Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rokhaidah
Abstrak :
ABSTRAK
Anak dan remaja yang menderita kanker sering mengalami gangguan tidur yang dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan gambaran penerapan Model Konservasi Levine dalam asuhan keperawatan pada anak dengan kanker yang mengalami gangguan tidur. Desain yang digunakan adalah studi kasus. Terdapat lima kasus yang menjadi pembahasan dalam artikel ini dan teridentifikasi bahwa masalah tidur merupakan masalah yang utama. Intervensi keperawatan yang diberikan didasarkan pada prinsip-prinsip konservasi yaitu konservasi energi, integritas struktural, integritas personal dan integritas sosial. Hasil evaluasi berdasarkan respon organismik menunjukkan sebagian besar masalah dapat teratasi dan menunjukkan perbaikan meskipun belum teratasi secara keseluruhan. Model Konservasi Levine direkomendasikan untuk dapat diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan kanker yang mengalami gangguan tidur dengan intervensi sleep hygiene dan terapi komplementer pemberian madu sebelum anak tidur untuk mencapai hasil asuhan yang optimal.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bertyna Y.M.P.
Abstrak :
Kanker serviks merupakan saiah satu jenis penyakit kanker yang menyerang kaum wanita dan penyebab kematian utama atau tertlnggi kanker pada wanita. Semua wanita berisiko untukterkena penyakit Ini dan risiko ini akan meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Risiko ini dapat dihindari dengan melakukan tindakan pencegahan ataupun pengobatan. Bagi wanita yang sudah berusia 20 tahun ke atas - terutama bagi yang sudah menikah - dan yang sudah pernah melakukan hubungan seks sebelum usia 16 tahun, sebaiknya rajin memeriksakan dirinya melalui tes Pap atau Pap smear secara berkala. Sementara bagi wanita yang sudah terdiagnosis terkena penyakit kanker serviks stadium lanjut harus secepatnya melakukan tindakan pengobatan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit tersebut di dalam tubuhnya. Jika tidak, penyakit itu dapat membawa efek yang paling buruk, yaitu kematian. Dalam kenyataannya, masih banyak wanita yang belum mau melakukan tindakan pencegahan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penderita yang baru memeriksakan diri ke dokter setelah penyakitnya sudah memasuki stadium III atau IV. Faktor penyebab tegadinya kanker serviks ini bisa berasal dari berbagai hal, Namun, di Indonesia sendiri, penyebab utamanya adalah karena kurangnya kesadaran atau ketidaktahuan wanita akan pentingnya melakukan pemeriksaan serviks (Pap smear) tadi. Akibatnya, ketika gejala-gejala dari penyakit ini sudah berkembang, wanita hanya dapat melakukan tindakan pengobatan bagi penyakitnya dan bukan lagi tindakan pencegahan atau preventif, sehingga kemungkinannya untuk sembuh menjadi semakin kecil. Keputusan wanrta untuk mengambil tindakan pengobatan terhadap penyakitnya tidak terlepas dari faktor kognitif yang terjadi di dalam pikiran mereka. Faktor kognitif ini adalah keyakinan (belief). Keyakinan menggambarkan semua informasi yang sudah diketahui oleh seseorang dan menentukan sikap, intensi, dan tingkah laku seseorang. Penelitian ini sendiri hendak melihat bagalmana keyakinan kesehatan wanita penderita kanker serviks terhadap pengobatan penyakitnya. Gambaran keyakinan kesehatan wanita penderita kanker serviks ini dapat tercermin melalui kelima komponen yang terdapat dalam teori The Health Belief Model (HBM), yaitu perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barrierc, dan cues to action. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan subjek penelitian sebanyak 5 orang. Hasil penelitian menemukan bahwa kelima orang subjek dalam penelitian ini memiliki high extreme susceptibility teriiadap penyakltnya. Hal ini berarti bahwa mereka mempersepslkan penyakitnya akan berkembang di masa yang akan datang dan karena rtu, perlu ditangani dengan segera. Bukti dari tingglnya persepsi akan kerentanan in! terilhat dari kedua jalur pengobatan yang mereka ambil, yaitu jalur pengobatan medis (modem) dan Jalur pengobatan aiternatif (tradisional). Namun, pada akhlrnya kelima subjek leblh memilih jalur pengobatan medis karena hasilnya dianggap lebih baik dibandingkan jalur pengobatan altematif. Kelima subjek juga mempersepslkan bahwa penyakitnya tergolong penyakit yang memiliki tingkat keparahan atau keseriusan yang tinggi (perceived severity). Mereka menyadari bahwa stadium penyakit mereka sudah berada pada tahap/stadium lanjut sehingga perlu dilakukan tindakan pengobatan sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya perkembangan penyakit tersebut. Bentuk keseriusan dart penyakitnya ini juga terlihat dari konsekuensi medis dan sosial yang dirasakan oleh para subjek selama menjalani pengobatan tersebut, di mana mereka harus merasakan efek samping dari pengobatan dan terpaksa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu, pegawai, maupun warga masyarakat di mana mereka tinggal. Di samping kedua komponen tersebut, kelima subjek juga mempersepsikan keuntungan (perceived benetits) dan hambatan-hambatan yang mungkin mereka terima (perceived barriers) jika mereka melakukan tindakan pengobatan bagi penyakitnya. Keuntungan utama selama jalannya pengobatan adalah didapatkannya kesembuhan dan ketenangan dari pengobatan. Hambatan utama selama jalannya pengobatan adalah kurangnya dana untuk menutupi biaya pengobatan. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat sosial ekonomi mereka. Cues to actior) juga berperan sebagai pemicu kelima subjek untuk melakukan tindakan pengobatan bagi penyakitnya. Cues to action ini dapat terbagi menjadi dua, yaitu cues to action intemal dan ekstemal. Yang menjadi cues to action intemal adalah terjadinya pendarahan yang terus-menerus dan banyak pada kelima subjek. Sedangkan, yang menjadi cues to action ekstemal adalah cerita-cerita atau nasihat dari keluarga, teman-teman dekat, tetangga, dan tim medis yang menangani kelima subjek; dari tayangan-tayangan televisi; dan dari informasi yang disebarkan melalui media cetak (majatah, koran, tabloid, dan buku). Terakhir, diketahui bahwa kelima subjek memiliki pandangan yang umum mengenai penyebab penyakitnya, berdasarkan sudut pandang agamanya masing-masing. Ada subjek yang beranggapan bahwa penyebab penyakitnya adalah karena kesalahannya sendiri, serta ada pula subjek yang menganggap bahwa penyakitnya merupakan cobaan yang berasal dari Tuhan.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S2839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Radiation recall is an acute inflammatory reaction that can be triggered when systemic agents are administered long time after radiotherapy. Because radiotherapy is now indicated for many types of cancer, care should be taken regarding possible toxic events relating to radiotherapy in combination with radio-sensitizing agents. Gemcitabine, one such anti-cancer agent, is widely used, especially for urologic cancers. We report an intriguing case of possible radiation recall in the rectum caused by gemcitabine administration 37 years after radiation therapy. From a review of the literature, it appears that there have been no reported cases of radiation recall in the rectum with such a long interval be- tween radiation therapy and chemotherapy. Here, we describe the case and provide a literature review.
KJM 65:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wilda Afidah Bitari
Abstrak :
Latar Belakang : Kejadian kanker kolorektal dan hubungannya terhadap faktor sosiodemografi, hereditas dan gaya hidup mendorong banyak asumsi namun belum banyak penelitian yang sejenis dilakukan di Indonesia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara faktor sosiodemografi, hereditas dan gaya hidup pada pasien kanker kolorektal di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Desain studi : 40 kasus pasien kanker kolorektal dibandingkan dengan 40 kontrol pasien non kolorektal yang berobat rawat jalan pada periode November 2013-Juni 2014. Hasil : Kanker kolorektal berhubungan dengan tingkat sosial ekonomi. Riwayat keluarga pada tingkat pertama juga berhubungan dengan kejadian kanker kolorektal. Ditemukan hubungan antara pola konsumsi daging merah dan makanan olahan serta konsumsi sayur dalam jumlah cukup dapat mengurangi risiko kanker kolorektal. Kesimpulan : pola konsumsi daging merah dan makanan olahan dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. ...... Background : Associations between colon and rectal cancer and Sociodemographic, heredity and lifestyle factor have stimulated much debate and limited to find in Indonesia. Objective: examined the association between sociodemographic, heredity, and lifestyle and colorectal cancer among patient in in doctor Cipto Mangunkusumo hospital. Design : Data from 40 incident cases of colorectal cancer were compared with data from 40 hospital control around November 2013 until June 2014. Result : Colorectal cancer associated with social economy status, heredity in first degree, consumption of red meat and processed foods whereas a high intake of vegetable was directly associated with a decreased risk of colorectal cancer. Conclusions: The results suggest that red meat and processed foods strongly correlated with colorectal cancer.
Depok: [Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2014
S57434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Quinn, Gwendolyn P., editor
Abstrak :
Reproductive medicine is a growing field with new technology emerging faster than we can assess consumer’s perceptions of –the number of cancer survivors are growing and there is a great need to attend to their quality of life-this book addresses the needs of males and females, identifies effective communication strategies and proactive measures for health care professionals and researchers to use as well as identifying gaps in the literature where more research is needed.
Dordrecht: [Springer, ], 2012
e20410715
eBooks  Universitas Indonesia Library