Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ritonga, Imam Tongku Padesma
Abstrak :
Sindrom Prahaid (SPH) adalah masalah kesehatan yang grafik kejadiannya meningkat pada perempuan usia muda dalam beberapa dekade terakhir. Uniknya, pola yang sama juga terjadi pada semakin dininya usia menarche dalam rentang waktu yang sama. Jakarta, sebagai ibu kota negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia, memiliki total penduduk perempuan sekitar 900 ribu. Studi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kejadian SPH dan usia menarche pada perempuan usia 15-24 tahun di Jakarta pada tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik observasional. Penelitian dilakukan terhadap 106 mahasiswi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam rentang waktu mulai Juni 2012 hingga Juni 2013. Responden penelitian mengisi kuesioner tervalidasi yang meliputi kriteria SPH, faktor demografi, usia menarche, dan variabel lain terkait SPH. Hasil penelitian menunjukan SPH ditemukan pada 62,3% kasus, dengan distribusi ringan 19,8%, sedang 29,2%, dan berat 13,2%. Berdasarkan uji Chi-square terhadap derajat keparahan SPH dengan usia menarche, ditemukan perbedaan bermakna dengan nilai P=0,037 (P<0,05). Dengan demikian, faktor usia menarche dapat digunakan sebagai penanda karakteristik individu dalam menilai derajat keparahan SPH seorang perempuan.
Premenstrual Syndrome (PMS) is a health problem with increased incidence graph in young women in recent decades. Interestingly, the same pattern also occurred in earlier onset of menarche in the same time period. Jakarta, as the capital of the fourth most populous nation in the world, has a total population of about 900 thousand women. This study was conducted to determine the relationship of the incidence of PMS and age of menarche in women aged 15-24 years in Jakarta in 2013. Research design is an observational analytic. The study was conducted on 106 female students in the Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), from July 2012 to June 2013. Respondents completed a questionnaire covering validated PMS criteria, demographic factors, age of menarche, and other variables related to PMS. The results showed PMS was found in 62.3% of cases, distributed as 19.8% mild, 29.2% moderate and 13.2% severe. Chi-square test based on the severity of PMS and age of menarche show a significant difference were found with a value of P = 0.037 (P <0,05). Thus, age of menarche factor can be used as a marker for assessing the severity of PMS that an individual could have.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
Jakarta: UI-Press, 2005
362.1 TJA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 2016
R 616.001 2 INT
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 2016
R 616.001 2 INT
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 2016
R 616.001 2 INT
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Aulia
Abstrak :
Latar Belakang: Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan untuk hamil setelah 1 tahun berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi. Infertilitas merupakan masalah kesehatan reproduksi yang cukup marak terjadi dan sekitar 50 dari kasus infertilitas disebabkan oleh faktor laki-laki saja atau gabungan antara faktor laki-laki dan perempuan. Buruknya vitalitas dan integritas DNA spermatozoa merupakan faktor yang berhubungan dengan infertilitas pada laki-laki. Tujuan: Mengetahui korelasi antara vitalitas dengan integritas DNA spermatozoa pada laki-laki infertil di Klinik Yasmin RSCM Kencana. Metode: Jenis desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang. Subjek penelitian adalah 96 laki-laki infertil. Data diambil dari rekam medis pasien Klinik Yasmin RSCM Kencana, Jakarta. Pemeriksaan vitalitas spermatozoa menggunakan pewarnaan eosin, sedangkan pemeriksaan integritas DNA spermatozoa menggunakan uji sperm chromatin dispersion SCD . Data variabel vitalitas dan integritas DNA spermatozoa pertama-tama diuji normalitas sebarannya, kemudian dianalisis dengan uji korelasi Spearman. Hasil: Penelitian menunjukkan terdapat korelasi negatif yang signifikan dengan kekuatan korelasi sedang antara vitalitas spermatozoa dengan indeks fragmentasi DNA spermatozoa p=0,000, r=-0,505. Kesimpulan: Semakin tinggi vitalitas spermatozoa maka semakin rendah indeks fragmentasi DNA spermatozoa yang artinya semakin baik integritas DNA spermatozoa. Adanya korelasi dengan kekuatan korelasi sedang menunjukkan bahwa vitalitas spermatozoa tidak dapat dipergunakan sebagai prediktor integritas DNA spermatozoa, sehingga diperlukan uji fragmentasi DNA spermatozoa selain uji vitalitas spermatozoa untuk mengevaluasi infertilitas laki-laki. ......Background: Infertility is the inability of sexually active couple to conceive after one year of unprotected sexual intercourse in a reasonable frequency. Infertility is a common reproductive health problem and approximately 50 of infertility cases are caused by factors from male only or a combination of male and female. Both poor sperm vitality and DNA integrity are associated with male infertility. Objective: To analyze the correlation between sperm vitality and DNA integrity in infertile men at Yasmin Clinic RSCM Kencana. Methods: This study was performed with cross sectional method. The subjects of research were 96 infertile men. Data were obtained from medical record at Yasmin Clinic, Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta. The method used for sperm vitality assessment was eosin staining, while the method used for sperm DNA integrity assessment was sperm chromatin dispersion test SCD. Sperm vitality and DNA integrity data were tested for normality, and then analyzed by Spearman correlation test. Results: There was statistically significant moderate negative correlation between sperm vitality and DNA fragmentation index p 0,000, r 0,505. Conclusion: Higher value of sperm vitality correlates with lower value of DNA fragmentation index which means that the better the sperm DNA integrity. This moderate negative correlation indicates that sperm vitality cannot be used as a predictor of sperm DNA integrity, therefore in addition to conventional semen analysis and sperm vitality test, sperm DNA fragmentation is also needed to evaluate male infertility.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library