Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Khoirul Khuluk
Abstrak :
Industri manufaktur elektronik harus berjuang menghadapi efek dari Covid-19 dan resesi global 2023. Banyak perusahaan mulai merancang desain strategi mitigasi risiko untuk sistem produksi mereka. Jig adalah salah satu bagian dari sistem produksi dan alat bantu khusus yang memiliki fungsi untuk membantu mempermudah set up produksi dan memastikan keseragaman dalam bentuk dan dimensi dari produk dalam jumlah yang banyak dan mempersingkat waktu produksi. Mitigasi risiko adalah proses identifikasi risiko, mengatur risiko, dan membentuk strategi untuk mengelola tindakan pencegahan risiko. Mitigasi risiko harus mempertimbangkan aspek Quality, Cost, dan Delivery. Pada penelitian ini pembuatan strategi mitigasi risiko menggunakan dua metode yang dikombinasikan, House of Risk dan Ishikawa Diagram. House of Risk adalah metode modofikasi dari FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) dan QFD (Quality Function Development) yang memprioritaskan sumber risiko untuk tindakan yang paling efektif untuk mengurangi sumber risiko dan dampak kerusakan dari risiko.Ishikawa Diagram adalah metode dari Lean Manufacturing yang menyelesaikan permasalahan dengan mengidentifikasi akar dari permasalahan. Kedua metode tersebut dikombinasikan menggunakan analisis dua langkah, menggunakan data yang diperoleh melalui wawancara, studi literatur, dan kuisioner. Langkah pertama adalah mengidentifikasi kejadian risiko dan permasalahan menggunakan HOR, kemudian diperingkat menggunakan Pareto Diagram dan dianalisis menggunakan Ishikawa Diagram. Setelah selesai dan mendapat kesimpulan, data tersebut digunakan untuk analisis langkah kedua untuk mengidentifikasi strategi pencegahan risiko dan rasio efektifitas dari strategi tersebut menggunakan HOR dan diperingkat menggunakan Pareto Diagram dan ditetapkan tindakan atau stategi mitigasi berdasarkan penilaian aspek Quality, Cost, dan Delivery ......Industrial electronic manufacturers must survive to encounter the effect of Covid-19 and 2023 global recession. Many companies initiate designing risk mitigation strategies. Jig is part of production systems that ensures uniformity in shape and size of products, and make shortens production time. Risk mitigation is risk identification process, arranging risk, establishing strategies to manage risk prevention action, and must consider quality, cost, delivery aspects. This research establishes risk mitigation strategies using House of Risk and Ishikawa Diagram. House of Risk is modification method from FMEA and QFD that prioritizes risk sources for the most effective action to decrease risk sources and impact of risk damage. Ishikawa Diagram is method from Lean Manufacturing that solves problems intended to identify root cause problems. Both methods combined two-step analysis, using data obtained through interviews, literature study, and questionnaires. First step is identifying risk incidents and problems using HOR, then ranking and analyzing them using Pareto and Ishikawa Diagram. After it’s done and get conclusion, the data is used for second step analysis to identify risk prevention strategies and effectiveness ratio of strategy using HOR and ranked with a Pareto Diagram and set of mitigation actions or strategies based on quality, cost, delivery aspects.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai kearifan lokal masyarakat Baduy dalam pencegahan bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan wawancara mendalam, dan data diolah secara deskriptif-analitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan pandangan tradisional masyarakat Baduy yang diturunkan dari generasi ke generasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) masyarakat Baduy yang selalu melakukan tebang-bakar hutan untuk membuat ladang (huma), tidak terjadi bencana kebakaran hutan atau tanah longsor di wilayah Baduy; (2) di wilayah Baduy banyak permukiman penduduk berdekatan dengan sungai, tidak terjadi bencana banjir; (3) walaupun rumah dan bangunan masyarakat Baduy terbuat dari bahan yang mudah terbakar (kayu, bambu, rumbia, dan ijuk), jarang terjadi bencana kebakaran hebat; dan (4) wilayah Baduy yang termasuk dalam daerah rawan gempa Jawa bagian Barat, tidak terjadi kerusakan bangun an akibat bencana gempa. Kearifan lokal dalam mitigasi bencana yang dimiliki masyarakat Baduy sejatinya didasari oleh pikukuh (ketentuan adat) yang menjadi petunjuk dan arahan dalam berpikir dan bertindak. Pikukuh merupakan dasar dari pengetahuan tradisional yang arif dan bijaksana, termasuk juga dalam mencegah bencana.
Abstract

This study examines the indigenous Baduy society in preventing disaster. This study used a qualitative approach. Data collected by observation and depth interview methods, and analysis conducted by descriptive-analytical. This study aims to gain knowledge and traditional ways of Baduy society that has passed down from generation to generation. The results showed that (a) cut-and-burn systems in Baduy forests to open field for dry rice cultivation (huma) did not cause forest fires, (b) Baduy settlements adjacent to the river is not flooding, (c) houses and buildings made of materials combustible (wood, bamboo, thatch, and palm fiber) infre quent fires, and (d) Baduy territory included in the earthquake-prone areas of West Java, there is no damage to buildings due to the earthquake disaster. This is because the pikukuh (customary rules) that serve as guidelines and dir ection for Baduy think and act. Pikukuh are the basis of traditional knowledge that wise and prudent, so avoid the disaster.
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI; Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia], 2011
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pendidikan yang berbasis pada budaya lokal dengan berbagai kearifan akan lebih baik untuk membentuk watak dan mengembangkan potensi diri daripada pendidikan yang bersumber dari budaya di luar peserta didik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menginventarisasi, orientasi dan interpretasi kearifan lokal yang hidup pada masyarakat dan budaya Sunda. Tempat penelitian berada di lima lokasi komunitas adat di Jawa Barat yaitu Desa Pangandaran, Kampung Kuta, Kampung Naga, Ciptagelar dan Kanekes. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa: Setiap masyarakat adat pada kebudayaan Sunda memiliki bentuk kearifan lokal yang sangat signifikan dalam memitigasi bencana. Pada umumnya masyarakat adat sudah menyadari bahwa jika lingkungan rusak maka akan ditimpa benccana, walaupun cara pemeliharaannya melalui mitos dan aturan adat. Hasil penelitian berupa interpretasi kearifan lokal yaitu ada tiga yaitu (1) Bangunan Rumah Bambu; (2) Tata Ruang & Zonasi Penggunaan Lahan dalam Skala Mikro; (3) Pengelolaan Lahan Secara Ramah Lingkungan. Rekomendasi penelitian ini adalah bahwa kearifan lokal sangat layak dijadikan bahan ajar di sekolah dengan berbagai bentuknya baik berupa narasi, cerita, maupun komik.
JURPEND 14:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Aulia Shabrina
Abstrak :
Tekanan abnormal sering terjadi dalam pemboran sumur eksplorasi, jika tidak diprediksi dengan baik maka dapat menyebabkan bencana seperti kick dan blow out. Identifikasi tekanan pori penting dalam industri untuk perencanaan dan pengembangan pengeboran selanjutnya. Penelitian ini berfokus pada analisis tekanan pori dengan zona berpotensi overpressure dan pembagian zona potensi drilling hazard. Pengolahan ini dibagi menjadi dua, yaitu pengolahan tekanan pori pada sumur dan penyebarannya menggunakan data seismik. Metode Eaton merupakan metode dasar tekanan pori yang dapat dilakukan tanpa data pengukuran langsung. Kemudian, akan dilakukan penyebaran tekanan pori pada data seismik dengan menggunakan neural network dibantu dengan data masukan inversi impedansi akustik dan beberapa data masukan lainnya. Penggunaan data tersebut dipilih karena cukup efektif dalam melakukan estimasi persebaran tekanan pori. Hasil analisis ini digunakan untuk memetakan penyebaran tekanan pori pada penampang seismik. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa zona overpressure pada lapangan ini berada pada formasi Balikpapan dengan kedalaman 8475-9000 ft yang diamati dari ketiga sumur penelitian. Sedangkan pada formasi Mahakam dan kampung baru tidak terlihat adanya anomali tekanan pori yang signifikan. Penentuan zona dilakukan berdasarkan effective stress yang melibatkan log resistivitas dan log sonik. Karakterisasi tekanan pori dan penentuan zona pore pressure diharapkan dapat mengoptimalkan proses pengeboran dan pengembangan sumur lanjutan di daerah penelitian. ......Abnormal pressure often occurs in exploration well drilling, and if not properly predicted, it can lead to disasters such as kicks and blowouts. Identifying pore pressure is crucial in the industry for planning and developing subsequent drilling operations. This study focuses on the analysis of pore pressure in zones with potential overpressure and the delineation of potential drilling hazard zones. The processing is divided into two parts: pore pressure analysis in wells and its distribution using seismic data. The Eaton method is a fundamental pore pressure method that can be performed without direct measurement data. Subsequently, pore pressure distribution on seismic data will be carried out using neural networks, supported by input data from acoustic impedance inversion and other inputs. This data is chosen for its effectiveness in estimating pore pressure distribution. The results of this analysis are used to map the pore pressure distribution on seismic sections. Based on the processing that has been done, it was found that the overpressure zone in this field is located in the Balikpapan formation at a depth of 8475-9000 ft, as observed from the three research wells. In contrast, the Mahakam and Kampung Baru formations did not show significant pore pressure anomalies. The zone determination was based on effective stress involving resistivity and sonic logs. Pore pressure characterization and zone determination are expected to optimize the drilling process and the development of subsequent wells in this study area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilza Maizar
Abstrak :
Pengetahuan tentang Mitigasi Bencana Gempa merupakan bagian dari upaya tersebut kesiapsiagaan yang perlu dimiliki oleh seluruh masyarakat, termasuk mahasiswa kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mitigasi dengan sikap kesiapsiagaan bencana di kalangan pelajar di Jakarta. Rancangan Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 107 mahasiswa reguler Poltekkes Kemenkes, Jakarta I.Rata-rata umur sampel dalam penelitian ini adalah 19,94 tahun. tahun, mayoritas perempuan, sebagian besar belum pernah menghadiri materi perkuliahan dan seminar / pelatihan terkait bencana. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan makna antara pengetahuan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana gempa bumi (p = 0,01; α = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan pentingnya kesadaran meningkatkan pengetahuan tentang mitigasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi. ......Knowledge of Earthquake Disaster Mitigation is part of the preparedness effort that needs to be owned by the whole community, including health students. The purpose of this study was to determine the relationship between mitigation knowledge with an attitude of disaster preparedness among students in Jakarta. Design This study is a cross-sectional study with a total sample of 107 regular students at the Health Polytechnic of the Ministry of Health, Jakarta I. The average age of the sample in this study was 19.94 years. years, the majority of women, most of whom have never attended lecture materials and seminars / training related to disasters. The results of this study indicate a meaningful relationship between knowledge of mitigation and earthquake disaster preparedness (p = 0.01; α = 0.05). This study recommends the importance of awareness increasing knowledge about mitigation to increase preparedness for earthquake disasters.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayyan Sabil Asy`Tama
Abstrak :
Sesar Sumatera merupakan salah satu sesar aktif di Pulau Sumatera yang terbagi menjadi beberapa segmen salah satunya segmen Sianok. Segmen Sianok memiliki nilai sliprate 14mm/tahun dan gempa terbesar pada segmen ini yaitu pada 4 Agustus 1926 dengan M 7. Metode gravitasi digunakan karena dapat memetakan kondisi bawah permukaan bumi secara lateral sehingga dapat mengidentifikasi struktur geologi di bawah permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi sesar Sumatera Segmen Sianok dan sekitarnya, dan mengestimasi potensi kebencanaan sesmik berbasis data gravitasi satelit ggmplus yang disediakan oleh Curtin University. Dengan menggunakan FHD dan SVD data gravitasi maka dapat diidentifikasi keberadaan, posisi dan jenis sesarnya. Metode MS-SVD merupakan metode dimana terdapat data SVD pada beberapa ketinggian berbeda. Hal ini didapatkan melalui kontinuasi keatas kemudian ketinggian kontinuasi dikonversi menjadi kedalaman sehingga dapat diketahui nilai sudut dip dan arah dip sesar. Dilakukan juga 2D forward modelling untuk melihat model lapisan bawah permukaan dengan menggunakan anomaly residual dan data geologi. Hasilnya terdapat sesar mendatar menganan dengan strike berarah Barat Laut-Tenggara yang memiliki dip-slip dengan nilai sudut dip > 70° ke arah Timur Laut dan di sekitar Segmen Sianok terdapat 3 sesar naik dan 4 sesar normal dengan dip > 51° dan semua sesar tersebut memiliki strike Barat Laut-Tenggara. Dari hasil forward model 2D Bukittinggi terdapat keberadaan sedimen tebal < 1000 m dan kontras densitas sebesar 0,44 gr/cc dan forward model 2D Padang Panjang terdapat sedimen dengan tebal < 100 m dan kontras densitas sebesar 0,3 gr/cc. Sedimen tebal dan kontras densitas merupakan salah Dua parameter potensi kebencanaan sesimik. ......The Sumatran fault is one of the active faults on the island of Sumatra which is divided into several segments, one of which is the Sianok segment. The Sianok segment has a sliprate of 14mm/year and the largest earthquake in this segment was on August 4, 1926 with M 7. The gravity method is used because it can determine the subsurface conditions of the earth laterally so that it can find geological structures below the surface. This study aims to characterize the Sumatran fault in the Sianok segment and its surroundings, and to estimate the potential for a seismic disaster based on gravity data from the ggmplus satellite provided by Curtin University. By using FHD and SVD gravity data, it is possible to identify the presence, position and type of fault. The MS-SVD method is a method where there are SVD data at several different heights. This is obtained through continuity and then the height of the continuity is converted into depth so that the value of the slope angle and the direction of the fault can be known. Also perform 2D forward modeling to see the subsurface model using residual anomalies and geological data. The result is a right horizontal fault with a strike trending Northwest-Southeast which has a dip-slip with a slope angle of > 70 to the Northeast and its surroundings. The Sianok segment has 3 upward faults and 4 normal faults with a dip > 51° and all of these faults have a strike Northwest-Southeast. From the results of the forward 2D Bukittinggi model, there is a sediment thickness of <1000 m and a density contrast of 0.44 gr/cc and the forward 2D model of Padang Panjang has sediment with a thickness of <100 m and a density contrast of 0.3 gr/cc. Sediment thickness and density contrast are two parameters for seismic disaster. 
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivandi Ramadhan
Abstrak :
Bencana banjir di DKI Jakarta merupakan bencana yang harus lebih diperhatikan lebih dalam. Solusi dalam mengatasi bencana banjir dapat dilakukan atau diselesaikan melalui penanggulangan bencana banjir. Penanggulangan bencana banjir bisa dengan melakukan dan melaksanakan mitigasi bencana banjir untuk mengurangi risiko bencana banjir tersebut. Untuk memaksimalkan penanganan banjir pada sektor mitigasi bencana banjir diterapkan konsep triple helix. Konsep triple helix adalah sebuah kerjasama tiga stakeholder yaitu pemerintah, akademisi, dan lembaga usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan kerjasama ketiga stakeholder dalam upayanya untuk menghasilkan mitigasi banjir yang baik dengan mengeluarkan sebuah inovasi tepat guna melalui forum diskusi kebencanaan. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah lima orang yang berasal dari lembaga BNPB, BPBD DKI Jakarta, PPGT UI, dan HOT Indonesia. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan post positivist dan teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan studi kepustakaan dan wawancara mendalam. Pada penelitian ini menggunakan konsep triple helix dalam mengatasi mitigasi bencana banjir pada bencana banjir di DKI Jakarta melalui tiga dimensi, yaitu: Knowledge Space, Consensus Space, dan Innovation Space. Melalui penerapan dimensi triple helix pada kerjasama pemerintah, akademisi, dan lembaga usaha dalam mitigasi bencana banjir akan menjelaskan upaya mitigasi bencana banjir melalui tiga dimensi Knowledge Space yang mana sudah terdapat forum diskusi kebencanaan terkait bencana banjir sebelum banjir 2020 melanda; Consensus Space yang mana ketiga pihak memiliki komitmennya dalam upaya mitigasi bencana, dan Innovation Space yang mana terdapat hasil inovasi tepat guna yang berasal dari kerjasama tiga pihak. ......The flood disaster in DKI Jakarta is a disaster that must be paid more attention to. Solutions in overcoming flood disasters can be done or resolved through flood disaster management. Flood disaster management can do and implement flood disaster mitigation to reduce the risk of flood disasters. To maximize flood management in the flood disaster mitigation sector, the triple helix concept is applied. The triple helix concept is a collaboration of three stakeholders, namely government, academia, and business institutions. The purpose of this study is to describe the cooperation of the three stakeholders in their efforts to produce good flood mitigation by issuing an effective innovation through a disaster discussion forum. The number of informants in this study amounted to five people from BNPB, BPBD DKI Jakarta, PPGT UI, and HOT Indonesia. This research was conducted through a post-positivist approach and data collection techniques using literature study and in-depth interviews. This research uses the triple helix concept in overcoming flood disaster mitigation in flood disasters in DKI Jakarta through three dimensions, namely: Knowledge Space, Consensus Space, and Innovation Space. Through the application of the triple helix dimension to the collaboration of government, academia, and business institutions in flood disaster mitigation, it will explain flood disaster mitigation efforts through three dimensions of Knowledge Space, which has a disaster discussion forum related to floods before the 2020 floods hit; Consensus Space, where the three parties are committed to mitigating disasters, and the Innovation Space, where there are appropriate innovation results from the cooperation of three parties.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Ari Witoko
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh mitigasi bencana,social support, dan social capital terhadap keberfungsian keluarga dengan studi kasus pada masyarakat rawan bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Penelitian menggunakan metode deskriptif analisis dengan observasi dan wawancara mendalam (deep interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel mitigasi bencana, social support, dan social capital secara bersama-sama terhadap keberfungsian keluarga masyarakat rawan bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis korelasi menunjukkan ada hubungan positif pada tingkat kuat antara mitigasi bencana, social support, dan social capital secara bersama-sama dengan keberfungsian keluarga dengan nilai r sebesar 0,619. Dari hasil analisis regresi juga memperlihatkan bahwa pengaruh yang ditunjukkan oleh mitigasi bencana, social support, dan social capital secara bersama-sama terhadap keberfungsian keluarga adalah positif dan signifikan dengan nilai R Square sebesar 0,384 dan F hitung sebesar 17,833. Hal ini berarti bahwa sebesar 38,4 % keberfungsian keluarga masyarakat rawan bencana erupsi Gunung Merapi dipengaruhi secara bersama-sama oleh faktor mitigasi bencana, social support, dan social capital serta selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Dari hasil analisis kuesioner, observasi, dan wawancara mendalam dengan warga serta berbagai pihak terkait diketahui bahwa apabila mitigasi bencana terus digalakkan dan diperbaiki, social support ditingkatkan, dan social capital dikembangkan, maka keberfungsian keluarga akan semakin meningkat dan tetap dapat berjalan meskipun dalam kondisi rawan bencana.
This thesis discusses the influence of disaster mitigation, social support, and social capital against the functioning of family with a case study on disaster- prone communities eruption of Mount Merapi in Sleman Special Region of Yogyakarta. This research using descriptive analysis method with observation and in-depth interviews. The results showed that there is a positive and significant influence of variables disaster mitigation, social support, and social capital together toward family functioning society prone to eruptions of Mount Merapi in Sleman district of Yogyakarta Special Region. Correlation analysis showed there was a strong positive relationship between the level of disaster mitigation, social support, and social capital together with family functioning with r value of 0.619. From the results of the regression analysis also showed that the effects shown by disaster mitigation, social support, and social capital together against the functioning of the family is positively and significantly to the value of R Square of 0.384 and F count equal to 17.833. This means that 38.4% of family functioning society prone to eruptions of Mount Merapi affected jointly by disaster mitigation factors, social support, and social capital as well as the rest influenced by other factors. From the analysis of questionnaires, observations, and interviews with residents and various stakeholders in mind that if disaster mitigation continue to be encouraged and improved, enhanced social support and social capital is developed, it will increase family functioning and still be able to run even in conditions of disaster-prone.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahman
Abstrak :
[ABSTRAK
Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam sistem manajemen penanggulangan bencana. Taruna Siaga Bencana (Tagana) merupakan unsur relawan dari masyarakat mencoba menyalurkan partisipasi ini. Selain partisipasi masyarakat dibutuhkan juga kolaborasi antar organ penanggulangan bencana baik dari pemerintah maupun dari nonpemerintah. Penelitian kualitatif ini mencoba untuk mendeskripsikan bagaimana peran Tagana dan pemerintah daerah dalam mitigasi bencana, bagaimana koordinasi pada kegiatan penanggulangan bencana dan bagaimana dampak partisipasi Tagana dalam mendukung ketahanan daerah dengan studi perbandingan di Kabupaten Serang dan Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan penelitian ini terdiri dari 9 (sembilan) orang yang bekerja pada bidang penanggulangan bencana dan sering bekerjasama dengan Tagana. Teori yang digunakan dari penelitian ini yakni teori manajemen bencana, teori partisipasi, teori mitigasi bencana, teori Kolaborasi dari Berbagai Organisasi, teori ketahanan daerah dan teori pemerinta adaptif untuk ketahanan bencana. Temuan penelitian menunjukkan pemerintah daerah melalui Dinas Sosial dan BPBD Kabupaten bekerjasama dengan Tagana untuk kegiatan mitigasi bencana sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. Koordinasi antar lintas instansi sudah dilakukan pada 3 (tiga) tahap penanggulangan bencana dan masyarakat memahami tentang kegiatan mitigasi bencana serta turut berpartisipasi pada setiap kegiatan mitigasi sehingga masyarakat siap jika menghadapi bencana. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan peran Tagana dan pemerintah daerah dalam mitigasi bencana sangat signifikan untuk mendukung ketahanan daerah.
ABSTRACT
Community participation is needed in the disaster management system. Taruna Siaga Bencana (Tagana) is an element of volunteers from the community to try to channel this participation. In addition to community participation is also required collaboration among disaster management organ both of government and non- government. This qualitative study tries to describe how the role Tagana and local governments in disaster mitigation, how coordination on disaster management and how it impacts Tagana participation in supporting the resilience of the region with the comparative study in Serang regency and Sukabumi. This study using interviews, observation and documentation. Informants this study consisted of 9 people working in the field of disaster management and often in collaboration with Tagana. The theory used from this study that disaster management theory, the theory of participation, disaster mitigation theory, the theory of Various Organizational Collaboration, regional resilience theory and the theory of adaptive governance for disaster resilience. The findings show local governments through Social Services and Regional Disaster Management Agency (BPBD) cooperation with Tagana for disaster mitigation activities as a form of empowerment. Cross-agency coordination among the already performed on three phases of disaster management and public understanding of disaster mitigation activities and participated in any activities of mitigation so that the public is ready if disaster. The conclusion of this study demonstrate the role Tagana and local governments in disaster mitigation is very significant to support the resilience of the region., Community participation is needed in the disaster management system. Taruna Siaga Bencana (Tagana) is an element of volunteers from the community to try to channel this participation. In addition to community participation is also required collaboration among disaster management organ both of government and non- government. This qualitative study tries to describe how the role Tagana and local governments in disaster mitigation, how coordination on disaster management and how it impacts Tagana participation in supporting the resilience of the region with the comparative study in Serang regency and Sukabumi. This study using interviews, observation and documentation. Informants this study consisted of 9 people working in the field of disaster management and often in collaboration with Tagana. The theory used from this study that disaster management theory, the theory of participation, disaster mitigation theory, the theory of Various Organizational Collaboration, regional resilience theory and the theory of adaptive governance for disaster resilience. The findings show local governments through Social Services and Regional Disaster Management Agency (BPBD) cooperation with Tagana for disaster mitigation activities as a form of empowerment. Cross-agency coordination among the already performed on three phases of disaster management and public understanding of disaster mitigation activities and participated in any activities of mitigation so that the public is ready if disaster. The conclusion of this study demonstrate the role Tagana and local governments in disaster mitigation is very significant to support the resilience of the region.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herawanti Kumalasari
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia mempunyai sumber panas bumi yang besar namun terletak di perbukitan dan lereng gunung sehingga rawan terhadap longsor, salah satunya adalah lapangan panas bumi X, Provinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat risiko longsor yang ditinjau dari tingkat ancaman, kerentanan dan kapasitas serta memberikan alternatif upaya mitigasi bencana melalui penataan ruang. Metode penelitian ini adalah penilaian tingkat risiko dengan pembobotan dan skoring, kemudian sebaran spasial diinterpretasikan kedalam peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 57 wilayah studi berada pada tingkat risiko longsor sedang atau seluas luas 3.783,2 ha, hal ini disebabkan oleh sebagian besar wilayah studi berada pada tingkat ancaman longsor menengah, tingkat kerentanan tinggi dan tingkat kapasitas sedang. Alternatif upaya mitigasi untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan energi panas bumi ditinjau dari tiga aspek yaitu keberlanjutan ekologi, produksi panas bumi, dan sosial kemudian disusun penataan pola ruang yang dibagi menjadi tiga zona yaitu zona inti, zona penyangga dan zona pengembangan.
ABSTRACT
Indonesia has huge sources of geothermal which are located in mountain hills and slopes, it makes Indonesia prone to landslide. One of the geothermal sources can be found in X geothermal field, West Java Province. The aims of this study are to analysis the risk level of landslide reviewed by the hazard level, vulnerability and capacity and to provide an alternative form of disaster mitigation efforts through the spatial planning. The methods of this research are the assessment of the level of risk by weighting and scoring, then spatial distributions are interpreted into a map. The result of the study shows that 57 or 3.783,2 ha area of the study is in the medium risk level of landslide. It is because most area of the study is in medium risk level with high level vulnerability and medium level capacity. The alternative mitigation effort to keep the sustainability of geothermal energy consumption are reviewed in three aspects which are environmental sustainability, the production of geothermal, and social patterns that are divided into three zones core zone, buffer zone, and transition zone.
2017
T49790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>