, dan 20.78%. Berdasarkan uji t-test, reaktor atap hijau dengan ketebalan zeolit 10 cm memiliki signifikansi terhadap kandungan logam timbal dan kadmium. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan dalam rentang waktu yang lebih panjang guna mengetahui waktu yang dibutuhkan zeolit untuk mencapai titik penyerapan maksimumnya.

Green Roof as Rainwater Harvesting System could be an alternative way to provide clean water as well to increase the Green Open Space (GOS). This study aims to analyze the effect of different subtrate depths on heavy metals removal on rainwater runoff and its potency to be used as an alternative source of clean water in industrial residential area. 3 depth variations of zeolite, 5 cm, 10 cm, and 15 cm with Hanjuang Merah (Cordyline fruticosa sp.) as the plant were used in this study. The sampling was carried out 17 times from October 2020 to May 2021 with a span of 2 weeks for each sampling. 3 reactors with each dimensions of 60 cm × 48 cm × 43 cm were used for each zeolite depth variations as followed 5 cm (reactor 1), 10 cm (reactor 2), and 15 cm (reactor 3). The samples that have been taken were carried out through laboratory tested then being analyzed with Descriptive Statistic, One Way Anova, and t-test to identify the characteristic of the data samples and to determine the effect of different substrate depths on lead and cadmium removal on rainwater runoff. The usage potency of the green roof reactors as rainwater harvesting system was determined based on its removal effectivity rates. The study results showed that the different depth of zeolite affected the removal of lead and cadmium from rainwater runoff with the maximum removal rates was performed by reactor 3 with the lead removal percentage of 66.67% while the maximum removal rates of cadmium was 50%. The average removal effectivity rates of reactor 1, reactor 2, and reactor 3 for lead were 17.63%, 25.12%, dan 28.40%, while the cadmium removal effectivity rates were 2.50%, 12.50%, dan 20.78%. Based on the t-test, reactor 2 with 10 cm zeolite depth had significancy on lead and cadmium in its runoff water. In order to determine green roof’s consistency to reduce pollutants, a long-term study on atap hijau runoff quality is needed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library