Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusita Afrina
"Pajanan kebisingan terhadap tenaga kerja mcnycbabkan ketulian (gangguan fungsi pcndengaran). Kehilangan daya dengar yang disebabkan oleh kebisingan msrupakan gangguan kesehatan yang tidak dapat diobati. Terjadinya ketulian pada tenaga kenja di industri maka kehilangan alat komunikasi yang dapat mcnyebabkan teljadinya kesalahan pelaksanaan kerja. Industri baterai PT ABC lntercalinc Indonesia mcrupakan industri yang memiliki bagian-bagian dimana intensitas kebisingannya di atas baku mutu yang telah ditetapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajanan kebisingan terhadap penurunan iimgsi pendengaran tenaga kerja PT. ABC. Intercalline Indonesia. Rancangan penclitian ini adalah kohor retrospektif dcngan membagi daerah terpajan dan tidak terpajan yaitu bagian yang intensitas kcbisingannya lebih dari 85 desibel dan bagian yang kurang dari 85 desibel. .Iumlah sampel pada masing-masing daerah adalah 80, sehingga total sampel 160 dari seluruh pekerja populasi 480 tenaga ke1ja. Daerah terpajan dipilih bagian Produksi, Komponen, Sinc Slug dan Alkaline dan daerah tidak terpajan dipilih bagian Mekanik dan Jaket. Data yang terkumpul selanjutnya di analisis secara univariat, bivariat menggunakan Chi-Square dan multivariat menggunakan Regresi Logistik. Pada analisa bivariat ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara penurunan fungsi pendengaran dengan intensitas kebisingan dan penggunaan APT. Sedangkan variabel lain yaitu masa kenja, umur dan riwayat penyakit tidak menunj ukkan adanya hubungan yang bennakna.
Hasil analisa multivariat mendapatkan variabel yang berhubungan dengan penurunan fungsi pendengaran adalah intensitas pendengaran, penggunaan APT dan interaksi kcbisingan-APT. Pada kelompok yeng bekenja di tempat bising, besamya risiko mengalami penurunan fungsi pendengaran bagi yang tidak menggunakan APT sebesar 24,2 kali. Sedangkan yang selalu menggunakan APT, tidak menunjukkan adanya hubungan yang bcrmakna. Pada kelompok yang tidak menggunakan APT, bekexja di tempal bising memberikan risiko sebesar 18,92 kali untuk mengalami penurunan fungsi pendengaran. Sedangkan yang bekerja di tempat lidak bising, tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Dari hasil peneletian ini didapatkan bahwa penggunaan APT dapat memuunkan risio teljadinya penurunan fungsi pendcngaran. Sehingga disarankan kepada pekerja untuk selalu menggunakan APT. Kepada perusahaan, disarankan untuk mewajibkan penggunaan APT, sedangkan APT yang disarankan adalah earplug.

Noise exposure to labour cause decrease of hearing function. Lose hearing energy which is because of noise represent the health trouble which cannot be cured. The happening of deafness at labour in industry hence loss of communication means which can cause the happening of mistake of job execution. Industrial battery of PT ABC Intercaline Indonesia represent the industry owning shares of where its noise intensity above permanent of quality which have been specified.
This research purpose is to know the influence of noise exposure to degradation of hearing function at labour PT. ABC. Interealline Indonesia. This research used a cohort retrospektif design by dividing exposure area and non-exposure area that is shares which its noise intensity more than 85 desible and shares which less than 85 desible. Sum up the sampel at each areas are 80, so that totalize the sampel 160 from all population worker 480 labour. Exposure area selected by Production unit, Component unit, Sine Slug unit and Alkaline unit and non-exposure area selected by Mechanic unit and Jacket unit. Then collected data analysed in univariat analysis, bivariate analysis use Chi-Square methode and multivariate analysis use the logistic regretion.
At bivariate analysis found noise exposure have a meaning correlation with the hearing trouble, use the APT correlation with the hearing trouble, while the other variables ; year of service, age and disease history do not show the existence of relationship with the degradation of hearing function At multivariate analysis known the most dominant factor have an effect on to the happening of hearing function degradation is noisy intensity ( 10,48 times), while use the APT with the degradation of hearing function have opportunity ( 8,08 times). To decrease the risk of hearing function degradation at labour suggested to always to use the APT. Suggested APT is earplug.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhining Ayu Oktavia
"Lansia memiliki berbagai kerentanan terkait dengan penurunan fungsi fisik, psikologis dan perubahan perkembangan yang dapat berdampak pada kualitas hidup. Penurunan pada fungsi pendengaran lansia dapat menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi, depresi, gangguan harga diri rendah, safety risk, dan gangguan fungsi kognitif yang berdampak pada penurunan kualitas hidup lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara fungsi pendengaran dengan kualitas hidup lansia.
Desain penelitian ini korelatif cross-sectional dengan jumlah sampel 71 lansia di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Provinsi Lampung yang dipilih menggunakan teknik total sampling yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson. Fungsi pendengaran dinilai dengan menggunakan kuesioner HHIE-S dan kualitas hidup dinilai menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF. Hasil penelitian mendapatkan data rerata usia responden adalah 75 tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan (59,20%), tidak sekolah (49,50%), dan 97,20% lansia tidak bekerja.
Hasil analisa biavariat mendapatkan data bahwa terdapat hubungan antara fungsi pendengaran dengan kualitas hidup lansia (p value = 0,005; α=0,05). Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu keperawatan ke depannya dimana perawat harus dapat meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi dengan lansia yang mengalami penurunan fungsi pendengaran dan meningkatkan intervensi untuk meningkatkan kualitas hidup lansia maupun intervensi untuk mencegah penurunan fungsi pendengaran yang terjadi pada lansia.

The elderly have many vulnerability because of physiology function?s decrease, physiologi and change of their growth that can impact in their quality of life. The decrease of hearing function in elderly, can caused difficult communication between elderly, depresion, impaired cognitive function that can affect in their quality of life. The purpose of this research was to identificated relationship between hearing function and quality of life in elderly.
This research used correlative cross-sectional study design, with total sampling method which was involves 71 elderly in nursing home in Lampung. The data was analysis by Pearson correlation. Hearing function was assessed by Hearing Handicap Inventory for Elderly Screening (HHIE-S), and quality of life was assessed by instrument WHOQOL-BREF.
Result of this research show that respondens?s characteristic is elderly aged 75 years old, mostly woman (59,20), largely school (49,50%), and did not work (97,20%).the result of bivariate analysis is significant relation (p value = 0,005; α=0,05) between hearing function and quality of life elderly in institutional for elderly in Lampung. This research is expected to be useful for nursing science development in the future, spesificly, nurse should be improve their skill to communicatin with elderly who have hearing loss and to improve quality of live and intervention to hearing loss prevention in elderly."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library