Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7909 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwansyah
Abstrak :
Dibandingkan dengan negara tetangga dilingkunganAsia Tenggara, pembiayaan kesehatan di Indonesia masih relative kecil. Sebelum krisis, biaya kesehatan adalah sekitar 2,5 % GDP atau sekitar $ 12.00 per kapita per tahun. Jumlah tersebut menurun drastis menjadi rata-rata dibawah $ 1.00 atau dibawah Rp.10.000; /capital tahun karena adanya krisis yang berkepanjangan ditambah dengan inflasi biaya kesehatan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang peta pembiayaan sektor kesehatan melalui institusi pemerintah menurut sumber dan alokasinya di Kabupaten Lampung Selatan untuk periode tahun 2003. Ruang lingkup penelitian dilakukan di Kabupaten Lampung Selatan yang meliputi Dinas Kesehatan, RSU Kalianda, BKKBN, Dinas PU, Badan PMD, yang kesemuanya yang bersumber dari sektor publik dan memakai dasar alokasi. Pengumpulan data dilakukan dengan kajian dokumen dan melakukan wawancara mendalam dengan informan terpilih. Studi ini menunjukkan bahwa alokasi anggaran pembiayaan sektor kesehatan adalah sebesar Rp. 41.857,38 atau US $ 4.87 per kapita per tahun. Angka dinilai cukup karena sudah memenuhi standard per kapita dari Bank Dunia sebesar Rp.41.174,- Walaupun jumlahnya sudah besar, tetapi alokasi dana belum mengacu pada program prioritas, yakni zona pantai sehat, peningkatan mutu pelayanan kesehatan, dan peningkatan manajemen pelayanan. Hal ini terbukti dari minimnya alokasi dana untuk program-program tersebut, dibandingkan dengan program lain yang tidak menjadi prioritas. Disamping itu juga peruntukkan alokasi dana untuk program dimaksud kurang mendukung untuk keberhasilan suatu program. Lebih banyak ditemukan mata anggaran yang bersifat umum, belum spesifik untuk menjangkau sasaran program yang diharapkan. Dari wawancara mendalam didapat informasi bahwa sektor kesehatan menjadi salah satu prioritas untuk mendapat prioritas perolehan dana-APBD. Sedangkan dari hasil perhitungan pembiayaan diperoleh bahwa sektor kesehatan mendapat alokasi dana 6,12% dari APBD, masih lebih rendah dari alokasi dana beberapa sektor lain. Sebagai kesimpulan bahwa dari analisis kecukupan, alokasi dana sudah memadai karena sudah memenuhi standard Bank Dunia. Namun dari analisis terhadap program prioritas, alokasi anggarannya tidak sesuai dengan besarnya proporsi yang ditetapkan untuk suatu program prioritas. Disarankan agar dalam menyusun perencanaan anggaran, menyesuaikan dengan program prioritas yang telah disusun, dengan cara meningkatkan alokasi pembiayaannya, disamping juga jenis kegiatan, sifat program, dan mata anggaran harus lebih menyentuh kepentingan rakyat. Daftar bacaan : 32 (1977-2002)
Compared to neighbor countries within South East Asia, health financing in Indonesia is relatively still little. Prior to crisis, the GDP share for health is about 2.5% or about $ 12.00 per capita per year. This amount was drastically reduced to average below $ 1.00 or below Rp 10,000 per capita per year due to prolonging crisis and added by high inflation rate of health cost. This research aims at getting a description of map of health financing of government institutions based on sources and its allocation in the District of Lampung Selatan for the period of 2003. The scope of research is including District Health Office, General Hospital Kalianda, Family Planning, Civil Work Office, and Community Empowerment Board; which is all fund are from public sector and is using allocation based method. Data collected by literature review and in-depth interview with selected informer. This study shows that budget allocation for health sector is about Rp 41.857,38 or US$ 4.87 per capita per year. This figure is adequate and met with the standard per capita from the World Bank at Rp 41.174. Although the amount of allocation is big, however the allocation is not line with program priority such as healthy beach zone, and improvement quality and management of health service. This evidence can be seen from the low amount of budget allocation compared to program, which is not a priority. Beside that, the purpose of allocated fund for program is not directly support the success of program. Mostly found that budget line is still using general category and not yet specifically to reach to the expected target program. From in depth interview shows that health sector is priority to get government allocation fund. Meanwhile from computation shows that health sector get only 6.12% of total government allocation fund, and this figure is still below other sectors. As conclusion, from the viewpoint of adequacy, budget allocation is met to the standard of the World Bank. However, from the viewpoint of program priority, budget allocation is not inline with the proportion of predetermined program priority. Suggested that in the process of budget planning has to follow program priority that is predetermined before, increasing the allocation of budget, variety of activities, type of program, and budget lines has to fulfill the need of people.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12990
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didin Aliyudin
Abstrak :
Penyelenggaraan haji merupakan tugas nasional dan tugas ini dilaksanakan oleh pemerintah secara interdepartemental. Departemen Kesehatan merupakan Departemen terkait dalam penyelenggaraan haji yang bertanggungjawab dalam masalah pengamanan kesehatan bagi calon /jemaah haji Indonesia. Di tingkat Kabupaten, tanggung jawab penyelenggraan pelayanan kesehatan haji berada pada Dinas Kesehatan Kabupaten. Pencatatan dan pelaporan Kesehatan /Haji di Kabupaten Tangerang saat ini masih dilaksanakan secara manual, data diterima dari Puskesmas kemudian direkapitulasi sebagai bahan laporan ke Dinas Kesehatan Propinsi. Hasil evaluasi pelayanan kesehatan haji di Kabupaten Tangerang dilemukan beberapa masalah kesehatan haji yang berhubungan dengan lemahnya sistem informasi kesehatan haji. Upaya mengatasi permasalahan sistem informasi kesehatan haji di Kabupaten Tangerang, dilaksanakan dengan mengembangkan sistem informasi kesehatan haji melalui pembuatan suatu prototype program yang menghasilkan informasi kesehatan haji dalam bentuk tabel dan grafik yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung manajemen program kesehatan haji ditingkat Kabupaten . Melalui sistem informasi ini proses pengolahan dan analisis data dapat dilaksanakan dengan lebih cepat, lebih mudah dan lebih akurat. Metode penelitian menggunakan pendekatan pengembangan sistem, dengan tahapan antara lain : penentuan entitas, analisis sistem, rancangan sistem, pembuatan prototype serta ujicoba prototype. Uji coba sistem dilaksanakan di Laboratorium Komputasi Informatika Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, meliputi ; efesiensi, reiabilitas, efektifitas, akurasi dan aksesibilitas sistem. Ujicoba sistem juga menilai kelemahan dan kelebihan sistem . Daftar Pustaka : 44 (1992 --- 2002).
Government of Indonesia facilitates the services for haji, these services provided inter departmentally, and one of these departments is Ministry of Health. Ministry of health handle the hajji's health. In district level, this responsibility is district Health Office burden. Recording and reporting the hajji's health in district of Tangerang do manually, data which have accepted from health centers recapitulated as report material to Province Health Office. Results from evaluation on health service for hajj have found some weaknesses in this information system. An effort to handling problem in this information system on Hajji's Health, is to develop a new information system by making a software prototype which could presenting information by tables or graphics to support Hajji's Health information system. This information system assists the data processing and analyzing more quickly and more accurate. This study using system development approach, by determining entities, system analysis, system design, and determining the criteria of test drive prototype. This prototype has been passed the test in computer lab of Faculty of Public Health University of Indonesia. This test including: efficiency, effectively, accuracy, system accessibility and to assess weakness and advantage of this system.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Krianto
Abstrak :
ABSTRAK Efektifitas dari suatu program komunikasi kesehatan yang berkelanjutan ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya adalah kebutuhan yang tinggi dari khalayak akan informasi kesehatan. Kebutuhan yang tinggi akan informasi kesehatan pada hakekatnya merupakan resultante dari minat, kebutuhan, masalah diri dan peta pengetahuan. Di lihat dari perspektif perluasan peta pengetahuan, kebutuhan informasi erat hubungannya dengan keterpaparan khalayak terhadap beragam saluran komunikasi, di antaranya pemaparan media komunikasi massa dan pemaparan komunikasi interpersonal. Namun penelitian yang mengupas hubungan antara keterpaparan terhadap informasi dengan kebutuhan informasi, terutama di Jawa Barat masih kurang. Oleh karena itu penelitian ini memusatkan perhatian pada upaya untuk memperoleh gambaran bagaimana hubungan antara dua variabel tersebut. Penelitian ini menggunakan hasil Studi Jaringan Informasi Kesehatan di Jawa Barat tahun 1994, yang merupakan kerjasama Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia dengan Sub Pinas PKM Jawa Barat. Dengan demikian tahap penetapan disain penelitian dan pengumpulan data tidak dilakukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemaparan media komunikasi massa dan pemaparan komunikasi interpersonal memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat kebutuhan informasi kesehatan. Namun keterpaparan terhadap informasi kesehatan melalui komunikasi interpersonal memiliki nilai OR (4-5.0) yang lebih besar dari pada OR pemaparan media komunikasi massa (1.3-2.0). Adapun model hubungan antar dua variabel tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan informasi adalah fungsi dari pemaparan komunikasi interpersonal, pemaparan media elektronik (televisi, radio), media cetak (poster-poster kesehatan, surat kabar) dan karakteristik tempat tinggal. Dari hasil penelitian ini disarankan agar dalam upaya meningkatkan kebutuhan informasi kesehatan dilakukan pendekatan kepada pengelola program untuk mendayagunakan potensi jaringan informasi setempat, sekaligus meningkatkan upaya komunikasi massa melalui televisi, poster, radio, dan surat kabar.
ABSTRACT Effectivity of the sustainable health communication program depend on any factors, such as high information need among the audience. High information need is the resultance of attention, need, self problem and cognitive map. If seen the expanding on the cognitive map, information need have strong relation with audience exposed of the any communication channels, such as mass communication and interpersonal communication exposure. But the research that studying on the relationship between information exposed and information need, especially of the pregnant women and under five years children mother on West Java is minimally. Thus, focusing the research is making the description on the relationship between two variables. This research used the data of the Health Information Network Study, in West Java, 1994. The study is cooperation among Department of Health Education and Behavioral Science, Faculty of Public Health, University of Indonesia with Health Community Education Affairs, Province of West Java. Just the research design fixing and data collection not doing. The result from this research give me the description that mass communication exposure and interpersonal communication exposure have the significance relationship with health information need among the audience. But the interpersonal communication exposed have the Odds Ratio (4-5.0) bigger than the mass communication exposed (1.3-2.0). Information need model is the function of interpersonal communication exposure, electronic media exposure (television and radio), printed media (posters, newspapers) and residential characteristic. From the result, I am proposing, if we are improving the health information need, we must approaching to program mangers to use the local information network, and similarly launching the mass communication effort via television, posters, radio and newspapers.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ch. M. Kristanti
Abstrak :
ABSTRAK
Dilakukan analisis regresi linier pada data sekunder hasil penelitian kesegaran jasmani pelajar SLTA Jakarta, 1990 yang merupakan studi Cross Sectional.

Tujuan penelitian untuk mengetahui daya tahan kardiorespirasi pelajar SLTA Jakarta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini nilai VO2 max menggambarkan daya tahan kardiorespirasi seseorang.

Sebesar 52,4% pelajar SLTA Jakarta mempunyai daya tahan kardiorespirasi dalam kondisi ?kurang?. Ni1ai V02 max. dipengaruhi oleh seks, umur, BMI, kegiatan olahraga dankadar Hb. Nilai V02 max pada laki-laki lebih besar 700/kg BB/mt dibandingkan dengan perempuan. BMI (body mass index) berpengaruh terhadap kesegaran jasmani, setiap kenaikan BMI 1 kg/meter diikuti dengan penurunan V02 max sebesar1,05 ml/kg BB/menit. Kegiatan olahraga berpengaruh terhadap V02 max, setiap kenaikan kegiatan olahraga 1 jam per bulan efektif diikuti dengan kenaikan V02 max sebesar 0,02 ml/kg BB/menit. Dalam penelitian ini Hb berpengaruh terhadap V02 max, setiap kenaikan kadar Hb 1 gr/dl diikuti dengan penurunan VO2 max sebesar 0,31 ml/kg BB/mt. Garis regresi hanya dapat menerangkan 25% dari variasi V02 max.

Untuk mengetahui pengaruh berbagai variasi terhadap nilai V02 max, perlu pengukuran V02 max secara langsung tanpa melalui faktor koreksi.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Otty Mitha Sevianti
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan anak merupakan sesuatu yang bersifat multi dimensi dan terdiri atas area kognitif, bahasa, fungsi gerak, sosial emosional dan perilaku adaptif, masing-masing memiliki nilai tersendiri namun saling berintegrasi. Dua metode stimulasi (Glenn Doman (GD) dan Kemenkes (K)) dinilai kualitasnya dalam penelitian ini. Tujuan.Mengetahui pengaruh perbedaan stimulasi metode GD dan K terhadap skor perkembangan bayi usia 6-12 bulan. Metode.Penelitian kohort prospektif pada bayi normal.Skrining perkembangan awal dilakukan menggunakan alat ukur Denver.Pasca 3 bulan intervensi, perkembangan bayi dinilai menggunakan BSID edisi-III yang terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.Kualitas stimulasi rumah di nilai menggunakan alat ukur HOME. Hasil.Skor validitas dari BSID edisi-III adalah 0,964 (kognitif), 0,934 (bahasa), 0,822 (gerak) dengan Cronbach Alpha sebesar 0,918 serta reliabilitas test-retest 0,846. Subjek yang memenuhi kriteria sebanyak 88 orang, dengan jenis kelamin laki-laki (61,4%), usia 9-12 bulan (68,2%), status gizi baik (75%). Perbedaan bermakna terdapat pada skor HOME dan semua aspek penilaian perkembangan BSID di kedua grup setelah masa intervensi 3 bulan (p<0,001). Skor grup GD lebih unggul 1 angka dibandingkan K pada skor HOME (p=0,024) and 32 angka lebih unggul pada skor BSID (p=0,002). Faktor jumlah anak bermakna secara statistik memengaruhi perkembangan dengan risiko relative 3.13 (IK 95% 1.18- 8.33, p=0,022). Simpulan.Instrumen BSID edisi-III versi Bahasa Indonesia merupakan alat ukur yang sahih dan andal untuk digunakan pada penelitian ini. Secara umum tidak terdapat perbedaan skor perkembangan bayi usia 6-12 bulan yang mendapat stimulasi metode GD dan K kecuali perkembangan perilaku adaptif.
ABSTRACT
Child development is multi-dimensional and encompasses cognitive, language, sensory-motor, social-emotional, adaptive behavior domains, all of which are interdependent. Two stimulation interventions (Glenn Doman (GD) and Kemenkes (K) methods) were conducted in this study. Aims.To investigate the difference in developmental aspects after intervention with GD and K methods in infants age 6-12 months. Methods. This was a prospective cohort study in normal developmental infants. Developmental screening at enrollment used Denver instrument. Three months post intervention, the development was assessed with BSID III, in which validation and reliability test were undertaken as first step. A modified version of HOME inventory was used as edition to assess home environment. Results.The validity score of BSID-III was 0.964 (cognitive), 0.934 (language), 0.822 (motor) with Cronbach alpha of 0.918 and a reliability test-retest of 0.846. There were 88 subjects fulfilled the criteria. Subject mostly were male (61.4%) 9- 12 months old (68.2%), normal anthropometric status (75%). The results revealed significant differences in HOME score and all aspects of Bayley score in GD and K group after 3 months intervention period (p<0.001). The GD benefited 1 point compared with K group in HOME score (p=0.024) and 32 points in Bayley score (p=0.002). Number of children was the most influential factor in infants’ development with a relative risk of 3.13 (CI95% 1.18-8.33, p=0.022). Conclusions.The Bahasa Indonesia version of BSID-III was a reliable and valid tool for the assessment of this study. There was no difference in developmental score at age 6-12 months who had GD and K stimulation methods except for adaptive behavior scale.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelmi Silvia
Abstrak :
Latar Belakang: Pekerja kantor dengan komputer berisiko untuk mengalami nyeri leher dan bahu. Bila nyeri leher dan bahu ini tidak ditangani dengan baik akan dapat mengganggu aktivitas pekerja baik di tempat kerja maupun di luar pekerjaan. Oleh karena itu diperlukan suatu penanganan yang tepat pada kasus nyeri leher dan bahu ini. Laporan ini dibuat untuk memperoleh bukti apakah latihan leher dan bahu efektif dalam mengurangi nyeri leher dan bahu pada pekerja kantor dengan komputer. Metode: Pencarian literatur dilakukan secara online dengan menggunakan database Pubmed dan Cohrane library. Judul dan abstrak yang didapatkan kemudian ditapis berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Telaah kritis dilakukan dengan menggunakan kriteria oleh Center-for Evidence Based Medicine, University of Oxford yang mencakup validity, importance dan applicability. Hasil: Didapatkan enam artikel yang relevan. Semua studi merupakan randomized controlled trial. Secara keseluruhan semua studi cukup valid, walaupun ada studi yang memiliki angka drop-out yang tinggi. Dari enam studi, aspek importance hanya dapat dinilai pada tiga studi karena tidak diketahui berapa effect size pada tiga studi lainnya. Pada tiga studi yang dapat dinilai aspek importance, walaupun ada hasil yang menunjukkan efek perbaikan yang bermakna secara statistik, namun efeknya secara klinis hanya minimal sampai sedang. Oleh karena tingkat kepentingannya yang rendah, maka tidak dilanjutkan lagi penilaian applicability. Kesimpulan: Belum ditemukan bukti yang cukup kuat bahwa latihan leher dan bahu efektif dalam mengurangi nyeri leher dan bahu pada pekerja kantor dengan komputer. Oleh karena itu kita belum dapat menyarankan latihan leher dan bahu ini sebagai terapi untuk mengurangi nyeri leher dan bahu pada pekerja kantor dengan komputer.
Background: Computer office workers are at risk to have neck and shoulder pain. If neck and shoulder pain is not controlled properly, it can disrupt the worker?s activities both at work and outside work. Therefore proper treatment is needed for neck and shoulder pain. This report aims to obtain evidence whether neck and shoulder training is effective in reducing neck and shoulder pain among computer office workers. Method: A literature search was conducted online using database of Pubmed and Cochrane library. Titles and abstracts were obtained and then screened based on inclusion and exclusion criteria. Critical appraisal was conducted using criteria by Center-for Evidence Based Medicine, University of Oxford include validity, importance and applicability. Results: Six articles were found to be relevant. All studies are randomized controlled trials. Overall, all studies are quite valid although there are studies which have high drop-out rate. From six studies, aspect of importance only can be assessed in three studies because the effect size in three other studies was unknown. In the three studies where aspect of importance could be assessed, although there are outcomes that were statistically significant, the clinically improvement were only minimal to moderate. Because the level of importance is low, assesment of applicability was not conducted. Conclusion: No sufficient evidence was found that neck and shoulder training is effective in reducing neck and shoulder pain among computer office workers. Therefore neck and shoulder training as therapy for reducing neck and shoulder pain among computer office workers can not be recommended.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awang Irawan Rusli
Abstrak :
Mengetahui hubungan peningkatan berat badan ibu hamil dengan lama persalinan. Metode: Penelitian menggunakan metode cross-sectional. Menggunakan data sekunder dari rekam medis. Hasil: Dari 480 rekam medis, 129 rekam medis terdapat data yang tidak lengkap pada riwayat pemeriksaan kehamilan, 232 rekam medis lainnya merupakan kasus persalinan dengan prosedur seksio sesaria, 30 data rekam medis yang tidak mencantumkan lama persalinan sama sekali, 21 data rekam medis yang mencantumkan lama persalinan secara tidak lengkap, sehingga diambil 68 data. ROC-Curve sebagai cut-off peningkatan berat badan, yaitu 9,75 kg. Dari 68 kasus, 20 kasus peningkatan berat badan ≤ 9.75 kg dan 48 kasus peningkatan berat badan > 9.75 kg. Penelitian mengunakan uji Chi-Square dengan nilai p = 0,216 yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara peningkatan berat badan ibu hamil dengan lama persalinan. Kasus lama persalinan yang panjang pada 20 kasus peningkatan berat badan ≤ 9.75 kg adalah 8 (40%) dan pada 48 kasus peningkatan berat badan > 9.75 kg adalah 12 (25%). Kesimpulan: tidak terdapat hubungan antara peningkatan berat badan ibu hamil dengan lama persalinan. ......Knowing association of weight gain in pregnancy with labour period. Method: Research using cross-sectional method. Secondary data was used from medical records. Result: From 480 medical records, 129 cases had no history of complete antenatal care, 232 cases are caesarian cases, 30 cases have no labour period, 21 cases have uncomplete record of labour period, so that is taken 68 cases. ROC-Curve was used as a cut-off weight gain, which is 9.75 kg. Of 68 cases, 20 cases of increased body weight ≤ 9.75 kg and 48 cases of weight gain > 9.75 kg. Research using Chi-square test with p = 0.216, with a sense there is no significant relationship between weight gain in pregnancy with the outcome of labour period in pregnant women. The incidence of long labour period in 20 cases of increased body weight ≤ 9.75 kg is 8 (40%) and 48 cases of weight gain > 9.75 kg was 12 (25%). Conclusion: No significant association between weight gain in pregnancy with labour period in pregnant women.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Syifa Suaidah
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang gambaran remaja yang mengakses pornografi dan alasannya mengakses pornografi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan praktek mengakses pornografi pada siswa SMK Yayasan Padindi. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara umur, jenis kelamin, penghasilan orang hta, sikap dan niat dengan praktek mengakses pornografi pada siswa SMK Yayasan Padindi tahun 20tr3.
ABSTRACT
This thesis discusses an overview teenagers accessing pomography and why accessing pornography. This research is a quantitative sfudy with cross-sectional design. The purpose ofthis study is to investigate various matters relating to the practice of vocational sfudents accessing pornography on Padindi Foundation in 2013. The results showed that there was a relationship between age, sex, parental income, attitudes and intentions to practice vocational students accessing pornography on Padindi Foundation.
Universitas Indonesia, 2014
S53535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaky Tifano
Abstrak :
ABSTRACT
PM2,5 adalah partikulat halus dengan diamterer kurang dari 2,5 μm yang memiliki dampak terhadap kesehatan manusia apabila terhirup dan masuk ke dalam sistem pernapaan. Filter merupakan salah satu komponen terpenting dalam pengukuran debu sebagai media tempat terdepositnya debu yang akan diukur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan plastik sebagai filter pada Sioutas Personal Cascade Impactor Sampler. Penelitian eksperimental dilakukan untuk membandingkan berat debu yang terdeposit pada filter berbahan PTFE sebagai pembanding dan plastik sebagai bahan filter yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara berat debu yang didapatkan oleh filter PTFE dan plastik.
ABSTRACT
PM2,5 is a fine particulate matter with diameter less than 2,5 μm which has a health effect on human health when it inhaled into human respiratory system. Filter is one of the most important component on particulate sampling as a media where particulates are collected. The objective of this research is evaluating plastics usage as a filter on Sioutas Personal Cascade Impactor Sampler. Experimental reserach was held to compare dust weight ehich deposited on PTFE filter as a standard an plastics as materials were tested. The result showed there are no differences between dust weight which collected on PTFE filter and plastics.
2014
S56096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhanuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan dan sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan berdampak terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik, morbiditas dan mortalitas dan juga berdampak negatif terhadap ekonomi dan sosial. Salah satu kebijakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan pemantauan penggunaan antibiotik dengan menggunakan indikator peresepan berdasarkan indikator penggunaan obat yang telah dikembangkan oleh WHO. Di Indonesia, pemantauan penggunaan antibiotik di puskesmas dilakukan terhadap ISPA non pneumonia dan diare non spesifik. Penelitian ini dilakukan untuk membuat model sistem informasi yang dapat mendukung manajemen puskesmas dalam memantau penggunaan antibiotik secara terus menerus. Penelitian dilakukan menggunakan desain penelitian kualitatif dengan menerapkan pendekatan model prototyping dalam membangun model sistem informasi. Penelitian ini menghasilkan rancangan basis data dan desain prototype dari sistem informasi pemantauan penggunaan antibiotik bagian farmasi puskesmas. Sistem Informasi Pemantauan Penggunaan Antibiotik Puskesmas dapat diimplementasikan secara bertahap disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan puskesmas. Pada tahap pertama dapat dikembangkan pada ruang obat dengan resep sebagai sumber data dan proses evaluasi dilakukan dengan menganalisis dokumen rekam medis jika indikator penggunaan antibiotik di puskesmas telah melebihi standar yang telah ditetapkan.
ABSTRACT
Antibiotics are the drugs most widely used and about 40-62% of antibiotics are used inappropriately, among others, to diseases that actually do not require antibiotics. Improper use of antibiotics will affect the occurrence of bacterial resistance to antibiotics, morbidity and mortality as well as a negative impact on economic and social high. One of the policies to address the problem of inappropriate antibiotic use is the monitoring of the use of antibiotics by using indicators based on indicators of the use of prescription drugs that have been developed by WHO. In Indonesia, monitoring of antibiotic use in health centers committed against non-pneumonia ARI and non-specific diarrhea. This study was done to make the design of information systems in health centers monitoring the use of antibiotics that can be used to facilitate the health center management in evaluating the use of antibiotics. The study was conducted using a qualitative research design to prototyping approach to build a model of the information system model. This study resulted in the design of databases and the design prototype of information system monitoring antibiotic use in health center pharmacy. Antibiotic Usage Monitoring Information System Health Center can be implemented gradually adapted to the conditions and the ability of health centers. In the first stage can be developed on the prescription drug space as a source of data and evaluation process carried out by analyzing the document in the medical record if the indicator antibiotic use in health centers has exceeded the established standards.
[, ], 2014
S55989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>