Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 400 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iko Yandiaghie
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26502
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Utami E.R.
Abstrak :
Prasarana dan sarana yang sedianya digunakan untuk memperbaiki kondisi kesehatan pribadi maupun lingkungan, terkadang tidak memberikan hasil yang sepenuhnya. Hal ini berkaitan erat dengan kebiasaan-kebiasaan masyarakat terutama pemahaman mereka tentang arti bersih dan kesehatan secara keseluruhan. Dibutuhkan upaya untuk melakukan perubahan perilaku masyarakat diawali dengan merubah konsep atau pemahaman mereka tentang bersih dan kebutuhan untuk sehat serta upaya untuk melakukan pencapaian kondisi tersebut.
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2017
690 MBA 52:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Laelasari
Abstrak :
Timah hitam (Pb) adalah logam yang berbahaya, akan tetapi juga berguna sebagai bahan tambahan untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Bahaya yang ditimbulkan adalah keracunan darah, penurunan tingkat kepandaian anak (IQ) dan gangguan alat reproduksi. Jakarta menduduki peringkat ke-3 negara yang memiliki atmosfer terkotor di dunia, dan penyebab utamanya adalah emisi kendaraan bermotor. Kadar Pb rata-rata diatas standar WHO yaitu melebihi 1,8 ug/m3, sehingga dapat dibayangkan bahwa penduduk Jakarta telah terkontaminasi oleh Pb, . Mengingat wanita hamil adalah segment terpenting dalam suatu peristiwa kelahiran generasi baru. Dampak Pb terhadap kesehatan dan reproduksi patut menjadi peringatan bagi sektor kesehatan masyarakat dan lingkungan. Penelitian ini bersifat Studi Kohort Historis Prospektif Pengaruh Timah Hitam (Pb) terhadap Kesehatan Ibu Hamil 8 bulan di dua lokasi yang berbeda, kemudian ditelusuri sampai kelahiran bayinya dan dipantau berat badan dari bayi yang dilahirkannya. Penelitian ini memfokuskan kepada faktor-faktor dan lingkungan dan individu yang ditelusuri ke masa lampau atau bersifat historis untuk dapat menerangkan lebih lanjut mengenai riwayat keterpaparan Pb ke dalam darah ibu hamil. Selanjutnya pengaruh Pb yang ada di dalam darah ibu hamil dilihat dampak yang muncul melalui jalur perantara yaitu kejadian anemia dan pengaruh langsung terhadap kelahiran BBLR. Data-data dalam penelitian ini adalah primer dan original, yang dikumpulkan dengan mengunakan analisa darah di laboratorium dan kuesioner. Pengambilan data dilaksanakan ketika kehamilan berusia 8 bulan, di dua lokasi yang berbeda dengan asumsi awal ibu hamil yang berasal dari lokasi yang diperkirakan memiliki kualitas udara yang bersih dan ibu hamil yang berasal dari lokasi yang memiliki kualitas udara yang kotor. Sedangkan pemantauan berat badan bayi yang lahir dilakukan secara susul menyusul menurut perkiraan part-as dari setiap ibu hamil. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan riwayat status pekerjaan, lama kerja serta jenis alat transportasi yang biasa digunakan ibu hamil dengan keberadaan Pb didalam darah ibu hamil. Di temukan hubungan antara anemia dengan kelahiran bayi BBLR, sedangkan hubungan antara kadar Pb darah ibu hamil dengan kejadian BBLR itu sendiri ternyata tidak dapat dibuktikan secara statistik.
Lead is a harmful chemical and also useful metal for gasoline addition in transportation sector. The harmful things as air pollution is able to cause systemic toxicity in blood, IQ descent and reproduction disorder. Jakarta is the 3rd grade culmination of unclean atmosphere in the world. One of the causes of air pollution is lead emission. The average lead pollution in Jakarta atmosphere is over 1,8 .µg/m3 whereas the standard of World Health Organization, and so people in Jakarta was already contaminated by lead in their blood. Remember of pregnant women is the crucial segment of birth of future have to give special warning in Public Health and Environmental sector specially to the government that making generation on all the long centuries. Impact of lead in their health and pregnancy adjustment of gasoline regulation in Indonesia. There are a lot of studies of lead and impact of it that have been done in many countries in the worldwide. This research is a new study of lead impact on reproduction particularly in women reproduction that causes the low birth weight infant. In this research, we've done a community base approach to kinetic agent or the way of some factors that contributed in contaminating process of lead as pollutant through human reproduction with a longitudinal historical-prospective cohort study. 71 pregnant women who had a blood analysis, we searching their historical background related with Pb contact and we follow trough to the future until they delivery their babies. We have founded in this research correlation between Pb in blood with occupational status, working period; kinds of daily transportation and a association between anemia and Low Birth Weight (LBW) infant, but we can not found association between Pb level in blood with anemia nor LBW.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zul Husni
Abstrak :
Penelitian dengan judul tersebut di atas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan ibu dan anak pada periode konflik, serta bagaimana dampak konflik dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Ulee Kareng. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan analisis pada data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan wawancara mendalam dengan 5 informan yang terdiri dari 2 informan petugas kesehatan dan pejabat pemerintahan, serta 3 informan dari tokoh masyarakat. Teknik pemilihan informan ini dilakukan dengan purposive sampling. Dari temuan lapangan dan ungkapan-ungkapan 5 orang Informan Penelitian diketahui bahwa, kondisi kesehatan ibu dan anak, arah kebijakan pembangunan kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan ibu dan anak, penyediaan obat dan sarana kesehatan ibu dan anak, peran petugas dalam pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak, partisipasi warga masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan ibu dan anak, diperoleh kesimpulan bahwa kondisi kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh belurn sepenuhnya mencapai sasaran pelayanan kesehatan. Teknis pelayanan kesehatan pun belum optimal karena terbatasnya tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Ulee Kareng. Disamping itu, belum optimalnya kondisi kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Ulee Kareng diketahui dari data masalah kesehatan di sebagai berikut : Pertama, Masih tingginya angka ibu hamil resiko tinggi yang mencapai 73 ibu atau melebihi dari sasaran awal yang ditetapkan sebanyak 36 ibu hamil ; Kedua, Capaian imunisasi balita dan anak usia sekolah rata-rata tidak mencapai 75 persen dari populasi sasaran pelayanan imunisasi ; Ketiga, Hanya ada 3 Puskesmas Pembantu di 9 desa yang ada di wilayah Kecamatan Ulee Kareng, dan hanya ada 2 orang dokter di Kecamatan Ulee Kareng ; Keempat, Jumlah kematian kasar pada tahun 2001 mencapai 0,40 persen dari populasi 14.759 penduduk, dan pada tahun 2001 jumlah kematian kasar mengalami peningkatan hingga mencapai 0,44 persen dari populasi 15.891 penduduk. Menurunnya intensitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Utee Kareng pada pasca konflik tidak hanya disebabkan oleh rendahnya partisipasi masyarakat, keterbatasan pembiayaan, keterbatasan sarana dan prasarana pelayanan, dan keterbatasan tenaga kesehatan, namun disebabkan juga oleh dampak konflik yang terjadi di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Situasi konflik ini diketahui dari ungkapan-ungkapan 5 orang Informan Penetitian mengenai hubungan lembaga masyarakat dengan lembaga pemerintah, situasi kehidupan sosial masyarakat, pandangan dan harapan masyarakat terhadap konflik. Situasi konflik ini tercermin dari adanya perasaan kurang aman di kalangan petugas kesehatan, kurang harmonisnya kerjasama lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat, dan besarnya harapan masyarakat agar konflik tidak ada lagi. Situasi konflik tidak sampai menghambat pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, karena terbukti berbagai program pelayanan kesehatan ibu dan anak tetap terlaksana. Keadaan ini berlangsung karena kesehatan ibu dan anak dipandang sebagai kepentingan dan kebutuhan semua pihak, terutama kebutuhan warga masyarakat Kecamatan Ulee Kareng itu sendiri.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T2517
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Nuriyah Rahman
Abstrak :
ABSTRAK
Bahasan utama dalam tesis ini adalah perkawinan usia muda dan kesehatan reproduksi. Perkawinan usia muda erat kaitannya dengan kehamilan pada wanita usia muda, meskipun permasalahannya tidak persis sama. Perkawinan wanita pada usia muda merupakan masalah sosial budaya yang mempunyai aspek medis, sedangkan kehamilan pada wanita usia muda merupakan masalah medis yang mempunyai aspek social.

Agar dapat mengungkapkan pennasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan landasan teori yang meliputi faktor pendorong terjadinya perkawinan usia muda, aspek psikologis perkawinan usia muda, Islam dan perkawinan, kesehatan reproduksi, perkawinan usia muda dan kesehatan reproduksi, serta program Keluarga Berencana dan reproduksi wanita.

Penelitian ini merupakan studi kasus yang berancangan kualitatif. Subjek penelitian adalah wanita yang menikah pada usia muda dan yang mempunyai anak lebih dari lima orang, mempunyai latar belakang pendidikan pesantren atau dari kalangan pesantren, dan yang berlatar belakang pendidikan non-pesantren. Selanjutnya, wanita-wanita tersebut dikelompokkan dalam tiga golongan umur, yaitu kelompok umur 30-40 tahun, 41-50 tahun, dan 50 tahun ke atas. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran mengenai terjadinya pergeseran ataupun perubahan nilai dan persepsi tentang perkawinan usia muda dan kesehatan reproduksi pada setiap tahap umur wanita tersebut.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam yang menggunakan pedoman wawancara. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan perangkat analisis jender.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkawinan usia muda di daerah Sekar Arum tetap ada, karena dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi, sosialbudaya, dan agama. Selain peranan orang tua yang mendominasi pencarian jodoh anaknya, UU Perkawinan yang berlaku sekarang belum mampu meningkatkan usia saat menikah.

Wanita yang menikah pada usia muda tersebut, dalam merawat kesehatan reproduksinya, mengacu pada kebiasaan orang tua mereka. Ternyata perawatan kesehatan reproduksi secara tradisional membuat kondisi mereka cult-up sehat dan mempunyai anak banyak. Jumlah anak yang banyak bagi ibu-ibu di Sekar Arum merupakan hal yang biasa, karena pengetahuan mereka dan juga para orang tua, sangat kurang terutama dalam bidang reproduksi dari kependudukan. Sementara itu, keputusan suami masih sangat dominan dalam menerima KB.

Mengingat perkawinan usia muda tidak akan menguntungkan bagi pembangunan, seyogyanya peraturan pelaksanaan UU Perkawinan no. 1/1974 ditinjau dan dikaji ulang, antara lain untuk menaikkan batas umur minimum bagi wanita, dari 16 tahun menjadi 20 tahun. Demikian pula dalam memberdayakan masyarakat atau wanita perdesaan, seharusnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dan bersumber pada potensi rakyat itu sendiri.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T6102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fauziah
Abstrak :
Sejak tahun 1996, Program PHBS adalah merupakan salah satu kebijakan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Program ini meliputi 5 (lima) tatanan yaitu rumah tangga tempat kerja, tempat umum, institusi sekolah dan tempat ibadah. Program ini diarahkan kepada perubahan perilaku mengenai hidup bersih dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku siswa sekolah dasar dan faktor mana yang paling dominan yang berhubungan dengan perilaku siswa. Penelitian ini dilakukan di 2 (dua) Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Lorok Pakjo Palembang yang dilaksanakan pada bulan Januari 2004 sampai dengan bulan Maret 2004. Jumlah sampel penelitian adalah 386 orang siswa yang terdiri Bari kelas IV, V dan VI di Sekolah Dasar Negeri 26 dan Sekolah Dasar Negeri 27 Kelurahan Lorok Pakjo Palembang, jenis penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional. Analisis yang digunakan adalah Analisis Univariat, Bivariat, Multivariat. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi perilaku siswa yang baik adalah 72,3%. Dari analisis Bivariat, di dapat faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa di 2 Sekolah Dasar (dengan dan tanpa program PHBS) adalah program PHBS, tingkat pendidikan ibu serta sikap siswa terhadap program PHBS. Dari analisis Multivariat didapatkan bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku siswa adalah program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Disarankan agar dilaksanakan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi siswa sekolah dasar yang belum mendapat program PHBS agar nantinya dapat meningkatkan perilaku siswa mengenai hidup bersih dan sehat. Daftar Bacaan : 29 (1985 - 2001)
Factors Toward Behaviour Elementary Student in 2 Primary School Lorok Pakjo Palembang, 2004Since 1996, Program for Improving Health Behaviour (PHBS) was one of the policies of the center for Health Education, Health Department Republic of Indonesia. This program involved five settings are Home, School, Health Institution, Work Place and Public Place. This program focused on how to improve health behaviour. The objective of this study is to describe factors related to the behaviour of elementary student and the dominant factors of student behaviour. This study was carried out on January until March 2004 at 2 (two) state Primary School ini Lorok Pakjo Palembang. The respondent of this study were 386 students of grade IV, V and VI in State Primary School 26 and 27 Lorok Pakjo Palembang. This study was Cross-Sectional, using Univariate, Bivariate and Multivariate analysis. The result showed that the proportion of good health behaviour is 72,3 percent The Bivariate analysis showed, that factors related to student behaviour are PHBS program, level of mother's education and attitude toward PHBS program. Multiivariat analysis that the most dominate factor was improving health behaviour program. It is recommended that PHBS program should be implemented at primary school which do not have PHBS program to improve health behaviour of the students.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumawas, Marcella
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T6482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pantja Lihestiningsih
Abstrak :
Jaminan pemeliharaan kesehatan ( JPK ) adalah salah satu program jaminan sosial tenaga kerja yang merupakan program kesejahteraan dan perlindungan bagi tenaga kerja sektor swasta, di mana diharapkan dengan adanya jaminan pemeliharaan kesehatan, tenaga kerja merasa aman dan terlindungi bila mereka maupun keluarganya sakit dan membutuhkan pelayanan kesehatan. Adanya jaminan diharapkan memotivasi pekerja untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi kerugian pengusaha akibat banyaknya waktu yang hilang karena sakit. Adanya jaminan pemeliharaan kesehatan juga telah terbukti menyebabkan pemanfaatan terhadap pelayanan kesehatan yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan demand terhadap pelayanan kesehatan dan masyarakat yang sudah mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan dan PT. Jamsostek. Selain faktor -faktor umum yang mempengaruhi demand terhadap pelayanan kesehatan rawat jalan seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, jarak, persepsi sakit dan over insurance juga terdapat faktor -faktor dari luar peserta yang diduga berhubungan seperti adanya informasi tentang prosedur pelayanan, jenis pelayanan dan jam buka pelayanan di PPK I serta informasi tentang hak dan kewajiban sebagai peserta JPK Jamsostek. Penelitian ini dilakukan dengan ranrangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif, sampel penelitian adalah 400 peserta JPK Jamsostek yang bekerja di kawasan industri Jababeka, Kabupaten Bekasi. Hasil penelitian membuktikan , hanya informasi tentang jenis pelayanan dan informasi tentang hak peserta yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan demand peserta JPK Jamsostek terhadap pelayanan rawat jalan di PPK I, sedangkan vanabel yang paling dominan mempengaruhi demand peserta JPK Jamsostek terhadap pelayanan kesehatan di PPK I adalah informasi tentang jenis pelayanan di PPK I. Penelitian ini hendaknya dilanjutkan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan responden selain peserta JPK Jamsostek juga. PPK I nya, sehingga didapatkan gambaran yang utuh mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan demand peserta JPK Jamsostek terhadap pelayanan kesehatan PPK I.
Insurance care of health is one of the social insurance program which is making a prosperity and safety program for employee who work in the some company. With this program, there is expected the worker feel prosperity and safety if they or family need some health services, besides can motivate an employee for developing their skill and productivity, and also the firm can decrease their economic loss because many of them spend their time because they are sick. However, the insurance care of health has proved cause over utilization for health services. This research is aimed of finding and knowing demand of primary health services from society who has insurance of health for PT. Jamsostek., with a cross sectional study design using the quantitative approach. Sample of the research are 400 participant of JPK Jamsostek who are working at Jababeka Industrial Center, in Kabupaten Bekasi. The general factor that influence to demand primary health care are age, marital status, married status, education, distance , ill perception , and over insurance. But the other factor also influence the demand primary health care if they are participant of JPK Jamsostek such as the information of services procedure, the type of services, the time of opening the service in PPK I and the information of right and obligation as a participant of JPK Jamsostek. The result show that the information of right and information the type services connecting with demand of participant JPK Jamsostek to primary health care in PPK I. Whereas, the dominant variable influence with demand of participant JPK Jamsostek to primary health care in PPK I is an information about type of services in PPK I. The writer hope this research will be continued with qualitative approach and respondents participant of JPK and also Provider (PPK) who give the services , so we can find out the frame of factor which is connected with demand of JPK Jamsostek participant to primary health services in PPK I.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T3972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wien Nendra
Abstrak :
Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan populasi usia lanjut, mengharuskan untuk memberikan perhatian besar kepada penyakit degeneratif atau penyakit dengan awitan usia lanjut. Penyakit Parkinson merupakan salah satu penyakit degeneratif tersebut. Obyektif Menyediakan data dasar penderita penyakit Parkinson sesuai pokok-pokok pada SPTPP (Skala Penilaian Terpadu Penyakit Parkinson) Metoda Merupakan penelitian deskriptif cross sectional dengan subyek penderita penyakit Parkinson yang berobat ice poliklinik saraf RSCM, dalam kurun waktu Oktober - Desember 2005. Pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 10.0 Hasil Penelitian Terdapat 42 subyek yang masuk kriteria inklusi, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan yang hampir sama (1,03:1), rata-rata berusia 63,62 tahun (stand dev 10,95), sebagian besar tidal( bekerja dan tinggal bersama keluarga. Usia awitan sakit rata-rata 57,55 tahun (stan dev 9,92) dengan durasi sakit rata-rata 6,10 tahun (stand dev 5,23). Levodopa dan antikolinergik merupakan obat anti Parkinson yang paling banyak dipergunakan oleh subyek (97,63% dan 80,97%), yaitu dalam bentuk kombinasi keduanya. Rata-rata basil pemeriksaan SPTPP adalah skor sub skala I 2,98 (stand dev 2,77), skor sub skala II 14,10 (stand dev 9,76), skor sub skala III 17,93 (stand dev 11,02), sub skala IV 3,02 (stand dev 3,27). Rata-rata derajat keparahan subyek adalah stadium 2,417 menurut skala Hoehn-Yahr, dan-rata-rata skala Schwab-England adalah 71,43% (stand dev 22,59). Gejala kardinal terbanyak pada subyek adalah rigiditas dan bradikinesia; sedangkan subyek dengan skala schwab-England rendah memiliki skor instabilitas postural dan bradikinesia yang tinggi. Gejala motorik yang berhubungan dengan terapi yang terbanyak adalah freezing, diikuti fluktuasi klinis dan distonia. Gangguan mentasi-intelektual merupakan gejala non motorik yang mencolok pada subyek. Aktifitas utama sehari-hari yang paling banyak terganggu adalah mengenakan baju dan berjalan. Mengenakan baju juga gangguan yang paling banyak memerlukan bantuan orang lain. Terdapat kecenderungan antara durasi sakit dan SPTPP; semakin lama durasi sakit semakin besar skor SPTPP dan Hoehn-Yahr serta semakin rendah skor Skala Schwab-England. Di samping itu terdapat pula kecenderungan antara basil pemeriksaan gejala motorik dan basil pemeriksaan kemampuan subyek. Simpulan Adanya trend bahwa semakin lama durasi sakit semakin berat gangguan mentasi, perilaku dan mood; semakin berat gejala motorik, semakin tinggi derajat keparahan serta semakin banyak komplikasi pengobatan. Semakin lama durasi sakit juga menunjukkan semakin berat ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari dan semakin besar ketergantungan pada orang lain. Terdapat trend bahwa semakin berat gejala motorik dan semakin parah derajat sakit semakin buruk fungsi subyek penelitian. Terdapat asumsi pada status gejala motorik yang sama, subyek menunjukkan fungsi aktifitas sehari-hari yang lebih buruk dibanding subyek penelitian lain di luar negeri.
Background The increasing number of elderly people necessitates considerable attention to degenerative disease or late-age onset disease; Parkinson disease constitutes one of the degenerative disease. Objective To provide basic data on Parkinson patients based on UPDRS (Unified Parkinson Disease Rating Scale = SPTPP Skala Penilaian Terpadu Penyakit Parkinson) Method A descriptive cross-sectional study that involved Parkinson patients that presented to the outpatient clinic of RSCM from October to December 2005. SPSS version 10,0 was used for the data processing Result 42 subjects met the inclusion criteria with the almost similar ratio of male - female patients (1.03 : 1), with the mean age 63,62 (stand deviation 10.95) and most of them were unemployed and lived with their families. The mean morbid age was 57.55 (stand dev 9.92) with the mean morbid duration 6.10 years (stand dev 5.23), Levodopa and anticholinergic agent were the most common medicines taken by subjects (97.63% and 80.97%) in the combination therapy. The mean result of UPDRS 1 SPTPP examination were sub-scale I score 2.98 (stand dev 2.77), sub-scale II score 14.10 (stand dev 9.76), sub-scale III score 17.93 (stand dev 11.02) and sub-scale IV score 3.02 (stand dev 3.27). The mean severity degree of the subjets was at stage 2.417 based on I-Ioehn-Yahr scale and the mean Schwab-England scale was 71.43% (stand dev 22.59) The most frequently found cardinal symptom in the subjects were rididity and bradykinesia; whereas subjects with low Schwab-England scale had high postural instability and bradykinesia score. The most common motoric symptom found correlated with the therapy were freezing; clinical fluctuation and dystonia. Mental - intelectual disturbance was the most conspicuous non -- motorik symptom in subjets The most disturbed daily activities were putting on clothing and walking. Putting on clothing was the activity that need most help from the most significant members of the family. There was a trend between the morbid duration and UPDRS 1 SPTPP; the longer the morbid duration, the higher the SPTPP Hoehn-Yahr score were and the lower the Schwab-England scale was. In addition to that, there was a propensity between the motoric symptom assessment and the examination result of the subject's performance. Conclusion There was a trend thet showed the longer the morbid duration was, the more severe the mental, behavior and mood disturbances were; the more severe the motoric symptom, the higher the serety degree was as well as the higher need for the treatment of complications. The more prolonged morbid duration also revealed the more serious disability of conducting every day activities and the higher dependence on other people. There was propensity for the worse function of the trial subjects due to the more severe motoric symptom and higher degree of disease severity. There has been some assumption that at the same status of motoric symptom, the subjects showed worse function of daily activities compared with other trial subjects in other countries.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Arlyando Hezron
Abstrak :
Latar Belakang. Densitas tulang yang rendah pada usia lanjut antara lain dipengaruhi oleh gangguan produksi dan metabolisme vitamin D, konsumsi alkohol, aktivitas fisik yang kurang, indeks massa tubuh (IMT) yang rendah, merokok yang berlebihan dan asupan kaisium yang rendah. Asupan kalsium, indeks massa tubuh dan kapasitas fisik diketahui berpengaruh pada densitas massa tulang.Korelasi antara asupan kaisium, IMT dan kapasitas fisik dengan densitas massa tulang masih kontroversi dan di Indonesia masih belum banyak diteliti khususnya di Panti Werda. Tujuan. Mengetahui korelasi asupan kalsium, IMT, kapasitas fisik dengan densitas massa tulang lumbal dan femur wanita usia lanjut serta gambaran densitas massa tulang lumbal dan femur, jumlah asupan kalsium, gambaran IMT,dan kapasitas fisik wanita usia lanjut di Panti Werda. Metodalogi. Studi potong lintang dilakukan pada wanita usia lanjut (?60 tahun) di Panti Werda. Subyek penelitian didapat dengan metode cluster random sampling dan yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusinya adalah berusia 60 tahun atau lebih, jenis keiamin perempuan, masih dapat mandiri (ADL Barthel >16), dan bersedia ikut daiam penelitian. Dilakukan uji korelasi Pearson dengan aiternatif uji korelasi Spearman jika sebaran data tidak normal untuk mengetahui korelasi antara asupan kalsium, IMT dan kapasitas fisik dengan densitas massa tulang lumbal dan femur. Hasil. Selama periode Maret-Mei 2005 dilakukan penelitian terhadap 51 wanita usia lanjut di 2 Panti Werda Jakarta dan Bekasi. Median usia 70,5 (7,5) tahun, median asupan kalsium 283 gram/hari, IMT 22,28 (4,2) kg/m2 dan kapasitas fisik sebesar 4,8(1,6) Metz. Sedangkan rerata densitas tulang lumbal 0,842(0,I64) gramlcm2 dan densitas tulang femur 0,652(0,097) grarnlcm2. Didapatkan korelasi bermakna antara IMT dengan densitas massa tulang lumbal dan femur (r = 0,677 ; p = 0,000 dan r = 0, 508 ; p = 0,000), dan tidak didapatkan korelasi antara asupan kalsium dengan densitas massa tulang lumbal dan femur (r = 0,146 ; p = 0,308 dan r = 0,096 ; p = 0,501) dan kapasitas fisik dengan densitas massa tulang lumbal dan femur (r=0,016; p=0,913 dan r=0,143 dan nilai p=0,318). Kesimpulan. Didapatkan korelasi antara IMT dengan densitas massa tulang lumbal dan femur sedangkan korelasi antara asupan kalsium dan kapasitas fisik dengan densitas tulang lumbal dan femur wanita usia lanjut di Panti Werda belum dapat dibuktikan. Prevalensi densitas tulang lumbal dan femur wanita usia lanjut di panti werda Jakarta dan Bekasi berkurang sebesar 100% dan 99,8%., asupan kalsiumnya rendah, indeks massa tubuh normal dan kapasitas fisik tingkat menengah.
Backgrounds Low bone density in elderly may be caused by decreased production and metabolic dysfunction of vitamin D metabolism, alcohol consumption, decreased physical activity, low BMI, excessive smoking, and low calcium intake. Calcium intake, BMI and physical capacity had already been known to have influence on BMD. The correlation between calcium intake, BMI and physical capacity with BMD is still controversial and there is not much data in Indonesia regarding of it especially in elderly population. Objective To investigate the correlation between calcium intakes, body mass index and physical capacity with lumbar and femoral bone mass density of elderly women in nursing homes. Methods A cross sectional study was conducted in elderly women in nursing homes. Subjects were obtained by cluster random sampling method and fulfilled inclusion criteria Inclusion criteria were age more than 60 years old, female, and Barthel index >16. We have done Pearson correlation test with Spearman test as alternative if data distribution was not normal. Result A cross sectional study was conducted on 51 elderly women in 2 nursing homes in Bekasi between March and May 2005. Median age was 70.5 years, median calcium intake 283 gram/day, BMI 22.28 ± 42 kg/m2 and physical capacity 4.8 ± 1,6 metz. Mean of lumbar BMD was 0.842 ± 0.164 gram/cm2 and mean femoral BMD was 0.652 ± 0.097 gram/cm2. We found significant correlation between BMI and lumbar and femoral BMD (r).677;p).000 and r =508; p=0.000) and there was no correlation between calcium intake and lumbar and femoral BMD (rO.146;p-0.000 and r=0.096;p=0.50 l ). There were no correlation found between physical capacity and lumbar and femoral BMD (r).016;p 0.913 and r-0.143 and p O.318). Conclusion This study showed correlation between BMI and lumbar and femoral BMD. We found no correlation between calcium intake and physical capacity with femoral and lumbar BMD in elderly women in nursing homes in Jakarta and Bekasi. Prevalensi of lumbar BMD and femoral BMD of elderly women in nursing homes in Jakarta was decreased (100% and 99,8%).Calcium intake was low, BMI was normal and physical capacity was moderate level.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>