Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggita Rizqy Afriyanti
"Latar Belakang: Waktu penanganan sejak penentuan tatalaksana operasi hingga ruang operasi bisa diukur dan digunakan untuk melihat efektivitas dari proses pelayanan kesehatan,  Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan antara waktu tersebut dengan Glasgow Coma Scale awal pasien dan diagnosis kerja pasien. 
Metode: Desain penelitian adalah retrospective cross sectional. Pengambilan sampel dari rekam medis pasien, menggunakan metode consecutive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 90 sampel.
Hasil: Hubungan antara waktu door-to-operating room dengan Glasgow Coma Scale awal pasien tidak signifikan (OR, 1,763; CI 0,18-16,5; P 0,579) dan hubungan antara waktu door-to-operating room dengan diagnosis kerja pasien tidak signifikan (P > 0,999). 
Kesimpulan: Tidak ada hubungan signifikan antara waktu door-to-operating room dengan Glasgow Coma Scale awal pasien dan diagnosis kerja pasien.

Introduction: The time from determining surgical management to the operating room can be measured and used to see the effectiveness of the health service process. The research aims to see the relationship between this time and the patient's initial Glasgow Coma Scale and the patient's working diagnosis. 
Methods: The research design is retrospective cross sectional. Sampling was taken from patient medical records, using the consecutive sampling method, with a total sample of 90 samples.
Results The relationship between door-to-operating room time and the patient's initial Glasgow Coma Scale was not significant (OR, 1.763; CI 0.18-16.5; P 0.579) and the relationship between door-to-operating room time and the patient's working diagnosis was not significant (P > 0.999). 
Conclusion: There was no significant relationship between door-to-operating room time and the patient's initial Glasgow Coma Scale and the patient's working diagnosis, indicated by a p-value > 0.05.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Chalim Muntasir
"Tujuan penelitian ini pertama adalah untuk memperkirakan prognosis penderita cedera kepala, terbatas pada hubungan usia penderita dan tingkat penurunan kesadarannya sampai baras tertentu (nilai Skala Koma Glasgow 5 - 10), dengan kemungkingan hidup atau meninggalnya serta lamanya masa perawatan. Tujuan kedua adalah aga hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai tambahan pegangan kepada para dokter di Indonesia dalam memperkirakan prognosis penderita cedera kepala. Penelitian ini menggunakan meted pengumpulan data dengan car pengamatan. Data diolah secara statistik."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyani Dwi Astuti
"Pemilukada langsung menghasilkan kepala daerah dan wakil kepala daerah dengan beragam latar belakang dan profesi yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kurangnya kemampuan kepala daerah dalam melaksanakan fungsinya berdampak pada kinerja pemerintahan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa fungsi kepala daerah dalam kerangka manajemen kinerja pemerintahan daerah. Dipilihnya Kabupaten Tangerang dan Kota Tasikmalaya dikarenakan latar belakang Bupati Tangerang dan Wali Kota Tasikmalaya yang non birokrat sehingga kedua kepala daerah tersebut memiliki strategi tersendiri dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selain itu, pemilihan didasarkan pada peringkat dan status kinerja Kabupaten Tangerang dan Kota Tasikmalaya Tahun 2012-2013. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang kerangka manajemen kinerja pemerintahan daerah yang terdiri dari 4 kuadran. Dengan menggunakan teori ini dapat dipetakan fungsi kepala daerah yang mendominasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan metode pemilihan kasus most different cases. Hasil dari penelitian ini adalah dapat diketahui fungsi Bupati Tangerang yang mendominasi dalam kerangka manajemen kinerja Pemerintah Kabupaten Tangerang terletak pada kuadran 1 dimana bupati berfungsi dalam koordinasi dan komunikasi serta mengajak masyarakat berpartisipasi aktif. Selain itu, fungsi lain yang mendominasi terletak pada kuadran 3 dimana bupati berfungsi dalam perubahan budaya organisasi dan pola pikir pegawai. Selanjutnya pada kuadran 4 dimana bupati dapat melaksanakan fungsinya dalam pembentukan sistem pelayanan dan kepatuhan terhadap prosedur hukum. Fungsi Wali Kota Tasikmalaya yang mendominasi dalam kerangka manajemen kinerja Pemerintah Kota Tasikmalaya berada pada kuadran 1 dimana wali kota dapat membina hubungan yang baik dengan masyarakat, pegawai, dan stakeholders lainnya. Kemudian fungsi lain terletak pada kuadran 2 dimana wali kota dapa tmelakukan perencanaan dan penganggaran dengan strategi yang baik.

Direct election generates regional head and deputy regional head with diverse backgrounds and professions who influence the regional administration. The lack of ability to carry out the regional head's function has an impact on the performance of local government. This study aims to analyze the function of regional head in the local government performance management framework. The researcher has chosen Tangerang Regency and Tasikmalaya Municipality because the Tangerang Regent's and Tasikmalaya Mayor's background are non bureaucrats so that both the regional head have its own strategies in local governance. In addition, the selection is based on the ratings and performance status of Tangerang Regency and Tasikmalaya Municipality in 2012-2013. The theory used in this research is the theory of local government performance management framework that consists of four quadrants. By using this theory can be mapped the function that dominates the regional heads in local governance. The method used in this research is qualitative method with a method of case' selection is most different cases. The results of this study are the function that dominates Tangerang Regent within the performance management framework of Tangerang Regency located in quadrant 1 where the regent's function in coordination and communication, and invites the public to participate actively. In addition, other functions that dominate located in quadrant 3 where the regent's function in changing organizational culture and employee mindset. Later in the fourth quadrant where the regent can carry out its function in establishing the service system and compliance with legal procedures. The Tasikmalaya Mayor's function that dominates in the performance management framework are in quadrant 1 where the mayor can establish a good relationship with the community, employees, and other stakeholders. Then other functions located in quadrant 2 where the mayor is able to make planning and budgeting with a good strategy"
Lengkap +
2015
T43988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alpan Habibi
"Supervisi yang dilaksanakan kepala ruangan di rumah sakit kerap menjadi sorotan, apakah pelaksanaannya sudah berfungsi optimal atau belum. Adanya perbedaan situasi dari sebelum pademi, saat pandemi, dan setelah pandemi Covid-19, menjadi sesuatu yang menarik untuk diketahui lebih mendalam tentang faktor penyebab terjadinya kemudahan maupun kesulitan dari pelaksanaan supervisi. Handover yang dilakukan oleh perawat dengan menerapkan komunikasi SBAR menjadi salah satu sasaran untuk dilakukan supervisi oleh kepala ruangan agar dapat diketahui proses pelaksanaannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengeksplorasi pengalaman kepala ruangan dalam pelaksanaan supervisi penerapan komunikasi SBAR pada kegiatan handover perawat. Desain penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam tidak terstruktur. Partisipan pada penelitian ini 14 orang kepala ruangan dengan memperhatikan prinsip saturasi data dan variasi maksimal. Pemilihan partisipan dengan teknik purposive sampling yang ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data yang digunakan adalah metode Colaizzi dan analisis tematik. Hasil penelitian didapatkan tujuh tema yakni 1) Bank Kepala Ruangan Sebagai Solusi Pelaksana Supervisi di Era Pandemi; 2) Budaya Supervisi Konvensional dan Digital di Berbagai Era; 3) Patient Safety Alasan Utama Optimalisasi Pelaksanaan Supervisi; 4) Kolaborasi dalam Pelaksanaan Supervisi; 5) Masalah 4 M dalam Pelaksanaan Supervisi; 6) Solusi Mengatasi Penerapan Komunikasi SBAR Kegiatan Handover; 7) Tiga Faktor Pendukung Pelaksanaan Supervisi. Diharapkan rumah sakit dapat melakukan peninjauan dan memperbaharui pedoman-pedoman berbasis digital untuk menghadapi tantangan masa kini maupun yang akan datang. Sementara perawat manajer diharapkan dapat melakukan pengawasan secara terjadwal pada pelaksanaan supervisi kepala ruangan penerapan komunikasi SBAR pada kegiatan handover perawat.

Supervision carried out by the head nurse in the hospital is often in the spotlight, whether the implementation is functioning optimally or not. There are differences in situations from before the pandemic, during the pandemic, and after the Covid-19 pandemic, it is interesting to know more about the factors that cause the ease and difficulty of carrying out supervision. The handover carried out by the nurse by applying SBAR communication is one of the targets for supervision by the head nurse so that the implementation process can be known. The purpose of this study was to explore the experience of the head nurse in supervising the implementation of SBAR communication in nurse handover activities. The study design is qualitative with a phenomenological approach, the data collection method uses unstructured in-depth interviews. Participants in this study were 14 head nurses with due observance of the principles of data saturation and maximum variation. Selection of participants by purposive sampling technique which was determined based on inclusion and exclusion criteria. The data analysis used is the Colaizzi method and thematic analysis. The results of the study obtained seven themes, namely 1) Head Nurse Bank as a Solution for Supervision Executors in the Pandemic Era; 2) Conventional and Digital Supervision Culture in Various Eras; 3) Patient Safety Main Reason for Optimizing Supervision Implementation; 4) Collaboration in Supervision Implementation; 5) 4 M Problems in the Implementation of Supervision; 6) Solutions for Overcoming the Implementation of SBAR Communication for Handover Activities; 7) Three Factors Supporting the Implementation of Supervision. It is hoped that hospitals can review and update digital-based guidelines to deal with current and future challenges. Meanwhile, nurse managers are expected to be able to carry out scheduled supervision on the implementation of the supervision of the head nurse on the implementation of SBAR communication in nurse handover activities."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Marliany
"Tujuan penelitian cross sectional ini untuk mengidentifikasi hubungan peran kepala ruang dengan sikap etis perawat pelaksana terhadap klien yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana di RSUD Tasikmalaya. Hasil penelitian pada 112 perawat menunjukkan peran decisional berhubungan signifikan dengan sikap etis perawat pelaksana terhadap klien (p=0,002). Peran kepala ruang secara komposit berhubungan signifikan dengan sikap etis perawat pelaksana terhadap klien (p=0,008) dan peran decisional merupakan peran kepala ruang yang paling berhubungan (p=0,005). Karakteristik perawat yang terbukti sebagai confounding adalah umur, lama kerja dan jenis kelamin. Hal ini perlu ditindaklanjuti oleh pimpinan Rumah Sakit dengan penyusunan pedoman pelaksanaan etik keperawatan.

The aim of this cross sectional research was to identify the relationship between the role of head nurse and nurse`s ethical attitude to client which perceived by nurse`s in Tasikmalaya Public Hospital. Result of the research on 112 nurse`s indicated that the decisional role of head nurse is significantly associated with nurse`s ethical attitude to client (p=0,002). The role of headnurse in composite significantly associated with nurse`s ethical attitude to client (p=0,008) and the decisional role has most relationship with nurse`s ethical attitude to client (p=0,005). Nurse?s characteristic as confounding is age, working experience, and gender. It`srecommended for hospital leaders to develop a nursing ethic guidance.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41465
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S36030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silahuddin
Bandung: PKP2A I - LAN, 2007
352.13 SIL e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Toynbee, Arnold J., translator
London: Osford University Press, 1969
923.1 Toy e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Nugraha Indriawan Djuhana
"Telah dilakukan penelitian penggunaan faktor eksposi untuk pemeriksaan radiografi kepala proyeksi lateral, digunakan tiga pilihan faktor eksposi (FE), yaitu FE 1 : 66 kV, 8 mAs, FFD = 90 cm, tanpa tambahan filter ; FE 2 : 66 kV, 10 mAs, FFD = 90 cm, dengan tambahan filter 2 mmAl ; serta FE 3 : 70 kV, 10 mAs, FFD = 115 cm, dengan tambahan filter 2 mmAl. FE 1 merupakan kondisi yang biasa dilakukan di instalasi tersebut, FE 2 adalah modifikasi dari FE 1 dengan menambahkan filter tambahan dan nilai beban tabung (mAs) yang lebih tinggi, sedangkan FE 3 merupakan kondisi yang direkomendasikan oleh European Commission : European Guidelines on Quality Criteria for Diagnostic Radiographic Images. (1996).
Dari hasil evaluasi citra oleh Radiolog, diketahui bahwa semua FE menghasilkan citra yang dapat digunakan untuk kepentingan diagnosa, sedangkan evaluasi citra fantom leeds mendapatkan nilai kontras terbaik pada pengukuran sensitifitas kontras-rendah dari FE 3 dengan nilai kontras 0.0135. Sedangkan ESD yang dihasilkan pada masing-masing FE sebesar 0,80 mGy; 0,54 mGy & 0,34 mGy untuk FE 1, FE 2, dan FE 3. Tetapi ESD yang dihasilkan dari ketiga faktor eksposi tersebut masih berada dibawah ESD yang direkomendasikan oleh European Commission, sebesar 3 mGy.
Dari penelitian ini, maka faktor eksposi yang paling baik untuk digunakan pada pemeriksaan radiografi kepala proyeksi lateral adalah FE 3. Didapatkan penurunan ESD pada kondisi dengan menggunakan filter tambahan 2 mmAl dari kondisi yang tidak menggunakan filter tambahan 2 mmAl, sebesar 0,15 mGy - 0,75 mGy, atau sebesar 29,82 % - 74,77 %.

Has been studied using exposure factor for radiographic examination of the skull on lateral projection, used three options exposure factor (FE), namely FE 1: 66 kV, 8 mAs, FFD = 90 cm, with no additional filters; FE 2: 66 kV, 10 mAs, FFD = 90 cm, with 2 additional filter mmAl; and FE 3: 70 kV, 10 mAs, FFD = 115 cm, with 2 additional filter mmAl. FE 1 is the usual condition in the installation, FE 2 is a modification of one by adding additional filters and tube load value (mAs) is higher, while the FE 3 is a condition recommended by the European Commission: European Guidelines on Quality Criteria for Diagnostic radiographic Images. (1996).
From the results of image evaluation by the Radiologist, it is known that all FE, producing images that can be used for diagnosis, while the image evaluation using phantom leeds get the best contrast on the low-contrast sensitivity measurements of FE-3 with a value 0.0135. While the ESD generated at each FE of 0.80 mGy; 0.54 mGy to 0.34 mGy & FE 1, FE 2 and FE 3. But the ESD generated from these three exposure factors still under ESD valu that recommended by the European Commission, at 3 mGy.
From this research, the best exposure factor to use on the skull radiographic lateral projection is FE 3. ESD reduction obtained by using the filters on the condition of 2 mmAl additional of conditions that do not use the filter additional 2 mmAl, are 0.15 mGy - 0.75 mGy, or equal to 29.82% - 74.77%.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S199
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elia Soediatmoko
"Pemeriksaan CT scan kepala sudah menjadi pemeriksaan rutin untuk kasus sakit kepala. Namun informasi dosis radiasi pemeriksaan CT scan kepala belum banyak diketahui. Informasi akan dosis ini sangatlah penting karena adanya organ yang sensitif terhadap radiasi seperti kelenjar thyroid, kelenjar air ludah, lensa mata dan otak kepala. Untuk mengetahui estimasi nilai dosis di organ kepala tersebut digunakan software ImPACT CT patient Dosimetry Calculator yang mengunakan nilai nCTDIw yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan detektor bilik ionisasi pensil berukuran 100 mm dengan obyek phantom CTDI berukuran 160 mm sebagai salah satu faktor penghitungan. Dari 15 pasien diestimasi dosis ekivalen untuk dosis ekivalen thyroid 0.072 mSv - 0.33 mSv, Kelenjar air ludah berkisar 0.66 mSv - 0.8 mSv, otak kepala 0.66 mSv -0.8 mSv, Sedang untuk lensa mata dinyatakan dalam dosis organ karena alasan deterministik kemungkinan terjadinya katarak pada lensa mata karena radiasi, yakni sebesar 75 mGy - 91 mGy, serta total dosis efektif 3 mSv - 3.7 mSv, pada parameter uji 120 kV 300 mAs. Besar nilai dosis dipengaruhi oleh mAs, panjang scan dan pitch, sehingga proteksi radiasi terhadap organ thyroid harus dilakukan.

Head CT scan has become a rutin procedure to rule out headache symptoms, but dose radiation influences is yet to be known . Information dose of head CT scan is very important because there are organ at risk such thyroid, saliva glands,brain and eye lens. Using nCTDIw values obtained from the measurement of 100 mm pencil ionization chamber on 16 cm CTDI phantom, combined with 15 patient data obtained from DICOM data patient, and estimated dose using imPACT CT patient dose calculator, estimated equivalent dose are, for thyroid 0.072 mSv - 0.33 mSv, saliva glands 0.66 mSv - 0.8 mSv, brain 0.66 mSv-0.8 mSv and the eye lens are mention in organ dose because of deterministic reason of cataract formation rather than for effective dose calculation are 75 mGy - 91 mGy and estimated total dose effective are 3 mSv - 3.71 mSv at 120 kV 300mAs. The dose value is influenced by mAs, lenght of scan and pitch, for futher attention of radiation protection for thyroid gland area must be done."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S947
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>